Portugis
Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung Harapan, Afrika
Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama yang sampai di Gowa (India)
pada 1498, lalu pulang ke Lisboa, Portugal, dengan membawa rempah-rempah. Portugis pun
semakin gigih dalam mencari sumber rempah-rempah. Untuk itu, Portugis melanjutkan ekspedisi
ke timur yang dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai Malaka. Ia berhasil
menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada 10
Agustus 1511.
Spanyol
Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher
Columbus. Ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik sesuai Perjanjian Tordesillas
menuju India sekitar tahun 1492-1502. Ternyata ada kesalahan, karena sebenarnya ia sampai di
benua Amerika; yang ia pikir adalah India. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari
Spanyol ke barat daya melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian
melewati Samudera Pasifik dan mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens
berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu
bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian
del Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian
Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan
Perjanjian Saragosa pada 1529
.
Belanda
Inggris
Di antara bangsa-bangsa tersebut, Belanda merupakan negara yang cukup lama berada di
Indonesia. Hingga akhirnya mereka membuat perusahaan dagang di Indonesia. Meski telah
bangkrut, sampai sekarang, perusahaan ini tercatat sebagai salah satu perusahaan terkaya di
dunia lho.
Keberadaan VOC tidak hanya sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik.
VOC memiliki hak octrooi, yaitu monopoli perdagangan, mencetak mata uang sendiri,
mengadakan perjanjian, menyatakan perang dengan negara lain, menjalankan kekuasaan
kehakiman, memungut pajak, memiliki angkatan perang, dan mendirikan benteng. VOC pun
memiliki beberapa kebijakan, yaitu:
1. Contingenten: pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan ke VOC.
2. Verplichte leverantie: penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC.
Kebijakan ini berlaku di daerah jajahan yang tidak secara langsung dikuasai VOC, misalnya
Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1799, VOC bangkrut karena pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi,
menanggung utang akibat perang, dan kemerosotan moral para pegawai. Dengan dibubarkannya
VOC, maka kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda
yang saat itu dikuasai Perancis.
Kerajaan Belanda dipimpin Louis Napoleon, yang merupakan adik Napoleon Bonaparte,
mengangkat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1808 untuk
mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Tugas lainnya adalah memperbaiki nasib
rakyat selaras dengan cita-cita Revolusi Perancis. Adapun kebijakan Daendels adalah
Bidang Pertahanan :
- Mendirikan Benteng
Bidang Ekonomi :
- Penerapan preangerstelsel,kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam kopi
Bidang Pemerintahan :
Sisi negatif pemerintahan Daendels adalah membiarkan terus praktik perbudakan serta hubungan
dengan raja-raja di Jawa yang buruk, sehingga menimbulkan banyak perlawanan. Daendels
ditarik ke Eropa, lalu digantikan Gubernur Jenderal Janssens pada tahun 1811. Masa
pemerintahannya tidak lama, karena pasukan Inggris datang menyerang. Janssens dan
pasukannya menyerah dengan ditandatanganinya Perjanjian Tuntang, sehingga selanjutnya
Nusantara berada di bawah kekuasaan Inggris.
Bidang Pemerintahan :
Bidang Ekonomi :
Sewa tanah, para petani diwajibkan membayar pajak atas pemakaian tanah, karena pemilik
tanah adalah pemerintah
Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830.
Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi
usia tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus
menyediakan sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif
karena rakyat Indonesia mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang
baik.
Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk
cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis
tanaman perdagangan.
Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil
tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.
Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di
perkebunan milik pemerintah Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66
hari atau seperlima tahun.
Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh
melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan
Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani
seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa
Agama Katolik dibawa oleh kaum misionaris Portugis, salah satunya St. Fransiskus Xaverius
(1506-1552) yang mengunjungi Ambon, Ternate dan Halmahera pada tahun 1546-1547. Selain
Portugis, Belanda juga menyebarkan agama Protestan oleh Ludwig Ingwer Nommensen. Ia
berhasil melakukan kristenisasi di Sumatera Utara. Hingga kini, Protestan merupakan agama
yang dominan di Provinsi Sumatera Utara.
Skema Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia