0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan20 halaman
Teks tersebut membahas tentang perdagangan dunia sebelum kolonialisme, termasuk Jalur Sutra dan masuknya bangsa Barat ke Indonesia. Dibahas pula tentang kebijakan kolonial Belanda seperti sistem tanam paksa dan dampaknya terhadap Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang perdagangan dunia sebelum kolonialisme, termasuk Jalur Sutra dan masuknya bangsa Barat ke Indonesia. Dibahas pula tentang kebijakan kolonial Belanda seperti sistem tanam paksa dan dampaknya terhadap Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang perdagangan dunia sebelum kolonialisme, termasuk Jalur Sutra dan masuknya bangsa Barat ke Indonesia. Dibahas pula tentang kebijakan kolonial Belanda seperti sistem tanam paksa dan dampaknya terhadap Indonesia.
• Jalur Sutra (Silk Road) : Jalur dari aktivitas perdagangan yang menghubungkan antara bangsa di Asia, Mediterania dan Eropa dengan komoditas utamanya adalah Sutra dari Cina. • Jalur ini dirintis di Cina sekitar tahun 139 SM, dengan panjang 6400 km. • Perdagangan melalui Jalur Sutra dimulai dari ‘Changan-Samarkand-Kashgar-Konstantinopel’ PETA JALUR SUTRA LAHIRNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME • Faktor pendorong lahirnya kolonialisme dan Imperialisme : 1. Adanya semangat 3G : - Gold (Kekayaan) - Glory (Kejayaan) - Gospel (Penyebaran agama nasrani) 2. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani(Ottoman) 3. Berkembangnya paham Merkantilisme : paham yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan banyaknya aset/modal yang dimiliki. 4. Adanya penemuan baru dan perkembangan teknologi maritim spt : kompas, navigasi, dan kartografi (pembuatan peta) Masuknya bangsa Barat ke Indonesia 1. Portugis Masuk pada abad ke 15 dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Bangsa pertama yang mencapai nusantara, yaitu mendarat di Malaka, kemudian melakukan ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah- rempah yaitu Maluku “Mutiara dari Timur” dan menjalin hubungan dengan Kesultanan Ternate. Menjadi penguasa perdagangan rempah- rempah dari Asia ke Eropa. 2. Spanyol Ekspedisi pertama kali dipimpin oleh Magelhaens yaitu menaklukan daerah di Filipina. Spanyol berhasil masuk ke Maluku dibawah pimpinan Sabastian Del Cano dan menjalin hubungan dengan kerajaan Tidore. Kedatangan Spanyol di Maluku membuat Portugis merasa terganggu dan dianggap sebagai pelanggaran atas hak monopoli oleh karena itu timbulah persaingan antara Portugis dan Spanyol, yang akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa untuk menentukan batas daerah koloni. 3. Belanda Pada tahun 1595 Belanda memulai pelayaran menuju nusantara dibawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan menempuh rute : “Pantai Barat Afrika-Tanjung Harapan- Samudra Hindia- Selat Sunda- tiba di Banten”. Awalnya disambut baik oleh rakyat Banten tp karerna sikap Belanda yang kurang baik maka mereka diusir dari Banten. Kemudian Belanda mengirimkan ekspedisi yang kedua yang dipimpin oleh J.C.Van Neck dan berhasil mengusai perdagangan di Banten. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) • Latar Belakang : Keberhasilan Van Neck menguasai perdagang di wilayah Banten membuat berbagai kongsi dagang Belanda berbondong-bondong datang ke Indonesia sehingga memunculkan persaingan yang sangat ketat, masing-masing ingin memenangkan kelompoknya dan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar, maka dari itu pemerintah Belanda membentuk kongsi dagang yang resmi yang disebut VOC / Kongsi dagang India Timur • Tujuan dibentuknya VOC : – Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara kongsi dagang Belanda – Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan negara lain. – Memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia • Hak Istimewa (Hak Oktroi) : Melakukan monopoli perdagangan Menyelenggarakan pemerintahan sendiri Memungut pajak Mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri • Kebijakan-kebijakan VOC : Verplichte Leverentie : Kewajiban menjual hasil bumi kepada VOC dengan harga yang telah ditentukan Contingenten : Pajak wajib berupa hasil bumi yang langsung dibayarkan kepada VOC Mewajibkan rakyat untuk menanam jenis tanaman tertentu terutama kopi. Spt pda rakyat Peringan yang diberlakukan kebijakan Preanger Stelsel : Kewajiban rakyat Periangan untuk menanam Kopi. Melakukan kebijakan Ekstirpasi : Menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan sehingga harga tetap stabil. Untuk mendukung kebijakan ini Belanda memberlakukan Pelayaran Hongi Cara kekerasan dan Devide et Impera • Gubernur Jendral VOC : 1. Peter Both (1610 – 1614) Gubernur Jendral yang pertama dgn tugas utamanya : Memastikan VOC memonopoli perdagangan di Hindia-Belanda serta menghalau pesaing lain terutama Inggris. Dia dikenal sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. 