Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG NEGARA-NEGARA YANG PERNAH

MENJAJAH INDONESIA DAN PENGARUHNYA

Disusun oleh:

1. Alia Azka R

2. Wanda Glorya R

3. Gadis Ayu

4. Renaldi

5. Faiza Nurrizki F

PROGRAM STUDI S1 REGULER FARMASI SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-NYA
kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Negara-
Negara yang pernah Menjajah Indonesia dan Pengaruhnya”.

Dalam penulisan makalah ini penulis berharap dapat membantu menambah


pengetahuan bagi pembaca. Penulis merasa masih banyak kekurangan–kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan penulis demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Tangerang, 24 September 2021.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................5

BAB II..........................................................................................................................6

PEMBAHASAN...........................................................................................................6

2.1 Negara-Negara yang Pernah Menjajah Indonesia...................................................6

2.1.1 Portugis………………………….........................................................................6

2.1.2 Spanyol…………………………………………………………………….........9

2.1.3 Belanda……………………………………………………………………........11

2.1.4 Prancis…………………………………………………………………….........12

2.1.5 Inggris…………………………………………………………………….........14

2.1.6 Belanda...…………………………………………………………………........15

BAB III........................................................................................................................18

PENUTUP...................................................................................................................18

3.1 Kesimpulan............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah mencatat, bangsa Barat menjelajah ke belahan bumi lain sejak abad ke-15
Masehi, termasuk sampai ke Nusantara atau Indonesia. Penjelajahan samudera oleh
orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan penjajahan atau kolonialisme
bahkan imperialisme.
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia pada awalnya adalah karena keinginan
mencari sumber rempah-rempah, hingga akhirnya bangsa Eropa melakukan penjajahan
di Indonesia. Tujuan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk menguasai
daerah penghasil rempah-rempah seperti Maluku serta memonopoli perdagangan,
membangun basis militer, kolonialisme dan Imperialisme, serta ikut campur dalam
urusan politik dan pemerintahan Indonesia.
Adapun faktor lain penyebab kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia antara lain:
1. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki tahun 1453.
Peristiwa yang melatarbelakangi datangnya bangsa Eropa khususnya Portugis dan
Spanyol ke dunia timur adalah jatuhnya Konstantinopel. Sebelum era kolonialisme-
imperialisme Barat, Konstantinopel merupakan kota perdagangan terbesar dan
termakmur di Eropa karena letaknya strategis. Konstantinopel merupakan pertemuan
jalur perdagangan antara Eropa dan Asia. Sehingga perdagangan rempah-rempah, sutera,
perhiasan, keramik dan komoditas berharga lainnya berpusat di kota ini. Penguasa Turki
dari Dinasti Utsmani (Ottoman) berhasil merebut Konstantinopel pada 1453. Pada saat
itu, Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Tmur. Setelah
Konstantinopel diduduki Turki Usmani, jalur perdagangan darat Asia-Eropa terputus.
Hal tersebut dikarenakan Turki Usmani melarang orang-orang Eropa melewati
Konstantinopel. Di sisi lain, permintaan barang, terutama rempah-rempah yang
merupakan komoditas mahal di Eropa, meningkat. Hal ini memaksa bangsa-bangsa
Eropa mencari jalur-jalur pedagangan lain selain Konstantinopel.
2. Keinginan membuktikan bumi itu bulat / teori Heliosentris
Seorang ilmuwan Polandia bernama Nicolaus Copernicus mencetuskan Teori
Heliosentris pada 1543. Teori Heliosentris menyatakan bahwa bumi berbentuk bulat dan
berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan planet-planet lainnya. Menurutnya,
jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali ke titik semula.
Teori ini mendorong orang Eropa yang gemar bertualang untuk membuktikan bahwa
bumi bulat. Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui
penjelajahan samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku.
3. Adanya ambisi melaksanakan semboyan 3G, yaitu gold (mencari emas atau
kekayaan), glory (mencari kekuasaan), dan gospel (menyebarkan agama Nasrani).
Pada akhirnya, penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa disertai
semangat 3G, yakni gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama
Nasrani). Gold berarti keinginan memperoleh kekayaan di wilayah-wilayah baru yang
ditemukan. Kekayaan yang dieksploitasi dari daerah baru itu kemudian digunakan untuk
kepentingan kerajaan/negara imperialis Glory diartikan sebagai kejayaan atau untuk
menguasai wilayah yang didatangi dan dijadikan sebagai koloni. Indonesia, misalnya,
pernah cukup lama menjadi jajahan Belanda. Gospel merupakan misi menyebarkan
ajaran Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen Protestan). Misionaris bangsa-bangsa Eropa
menyebarkan agamanya di wilayah-wilayah baru yang mereka datangi.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia?
2. Apa saja pengaruh dari yang saat ini masih ada di Indonesia?

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan makalah sebagai
berikut:
1. Kita dapat mengetahui negara yang pernah menjajah Indonesia
2. Kita dapat mengetahui pengaruh yang saat ini masih ada di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Negara-Negara yang Pernah Menjajah Indonesia

2.1.1 Portugis (1509 - 1595)


Bangsa portugis merupakan bangsa eropa pertama yang mencapai kepulauan nusantara.
Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah yang
menguntungkan pada abad ke 16 dan usaha penyebaran katolik roma. Percobaan awal bangsa
portugis mendirikan koalisi dan perjanjian damai pada tahun 1512 dengan kerajaan Sunda di
Parahyangan gagal akibat sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan
islam di Jawa, seperti demak dan banten.
Bangsa Portugis mengalihkan arah ke kepulauan Maluku, yang terdiri atas berbagai
perkumpulan negara yang awalnya berperang satu sama lain namun memelihara perdagangan
antar pulau dan internasional. Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan penguasa
setempat mereka mendirikan pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia timur,
termasuk pulau ternate, ambon, dan solor.
Motivasi bangsa Portugis memulai petualangan ke timur menurut ahli sejarah dan
arkeolog islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal “five hundred years of
historical relation ship (Cepesa, 2002) :
1. Feitoria : emas
2. Fortaleza : kejayaan
3. Igreja : gereja
Tahun 1487, Bartolomeus Dias mengitari Tanjung Harapan dan memasuki perairan
Samudra Hindia. Selanjutnya pada tahun 1498, Vasco da Gama sampai di India. Namun,
orang-orang Portugis ini segera mengetahui bahwa barang-barang dagangan yang hendak
mereka jual tidak dapat bersaing di pasaran India yang canggih dengan barang-barang yang
mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Karena itu, mereka sadar harus melakukan
peperangan di laut untuk mengukuhkan diri.
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut portugis dibawah pimpinan
Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia timur (pusat
rempah-rempah). Namun pelayarannya hanya sampai di ujung afrika selatan (1496). Hal ini
disebabkan oleh besarnya gelombang ombak samudera hindia, sehingga kapal-kapal yang
dibawa Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung ini
dinamakan Tanjung Pengharapan (Cape oge Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).
Pada tahun 1498, raja portugis mengirim ekspedisinya dibawah pimpinan Vasco Da
Gama. Ekspedisi ini berhasil mendarat di kalkuta (india) pada tahun 1498. Kemudian pada
tahun 1511 dari india bangsa portugis mengirim ekspedisinya dibawah pimpinan Alfonso
d’Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang islam. Pada tahun itu juga portugis
berhasil menduduki malaka, pusat perdagangan islam di Asia Tenggara. Kemudian portugis
tiba di Ternate(maluku) tahun 1512. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik dan
saling berebut menanamkan pengaruh kepada portugis agar portugis dapat membeli rempah-
rempah dan membantu masyarakat Maluku menghadapi para musuh.
Kedatangan bangsa Portugis diterima baik oleh sultan ternate karena:
1. Portugis dianggap sebagai pembeli rempah-rempah dengan harga tinggi.
2. Portugis dimintai bantuan untuk bersama sama menyerang tidore.
Pada saat itu, kesultanan ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus meminta
bantuan Portugis untuk mendirikan sebuah benteng agar terhindar dari serangan daerah lain.
Tahun 1522 Portugis mengabulkan permintaan sultan ternate dengan mendirikan benteng
Saint John. Benteng tersebut harus dibayar mahal dengan perjanjian monopoli perdagangan
rempah-rempah, perjanjian tersebut ternyata menimbulkan kesengsaraan rakyat tidak boleh
menjual rempah dengan harga bebas karna harga sudah ditetapkan portugis dengan harga
murah. Akibat nya terjadi permusuhan antara Ternate dan Portugis.
Sebab-sebab perlawanan rakyat ternate terhadap Portugis :
1. Portugis melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate sehingga
merugikan rakyat.
2. Portugis memaksa sultan Ternate mengakui kekuasaannya di Ternate.
3. Portugis membunuh sultan Hairun sebagai raja Ternate.
Lalu Bangsa Spanyol pun tiba di Maluku, timbul lah pertentangan antara bangsa
Portugis dan Spanyol, pertikaian tersebut sejalan dengan adanya pertentangan sultan Ternate
dan Tidore. Untuk menyelesaikan pertikaian kedua bangsa kulit putih itu, Paus turun tangan
dan pada tahun 1529 dilakukan perjanjian Saragossa (Zaragosa).
Isi perjanjian itu antara lain:
1. Bumi ini dibagi atas dua pengaruh yaitu pengaruh bangsa spanyol dan portugis.
2. Wilayah kekuasaan spanyol membentang meksiko ke arah barat sampai ke kepulauan
Filipina dan wilayah kekuasaan portugis membentang dari Brazillia kearah timur sampai ke
kepulauan Maluku.
Beberapa Tokoh Portugis:
1. Bartolomeu Dias,1487 ( Seorang penjelajah Portugis yang berlayar mengitari Tanjung
Harapan dan memasuki perairan Samudra Hindia. Raja John II dari Portugal menunjuk dia
pada tanggal 10 Oktober 1486 sebagai kepala ekspedisi untuk berlayar mengelilingi ujung
selatan Afrika dengan harapan mencari rute perdagangan baru menuju Asia.

