INDONESIA TERHADAP
KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME
1
Daftar Isi
1.
2
A. Perlawanan terhadap Bangsa Portugis
3
Setelah sempat menemui kegagalan, perjuangan Demak akhirnya
membawa hasil yang menggembirakan. Pada tahun 1527, pasukan
gabungan Demak, Cirebon, dan Banten diberangkatkan untuk
membendung pengaruh Portugis yang akan merambah Sunda Kelapa.
Akhirnya pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh
Fatahillah, yang kemudian mengubah namanya jadi Jayakarta. Selain
Kerajaan Demak dan rakyat Aceh, beberapa perlawanan juga dilakukan
oleh Kesultanan Ternate.
5
C. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Pemerintahan
Hindia Belanda
6
Perang dimulai pada 5 April 1857, di mana pasukan Belanda
dibawah kepemimpinan Mayor Jenderal J. H. R Kohler mulai menyerang
Aceh. Dengan kekuatan yang ada, para pejuang Aceh pun tidak tinggal
diam dan mampu memberikan perlawanan sengit. Belanda sempat
melakukan penyerangan ke Masjid Raya Baiturrahman, dan sempat
menginstruksikan anak buahnya untuk menembakkan peluru ke arah
masjid. Akibatnya, masjid mulai terbakar dan pasukan Aceh mulai
berbondong-bondong meninggalkan masjid.
7
Setelah itu mereka pun mulai membangun pos-pos pertahanan di
Kutaraja, Krueng Aceh, dan Meuraksa dengan kekuatan sekitar 2.759
pasukan. Melihat pertambahan pasukan Belanda, pejuang Aceh pun tidak
gentar dan tetap semangat. Di Aceh Barat peperangan dipimpin oleh
Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien hingga meluas sampai ke
Meulaboh. Dengan semangat jihad, mereka pun menerapkan strategi baru
yang disebut Konsentrasi Stelsel.
8
bawah kepemimpinan Muhammad Daud Syah dan Panglima Polem
perang gerilya terus dilakukan, sampai akhirnya Muhammad Daud
menyerah. Sementara Panglima Polem ditangkap bersama istri dan
keluarganya.
Perang mulai mereka setelah Cut Nyak Dien berhasil ditangkap lalu
diasingkan oleh Belanda sampai akhirnya wafat pada 8 November 1908.
Perang selanjutnya dilanjutkan oleh Cut Nyak Meutia dan Pang
Nanggroe. Sampai pada akhirnya Oktober 1910, keduanya gugur dan
perang resmi berakhir secara massal pada tahun tersebut.
9
D. Perlawanan Rakyat Sumatra Selatan terhadap
Pemerintahan Hindia Belanda
10
E. Perlawanan Rakyat Jawa terhadap Pemerintahan
Hindia Belanda
11
F. Perlawanan Rakyat Bali terhadap Pemerintahan Hindia
Belanda
12
G. Perlawanan Rakyat Sumatra Utara terhadap
Pemerintahan Hindia Belanda
13
diketahui Perlawanan rakyat Sumatra Utara terhadap pemerintahan
Hindia Belanda merupakan bagian dari perlawanan yang lebih luas
terhadap kolonialisme di Nusantara.
14
Minangkabau. Maka, pada tahun 1821, Pemerintah Kolonial Belanda
yang bernama James Du Puy melakukan perjanjian dengan kaum Adat.
Dari perjanjian tersebut, Belanda berhasil menduduki sejumlah daerah.
15
Memasuki tahun 1825, Belanda kembali mengajukan perjanjian
damai. Perjanjian itu berisi bahwa Belanda mengakui kekuasaan tuanku-
tuanku di Lintau, IV Koto, Telawas, dan Agam. Sayangnya, perjanjian
tersebut mengecewakan kaum Adat. Mereka menganggap Belanda tidak
menepati janji dan lebih mengutamakan kepentingan sendiri.
16
Benteng Bonjol dikepung dan berhasil dikuasai oleh pasukan
Belanda pada Oktober 1837. Tuanku Imam Bonjol dan sejumlah
pejuang lainnya menyerahkan diri untuk menjamin keselamatan kaum
Padri. Setelah menyerahkan diri, Tuanku Imam Bonjol dibuang ke
Cianjur, Ambon, dan akhirnya wafat di Manado pada 6 November 1864.
17
I. Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Pemerintahan
Hindia Belanda
18
Antasari dan berlangsung cukup lama sebelum
berhasil dipadamkan oleh pemerintah kolonial.
2. Perang Tumbang Anoi (1875-1905): Perlawanan
suku Dayak di wilayah pedalaman Kalimantan Barat
terhadap penetrasi dan eksploitasi Belanda. Suku
Dayak, terutama di daerah pedalaman, menentang
kehadiran dan kontrol Belanda atas wilayah mereka.
3. Perang Lawit (1883-1884): Konflik bersenjata antara
suku Dayak dan pasukan kolonial Belanda di
wilayah Hulu Kapuas, Kalimantan Tengah. Perang
ini dipicu oleh kebijakan-kebijakan kolonial yang
merugikan suku Dayak.
4. Perang Banjar (1825-1906): Selain Pemberontakan
Banjar yang disebutkan sebelumnya, terjadi pula
serangkaian konflik antara pemerintah kolonial dan
masyarakat Banjar yang memberontak di Kalimantan
Selatan.
5. Perang Kutai (1850-1924): Konflik antara suku
Dayak dan pemerintah kolonial Belanda di wilayah
Kutai, Kalimantan Timur. Perlawanan ini juga dipicu
oleh kebijakan kolonial yang merugikan masyarakat
pribumi.
19
J. Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan terhadap
Pemerintahan Hindia Belanda
Perang Bone ini terjadi bermula dari Gubernur Jenderal van der
Capellen datang ke Makassar untuk melakukan pembaharuan Perjanjian
Bongaya. Perjanjian Bongaya merupakan perjanjian damai yang
dilakukan Kesultanan Gowa di Makassar dengan pihak VOC yang
menjajah Indonesia sebelum Belanda datang. Setelah Indonesia diambil
alih Belanda, Perjanian Bongaya itu dianggap kurang sesuai. Dari semua
kerajaan di Makassar, Kerajaan Bone lah yang dengan tegas melakukan
penolakan untuk mengubah Perjanjian Bongaya.
20
Usaha Belanda untuk kembali merebut Kerjaan Bone pun tidak
berhenti sampai di situ. Pada tahun 1825, Perang Bone kembali terjadi
dengan Jendral Jizef van Geen yang datang bersama 4.000 pasukan
menggunakan tujuh kapal perang dan tiga perahu meriam. Serangan
Belanda ini mampu membawanya masuk ke wilayah ibu kota Bone,
namun ternyata cara itu masih gagal karena raja dan para pembesar
kerajaan sudah pergi mengungsi ke wilayah pedalaman. Perang yang
berlangsung selama 10 tahun dari tahun 1825 hingga 1835 ini pun
berakhir dengan adanya perjanjian damai yang dilakukan oleh Raja
Bone.
21
K. Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Pemerintahan
Hindia Belanda
Sampai akhir abad ke-18 tak terdengar lagi perlawanan pada VOC.
Baru kemudian muncul nama Sultan Jamaluddin, dan Sultan Nuku dari
Tidore. Namun VOC dengan cepat bisa memadamkan perlawanan itu.
Perlawanan rakyat Maluku kembali berkobar di Pulau Saparua yang
dipimpin oleh Thomas Matulessy ( Pattimura ) pada tahun 1817. Saat
itu, Benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh pasukan rakyat
Maluku.
22
Ambon. Namun, pasukan ini juga berhasil dikalahkan Perlawanan rakyat
Saparua menjalar ke Ambon, Seram, dan pulau-pulau lainnya. Untuk
memadamkan perlawanan rakyat Maluku ini, Belanda mendatangkan
pasukan dari Jawa. Maluku diblokade oleh Belanda.
23