Anda di halaman 1dari 5

Catatan IPS Kelas 5 Sem. Genap TP.

2022/2023

Bab 4 Perjuangan Melawan Penjajahan

A . Penyebab terjadinya penjajahan di Indonesia.


Faktor penyebab terjadinya penjajahan di Indonesia yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Faktor pendorong
- Faktor penarik

Faktor pendorong adalah faktor yang menyebabkan bangsa asing datang dan menguasai nusantara
(Indonesia).
Faktor pendorong yang mendorong bangsa asing menjajah Indonesia adalah sebagai berikut ;
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berlangsungnya zaman Renaisans atau zaman pencerahan di Eropa sejak abad 14 hingga ke
17. Pada zaman Renaisans, ilmu pengetahuan berkembang pesat termasuk dalam bidang sains
, geografi, dan teknologi maritim.

b. Berkembangnya teori heliosentris dari Nicolaus Copernicus dan didukung oleh Galileo.
Bangsa Eropa berlomba-lomba membuktikan teori bahwa bumi berbentuk bulat, sehingga
melakukan penjelajahan samudera

c. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman (1453)


Setelah Konstantinopel direbut Turki, akses bangsa Eropa memperoleh rempah-rempah menjadi
mahal , sehingga mereka berusaha mencari daerah baru penghasil rempah-rempah.

d. Semangat bangsa Eropa untuk mewujudkan Misi 3 G ( Gold, Glory, Gospel )


Gold artinya ambisi untuk mencari kekayaan bagi bangsa Eropa di dunia baru.
Glory artinya mencari kemuliaan dalam bidang sosial dan politik.
Gospel artinya melaksanakan misi suci untuk menyebarkan agama Nasrani di dunia baru. \

Faktor penarik adalah faktor yang menarik bangsa asing masuk dan menguasai wilayah Indonesia.
Faktor penarik yang menarik bangsa asing menjajah Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Indonesia kaya akan rempah-rempah.
Kekayaan yang dimiliki Indonesia , khususnya berupa rempah-rempah membuat bangsa
Eropa berlomba-lomba ingin menaklukkan Indonesia.
b. Letak Indonesia sangat strategis.
Terbukanya hubungan perdagangan karena Indonesia memiliki letak yang sangat strategis sebagai
pusat perdagangan Internasional.
c. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan
Masih kurangnya rasa persatuan dan kesatuan membuat Indonesia mudah diadu domba antara
satu daerah dengan daerah yang lain.

B. Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia

1. Penjajahan Portugis dan Spanyol.

Bangsa Portugis adalah bangsa asing yang pertama kali datang ke nusantara. Portugis datang
pada tahun 1511 dan menguasai Malaka , setelah itu Portugis datang ke Maluku pada tahun 1512.
Kedatangan Portugis disambut baik oleh Kerajaan Ternate.

Pada tahun 1522 Portugis membantu Kerajaan Ternate dan mendirikan benteng untuk
menghindari serangan dari lawan Kerajaan Ternate yaitu Kerajaan Tidore .

Pada tahun 1521 Spanyol tiba di Maluku dan disambut baik oleh kerajaan Tidore.
Spanyol dan Portugis bersaing untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku.
Persaingan berakhir melalui Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian tersebut Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
Akibatnya Portugis memonopoli perdagangan serta ikut campur dalam urusan kerajaan .
Sultan Ternate (Sultan Khairun) menyerukan perlawanan untuk mengusir Portugis.

Rakyat Maluku kemudian bangkit bersatu menentang Portugis di bawah pimpinan Sultan Baabullah
( pengganti Sultan Khairun) .
Akhirnya Portugis berhasil diusir oleh rakyat Maluku pada Tahun 1575.
2. Penjajahan Belanda

Belanda pertama kali datang ke Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada 27
Juni 1596 di Banten.

Belanda kembali datang pada tahun 1598 di Banten dengan tujuan berdagang . Namun tujuan
Belanda kemudian berubah untuk menguasai Banten yang menjadikan pusat perdagangan rempah-
rempah.

Untuk menguasai (memonopoli ) perdagangan rempah-rempah di Banten, Belanda membentuk


VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602.

Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614)


Mengapa VOC sangat mudah menguasai Indonesia ?
- Karena peralatan perang VOC lebih bagus.
- VOC menggunakan politik adu domba (Devide et impera )

VOC mengalami kebangkrutan dan resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799.


Kerja Paksa ( Rodi)
Kerja paksa pada masa penjajahan Belanda (Rodi) diciptakan oleh Gubernur Jenderal Herman
William Daendels. Salah satu kerja paksanya adalah membuat jalan raya sepanjang 1000 km yang
terbentang dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur).
Tanam Paksa (Cultuur stelsel)
Tanam paksa pada masa penjajahan Belanda diciptakan oleh Gubernur Jenderal Van den
Bosch.
Pada sistem tanam paksa ini, rakyat dipaksa untuk menanam tanaman yang laku di pasaran
dunia, seperti : lada , teh, kopi, tebu dan tembakau. Akibatnya banyak rakyat yang meninggal dan
kelaparan kerana tanah mereka habis untuk menanam tanaman untuk perdagangan VOC.

2. Penjajahan Inggris
Pada tahun 1811 Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Raffles menguasai Indonesia
yang saat itu sudah dikuasai Belanda.

Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia yang ditandai dengan
Perjanjian Tuntang pada 18 September 1811.

Raffles membuat sejumlah kebijakan dan memberikan kesempatan rakyat Indonesia


untuk melakukanperdagangan bebas awalnya diterima dengan baik tetapi akhirnya
menimbulkan perlawanan bagi masyarakat karena Inggris menindas rakyat Indonesia.

Tahun 1814 Belanda dan Inggris melakukan perundingan damai Konvensi London dan salah
satu isinya menyatakan bahwa wilayah Indonesia harus dikembalikan sebagai jajahan Belanda tahun
1816, dan kekuasaan Inggris di Indonesia berakhir dan Raffles pindah ke Singapura.

C. Perlawanan Rakyat terhadap Penjajahan

Pada mulanya perlawanan rakyat Indonesia selalu kalah. Hal ini disebabkan perlawanan rakyat
Indonesia masih bersifat kedaerahan sehingga mudah dikalahkan oleh kekuatan penjajah yang lebih
besar.

Beberapa perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah yang bersifat kedaerahan antara lain:

1. Perjuangan Rakyat Aceh.


Perlawanan rakyat Aceh dipimpin oleh Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Teuku Umar, dan Cut
Nyak Dien.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajah menggunakan siasat perang gerilya.
Rakyat Aceh selalu menang berperang melawan Belanda. Belanda mengirim Dr. Snouck
Hurgronje untuk mempelajari kehidupan rakyat Aceh agar dapat memenangkan perang.
Belanda membentuk pasukan anti gerilya bernama Marsose dan menggunakan siasat adu
domba. Akhirnya Belanda berhasil menundukkan rakyat Aceh di bawah kekuasaannya.

2. Perjuangan Rakyat Sumatera Utara.


Perlawanan rakyat Sumatera Utara dipimpin oleh Raja Tapanuli yaitu Sisingamangaraja XII.
Perang terjadi karena Belanda ingin menguasai Tapanuli.
Awalnya serangan-serangan dari Belanda dapat dipatahkan oleh rakyat Tapanuli.
Akhirnya Belanda kembali menyerang pada tahun 1904 yang dipimpin oleh Hans Christoffel.
Akibat serangan ini Sisingamangaraja XII gugur.

3. Perjuangan Rakyat Sumatera Barat.


Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau (Sumatera Barat) terhadap Belanda dipimpin oleh
Tuanku Imam Bonjol.
Awal terjadinya perang Paderi karena adanya perselisihan antara kaum Paderi dan kaum
Adat. Perselisihan ini dimanfaatkan Belanda dengan menjalankan politik adu domba.
Kaum Paderi dan Kaum Adat menyadari dan bersatu kemudian melakukan perlawanan
terhadap Belanda.
Belanda menggunakan siasat benteng stelsel yaitu setiap kawasan yang sudah berhasil dikuasai
Belanda dibangun benteng pertahanan untuk mempersempit gerak lawan.
Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Priangan ( Jawa Barat) , kemudian ke Ambon
dan terakhir ke Manado hingga wafatnya (1864).
4. Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan
Bentuk perlawanan rakyat Kalimantan Selatan adalah Perang Banjar (1859-1906) yang dipimpin oleh
Pangeran Antasari .
Belanda berusaha menguasai kerajaan Banjar dengan cara memonopoli perdagangan dan
mencampuri urusan Kerajaan Banjar.
Akibatnya terjadi perlawanan rakyat di bawah pimpinan Pangeran Antasari. Pada tahun 1862,
Pangeran Antasari meninggal dunia karena penyakit.