2. Vasco Da Gama. Dia seorang penyelidik portugis yang berhasil menemukan jalur laut ke
dunia timur (India) dengan menyusuri mengelilingi benua Afrika. Vasco Da Gama bongkar
sauh pertama pada tanggal 8 juli 1497. Alur yang ditempuh adalah Kepulauan Tanjung
Verde, terus kea rah selatan menembus samudera Atlantik, berbelok kearah timur langsung
mencapai Tanjung Harapan, Gama meneruskan pelayaran menyusur pantai timur Afrika
menembus daerah kekuasaan muslim Mombasa dan Malindi (kenya). Pada tahun 1498 Vasco
Da Gama sampai di kalikut (India). Suatu keistimewaan lain dari ekspedisi ini adalah di
bawanya sejumlah bau “padrao” yaitu batu bertulis dengan lambang gambar “bola dunia”
untuk dipancangkan pada setiap tempat yang ditemukan portugis sebagai daerah koloninya.
3. Alfonso D’albuquerque. Untuk mendapatkan daerah penghasil rempah-rempah Portugis
mengirimkan dua ekspedisi, yaitu :
- Dipimpin Diego Lopez de Sequera. Ekspedisi ini gagal menemukan tempat asal mula
rempah-rempah
- Alfonso D’abuquerque. Ekspedisi ini berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511
Tujuan Portugis Datang Ke Indonesia:
Tujuan pelayaran Portugis ke Indonesia dikenal dengan 3G yaitu Gold, Glory dan
Gospel, sebagai berikut:
1. Gold “Emas” tujuan pertama yakni mendapatkan keuntungan yang besar atau
dilambangkan dengan emas. Keuntungan tersebut diambil dari perdagangan rempah-rempah
dengan mengambil rempah-rempah dengan harga yang murah di Maluku kemudian menjual
dengan harga yang tinggi di Eropa.
2. Glory “Kejayaan” Kejayaan disini diartikan sebagai perluasan wilayah yang dilakukan
oleh pada pelaut Eropa. Kejayaan juga dapat diartikan sebagai pencarian daerah jajahan di
wilayah Asia Tenggara yang kaya akan rempah-rempah.
3. Gospel “penyebaran agama” Portugis merupakan negara dengan agama Nasrani yang kuat
maka dari itu misi pelayaran Portugis ke daerah-daerah singgahan juga disertai misi
penyebaran agama. Hal ini terlihat di daerah Maluku yang pada saat itu dipengaruhi agama
Nasrani.
Perlawanan Terhadap Bangsa Portugis
1. Perlawanan dari Demak
Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat
menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh
Fatahillah/Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang
artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.
2. Perlawanan dari Aceh
Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di
Malaka pada tahun 1615 dan 1629.
3. Perlawanan dari Maluku
Pada tahun 1570, rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Hairun melakukan
perlawanan, namun Sultan Hairun tewas terbunuh. Selanjutnya diteruskan putranya Sultan
Babullah tahun 1570-1575 dan berhasil mengusir Portugis.
Mundurnya Portugis Dari Indonesia
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk
mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan
Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat
diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede.
Selanjutnya peperangan dipimpin oleh Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575),
membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan
kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk
menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada
Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram,
dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah
Maluku dan Portugis diusir ke Timor Timur (sejak 1515).
Pengaruh Portugis Di Nusantara:
1. Berkembangnya agama Kristen terutama di daerah Maluku.
2. Berkembangnya aliran musik kroncong.
3. Peninggalan berupa benteng-benteng Portugis.
4. Adanya nama-nama Indonesia yang menggunakan nama Portugis.
5. Peninggalan berupa meriam.
Selama berada di Maluku bangsa Portugis mempengaruhi kebudayaan mereka dengan
adanya balada keroncong romantis yang beradal dari iringan gitar. Selain itu kosakata bahasa
Indonesia juga mendapat pengaruh dari Portugis, seperti kata pesta, sabun, bendera, meja dan
lain-lain. Pengaruh bahasa Portugis ini seakan menjadi pelengkap bahasa Melayu sebagai
lingua franca di Nusantara, bahkan di daerah Ambon banyak nama-nama yang berbau
Portugis seperti da Costa, Mandoza, da Silva dan lain-lain.

2.1.2 Spanyol (1521-1692)


Setelah kedatangan Portugis dan sebelum kedatangan Belanda, Indonesia juga pernah
didatangi bangsa Spanyol. Spanyol tak sempat menguasai kerajaan-kerajaan Nusantara. Di
Indonesia, Spanyol hanya sempat bersaing dengan Portugis di Maluku. Bahkan, Spanyol
sebenarnya telah berlayar lebih dulu dibanding Portugis. Namun pelayar Spanyol yang
termahsyur, Christopher Columbus, tidak berhasil menemukan 'Kepulauan rempah-rempah'.
Columbus hanya sampai ke benua Amerika. Meski sebuah keberhasilan besar, Spanyol
belum berhasil menemukan kepulauan rempah-rempah yang dimaksud.
Spanyol disebut-sebut sebagai bangsa perintis penjelajahan samudera demi mencari
rempah-rempah. Pada 3 Agustus 1492, pelaut asal Spanyol, Christopher Columbus,
memimpin pelayaran ke arah barat. Armada Columbus tiba di Kepulauan Kanari, Afrika
sebelah Barat, tanggal 6 September 1492. Setelah itu, mereka lanjut berlayar hingga
menemukan Kepulauan Bahama, Amerika, pada 12 Oktober 1492.
Awalnya, Columbus mengira bahwa wilayah tersebut adalah India atau Hindia. Oleh
karena itu, Columbus menyebut orang asli wilayah itu dengan istilah “Indian". Perjalanan
dilanjutkan hingga Columbus beserta rombongannya menemukan Kepulauan Haiti, Amerika.
Setelah itu, Columbus kembali ke Spanyol pada 1493. Berkat perjalanannya ini, Columbus
diakui sebagai penemu benua baru yang bernama Amerika.
Pelaut lain asal Spanyol menyusul jejak Columbus. Ferdinand Magellan beserta kapten
kapal Yan Sebastian del Cano berlayar sampai Amerika. Di sana, mereka menemukan selat
yang jalurnya mengarahkan Samudera Atlantik ke Samudera Pasifik. Maret 1521, rombongan
kedua Spanyol ini tiba di Pulau Guam hingga sampai ke Kepulauan Filipina pada April di
tahun yang sama. Di Filipina, dikutip dari Philippine Historical Review (1972), terjadi
konflik dengan penduduk setempat yang menewaskan Magellan. Yan Sebastian del Cano
membawa rombongannya melarikan diri ke arah selatan. Beberapa waktu berselang, mereka
tiba di Kepulauan Maluku, kawasan Timur Nusantara penghasil rempah-rempah.
Tujuan kedatangan Spanyol ke Nusantara tentu tidak berbeda jauh dengan bangsa
Portugis. seperti menyebarkan agama Nasrani, mencari kejayaan dan kekayaan serta
menemukan wilayah kekuasaan atas tanah atau wilayah jajahan yang subur dan menghasilkan
bagi bangsa Eropa. Bangsa Spanyol datang ke Indonesia tepatnya di Maluku pada 8
November 1521 dipimpin oleh Kapten yang bernaman Joan Sbastian El Cano.
Namun kedatangan bangsa Spanyol saat itu tidak di senangi oleh Portugis yang saat itu
sedang mengatasi perlawanan rakyat pribumi dikarenakan dianggap Spanyol menggangu
Portugis untuk memonopoli perdagangan di wilayah Eropa yang dilakukan oleh Portugis
walaupun usahannya belum sesuai harapan karena perlawanan dari penduduk yang ada di
Maluku.
Kedatangan Spanyol di Maluku tepatnya di Tidore disambut baik oleh Sultan yang
memerintah Tidore saat itu karena mereka sedang bersengketa dengan kerajaan Ternate yang
didalangi oleh Portugis tentu kedatangan Spanyol nantinya akan dianggap menguntukan
karena dapat membantu mengusir Portugis dari Maluku.
Akhirnya Sebelum terjadi peperangan besar antara Portugis dan Spanyol maka
dilakukanlah perjanjian ulang yang mana memperjelas perjanjian sebelumnya yaitu
perjanjian Saragosa pada 22 April 1529 isi dari perjanjian ini yaitu :
1. Spanyol harus meninggalkan Maluku yang lebih dahulu ditemukan oleh
Portugis dan sesuai dengan jalur pelayarannya.
2. Spanyol kembali ke Filiphina dan mendirikan Pusat kekuasaannya di sana
bukan di Maluku
3. Portugis tetap tinggal di Maluku dan bebas melakukan perdagangan
Akhirnya demi kepentingan bersama dan memilimalisir peperangan antar bangsa Eropa
yang ada di Maluku antara Portugis dan Spanyol Akhirnya mengalah dan menyetujuinya.
Spanyol bergerak kearah selatan menuju Filiphina dan mendirikan pos kekuasaan disana.
Spanyol hanya menunggu waktu yang tepat agar Portugis dapat dikalahkan dan
meninggalkan Maluku tanpa harus berperang. Pilihan ini tentu tidak membantu bangsa
Indonesia karena penderitaan bangsa masih terus berlanjut karena hal tersebut tetap terjadi
dan semakin meyakitkan terutama ketika kedatangan Belanda.
Peninggalan Spanyol di Indonesia
Bangsa Spanyol juga meninggalkan beberapa peninggalan yang masih ada hingga saat
ini, berikut ini adalah benda peninggalan Bangsa Spanyol di Indonesia:
1. Benteng Tahula di Tidore, Maluku Utara
2. Monumen di Tidore, Maluku Utara

2.1.3. Belanda (1602-1942)


Dari semua negara yang menjajah Indonesia, Belanda adalah negara penjajah Indonesia
yang paling lama menjajah yakni mencapai 350 tahun. Dalam kurun waktu itu, Belanda
berhasil menguasai wilayah Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua.
Tak berbeda dengan negara lainnya, tujuan Belanda pun untuk berdagang dan mencari
rempah-rempah. Atas kekalahan Portugis pada tahun 1602, Belanda memulai
kolonialisasinya dengan mendirikan kongsi dagang di Batavia yang diberi nama VOC
(Verenigde Oostindische Compagnie). Namun pada 31 Desember 1799, VOC dibubarkan
oleh pemerintah Belanda. Berakhirnya VOC, bukan membawa kebaikan bagi masyarakat.
Nusantara pada saat itu bernama Hindia Belanda diserahkan kepempimpinannya pada
Kerajaan Belanda dan mereka membentuk sistem Cultuur Stelsel atau tanam paksa.
Meningkatnya dominasi Belanda atas pulau Jawa tidak datang tanpa perlawanan. Ketika
pemerintah kolonial Belanda memutuskan untuk membangun jalan di tanah yang dimiliki
Pangeran Diponegoro (yang ditunjuk sebagai wali tahta Yogyakarta setelah kematian
mendadak saudara tirinya), ia memberontak dengan didukung oleh mayoritas penduduk di
Jawa Tengah dan ia menjadikannya perang jihad. Perang ini berlangsung tahun 1825-1830
dan mengakibatkan kematian sekitar 215,000 orang, sebagian besar orang Jawa. Tapi setelah
Perang Jawa selesai - dan pangeran Diponegoro ditangkap - Belanda jauh lebih kuat di Jawa
dibanding sebelumnya.
Tanam Paksa atau Sistem Kultivasi di Jawa
Persaingan dengan para pedagang Inggris, Perang Napoleon di Eropa, dan Perang Jawa
mengakibatkan beban keuangan yang berat bagi pemerintah Belanda. Diputuskan bahwa
Jawa harus menjadi sebuah sumber pendapatan utama untuk Belanda dan karena itu
Gubernur Jenderal Van den Bosch mendorong dimulainya era Tanam Paksa (para sejarawan
di Indonesia mencatat periode ini sebagai era Tanam Paksa namun pemerintah kolonial
Belanda menyebutnya Cultuurstelsel yang artinya Sistem Kultivasi) di tahun 1830.
Dengan sistem ini, Belanda memonopoli perdagangan komoditi-komoditi ekspor di
Jawa. Terlebih lagi, pihak Belanda-lah yang memutuskan jenis (dan jumlah) komoditi yang
harus diproduksi oleh para petani Jawa. Secara umum, ini berarti bahwa para petani Jawa
harus menyerahkan seperlima dari hasil panen mereka kepada Belanda. Sebagai gantinya,
para petani menerima kompensasi dalam bentuk uang dengan harga yang ditentukan Belanda
tanpa memperhitungkan harga komoditi di pasaran dunia. Para pejabat Belanda dan Jawa
menerima bonus bila residensi mereka mengirimkan lebih banyak hasil panen dibanding
waktu sebelumnya, maka mendorong intervensi top-down dan penindasan. Selain pemaksaan
penanaman dan kerja rodi, pajak tanah Raffles juga masih berlaku! Sistem Tanam Paksa
menghasilkan kesuksesan keuangan. Antara tahun 1832 dan 1852, sekitar 19 persen dari total
pendapatan pemerintah Belanda berasal dari koloni Jawa. Antara tahun 1860 dan 1866, angka
ini bertambah menjadi 33 persen.
Pada awalnya, sistem Tanam Paksa itu tidak didominasi hanya oleh pemerintah Belanda
saja. Para pemegang kekuasaan Jawa, pihak Eropa swasta dan juga para pengusaha Tionghoa
ikut berperan. Namun, setelah 1850 - waktu sistem Tanam Paksa direorganisasi - pemerintah
kolonial Belanda menjadi pemain utama. Namun reorganisasi ini juga membuka pintu bagi
pihak-pihak swasta Eropa untuk mulai mendominasi Jawa. Sebuah proses privatisasi terjadi
karena pemerintah kolonial secara bertahap mengalihkan produksi komoditi ekspor kepada
para pengusaha swasta Eropa.
Mei 1940 awal terjadinya Perang Dunia II, Belanda mengalami kekalahan karena
negaranya dikuasai oleh Nazi, Jerman. Pada Maret 1942, Belanda pun juga kalah di
Nusantara oleh Jepang. Ini yang menandakan penjajahan Belanda berakhir dan berlanjut di
tangan Jepang.
Pengaruh penjajahan belanda yang masih ada diindonesia hingga sekarang yaitu :
1. Perdagangan indonesia sudah mengalami penurunan sejak kedatangan bangsa
belanda ke indonesia. Pedagang indonesia awalnya dapat melaksanakan transaksi
jual-beli dengan bebas. Namun belanda memonopoli perdagangan indonesia dan
mengakibatkan turunnya harga rempah-rempah di pasaran. Ditambah dengan di
berlakukannya sistem culture stelsel yang mengisi ekonomi Indonesia berdasarkan
hasil penjualan rempah-rempah pedagang indonesia. Culture stelsel memaksa rakyat
untuk menanam tanaman yang laku di pasar internasional dan semua keuntungan
jatuh ke tangan belanda. Meski culture stelsel digantikan dengan sistem liberalisme
tetap tidak merubah ekonomi rakyat indonesia. Hingga saat ini sifat memonopoli
perdagangan masih melekat di perdagangan indonesia.
2. Pada pemerintahan sebelum tahun 1900, sistem pemerintahan untuk daerah jajahan
belanda masih bersifat sentralistis. Tidak ada otonomi daerah untuk mengatur sendiri
rumah tangga daerah sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan daerah, selain itu
sistem pemungutan pajak masih diterapkan oleh pemerintahan Indonesia,
berdasarkan sistem pajak pada awal mula belanda datang ke indonesia.

2.1.4. Prancis (1806-1811)


Masa kolonial Perancis di Hindia Belanda (kini Indonesia) dilatarbelakangi oleh
jatuhnya kekuasaan Kerajaan Belanda di Eropa oleh Kekaisaran Perancis. Napoleon yang
berhasil menguasai Kerajaan Belanda menunjuk keponakannya Lodewijk Napoleon untuk
menjadi Raja Belanda yang kemudia diganti menjadi Republik Bataaf.
Prancis dalam usahanya mengekspansi seluruh Eropa memanfaatkan koloni-koloni
negara-negara Eropa yang telah ditaklukan. Hal ini dilakukan karena Perancis membutuhkan
SDM untuk membiayai Perang Napoelon yang tengah masifnya. Dan jejak kolonial Prancis
di Nusantara yang memerintah antara tahun 1806 dan 1811. Setelah itu, Inggris (Britania)
mengambil alih kekuasaan dari tahun 1811 sampai 1815. Inggris kemudian mengembalikan
kekuasaan kepada Belanda pada tahun 1815.
Seperti ditulis dalam Wikipedia, jatuhnya Belanda ke tangan Imperium Prancis dan
pembubaran Perusahaan Hindia Timur Belanda menyebabkan beberapa perubahan besar
dalam pemerintahan kolonial Eropa di Hindia Belanda, ketika salah satu babak peperangan
era Napoleon juga terjadi di Jawa. Periode ini, yang berlangsung selama hampir satu dekade,
menyaksikan perubahan yang luar biasa di Jawa, karena proyek infrastruktur dan pertahanan
yang agresif terjadi, diikuti oleh pertempuran, reformasi, dan perubahan besar pemerintahan
di koloni tersebut.
Pada 1800, Perusahaan Hindia Timur Belanda ( Vereenigde Oost-Indische
Compagnie/VOC)) dinyatakan bangkrut dan dinasionalisasi oleh pemerintah Belanda.
Akibatnya, aset-asetnya yang meliputi pelabuhan laut, gudang, benteng, permukiman, tanah,
dan perkebunan di Hindia Timur dinasionalisasi sebagai koloni Belanda, yakni Hindia
Belanda.
Koloni terssebut berpusat di Batavia (kini Jakarta), Belanda menguasai sebagian besar
Jawa (kecuali wilayah pedalaman negeri Vorstenlanden Mataram dan Banten), menaklukkan
pesisir Sumatra Barat, menggulingkan bekas koloni Portugis di Malaka, Maluku, Sulawesi
Selatan dan Utara, juga di Timor Barat. Di antara penguasaan Belanda ini, Jawa adalah yang
paling penting, karena produksi tanaman keras dan perkebunan yang dikuasai Belanda berada
di sana.
Di sisi lain dunia, Eropa hancur karena Peperangan era Napoleon. Sebuah penaklukan
dan revolusi yang menggeser politik, hubungan, dan dinamika di antara kekaisaran dan
negara Eropa, yang berdampak pada koloni mereka di Timur Jauh. Belanda di bawah
Napoleon Bonaparte pada 1806, mengawasi Republik Batavua menjadi Persemakmuran
Batavia dan kemudian dibubarkan dan digantikan oleh Kerajaan Hollandia, sebuah kerajaan
boneka Prancis yang diperintah oleh saudara laki-laki ketiga Napoleon, Louis Bonaparte
(Lodewijk Napoleon). Akibatnya Hindia Timur selama masa tersebut diperlakukan sebagai
koloni Prancis proksi, diperintah melalui perantara Belanda.

Dandels dan Kekuasaan Prancis di Jawa 1806-1811.


Jalan Raya Pos Jawa, dibangun atas perintah Daendels. Pada 1806, Raja Lodewijk
Napoleon dari Belanda mengirim salah satu jenderalnya, Herman William Daendels menjabat
sebagai gubernur jenderal Hindia Timur di Jawa. Daendels dikirim untuk memperkuat
pertahanan Jawa terhadap kemungkinan invasi Inggris yang masuk. Dia tiba di kota Batavia
(kini Jakarta) pada 5 Januari 1808 dan menggantikan mantan Gubernur Jenderal Albertus
Wiese. Dia membangun pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di Jawa, dan
memperbaiki administrasi pemerintahan internal pulau ini.
Pemerintahan Daendels adalah keras dan darurat militer, karena koloni tersebut
dipersiapkan menghadapi ancaman Britania. Dia mendirikan rumah sakit baru dan barak
militer, pabrik senjata baru di Surabaya dan Semarang, dan sebuah kolese militer baru di
Batavia. Dia menghancurkan Kastel di Batavia dan menggantikannya dengan benteng baru di
Meester Cornelis (Jatinegaa), dan membangun Fort Lodewijk di Surabaya.
Namun, prestasinya yang paling terkenal adalah pembangunan Jalan Raya Pos (bahasa
Belanda: Grote Postweg) sepanjang pantai utara Jawa dari Anyer hingga Panarukan. Jalan ini
kini berfungsi sebagai jalan utama di Jawa dinamakan Jalur Pantura. Jalan sepanjang ribuan
kilometer itu selesai hanya dalam waktu satu tahun, di mana ribuan tenaga kerja paksa orang
Jawa tewas. Dan bila ada klaim bahwa jalan sepanjang Pantura dibangun secara total oleh
Daendels juga diragukan. Sebab, sebab kala itu jalan lama pun sebagian sudah ada. Jadi
Daendels hanya memperlebar, menyambung dan mengeraskan jalur jalan yang sudah ada. Ini
karena jalan di kawasan pantura itu masih sederahana dan terserak-serak dalam berbagai
penggal jalur
2.1.5. Inggris (1811-1816)
Inggris menjadi Negara Ke-5 yang menjajah Indonesia setelah perginya Prancis dari
Indonesia. Inggris secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana
perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh
Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada Inggris.
Inggris menunjuk Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur jenderal di
Indonesia. Pada saat Indonesia dijajah Inggris pusat kekuasaan Inggris di Timur jauh ialah
Kalkuta dengan Lord Minto sebagai Gubernur Jenderalnya. Di bawah kepemimpinan
Stamford Raffles, Indonesia mengalami banyak perubahan diantaranya menghapus monopoli
dan perbudakan serta membagi pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan.
Raffles berkuasa dalam waktu yang cukup singkat. Sebab sejak tahun 1816 kerajaan
Belanda kembali berkuasa di Indonesia. Pada tahun 1813, terjadi perang Leipzig antar Inggris
melawan Prancis. Perang itu dimenangkan oleh Inggris dan kekaisaran Napoleon di Prancis
jatuh pada tahun 1814. Kekalahan Prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri
Belanda yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Louis Napoleon di negeri Belanda. Pada
tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara Inggris dan Belanda.
Perundingan itu menghasilkan Konvensi London atau Perjanjian London (1814), yang
isinya antara lain menyepakati bahwa semua daerah di Indonesia yang pernah dikuasai
Belanda harus dikembalikan lagi oleh Inggris kepada Belanda, kecuali daerah Bangka,
Belitung dan Bengkulu yang diterima Inggris dari Sultan Najamuddin. Penyerahan daerah
kekuasaan di antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816. Dengan demikian mulai
tahun 1816, Pemerintah Hindia-Belanda dapat kembali berkuasa di Indonesia.
Pengaruh penjajahan Inggris terhadap Indonesia
•Pengaruh negatif:
Sama seperti penjajahan lainnya, tentu penguasaan Inggris terhadap Indonesia juga
menyengsarakan rakyat. Tanah milik rakyat secara sah dianggap sebagai milik pemerintah
Inggris dan rakyat dibebankan pajak (landrente) atas tanah yang sebenarnya milik mereka
sendiri. Sementara itu, bagi petani yang tak punya tanah juga diwajibkan membayar pajak
kepala.
Selain itu, kebijakan Thomas Stamford Rafles yang mengekang kekuasaan kerajaan dan
pembesar bumiputra lainnya membuat perpecahan muncul dalam tubuh kerajaan-kerajaan
seperti pada kerajaan Mataram Yogyakarta yang pecah menjadi dua. Alasan utama
pengekangan ini adalah karena kemandirian dan kedaulatan mereka dianggap
membahayakan.
•Pengaruh positif:
1. Penghapusan sejumlah kebijakan Belanda yang sangat menyengsarakan rakyat
seperti perbudakan, contingente, tanam paksa dan sebagainya.
2. Penerapan sistem perdagangan bebas.
3. Pembagian Pulau Jawa ke dalam beberapa keresidenan. Pembagian ini masih
kita adopsi sampai saat ini.
4. Pemerintah Inggris membagun lembaga pendidikan bernama Bataviasch
Genootschap.
5. Raffles meninggalkan warisan budaya yang sangat termasyur hingga sekarang.
Warisan tersebut adalah kitab sejarah berjudul History of Java.
6. Raffles bersama istrinya merintis Kebun Raya Bogor yang masih kita bisa
jumpai sampai saat ini.
7. Kebijakan Raffles di bidang hukum juga dinilai positif, hukum yang
berorientasi pada warna kulit diubah menjadi hukum yang berorientasi pada
besar kecilnya kesalahan seseorang. Ini artinya semua sama di hadapan hukum.

2.1.6. Jepang (1942-1945)


Tahun 1942, Jepang melakukan penaklukan terhadap Asia Tenggara. Memasuki
Nusantara, Jepang memberikan bantuan kepada penduduk, yaitu faksi Sumatera untuk
melakukan revolusi dan serangan kepada pemerintah kolonial Belanda. Belanda yang
sebelumnya sudah diduduki oleh Nazi Jerman pada awal Perang Dunia II, akhirnya kalah dan
memutuskan untuk menyerah. Dengan demikian, pada tahun inilah Jepang mulai melakukan
penjajahan di Indonesia. Tiga setengah tahun berikutnya, penjajahan Jepang berakhir,
tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu hari dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak 8 Maret 1942 ketika Panglima
Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung. Jepang
berhasil menduduki Hindia-Belanda dengan tujuan untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung
industrinya. Jawa dijadikan sebagai pusat penyediaan seluruh operasi militer di Asia
Tenggara, dan Sumatera menjadi sumber minyak utama.
Jepang tanpa banyak menemui perlawanan berhasil menduduki Indonesia. Bahkan,
bangsa Indonesia menyambut kedatangan bala tentara Jepang dengan perasaan senang dan
gembira karena berpikir Jepang telah membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu
penjajahan kolonial Belanda.
Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa
Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Tetapi akhirnya sikap baik
itu berubah setelah sekian waktu Jepang menduduki Indonesia. Apa yang ditetapkan
pemerintah Jepang seolah mendukung kemerdekaan Indonesia. Padahal sebenarnya Jepang
berlaku demikian demi kepentingan pemerintahannya yang pada saat itu sedang menghadapi
perang. Apalagi setelah Jepang mengetahui harapan yang besar dari Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan, mereka mulai menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh
kepercayaan pada hati bangsa Indonesia. Jepang pun terlihat seolah-olah memihak pada
kepentingan bangsa Indonesia.
Untuk memengaruhi masyarakat Indonesia, agar mau membantu Jepang maka Jepang
melakukan berbagai cara antara lain sebagai berikut:
1. Mendera merah putih diizinkan berkibar.
2. Lagu Indonesia Raya diizinkan untuk dinyanyikan.
3. Bahasa Indonesia diizinkan digunakan sebagai bahasa pengantar.
4. Mendirikan berbagai organisasi.
Selain upaya-upaya berlaku manis, Jepang juga membentuk organisasi yang akan
memperkuat keyakinan Indonesia bahwa Jepang berada di pihaknya. Organisasi-organisasi
tersebut antara lain:
1. Gerakan Tiga A, merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang pada 29 April 1942
yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin.
2. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi)
dibentuk pada 22 November 1943, dibawah pimpinan K.H Hasyim Asy’ari, menjadi
organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang.
3. Putera (Pusat Tenaga Rakyat), didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi ini dipimpin oleh
empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H.
Mas Mansyur.
4. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), didirikan pada 8 Januari 1944. Organisasi ini
dipimpin oleh pejabat-pejabat Jepang.
Propoganda terkenal yang diusung Jepang adalah gerakan tiga A. Propoganda gerakan tiga A
tersebut yaitu: Jepang pelindung Asia, Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia
Pada awal gerakan tiga A dikenalkan kepada masyarakat Indonesia, terlihat bahwa
pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Tetapi gerakan Tiga A hanya
bertahan sementara. Penyebabnya adalah kurangnya simpati masyarakat Indonesia terhadap
gerakan itu. Sebagai gantinya, pemerintah Jepang menawarkan kerja sama yang menarik,
yaitu membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditahan Belanda, seperti Ir.
Soekarno, Drs. Moch. Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.
Pengalaman dari penjajahan Jepang di Indonesia sangat beragam, tergantung di mana
penduduk itu tinggal dan bagaimana status sosial orang tersebut. Jika tinggal di daerah yang
berkepentingan dalam perang, akan mendapat siksaan, yang wanita akan dijadikan budak
seks, penahanan liar atau sembarangan, memberikan hukuman mati, hingga kejahatan perang
lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda adalah sasaran utama dalam
penguasaan Jepang.
Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya. Mereka dapat
memenuhi industri dengan mengolah tanah atau daerah jajahan itu. Demikianlah jelasnya
tujuan kedatangan bala tentara Jepang ke Indonesia. Mereka ingin menanamkan
kekuasaannya, dengan kata lain untuk menjajah Indonesia.
Jepang semakin jelas menjajah Indonesia setelah sumber-sumber ekonomi dikontrol
secara ketat oleh pasukan Jepang. Pengontrolan ini dilakukan untuk kepentingan perang dan
kemajuan industri Jepang. Cara-cara yang mereka lakukan adalah:
Mengadakan romusha. Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan
romusha. Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani
untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan
Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya
mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit.Para petani diawasi secara ketat dan hasil-
hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang.Hewan peliharaan
penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi
perang.
Selain itu, Jepang memberlakukan sistem kerja paksa atau romusha untuk membangun
jalan, jembatan, dan lapangan udara. Mereka tidak hanya dipekerjakan di dalam negeri tetapi
juga dikirim ke Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Mereka bekerja tanpa upah dan
tanpa makanan yang cukup. Meskipun Jepang hanya berkuasa selama tiga setengah tahun di
Indonesia, namun beban penderitaan yang dirasakan penduduk Indonesia seperti dijajah
ratusan tahun.
Pada tahun 1943, Jepang memerlukan tambahan tentara untuk membantunya melawan
kekuatan Amerika dan sekutunya karena tentara Jepang sendiri mulai terdesak. Hal tersebut
mendorong Jepang untuk memberikan latihan kemiliteran. Jepang berharap organisasi
kemiliteran yang telah dibentuk akan dapat membantu Jepang melawan sekutu. Organisasi
kemiliteran yang dibentuk Jepang, di antaranya sebagai berikut:
1. Seinendan (Barisan Pemuda), beranggotakan pemuda berusia antara 14-22 tahun.
2. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), beranggotakan pemuda berusia 26-35 tahun.
3. Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), anggota Heiho ditempatkan dalam kesatuan tentara
Jepang sehingga bannyak dikerahkan ke medan perang.
4. Pembela Tanah Air (PETA), dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon perwira PETA
mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya PETA adalah untuk mempertahankan
wilayah masing-masing.
5. Fujinkai (Barisan Perhimpunan Wanita), Suishintai (Barisan Pelopor), Jibakutai (Barisan
Berani Mati),Seinentai (Barisan Murid Sekolah dasar), Gakukotai (Barisan Murid Sekolah
dan Lanjutan), dan Hizbullah (Organisasi pemuda-pemuda Islam yang dididik militer).
Menyerahnya Jepang Kepada Sekutu
Amerika Serikat membalas serangan Jepang dengan menjatuhkan bom atom di kota
Hiroshima, Jepang pada 6 Agustus 1945. Berikutnya, pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat
melakukan pengeboman lanjutan di kota Nagasaki, Jepang. Jepang mengabarkan bahwa
pasukannya berada di ambang kekalahan. Jepang kemudian berjanji akan segera
menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu. Setelah
mendengar kabar menyerahnya Jepang, golongan muda Indonesia segera mendesak golongan
tua untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan Indonesia
telah melakukan persidangan-persidangan BPUPKI (badan bentukan Jepang untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia), hanya pernyataan proklamasi saja yang belum
dilakukan. Bahkan, pada 16 Agustus 1945, PPKI (panitia yang melanjutkan tugas BPUPKI)
menggagalkan persidangan karena adanya desakan dari golongan muda untuk segera
memerdekakan Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945, setelah melewati peristiwa-peristiwa
bersejarah demi mencapai kemerdekaan, akhirnya Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara Indonesia merupakan negara yang pernah dijajah sampai berabad-abad
lamanya oleh beberapa negara di Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan
Belanda. Selain itu, Indonesia pernah dijajah oleh sebuah Negara di Asia, yaitu Jepang.
Beberapa pengaruh penjajahan di Indonesia masih terasa saat ini, yaitu warisan budaya yang
berjudul History of Java dan sistem pemungutan pajak.
DAFTAR PUSTAKA

2, D. p. (2021). Penjajahan Inggris di Indonesia. Retrieved from


https://www.dosenpendidikan.co.id/penjajahan-inggris-di-indonesia/

Masa Penjajahan Jepang di Indonesia. (2016). Adara Primadia. Retrieved from


https://sejarahlengkap.com/indonesia/masa-penjajahan-jepang-di-indonesia/amp

Nursetiawati, I. (2019). 6 Negara yang Tercatat Sejarah Pernah Menjajah Indonesia. Retrieved from
https://www.idntimes.com/science/discovery/ineu-nursetiawati/negara-penjajah-indonesia-
exp-c1c2/6

Revolusi Perancis: Penyebab, Dampak, dan Pengaruh terhadap Indonesia. (2021). Kompas.com.
Retrieved from https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/02/122013379/revolusi-
perancis-penyebab-dampak-dan-pengaruh-terhadap-indonesia?
page=all&jxconn=1*9wdes5*other_jxampid*N21NSGNWcGpwd09RZ2hvbUxtMWV5QnhOc
mMyd001dnNpTzdLRENIdEtKSTc5bW96ek1QWnF5YlNCbjN1UzdsWA..#page2

Sejarah Indonesia Sejarah Latar Belakang Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia. (n.d.). Tirto.id.
Retrieved from https://tirto.id/sejarah-latar-belakang-kedatangan-bangsa-eropa-ke-
indonesia-ghnZ

Anda mungkin juga menyukai