2. J. P. Coen (1619 – 1626) Pemimpin yang keras dan ambisius. Mengadakan penyerangan terhadap pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia Berakhirnya Kekuasaan VOC • Faktor Internal a. Banyak pegawai VOC yang korupsi b. Tingginya biaya perang untuk mengatasi perlawanan rakyat c. Adanya persaingan dengan kongsi dagang lain spt EIC (Inggris) • Faktor Eksternal Belanda dikuasai oleh Perancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan Republik Bataaf. • H. W. Daendels (1808 – 1811) Tugas utamanya : mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan dari berbagai aspek. KebijakanDaendels (Kerja Paksa/Kerja Rodi) : a. Membangun Jalan raya dari Anyer sampai Panarukan dengan panjang 1100 km b. Mendirikan benteng pertahanan c. Mendirikan pabrik senjata d. Membagi pulau Jawa menjadi 9 Prefektur (daerah setara Karesidenan) JALAN DAENDELS • J. W. Janssens Dikenal sangat lemah dalam memerintah. Pada masa pemerintahannya Inggris berhasil menguasai Jawa dan memaksa Janssens menyerah dan harus menandatangani Perjanjian Tuntang, dan Indonesia resmi menjadi daerah koloni Inggris. • Thomas Stamford Raffles (Inggris) Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jendral. Terjadi perubahan sistem pemerintahan dari pemimpin yang dulu yaitu Raffles menciptakan pemerintah yang menekankan pada asas liberal dan kesamaan derajat. Kebijakan Raffles : 1. Menghapus kerja paksa, pajak hasil bumi (Contingenten) dan penyerahan wajib (Verplichte Leverentie) 2. Rakyat bebas menentukan jenis tanaman yang akan ditanam 3. Menerapkan sistem Sewa Tanah (Landrent) 4. Pajak sewa tanah dipungut perorangan dan disesuaikan dengan jenis dan produksi tanah. Sistem Sewa Tanah gagal karena : sulit untuk menentukan besar kecilnya pajak karena rakyat belum terbiasa menggunakan uang sebagai alat pembayaran pajak dan adanya Culture Proceten (Hadiah/persen bagi pegawai tanam paksa) Raffles menemukan bunga Raflesia Arnoldi, dan merintis berdirinya kebun Raya Bogor, dia juga meneliti peninggalan kuno spt Candi Borobudur. Dan hasil penelitiannya ditulis dalam buku yang berjudul History of Java. Masa Kekuasaan Belanda yang Kedua 1. Van den Bosch (1830 – 1870) Mengahapus sistem Sewa Tanah dan menerapkan Sistem Tanam Paksa (Cultuurestelsel) yaitu mewajib- kan petani untuk menanam jenis tanaman yang laku di pasaran dunia spt kopi, tembakau dan tebu. LB Tanam Paksa : Karena Belanda mengalami kekosongan kas negara akibat biaya perang malawan Perancis dan pembayaran utang VOC Ketentuan dalam Tanam Paksa (Culturestelsel) : 1. Rakyat wajib menyerahkan 1/5 tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor spt kopi, tembakau, tebu. 2. Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian diganti dengan bekerja di tanah pertanian dan pabrik pengolah hasil pertanian milik pemerintah selama 65 hari per tahun. 3. Waktu yang diperlukan dalam pengerjaan tanaman untuk tanam paksa tidak boleh melebihi dari waktu untuk menanam padi/kurang dari 3 bulan. 4. Tanah yang digunakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak. 5. Kerugian atau gagal panen yang bukan disebabkan oleh kesalahan petani, akan ditanggung oleh pemerintah. Dampak positif Tanam Paksa : 1. Rakyat mulai mengenal jenis tanaman yang laku dipasaran ekspor spt kopi 2. Rakyat mengetahui daerah yang cocok untuk jenis tanaman tertentu 3. Dikembangkannya saluran irigasi Kritik terhadap Tanam Paksa dilakukan oleh Eduard Douwes Dekker (Multatuli), kritiknya ditulis dalam buku berjudul Max Havelaar 1860 Sistem Tanam Paksa dihapus pada 1870 setelah dikeluarkanya Undang-undang Agraria (Agrasiche Wet) dan Undang-undang Gula (Suiker Wet) Politik Etis (1901) / Trias Politika Dicetuskan oleh Van Deventer : Irigasi, Edukasi dan Migrasi Pengaruh Kebijakan Kolonial di Indonesia 1. Bidang Politik Munculnya sistem pemerintah kolonial, dimana golongan penguasa menjadi pegawai pemerintah kolonial dengan jabatan tertinggi sebagai Bupati dan mendapat upah berupa gaji bukan lagi berupa tanah lungguh. 2. Bidang Ekonomi Adanya sistem sewa tanah yang didasarkan pada UU Agraria 1870 Masyarakat Indonesia mengenal adanya alat tukar berupa uang Munculnya sistem kerja kontrak untuk mengatur masalah perburuhan 3. Bidang Sosial Budaya Adanya struktur lapisan masyarakat Kolonial yang terdiri dari : 1. Pemerintah Kolonial (lapisan pertama), 2. Timur Asing dan Bangsawan (lapisan kedua) 3. Golongan Pribumi (lapisan ketiga) Mendirikan sekolah untuk kepentingan pemerintah Kolonial spt : 1. Sekolah khusus orang Belanda dan Eropa (ELS), 2. Sekolah khusus orang keturunan Tionghoa (HCS), 3. sekolah khusus Pribumi (Indlansdche School)