Anda di halaman 1dari 2

MATERI IPS, 27 Jan 2021

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH


A. Penyebab Terjadinya Penjajahan di Indonesia
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan bangsa asing menjajah Indonesia, yaitu:
1. Faktor Pendorong
Faktor pendorong adalah faktor yang menyebabkan bangsa asing ingin datang dan menguasai Indonesia.
Faktor tersebut adalah
a. Berlangsungnya jaman renaisans atau janam pencerahan di Eropa, sejak abad 14 hingga 17.
Pada masa ini ilmu pengetahuan berkembang pesat, termasuk dalam bidang sains, geografis dan teknologi
maritim.
b. Berkembangnya teori Heliosimetris dari Nicolaus Copernicus dan didukung oleh Galileo Galilei.
Teori Heliosimetris menyatakan bahwa bumi berbentuk bulat seperti bola.
c. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman tahun 1453.
Yang berada di laut Tengah dulunya adalah pusat pemerintahan Romawi Timur.
d. Semangat bangsa Eropa untuk mewujudkan misi Gold, Glory, Gospel (3G)
Gold berarti Emas, artinya ambisi untuk mencari kekayaan bagi bangsa Eropa di dunia baru.
Glory berarti mencari kemuliaan dalam bidang sosial dan politik.
Gospel berarti misi untuk menyebarkan agama nasrani ke dunia baru.
2. Faktor Penarik
Faktor penarik adalah faktor yang memungkinkan bangsa asing masuk dan menguasai wilayah Indonesia.
Faktor – faktor tersebut adalah
a.Kekayaan alam yang dimilik wilayah Indonesia, khususnya berupa rempah – rempah.
Rempah – rempah adalah barang dagangan yang mahal bagi bangsa Eropa. Maka negara kita menjadi wilayah
tujuan penaklukan.
b.Terbukanya hubungan perdagangan.
Letak wiayah Indonesia yang strategis sanagt mendukung unytuk dijadikan pusat perdagangan internasional.
c. Masih kurangnya rasa persatuan dan kesatuan.
Pada masa lalu wilayah Indonesia secara umum masih disebut Nusantara. Nusantara terdiri dari banyak
Kerajaan yang masing – masing masih bercorak kedaerahan. Aibatnya bangsa asing dapat mengadu domba.
Perpecahan antardaerah yang terjadi menguntungkan penjajah sehingga dapat menguasai Indonesia.

B. Penjajahan bangsa Eropa di Indonesia.


1. Penjajahan Portugis dan Spanyol
Bangsa Portigis adalah bangsa asing yang pertama datang ke Nusantara. Portugis terlebih dahulu menguasai
Malaka (sekarang semenanjung Malaka) tahun 1511 lalu Portugis berlayar ke Maluku tahuan 1512.
Pada tahun 1522 kerajaan Ternate membentuk aliansi dengan Portugis. Portugis mendirikan benteng dengan
Dalih untuk menghindari serangan dari lawan kerajaan Ternate yaitu kerajaan Tidore.
Spanyol tiba di Maluku pada tahun 1521. Spanyol disambut baik oleh kerajaan Tidore. Se bagai imbalannya
Spanyol diperbolehkan mendirikan benteng dan memonopoli perdagangan. Kerajaan Tidore meminta bantuan
Spanyol untuk menghadapi kerajaan Ternate yang dapat bantuan dari Portugis. Spanyol dan Portugis bersaing
karena ingin dapat menguasai perdagangan rempah – rempah di Maluku. Persainagn ini selesai dengan
disepakatinya Perjanjian Saragosa antar Spanyol dan Portugis. Berdsarkan perjanjian ini Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Philipina dan Portugis tetap di Maluku.
Tahun 1533 Sultan Ternate menyerukan perlawanan untuk mengusir Portugis. Sultan Khairun dari Ternate
adalah salah satu tokoh yang dengan gencar melawan Portugis. Untuk menyelesaikan pertentangan, Portugis
dan Sultan Khairun mengadakan perjanjian damai. Namun, perjanjian damai ini diingkari oleh Portugis dengan
membunuh Sultan Khairun. Sultan Khairun digantikan oleh sultan Baabullah. Pada tahun 1575 Portugis berhasil
dikalahkan. Mereka dipukul mindur sampai hingga ke pulau Timor.
Belanda mulai masuk wilayah Indonesia tahun 1596 mulai menguasai Maluku dan yahun 1599 menyingkirkan
Portugis dari Ambon. Bangsa Portugis lalu menyingkir dari Hindia Timur berdasarkan kesepakatan Lisabon
antara kerajaan Belanda dan kerajaan Portugis tahun 1859.

2. Penjajahan Belanda
Belanda merupakan negara yang paling lama menjajah Indonesia. Rombongan Belanda datang pertama kali di
Banten pada 27 Juni 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Karena sikap Belanda yang kasar dan serahak
maka diusir dari Banten.
Belanda datang kedua kalinya ke Indonesia pada tahun 1598 di Banten. Saat itu Banten menjadi pusat
perdagangan rempah – rempah yang ramai dikunjungi oleh bangsa – bangsa lain. Pada awalnya tujuan Belanda
adalah untuk berdagang berubah menjadi menjajah. Untuk menguasai (memonopoli) perdagangan rempah –
rempah di Banten. Belanda membentuk Persatuan dagang Hindia Timur atau dalam bahasa Belandanya disebut
Vereenigde Oostindisce Compagnie (VOC) VOC dibentuk pada tahun 1602.
VOC didirikan dengan alasan sebagai berikut :
1. Menghindari persaingan antarpedagang Belanda. Keuntungan VOC adalah keuntungan bersama.
2. Memperkuat pedagang Belanda dalam menghadapi persaingan denagan pedagang dari negara Eropa lain,
seperti Spanyol, Portugis, dan Inggris.
Gubernur VOC pertama adalah Pieter Both dari tahun 1610 – 1614.
VOC memiliki hak – hak monopoli yang diberikan pemerintah Belanda, yaitu:
1. Mencetak uang dan memungut pajak
2. Membuat perjanjian, menyatakan perang dan mengadakan perdamaian dengan raja – raja
3. Membuat senjata, membentuk pasukan dan mendirikan benteng
4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
5. Membuat pengadilan sendiri
VOC kemudian dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen. Saat menjadi Gubernur Jendral VOC dipindahkan ke
Batavia (sekarang Jakarta) karena letaknya dianggap strategis. Coen menjadi gubernur Jendral VOC selam dua
periode 1619 – 1623 dan 1627 – 1629. Coen menerapkan kebijakan berupa politik ekstirpasi (membatasi
jumlah rempah – rempah yang ditanam untuk melancarkan monopoli Belanda) dan pelayaran hongi (patroli
VOC menggunakan perahu untuk mengawasi perdagangan tempah – rempah.
Sikap VOC yang memaksa untuk menjual trempah – rempah hamya kepada VOC mendapat perlawanan rakyat.
VOC juga menggunakan politik adu domba atau divide et impera untuk menguasai kerajaan – kerajaan di
Indonesia. VOC akhirnya mengalami kebangkrutan dan resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Beberapa penyebab kebangkrutan VOC adalah ;
1. Banyaknya korupsi yang dilakukan oleh pegawai VOC
2. Biaya kepegawian yang sangat besar seiring banyaknya kantor cabang VOC
3. Besarnya biaya perang akibatnya banyak perlawanan
Pembubaran VOC juga dilakukan karena Belanda berhasil dikalahkan oleh kaisat Perancis yang bernama
Napoleon Bonaparte pada abad ke 18. Ia mengangkat Herman Willem Daendels (1808 – 1811). Daendels
memerintahkan membangun jalan dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) dengan kerja Rodi.
Kerja Rodi adalah kerja paksa tanpa mendapat upah. Dan Daendels digantikan oleh Janssens.
Janssens menadatangani Perjanjiam Tuntang, peristiwa ini menandai menyerahnya Belnda kepada Inggris.
Gubernur Jendral Van den Bosch (1930 – 1934), pada masa ini rakyat mengalami Sistem Tanam Paksa, diman
rakyat dipaksa untuk menanam tanaman yang laku dipasaran dunia yaitu teh, kopi, tebu dan tembakau dengan
harga yang ditetapkan Belanda. Tujuannya adalah untuk mengisi kas negara yang kosong akibat perang.

3. Penjajahan Inggris
Inggris menguasai wilayah Indonesia sangat singkat yaitu tahun 1811 – 1816. Pada waktu itu Indonesia dikuasai
Belanda. Inggris menyerang dan berhasil menguasai Pulau Jawa ditandai dengan Perjanjian Tuntang.
Pemerintah Inggris di Indonesia dipimpin oleh wakil Gubernur Jendral Thomas Stanford Raffles.
Raffles membuat sejumlah kebijakan selama kedudukannya di Indonesia, yaitu:
1. Menghapus sistem kerja Rodi, kecuali di Priangan dan Jawa Tengah
2. Membagi wilayah di Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
3. Menghapus Sistem Tanam Paksa (culturstelsel) dan menggatinya dengan sistem sewa tanah (land rent stelsel)
4. Petani bebas menetukan tanaman yang mereka tanam asalkan laku di pasar dunia
5. Pajak tidak lagi dibebankan per desa melainkan perorangan
6. Mengenalkan pembayaran pajak dengan uang
7. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah, sehingga kekuasaan bupati yang sebelumnya turun temurun
menjadi berkurang
8. Membantu mengembangkan ilmu pengethuan, di antaranya melalui perintisan dan pembuatan Kebun Raya
Bogor serta penemuan kembali Candi Borobudur.
Pada tahun 1814 Perancis mengalami kekalahan perang melawan Inggris. Akibatnya yang saat itu sedang
menguasai Belanda harus menarik kekuasaannya dari Belanda. Belanda dan Inggris mengadakan perundingan
damai yang menghasilkan Konvensi London. Salah satu isi Konvensi London adalah wilayah Indonesia
dikembalikan sebagai jajahan Belanda. Setelah perjanjian tersebut berlaku Raffles masih sempat diangkat
sebagai Gubernur Bengkulu yang meliputi Bangka Belitung. Belanda meprotes pengangkatan ini karena merasa
wilayah Sumatra termasuk wilayah jajahannya. Akhirnya Raffles pindah ke Singapura dengan demikian
berakhirlah masa pemerintahan Inggris di Indonesia.

Ananda sholeh sholehah inilah materi hari ini, silahkan disalin di buku catatan atau diprint lalu ditempel
di buku catatan atau yang punya buku digaris bawahi. Lalu difoto dan dikirim ke wali kelas masing –
masing. Terimakasih. Semangat.

Anda mungkin juga menyukai