Anda di halaman 1dari 11

PERLAWANAN TERHADAP VOC

1. PERLAWANAN RAKYAT MALUKU


Monopoli yang dilakukan VOC bertujuan untuk membatasi produksi perkebunan rempah
seperti cengkih agar harga tetap tinggi. Jika produksi cengkih melebihi yang dibutuhkan oleh
dunia, harga cengkih menjadi murah. Hal itu berarti keuntungan yang diperoleh VOC sedikit.
pelayaran hongi? Hongi adalah nama kapal cepat yang ada pada waktu itu. Sedangkan
pelayaran hongi adalah usaha Belanda melakukan pemusnahan tanaman cengkih yang tidak
dikehendakinya
Sebagai pemimpin masyarakat Hitu, Kakiali melawan monopoli VOC dengan cara
menyelundupkan cengkeh. Orang-orang Hitu juga membuat benteng-benteng di pedalaman.
Ketika Kakiali ditangkap pada tahun orang-orang Hitu lari ke benteng dan bersiap
untuk berperang melawan VOC
Tahun 1637, Gubernur Jenderal Antonio van Diemen meminpin operasi militer ke Maluku.
Pada tahun 1638, Belanda kembali ke Maluku dan berhasil mengadakan perdamaian dengan
Ternate. Tahun 1643,VOC kembali mengirimkan tentara ke Maluku. VOC mengangkat kembali
Raja Ternate Mandarsyah telah dikudeta oleh rakyatnya. Mandarsyah kemudian dibawa ke
Batavia. Pada tahun 1852, Mandarsyah disuruh menandatangani perjanjian yang isinya
melarang penanaman cengkih di semua wilayah, kecuali Ambon
2. PERLAWANAN KERAJAAN GOA / MAKASAR
Goa terletak di Sulawesi Selatan merupakan pusat perdagangan rempah-rempah. Disebelah
utara goa ada kerajaan Bone/ Bugis yang menjadi kekuasaan kerajaan goa , hal itu
mengakibatkan kebencian rakyat Bone terhadap goa. Situasi tersebut dimanfaat VOC Belanda
untuk mengadu domba/ devide et impera. VOC bekerjasama dengan Arupalaka dari Bone.
Pada tahun 1666 VOC dibawah pimpinan Cornelis Speelman beserta Aru palaka menyerang
kerajaan Goa/Makasar , dan VOC menjadi pemenangnya, maka Sultan Hasanudin dari
Makasar terpaksa menandatangani perjanjian Bongaya isinya yaitu:
1. Makasar harus mengakui monopoli VOC
2. Wilayah Makasar dipersempit terbatas goa
3. Makasar harus membayar ganti rugi perang
4. Goa tertutup bagi bangsa asing kecuali VOC
5. Benteng benteng yang ada harus dihancurkan kecuali benteng Rotterdam
6. PERLAWANAN KERAJAAN MATARAM
Perlawanan Mataram terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pada awalnya VOC ingin
mengadakan persahabatan dengan mataram tetapi Sultan Agung tidak mau karena tau niat
VOC yang ingin menguasai tanah Jawa. Pada tahun 1619 VOC di bawah pimpinan Jan
Piterzoon Coen berhasil menguasai Batavia.
Pada tahun 1628 Mataram mengadakan penyerangan balik kepada VOC di Batavia
Tentara gelombang pertama dipimpin tumenggung Bahurekso namun gagal dan ia gugur
Tentara gelombang kedua dipimpin Tumenggung Suro Agul-agul dengan menggunakan taktik
membendung sungai namun gagal.

Pada tahun 1629 serangan ke dua Mataram terhadap VOC namun ada VOC berhasil
membakar Persediaan makanan kerajaan Mataram berupa lumbung lumbung padi akibatnya
rakyat mataram menderita kelaparan dan serangan bernbagai penyakit
4. PERLAWANAN TRUNOJOYO
Tronojoya adalah seorang Pangeran dari Madura yang sangan membenci Amangkurat
1(Amangkurat 1 adalah raja Mataram yang zalim yang menggantikan Sultan Agug), Tronojoyo
menyerang Mataram th 1675 dan berhasil mengusir Amangkurat 1 namun trunojoya berlaku
tamak dengan menyatakan dirinya keturunan mataram dan berhak atas mataram. Dengan
demikian amangkutat II bekerjasama dengan VOC di bawah pimpinan Cornelis Speelman dan
berhasil menggulingkan Tronojoyo dengan demikian semakin besar kekuasaan VOC karena
VOC dapat membrikan perlindungan kepada penguasa
PERLAWANAN TER HADAP PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA
1. PERANG PADERI ( 1821-1837)
Berawal dari 3 orang jemaah haji yang pulang ke Minangkabau yaitu haji miskin haji Sumanik
dan Haji (disebut kaum Paderi)Piabang dan bermaksud memperbaiki moral masyarakat
dengan menghilangkan kebiasaan buruk seperti berjudi, minum minuman keras dan mengadu
ayam.
Kaum Paderi adalah kaum yang ingin memurnikan ajaran Islam dari praktik yang tidak sesuai
dengan syariah Islam, namun kaum Paderi mendapat perlawanan dari kaum Adat. Perselisihan
tersebut akhirnya dimanfaat kan oleh Belanda dengan cara adu domba dan Belanda
membantu kaum adat maka terjadi pertempuran th821.
Pada perkembangannya sikap Belanda melunak terhadap kaum paderi dan menandatangani
Perjanjian Masang karena di pulau Jawa terjadi perang Diponegora yang sangat memakan
biaya yang sangat besar

Belanda ternyata mengingkari perjanjian Masang dan menyerang kaum paderi, kaum adat pun
akhirnya sadar akan tindakan Belanda yang sewenang wenang. Akhirnnya kaum adat bersatu
dengankaum paderi yang dipimpin Tuanku Imam bonjol untuk melawan Belanda, Tuanku Imam
Bonjol tertangkap dan diasingkan ke minahasa

2. PERANG DIPONEGORO (1825-1830)


Sebab Umum Perang Diponegoro yaitu tradisi barat yang sudah mulai masuk ke keratin seperti
minuman keras dan kebijakan belanda tentang larangan menyewakan tanah bengkok kepada
swasta Asing, adanya kerja rodi, dan harus membayar pajak kepada Belanda.

Ebab Khusus Perang dDiponegoro: Belanda berencana pembuatan jalan melalui makam
leluhur Pangeran Diponegoro yang terletak ditegal rejo tanpa ijin , kemudian Diponegoro
mencabut potok patok yang di pasang Belanda dan menggantinya dengan tombak.

Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi dan Sentot alibasa Prawirodirjo
Karne Belanda kesulitan menangkap Diponegoro maka Belanda menggunakan taktik Benteng
Stelsel yaitu untuk mempersempit gerak Diponegoro dengan mendirikan Benteng benteng
disetiap daerah yang dikuasai Belanda namun gagal.

Pada 25 Maret 1830 Jendral De Kock mengajak berunding maka terjadi perundingan di rumah
residen kedu di Magelang, dalam perundingan tersebut Pangeran Diponegoro di tangkap dan
di asingkan ke Menado

3. PERANG ACEH (1873-1904)


Pada tahun 1871 terjadi perjanjian Traktat Sumatera antara Inggris dan Belanda isinya Inggris
memberkan kebebasan kepada Belanda untuk meluaskan kekuasaanya di seluruh sumatera
termasuk Aceh. Pada 26 Maret 1873 Belanda mengirimkan 3000 tentara diPimpin Jenderal
J.H.R. Kohler dengan sasaran Masjid Baiturrahman, dalam pertempuran tersebut Aceh berhasil
memukul mundur Belanda dan membunuh jederal Kohler.

Belanda mengirimkan Pasukannya yang kedua kali dan berhasil menguasai aceh pada akhir
tahun 1873.
Pemimpin Rakyat Aceh antara lain:
1. Teuku Cikditiro
2. Panglima Polim
3. Teuku Umar
4. Cut Nyak Dien

Teuku umar berpura-pura menyerah dan membantu militer Belanda namun setelah mendapat
persenjataan dan pasukan 250 prajurit ia berbalik menyerang Belanda.
Belanda kemudian mengutus Dr. Cristian Snouck Hurgronje adalah seorang ilmuwan dan
penasehat Belanda dalam masalah Islam untuk mengetahui kelemahan Aceh. Menurutnya
kaum ulama Aceh tidak mungkin menghentikan pertempuran sehingga harus ditumpas habis
menggunakan kekerasan dan ulama aceh tidak akan tahan terhadap kekerasan terhadap anak
anak dan kaum perempuan dan orang tua. Akhirnya Teuku umar gugur, Cut Nyak Dien
tertangkap dan diasingkan ke Jawa Barat. Pada th 1904 Muhammad Mahmud Syah terpaksa
menanda tangani Plakat Pendek dan Aceh menyatakan tunduk kepada Belanda

5. PERANG BALI (1848-1908) Tahun 1854 Raja Buleleng melakukan hak Tawan
Karang terhadap sebuah kapal Belanda yang terdampar di wilayah kekuasaannya.
Hak tawan Karang adalah hak raja raja Bali untuk menguasai serta merampas
kapal beserta isinya yang terdampar diwilayah kerajaannya. Belanda
menggunakan peristiwa itu untuk menyerang kerajaan Buleleng,
Pertempuran terjadi di Jagaraga sebelah timur kota Singaraja sehingga pertempuran
tersebut dikenal dengan Puputan Jagaraga( rakyat bali baik anak-anak maupun
perempuan dengan pakaian putih-putih dan senjata keris ikut berperang sampai titik
darah penghabisan. Buleleng akhirnya dapat dikuasai Belanda

Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari
Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong
Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta
pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay
Siang dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga
kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB),
Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo
Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para
pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan
Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah
pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat
bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario
menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan
Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang
dibutuhkan dalam perjuangan.
A. Terbentuknya BPUPKI
Beberapa kekalahan yang diterima oleh Jepang pada Perang Dunia II benar-benar membuat
posisi Jepang terancam di Indonesia. Oleh sebab itu, pada tanggal 1 Maret 1945, Kumaaikici
Harada mengumumkan untuk segera membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan simpati bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang.
BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat dan dibantu oleh beberapa wakil ketua seperti
Icibangase yang sekaligus sebagai kepala Badan Perundingan dan RP. Suroso yang sekaligus
sebagai kepala sekretariat. Sebagai kepala sekretariat, RP. Suroso dibantu oleh Toyohito
Masuda dan Mr. AG. Pringgodigdo. Secara keseluruhan, BPUPKI memiliki 60 anggota dan
setelah semua persiapan usai, pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan.
Maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI oleh Jepang adalah untuk menyelidiki dan mempelajari
hal hal yang berhubungan dengan rencana pembentukan negara Indonesia. Jika Indonesia
suatu saat memproklamirkan kemerdekaannya, maka Indonesia harus sudah memiliki dasar
negara. Oleh karena itu, BPUPKI bekerja untuk merumuskan dasar negara. Dalam
merealisasikan tugas-tugasnya, BPUPKI melakukan beberapa sidang. Adapun sidang-sidang
BPUPKI antara lain:

a. Sidang BPUPKI I
Pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan Sidang yang pertama. Sidang ini
membahas dasar Negara Indonesia. Dalam sidang tersebut muncul beberapa tokoh yang
menyumbangkan pandanganya untuk dasar Negara Indonesia, seperti Mr. Moh Yamin, Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.
Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei mengusulkan lima dasar negara kebangsaan Indonesia, yaitu
sebagai berikut.
a. Peri Kebangsaan.
b. Peri Kemanusiaan.
c. Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e. Kesejahteraan Rakyat,
Mr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengajukan dasar-dasar Negara Indonesia, yaitu
sebagai berikut.
a. Persatuan.
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin.
d. Musyawarah.
e. Keadilan rakyat.
Ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945, yakni sebagai
berikut:
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menindaklanjuti usulan-sulan tersebut, BPUPKI membentuk Panitia kecil yang disebut dengan
Panitia Sembilan dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan
melahirkan rumusan yang disebut dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun isi dari
rumusan tersebut sebagai berikut.
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Kalimat Efektif Adalah


b. Dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
e. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Sidang BPUPKI II
Pada tanggal 10 Juli 1945, BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua. Sidang ini dilaksanakan
untuk membahas bentuk Negara dan rancangan Undang-Undang Dasar (UUD). Dalam
sidangnya, BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD dan menunjuk Ir. Soekarno sebagai
ketua panitia.
Hasil sidang ini menetapkan bahwa bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kemudian pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menetapkan
Piagam Jakarta sebagai Pembukan UUD.
Kemudian pada Tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari
Panitia Perancang UUD. Adapun tiga hal penting yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno adalah
sebagai berikut:
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta)
c. Batang tubuh UUD
Setelah melaksanakan tugasnya, pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan.

Baca Juga: Mekanisme Pertukaran Gas O2 dan CO2 dalam Tubuh Manusia

B. Terbentuknya PPKI
Jepang semakin sering menelan kekalahan dalam Perang Asia Timur Raya, sehingga Komando
Tentara Jepang wilayah Selatan pada saat itu mengadakan rapat dan memutuskan bahwa
Indonesia akan diberi kemerdekaan pada tanggal 7 September 1945.
Keadaan Jepang semakin kritis karena kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika
Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945. Menghadap situasi krisis ini, pada tanggal 7 Agustus 1945,
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). PPKI dibentuk untuk melanjutkan tugas BPUPKI dalam mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia.
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan dibantu oleh Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Anggota
PPKI sendiri berjumlah 21 orang yang terdiri dari perwakilan beberapa daerah di Indonesia.
Adapun perwakilan-perwakilan tersebut diantaranya adalah:
Jawa 12 perwakilan.
Sumatera 3 perwakilan.
Sulawesi 2 perwakilan.
Kalimantan 1 perwakilan.
Sunda Kecil 1 perwakilan.
Maluku 1 perwakilan.
Golongan penduduk Cina 1 perwakilan.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat dipanggil
oleh Jendral Terauchi, pimpinan Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon, untuk
peresmian PPKI. Pertemuan tersebut menegaskan bahwa Pemerintah Kekaisaran Jepang
memutuskan untuk menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
SEJARAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI - 17 AGUSTUS 1945.
Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66. Simaklah
sejarah nasional kita sambil berdoa agar kita bisa mengisi kemerdekaan Indonesia dengan hal-
hal agung mulia untuk pribadi, keluarga dan bangsa kita. Merdeka!
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H)
dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan
Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat.
Berikut sejarah singkat rangkaian peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan RI:
6 Agustus 1945
2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat.
Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
7 Agustus 1945
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

9 Agustus 1945
Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran
tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

10 Agustus 1945

Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan
bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal
itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di
lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.

11 Agustus 1945
Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan
Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.

14 Agustus 1945
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur
laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan
karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang
setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam
kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir
tentang hasil pertemuan di Dalat.

Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan
mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan
kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk
dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah,
dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar,
dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno
mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu
adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
15 Agustus 1945

Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke
tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan
Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya
di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di
Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas
keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih
menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera
mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10
malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan
Hatta.
16 Agustus 1945

Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin


memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah
Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan.
Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.

Peristiwa Rengasdengklok
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta
tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda
pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan
kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (bersama
Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, dan membawanya ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap
untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Yamamoto


Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto
dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan
tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan
kemerdekaan.
Naskah Proklamasi
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno,
Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang
kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat
pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi
mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya
hingga sekarang. Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani
proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda
menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak
kalimat atas nama Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini
kemudian diketik oleh Sayuti Melik.

Isi Teks Proklamasi


Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh
pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang sebenarnya hasil
gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh Ir.Soekarno sebagai pencatat. Adapun
bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 8 45
Wakil2 bangsa Indonesia.

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional


Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di
ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1.

Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad
Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M
Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks
Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah
Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh
Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan
pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah
Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang
Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera
berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang
dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat
mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar
negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI)
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan
dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan
wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Isi Teks Proklamasi - Naskah Klad


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-05
Wakil-wakil bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

NASKAH BARU SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN


Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
Kata tempoh diubah menjadi tempo
Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia
Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun '05
Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal

Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

NASKAH OTENTIK
Kesulitan memainkan berkas media?
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh
pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-'05
Wakil2 bangsa Indonesia.

CARA PENYEBARAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


Gedung Menteng 31 yang digunakan sebagai tempat pemancar radio yang baru Wilayah
Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat
terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh
pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun
dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui
oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini.

Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan


secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah
sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA),
Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang
bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita
proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya,
masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita
proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi
Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari
penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan
menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel
oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei
disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei)
ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31,
dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan
disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan
melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya
tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang
memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara
lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan
kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding
tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August
17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan media tersebut,
akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia
dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara
langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI
yang ikut menyebarkan berita proklamasi.

Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.


Sam Ratulangi dari Sulawesi.
Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
A. A. Hamidan dari Kalimantan.

Peringatan 17 Agustus 1945


Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi
Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk,
sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari masyarakat ikut berpartisipasi
dengan cara masing-masing.

Peringatan Detik-detik Proklamasi


Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku
Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun
televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran
bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada
sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

Anda mungkin juga menyukai