5. Perjuangan Rakyat Jawa


Perlawanan rakyat Jawa di daerah Jogjakarta dipimpin oleh Pangeran Diponegoro (1825-1830).
Perang terjadi karena Belanda ingin membangun rel kereta api , memasang patok jalan di atas
tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Perlawanan yang dilakukan Pangeran Diponegoro membuat pasukan Belanda terdesak. Belanda
menggunakan siasat benteng stelsel dalam peperangan.
Peperangan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa sehingga disebut Perang Jawa. Karena
kesulitan menaklukkan Pangeran Diponegoro, Belanda menggunakan cara licik, yaitu melalui siasat
perundingan.
Akhirnya Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara. Pangeran
Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855.

6. Perjuangan Rakyat Bali


Perlawanan rakyat Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik.
Di Bali berlaku hukum Tawan Karang . Berdasarkan hukum tersebut setiap kapal yang terdampar
harus menyerahkan kapalnya kepada penguasa wilayah tersebut.
Belanda menolak menyerahkan kapalnya yang terdampar di Bali bahkan Belanda meminta kepada
Raja Buleleng untuk menghapus hukum tersebut dan mengakui kekuasaan Belanda.
Akibatnya terjadi peperangan, rakyat Bali di bawah pimpinan I Gusti Ketut Jelantik berperang
melawan Belanda.
Perang ini disebut dengan nama Perang Jagaraga (perang Puputan yang artinya habis-habisan).

7. Perjuangan Rakyat Maluku


Perlawanan rakyat Maluku dipimpin oleh Thomas Matulessi (Pattimura)
Peperangan ini terjadi karena Belanda memaksa rakyat Maluku untuk kerja rodi dan menjadi
tentara Belanda di Pulau Jawa.
Di bawah pimpinan Pattimura masyarakat Maluku melakukan perlawanan menyerbu
benteng Duurstede, namun akhirnya Pattimura berhasil ditangkap Belanda.
D. Organisasi Pergerakan Nasional

Budi Utomo (1908), tokoh pendiri dr. Sutomo


Serikat Dagang Islam (1911), tokoh pendiri Haji Samanhudi

Muhammadiyah (1912), tokoh pendiri KH. Ahmad Dahlan

Indische Partij (1912), tokoh pendiri Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo.

Perhimpunan Indonesia (1922), tokoh pendiri Drs. Mohammad Hatta

Taman Siswa (1922), tokoh pendiri Ki Hajar Dewantara


E. Pendudukan Militer Jepang di Indonesia

Jepang menduduki Indonesia sejak tahun 1942- 1945, selama tiga setengah tahun.
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 9 Maret 1942 di Kalijati ,Subang , Jawa
Barat. Kemenangan Jepang terhadap Belanda disambut baik oleh rakyat Indonesia.
Hal ini dimanfaatkan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia.

Cara yang dilakukan Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia antara lain :
a. Mengizinkan pengibaran bendera merah putih.
b. Mengizinkan rakyat menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
c. Memperbolehkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa sehari-hari.

Tujuan Jepang melakukan tindakan ini agar dapat menguasai kekayaan alam Indonesia dan rakyat
dapat membantu Jepang melawan Sekutu.

Jepang dalam menjajah Indonesia ternyata lebih kejam dari Belanda.


Jepang merampas seluruh hasil bumi Indonesia. Akibatnya rakyat mengalami kelaparan dan banyak
yang meninggal akibat tidak tersedianya obat-obatan untuk mengobati penyakit.

Jepang juga menerapkan kerja paksa bagi rakyat Indonesia . Kerja paksa di zaman Jepang
disebut Romusha.

Jepang mendirikan beberapa organisasi di Indonesia. Tujuannya untuk menarik simpati rakyat
Indonesia dan untuk mempersiapkan diri membantu mereka terhadap serangan Sekutu.

Beberapa organisasi yang dibentuk oleh Jepang selama menjajah Indonesia.

1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dipimpin oleh : Syamsudin.

Semboyan Gerakan Tiga A


- Jepang Pemimpin Asia.
- Jepang Pelindung Asia.
- Jepang Cahaya Asia
Tujuannya menarik simpati rakyat Indonesia.
2. PUTERA ( Pusat Tenaga Rakyat )
PUTERA dipimpin oleh : Ir. Sukarno
Tujuan: memusatkan kekuatan dalam melawan Sekutu, namun tokoh Indonesia
memanfaatkannya untuk mengobarkan semangat bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.

3. Jawa Hokokai ( Kebaktian Jawa)


Pemimpinnya Jepang
Organisasi ini mengerahkan rakyat untuk melakukan Romusha.

4. Heiho ( Pembantu Prajurit).


Pemimpinnya Jepang.
Tujuan: membantu Jepang dalam persiapan perang melawan Sekutu.
Rakyat Indonesia mendapat pelatihan militer seperti baris berbaris, penggunaan senjata, dan
siasat perang.

5. PETA ( Pembela Tanah Air )


Pemimpinnya Gatot Mangkupraja
Tujuan: Membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu.
Memberi bekal bagi rakyat yang kelak akan menjadi tentara Indonesi

F. Perjuangan Para Tokoh.

1. Raden Ajeng Kartini.


R.A Kartini adalah puteri Bupati Jepara , Beliau lahir pada 21 April 1879 di Jepara , Jawa Tengah.
Kartini menjadi Pahlawan nasional karena memperjuangkan kesetaraan hak ( emansipasi ) bagi
perempuan.
Raden Ajeng Kartini rajin membaca dan suka berkorespondensi dengan sahabatnya di Belanda.
Setelah Kartini wafat surat- suratnya dikumpulkan dan di bukukan oleh Y. H Abendanon dan
selanjutnya diterjemah ke dalam Bahasa Indonesia oleh Armyn Pane dengan judul “ Habis Gelap
Terbitlah Terang “.
2. Dewi Sartika.
Dewi Sartika juga bercita – cita meningkatkan derajat kaum perempuan dan mencerdaskan
bangsanya. Cita –cita Dewi sartika diwujudkan dengan mendirikan Sekolah Istri ( Sekolah
perempuan) yang berkembang menjadi Sekolah Keutama Istri.

3. Mohammad Husni Thamrin


M.H. Thamrin merupakan tokoh yang memiliki berjuang lewat jalan politik. Beliau menjadi
anggota volksraad, yaitu dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda.

4. Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara lahir di Pakualaman pada 2 Mei 1889.
Ki Hajar Dewantara nama lainnya adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat, dan dikenal sebagai
Bapak Pendidikan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendiri sekolah Perguruan Taman Siswa.
Hari lahir Ki Hajar Dewantara tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara membuat semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan
Tut Wuri Handayani.

5. Supriyadi
Beliau bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) dan memperoleh pangkat Sodancho (
komandan Pleton).
Supriyadi ditugaskan mengawasi pekerjaan Romusha di Blitar.
Karena melihat penderitaan rakyat sebagai romusha, Supriyadi berniat melakukan pemberontakan
terhadap Jepang.
Pemberontakan di Blitar dipimpin Supriyadi terjadi pada 14 Februari 1945 gagal, namun menghasilkan
kerugian yang berat bagi Jepang.

G. Menghargai Perjuangan Para Pahlawan

Sikap-sikap keteladanan para pahlawan wajib kita ikuti dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa cara untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan ;
1. Mendoakan para pahlawan saat mengheningkan cipta pada upacara bendera.
2. Melakukan kunjungan ke Taman Makam Pahlawan kemudian mendoakan para pahlawan tersebut.
3. Mengisi kemerdekaan dengan rajin belajar dan mencetak prestasi membanggakan bagi bangsa
dan negara.
4. Menerapkan sikap-sikap keteladanan para pahlawan dalam kehidupan sehari- hari, seperti
gemar bermusyawarah, mendahulukan kepentingan bersama, dan berani menyatakan
pendapat.
5. Memelihara persatuan dan kesatuan dalam keluarga, teman dan masyarakat.

Cara yang dapat kita lakukan sebagai pelajar dalam menghargai jasa para pahlawan adalah
belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai