Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

Secara etimologi, kolonialisme barasal dari kata colunus (colonia) yang


berarti menguasai. Jadi makna kolonialisme adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh suatu bangsa untuk menguasai bangsa yang lain di luar
dari wilayahnya sendiri. Ada banyak tujuan bangsa-bangsa barat
melakukan kolonialisme, yaitu ingin mencari dominasi kekuatan baik itu
dari segi ekonomi, sumber daya alam, sumber daya mansia, maupun
politik. Terlebih lagi, suatu anggapan yang telah sangat berkembang yang
menganggap bahwa bangsa yang melakukan kolonisasi lebih baik dari
bangsa yang dikolonikan.

Sedangkan imperialism secara etimologi berasal dari kata imperare


yang berarti memerintah. Oleh karena itu, pengertian dari imperialism
yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa untuk memerintah
bangsa lain di luar dari wilayahnya sendiri. Imperialism dijalankan dengan
penuh paksaan demi mencapai tujuan bangsa yang melakukannya.

Maka, antara kolonialisme dan imperialism memiliki hubungan yang


sangat erat. Bangsa-bangsa Barat datang ke Indonesia ingin melakukan
kolonialisme dan imperialism hanya demi mencapai tujuan dari bangsa itu
sendiri, tanpa mementingkan penduduk pribumi.

Secara umum, kolonialisme dan imperialism yang dilakukan bangsa Barat


di Indonesia didasari oleh beberapa hal, yaitu mencari kekayaan
sebanyak-banyaknya (gold), menyebarkan paham atau agama mereka
(gospel), dan mencari kejayaan dan kedaulatan (glory). Dengan dasar
tersebutlah, bangsa-bangsa Barat melakukan kegiatan kolonialisme dan
imperialism nya di seluruh penjuru dunia.
B. PROSES MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI
INDONESIA
Revolusi industry yang terjadi di Eropa mendorong bangsa-bangsa Eropa
untuk melakukan penjelajahan samudera dengan tujuan mendapatkan
bangsa jajahan. Pada awal kedatangannya, bangsa Eropa berkenalan
dengan penduduk pribumi dengan memperkenalkan diri sebagai
pedagang yang ingin melakukan perdagangan di Indonesai secara
bersama-sama dengan pedagang pribumi. Akan tetapi, lama-kelamaan,
para pedagang Eropa berhasil menguasai praktik perdagangan di
Indonesia dan melakukan eksploitasi secara besar-besaran di Indonesia.
Artikel Penunjang : Pengertian dan Faktor Pencetus Pergerakan
Nasionalisme di Indonesia
1. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
Bangsa barat datang dan masuk ke Indonesia memiliki beberapa latar
belakang yang mendorong keinginan untuk merebut, menguasai, dan
memerintah bangsa Indonesia. Diantaranya adalah terjadinya Perang
Salib pada tahun 1070-1291. Perang ini melibatkan bangsa Eropa yang
berlatar belakang beragama Kristen berhadapan dengan kekhalifahan
turki Utsmani yang beragama Islam. Akibat dari perang ini, pasukan dari
Eropa mengalami kekalahan, sehingga kota Konstantinopel (Byzantium)
berhasil direbut oleh pasukan muslim yang mengakibatkan Sultan
Mahmud II yang menguasa Turki Utsmani pada saat itu menutup
pelabuhan Konstantinopel bagi bangsa Eropa. Hal itu mengakibatkan
orang-orang Eropa kesulitan untuk mendapatkan hasil alam berupa
rempah-rempah.

Berdasarkan hal itu, maka bangsa-bangsa Eropa melakukan perjalanan


untuk ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan daerah penghasil
rempah-rempah. Indonesia yang notabene merupakan daerah penghasil
rempah-rempah, tidak luput dari invasi mereka. Mereka juga membawa
misi lain yaitu gold, gospel, and glory di dalam perjalannya. Ditambah
dengan adanya semangat reqonguesta yang berarti semangat
pembalasan terhadap kaum muslim dimanapun berada. Semangat-
semangat tersebut yang menjadikan bangsa Eropa berani melakukan
kolonialisme dan imperialism di Indonesia.

Artikel Penunjang : Pergerakan dan Perkembangan Nasionalisme Di


Indonesia
2. Bangsa Eropa yang Melakukan Kolonialisme dan Imperialisme
Tercatat, ada 3 bangsa besar yang terlebih dahulu melakukan kegiatan
kolonialisme dan imperialism di Indonesia. Ketiga bangsa itu ialah
Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda.

Bangsa portugis memulai melakukan penjajahan dengan diadakannya


perjalanan seorang Portugis yang bernama Bartholomeu Diaz (1450-
1500), dia berhasil mengarungi samudra hingga ke Benua Afrika (Tanjung
Harapan) pada tahun 1486.Setelah itu, ada juga Vasco da Gama (1469-
1524) yang berhasil mendarat di Calkuta India pada 22 Mei 1498. Lalu,
juga ada Alfonso d Albuquerque (1453-1515) yang berhasil mendarat di
Malaka dan merebutnya pada tahun 1511.

Selain bangsa portugis, juga ada bangsa Spanyol yang juga melakukan
perjalanan ke seluruh penjuru dunia dengan tujuan yang sama. Bangsa
Spanyol memulai kolonialisme dari seorang Christopher Columbus (1451-
1506), dia bersamadengan Amerigo Vespucci berhasil menemukan Benua
Amerika. Lalu, terdapatFerdinand Magelhaens (1519-1521) yang
melakukan ekspedisi hingga ke Kepulauan Filipina pada tahun
1920. Selanjtnya juga ada Ferdinand Cortez yang berhasil masuk dan
merebut serta menduduki Mexico tahun 1519 dengan menaklukkan suku
Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Yang terakhir,
ada Pizzaro yang berhasil menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku
Inca pada tahun 1530.

Setelah bangsa Spanyol, diikuti dengan bangsa Inggris. Bangsa Inggris


melakukan invasi ditandai dengan kedatangan beberapa tokoh penjajah
berkebangsaan Inggris. Mereka ialah Sir Francis Drake (1577-1580) yang
melakukan pelayaran keliling dunia hingga memborong rempah-rempah
di Indonesia tepatnya di daerahTernate. Lalu, ada Pilgrim Fathers yang
melakukan pelayaran pada tahun 1607 hingga mendarat di Amerika
Utara. Setelahnya, ada Sir James Lancester yangberhasil mendarat di
Aceh dan Penang pada tahun 1591, dilanjutkan dengan invasi pada tahun
1602 ke Banten.

Lalu juga ada Sir Henry Middleton, pada tahun 1604 berhasil mendarat di
Ternate, Tidore, Ambon dan Banda. William Dampier yang pada tahun
1688 berhasil mendarat di Australia kemudian melanjutkan pelayaran
dengan menelusuri pantai ke arah Utara. James Cook pada tahun 1770
berhasil mendarat di Pantai Timur Australia sehingga diklaim sebagai
penemu Benua Australia.

Terakhir, bangsa Eropa yang masuk ke Indonesia ialah bangsa Belanda


yang ditandai dengan Barentz, pada tahun 1594 mencari daerah Timur
(Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara. Cornelis de Houtman, pada tahun
1596 berhasil mendarat di Banten. Dan Jacob van Neck yang berhasil
mendarat di Banten pada 28 November 1598 dan berhasil mendapatkan
rempah-rempah yang banyak.
Belanda juga membentuk kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost
IndischeCompagnie (VOC). VOC dibentuk oleh pemerintah Belanda
dengan tujuan untuk memonopoli perdagangan di Indonesia, serta untuk
menghindari perselisihan di antara pedagang dari Belanda sendiri. VOC
mendapatkan beberapa hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah
Belanda. Hak-hak itu ialah :
The right of trade monopoly (hak memonopoli dagang)
The right to haves armed forces and build forts (hak untuk memiliki
kekuatan tentara sendiri dan mendirikan benteng-benteng)
The right to make agreements with local aothorities or kings (hak
untuk membuat perjanjian kerjasama langsung dengan kekuasaan di
wilayah tersebut).
The right to have its own currency (hak untuk memiliki mata uang
sendiri)

Ke-4 hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda ini membuat
pedagang-pedagang Belanda di Indnoseia mulai melakukan monopoli
serta melakukan penjajahan terhadap pedagang atau penduduk pribumi.
Kehadiran daripada VOC yang terus menguat dan melakukan penguasaan
di Indonesia membuat bangsa Portugis takluk dan pergi dari Indonesia.

C. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL YANG BERDAMPAK PADA


KEHIDUPAN RAKYAT INDONESIA
1. Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels (1808-1811)
Sejak tahun 1906, Belanda diperintah oleh orang Perancis yang bernama
Napoleon Bonaparte. Otomatis, Bepanda merupakan sekutu dari Perancis.
Di Eropa, Inggris merupakan musuh besar bagi bangsa perancis. Oleh
sebab itu, raja Napoleon Bonaparte menunjuk seorang Gubernur Jenderal
untuk memerintah di Indonesia. Hal ini karena dengan dikuasainya
wilayah Indonesia, maka wilayah kekuasaan perancis akan bertambah
kuat. untuk itu, Raja Napoleon memberikan tugas kepada Herman Willem
Daendels untuk memperkuat dan menpertahankan kekuasaan di
Indonesai dari serangan Inggris, mengumpulkan uang sebanyak-
banyaknya untuk biaya perang melawan Inggris, dan memperbaiki kondisi
keuangan pemerintah yang telah kosong.
Dengan ditunjuknya Daendels, dia bergerak cepat dengan merekrut
tentara, mendirikan benteng-benteng pertahanan, mendirikan pabrik
mesiu/senjata di Semarang dan Surabaya, medirikan rumah sakit tentara,
membuat jalan dar Anyer sampai ke Panarukan yang total berjarak 1100
km, membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon, serta mengubah
system pemerintahan dari gaya kerajaan menjadi sitem pemerintaha yang
berlaku di Eropa, dimana Pulau Jawa dabgai menjadi sembilan wilayah
yang disebut perfektur. Setiap perfektur dipimpin oleh seorang residen,
yang mana satu orang residen membawahi beberapa orang bupati.

Di bawah kekuasaannya, Daendels bersikap sangat keras dan disiplin,


sehingga dia sangat dibenci baik itu oleh kaum pribumi maupun penguasa
yang berada di bawah pimpinannya. Ditambah dengan system kerja rodi
yang diterapkan pada para pekerja, membuat rencana perlawanan
terhadapnya mulai bermunculan di beberapa wilayah di Indonesia. Berita
ini terdengar oleh Daendels, sehingga ia membutuhkan banyak uang
untuk melakukan perlawanan. Dengan strateginya yang menjual tanah
Negara kepada pihak swasta asing (pembelian tanah disertai penguasaan
rakyat yang ada di atasnya), dia dipanggil kembali oleh raja napoleon
Bonaparte dan digantikan oleh Jan Willem Jansnsen.

2. Masa Pemerintahan Jan Willem Janssen (1811)


Setelah masa pemerintahan Herman Willem Daendels berakhir dan
diperintahkannya Jan Willem Janssen menjadi Gubernur Jenderal di
Indonesia, pengaruh Belanda dan Perancis perlahan-lahan mulai surut. Itu
dikarenakan pola pemerintahan pada mas ini kurang taktis dan sangat
lemah, sehingga Jan Willem Janssen menyerah kepada Inggris. Hal ini
bermula saat Inggris menyerang Indonesia, Jan Willem Janssen tidak dapat
berbuat banyak. Maka diapun menyetujui perjanjian yang dinamakan
perjanjian Kapitulasi Tuntang pada tahun 1811. Isi perjanjian ini
diantaranya militer Belanda yang ada di Asia Timur jatuh ke tangan militer
Inggris. Lalu, utang pemerintah Belanda juga tidak diakui oleh Inggris.
Ditambah dengan wilayah Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan
milik Belanda di wilayah kekuasaannya menjadi sepenuhnya hak milik
Inggris. Maka oleh sebab itu, Indonesia sepenuhnya jatuh ke tangan
penjajahan Inggris yang dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal
bernama Thomas Stamford Raffless.

3. Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffless


Terjadi perbedaan yang snagat mencolok diantara masa pemerintahan
yang dipimpin oleh Belanda dengan system pemerintahan yang dipimpin
oleh Inggris. Pada masa Thomas Stamford Raffless, dia menghapuskan
beberapa kebijakan yang dibuat oleh Daendel dalam segi ekonomi.
Diantara kebijakannya yaitu :
Penghapusan system penyerahan sebagian hasil bumi pada masa
Belanda (contingenten) menjadi system sewa tanah (landrente).
Penghapusan system kerja rodi
Penghapusan system monopoli
Penghapusan pajak dan system wajib menyerahkan sebagian hasil
bumi

Dari segi system pemerintahan, pada masa Thomas Stamford Rffless tidak
banyak mengalami perubahan dari masa Daendels. Pulau Jawa tetap
dibagi menjadi 16 keresidenan yang dipimpin oleh para bupati. Tetapi,
pada masa Thomas, telah dibentuk system pengadilan berdasarkan
pengadilan di Inggris di tiap keresidenan.

Namun, menyerahnya Napoleon Bonaparte kepada Inggris pada tahun


1814 membuat Belanda terlepas dari Perancis. Sebab itu, Belanda dan
Inggris membuat sebuah perjanjian berupa Convention of London yang
isinya penyerahan kembali daerah kekuasaan Belanda yang dulunya
sempat direbut oleh Inggris kepada Belanda, termausk salah satunya
Indonesia. Maka sejak tanggal 19 Agustus 1816, terjadi penyerahan
kekuasaan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda di Batavia, dimana
pihak Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda oleh Mr.Ellout, van der
Capellen, dan Buyskeys. Dengan dtekennya perjanjian ini, maka secara
resmi, wilayah Indonesia jatuh kembali ke tangan Belanda.

4. Masa Pemerintahan Van Den Bosch


Setelah pemerintah Belanda menguasai Indonesia, maka ditunjuklah Van
Den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia oleh pemerintah
Belanda. Van Den Bosch membuat beberapa kebijakan yang snagat
merugikan Indonesia. Dia membuat system tanam paksa, yaitu kewajiban
bagi setiap peilik lahan untuk menanami tanaman yang laku di pasar
internasional, seperti teh, kina, lada, dan lain-lain. System tanam paksa
yang dibuat didasarkan oleh mengejar pemasukan pendapatan sebanyak-
banyaknya untuk menebus hutang dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Perintah untuk tanam paksa ini termuat di dalam Staatblat
(lembaran Negara) no.22 tahun 1834.

Namun di dalam pelaksanaannya, system tanam paksa mendapat kritikan


dari berbagai pihak, baik dari rakyar pribumi, maupun dari pihak Belanda
sendiri, yaitu antara pihak liberal dan humanis. Maka oleh sebab itu,
system tanam paksa perlahan-lahan mulai dihapuskan oleh pemerintah
Belanda. Secara resmi, system tanam paksa dihapus pada tahun 1870
berdasarkan atas UU landreform (UU agraria).

Untuk mengganti system tanam paksa yang telah dihapus, Belanda


membuat sitem politik terbuka, yaitu memberi hak kepada para pribumi
untuk memiliki lahan, akan tetapi, para petani wajib menyewakannya
kepada pemerintah. Dan pemerintah akan menyewakannya kepada para
pengusaha swasta dalam jangka waktu minimal 75 tahun.

D. PERBEDAAN PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI


INDONESIA
Sesuai dengan penjelasan yang telah dikemukakaN di atas, maka kita
dapat megetahui bersama bahwasanya terdapat perbedaan-perbedaan
yang dibawa antara kolonialisme dan imperialism di antara bangsa-
bangsa Eropa itu sendiri. Perbedaan tersebut didasarkan karena
kebijakan-kebijakan yang diambil haruslah berdasarkan kebijakan
pemerintah pusat di Negara asalnya.

Di sisi lain, kolonialisme dan imoerialisme di berbagai daerah juga


mengalami perbedaan dari berbagai sisi, hal ini karena perbedaan sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh masing-maisng
wilayah, serta posisi strategis yang ditempati oleh wilayah tersebut. Di
Indonesia, Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan kolonialisme dan
imperialism yang dilangsungkan oleh bangsa-bangsa Eropa.

E. MUNCULNYA BERBAGAI PERLAWANAN TERHADAP


KOLONIALISME
Banyak akibat yang ditimbulkan dari suatu politik kolonialisme dan
imperiaisme yang dilangsungkan oleh bangsa-bangsa Eropa di Indonesia.
Pada saat pertama kali memasuki Indonesia, bangsa-bangsa tersebut
memang memiliki hubungan baik dengan penduduk pribumi. Tetapi,
seiring berjalannya waktu, mereka memainkan praktik monopoli di daerah
jajahannya. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk memperoleh
kekuasaan dan kekayaan yang sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,
mulai muncullah berbagai perlawanan yang dibuat oleh rakyat Indonesia
terhadap penjajah. Hal itu dapat dibuktikan dengan :
Artikel Penunjang : Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
1. Perlawanan terhadap Portugis
Perlawanan terhadap bangsa Portugis dimulai dengan diangkatnya senjata
oleh Malaka dan Demak pada tahun 1512. Malaka yang saat itu dipimpin
oleh Pate Kadir, melangsungkan perlawanan sengit kepada pemerintah
Portugis. Di samping itu, perlawanan juga dinampakkan oleh Demak yang
dipimpin oleh Pati Unus.

Perlawanan oleh rakyat Aceh juga dimulai pada tahun 1513 untuk
menyerang Portugis. Perlawanan rakyat Aceh lebib berorientasi pada
keagamaan. Hal ini ditunjukkan dengan dimulainya pelayaran ke Timur
tengah oleh kapal-kapal Aceh yang dilengkapi dengan meriam lengkap
serta ribuan prajurit. Aceh juga meminta bala bantuan kepada Kerjaan
Turki untuk membantu menumpaskan pengaruh Portugis.

Perlawanan oleh rakyat Tidore pada tahun 1529, meletuslah perlawanan


dari rakyar Tidore yang dibantu oleh Spanyol terhadap Portugis, hal ini
bermula saat Sultan Hairun (raja yang memerintah kerajaan Tiodre
dikhinati olehg Portugis lalu dihukum mati). Oleh karena itu, rakyat Tidore
berjuang habis-habisan untuk mengusir Portugis dari tanah Maluku.

2. Perlawanan Terhadap VOC


Oleh karena kebijakan-kebijakan kongsi dagang Belanda yang
memonopoli perdagangan di wilayah Indonesia, maka dimulailah berbagai
perlawanan terhadap VOC di berbagai wilayah. Perlawanan terhadap VOC
dimulai dari perlawanan rakyat Maluku. Lalu diikuti oleh perlawanan
rakyat Makassar (kerajaan Gowa), dan terakhir oleh pemberontakan
Trunajaya yang dipimpin oleh Pangeran Adipati Anom.

3. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda


Rakyat Maluku kembali bergolak melihat tindakan sewenang-wenang yang
dilakukan pada saat pemerintahan Belanda menguasai Indonesia. System
wajib menyerahkan hasil bumi kepada pemerintah, membuat Pattimura
memimpin rakyat Saparua melakukan perlawanan terhadap pemerintah
Belanda. Mereka membakar kapal-kapal milik Belanda di pelabuhan.
Namun, perlawanan ini tidak berlangsung lama, karena Pattimura berhasil
ditangkap oleh Belanda dan dihukum gantung.
Di Sumatera Barat, pada tahun 1815-1837, kaum padri dan kaum adat
bersama-sama melakukan perlawanan terhadap bangsa Belanda.
Perlawanan dipimpin langsung oleh Tuanku Imam Bonjol yang dibantu
oleh Sentot Alibasyah. Namun, Imam Bonjol berhasil ditangkap dan
diasingkan ke Cianjur.
Selanjutnya, terdapat perang Diponegoro yang dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro pada tahun 1825-1830. Pasukan Diponegoro melakukan taktik
gerilya, namun perlawanan ini berhasil ditumpaskan oleh Belanda dengan
menerapkan siasat Benteng Stelsel.

Terakhir, pada tahun 1849, perang Japarag ameletus di Bali. Perang ini
bermula saat kapal Belanda terjebak di Buleleng. Sesuai dengan hokum
adat setempat, kapal yang masuk ke daerah tersebut harus menjadi hak
milik kerajaan Buleleng. Namun, belanda menolak hal tersebut. Akhirnya
meletuslah pertempuran antara Belanda dengan Kerajaan Buleleng yang
dipimpin oleh Gusti Ketut Jelantik. Sayangnya, Belanda berhasil
memenangkan pertempuran.
Nah itulah postingan kami kali ini tentang Kolonialisme dan
Imperalisme di Indonesia, semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi
sahabat. Jika masih ada yang membingungkan, silahkan sahabat
menanyakannya melalui kotak komentar di bawah ini. Terimakasih telah
berkunjung di softilmu, jangan lupa follow, like, dan komentarnya ya

Anda mungkin juga menyukai