2:
1. Ayu Irwanti
2. M.Rahmadany
3. Novia Risti.
4. Dini Rahmawati.
5. Hairul
6. safika
BAB 2
Perang Melawan Kolonialisme
Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Ada beberapa alasan mengapa Sultan
Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
1. tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan
berdagang ke malaka.
3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
4. keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa
depan pulau jawa.
Pada tahun 1628 telah dipersiapkan pasukan deng Pada 1628 yang
menjadi gubernur jenderal VOC adalah J.P. Coen. Sebagai pimpinan
pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Pada saat
pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa J.P. Coen
meninggal. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 September 1629.
semangat dan cita-cita untuk melawan dominasi asing di Nusantara
terus tertanam pada jiwa Sultan Agung dan para pengikutnya.
Sayangnya semangat ini tidak diwarisi oleh raja-raja pengganti Sultan
Agung. Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi
semakin lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC.
Sebagai pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I. Ia
memerintah pada tahun 1646 -1677. Ternyata Raja Amangkurat I
merupakan raja yang lemah dan bahkan bersahabat dengan VOC.
4. Perlawanan Banten
o Raden Mas Said adalah putera dari Raden Mas Riya yang bergelar Adipati Arya
Mangkunegara dengan Raden Ayu Wulan putri dari Adipati Blitar. Pada usia 14
tahun Raden Mas Said sudah diangkat sebagai gandek kraton (pegawai
rendahan di istana) dan diberi gelar R.M.Ng. Suryokusumo.
o Raden Mas Said merasa sakit hati dengan sikap keluarga kepatihan,karena ia
dihina. Muncullah niat untuk melakukan perlawanan terhadap VOC yang telah
membuat kerajaan kacau karena banyak kaum bangwasan yang bersekutu
dengan VOC. Ia diikuti R. Sutawijaya dan Suradiwangsa
o perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada tanggal
17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat sebagai penguasa di sebagian
wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
B. Mengevaluasi Perang Melawan Penjajahan
Kolonial Hindia Belanda
• Di bagian ini kita diajak untuk mengevaluasi perang melawan
penjajahan kolonial hindia belanda. Contohnya perang
diponegoro,perlawanan dibali,perang padri DLL.
• Pada tanggal 28 April 1859 orangorang Muning di bawah komando Panembahan Aling
dan puteranya, Sultan Kuning menyerbu kawasan tambang batu bara di Pengaron.
Sekalipun gagal menduduki benteng di Pengaron tetapi para pejuang Muning berhasil
membakar kawasan tambang batu bara dan pemukiman orang-orang Belanda di sekitar
Pengaron. Banyak orang-orang Belanda yang terbunuh oleh gerakan orang-orang Muning
ini. Mereka juga melakukan penyerangan ke perkebunan milik gubernemen di Gunung
Jabok, Kalangan, dan Bangkal Dengan demikian berkobarlah Perang Banjar.
7. Aceh berjihad
• Aceh memiliki kedudukan yang strategis. Aceh menjadi pusat perdagangan. Daerahnya
luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta hasil hutan. Karena itu
dalam rangka mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda sangat berambisi untuk menguasai
Aceh. Kita tahu sejak masa VOC, orangorang Belanda itu ingin menguasai perdagangan di
Aceh, begitu juga zaman pemerintahan Hindia Belanda. Tetapi di sisi lain orang-orang
Aceh dan para sultan yang pernah berkuasa tetap ingin mempertahankan kedaulatan Aceh.
Semangat dan tindakan sultan beserta rakyatnya yang demikian itu memang secara resmi
didukung dan dibenarkan oleh adanya Traktat London tanggal 17 Maret 1824. Traktat
London itu adalah hasil kesepakatan antara Inggris dan Belanda yang isinya antara lain
bahwa Belanda setelah mendapatkan kembali tanah jajahannya di Kepulauan Nusantara,
tidak dibenarkan mengganggu kedaulatan Aceh.
8. Perang Batak
• Alasan untuk melindungi para Zending tentu alasan yang dibuat-buat Belanda. Karena
yang jelas Belanda menduduki Silindung sebagai langkah awal untuk memasuki tanah
Batak yang merupakan wilayah kekuasaan Raja Si Singamangaraja XII. Belanda ingin
menguasai seluruh tanah Batak. Mula pertama pasukan Belanda yang dipimpin oleh
Kapten Schelten menuju Bahal Batu. Rakyat Batak di bawah pimpinan langsung Raja Si
Singamangaraja XII melakukan perlawanan terhadap gerakan pasukan Belanda di Bahal
Batu. Dalam menghadapi perang melawan Belanda ini rakyat Batak sudah menyiapkan
benteng pertahanan seperti benteng alam yang terdapat di dataran tinggi Toba dan
Silindung. Di samping itu dikembangkan benteng buatan yang ada di perkampungan.
Setiap kelompok kampung dibentuk empat persegi dengan pagar keliling terbuat dari
tanah dan batu. Di luar tembok ditanami bambu berduri dan di sebelah luarnya lagi dibuat
selokan keliling yang cukup dalam. Pintu masuk dibuat hanya beberapa buah dengan
ukuran sempit.
•SEKIAN DAN
TERIMAKASIH