Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH INDUSTRI PETERNAKAN SAPI DAGING

MATA KULIAH INDUSTRI PETERNAKAN


DOSEN : Ir. Siti Nurachma, MS.

KELAS B
KELOMPOK 2 :
200110200021 NYIMAS GISELLA TIATIRA ABDULLAH
200110200022 RIDWAN MAULYNO PRAKOSO
200110200139 SATRIA BENTANG SAMUDRA
200110200150 THERESA ESTI DAMAYANTI
200110200240 ERDHA ADIRA KOESWARA

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur keehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Industri
Peternakan Sapi Daging” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen Ir. Siti Nurachma, SM. pada mata kuliah Industri Peternakan. Selain itu, makalah
ini juga dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan tentang “Industri Peternakan
Sapi Daging” bagi pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Siti Nurachma, MS. Selaku
dosen mata kuliah Industri Peternakan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Bandung, 28 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Manfaat bagi Pembangunan Nasional.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Industri Hulu................................................................................................................3

2.2 Budidaya......................................................................................................................5

2.3 Industri Hilir................................................................................................................9

2.4 Industri Penunjang.....................................................................................................11

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi 2.1.1.....................................................................................................................3

Ilustrasi 2.1.2.....................................................................................................................4

Ilustrasi 2.1.3.....................................................................................................................4

Ilustrasi 2.1.4.....................................................................................................................5

Ilustrasi 2.2.1.....................................................................................................................5

Ilustrasi 2.3.1...................................................................................................................10

Ilustrasi 2.3.2...................................................................................................................10

Ilustrasi 2.3.3...................................................................................................................11

Ilustrasi 2.3.4...................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daging sapi merupapakan salah satu komoditas pangan yang penting bagi
kehidupan manusia. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani pada setiap
makhluk hidup dan juga memperbaiki gizi masyarakat di Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf hidup masyarakat, maka
permintaan akan produk-produk yang memiliki gizi yang baik pun akan bertambah,
begitu pula dengan jumlah permintaan ataupun kebutuhan daging sapi yang secara
otomatis akan bertambah.

Ternak sapi potong dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia dengan
berbagai macam pemeliharaan, tergantung pada kondisi setempat. Di Indonesia,
penyebaran ternak sapi potong belum merata. Ada beberapa daerah yang sangat padat,
ada yang sedang, tetapi ada yang sangat jarang dan terbatas populasinya. Tentu saja hal
ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain faktor pertanian atau lahan, kepadatan
penduduk, iklim, dan daya aklimatisasi, serta adat-istiadat dan agama.

Ternak sapi potong di Indonesia sebagai salah satu sumber makanan berupa daging,
produktivitasnya masih sangat memprihatinkan karena jumlahnya masih jauh dari target
yang diperlukan konsumen. Hal ini disebabkan oleh produksi daging masih rendah. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan jumlah prouksi daging masih rendah, antara lain
populasi sapi rendah dan produksi sapi yang rendah.

Maka dari itu diharapkan dalam konteks ini, dapat mengembangkan lagi sektor
budidaya sapi potong guna meningkatkan hasil dengan kualitas dan kuantitas yang baik
dalam usaha ternak sapi potong.

1.2 Manfaat Bagi Pembangunan Nasional

Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mampu memenuhi


kenutuhan saat ini, tanpa mengorbankan generasi mendatang untuk menecukupi
kebutuhan mereka. (Mitchell et al, 2000). Pembangunan haruslah selaras dengan
pengelolaan sumber daya sehingga kesejahteraan jangka panjang seharusnya diberi

1
prioritas yang sama dengan kebutuhan yang mendesak pada saat ini (Reinjntjes et al,
2011).

Konsep pembangunan berkelanjutan akhir-akhir ini menjadi suatu konsep


pembangunan yang diterima oleh semua negara di dunia untuk mengelola sumberdaya
alam agar tidak mengalami kehancuran dan kepunahan. Konsep ini berlaku untuk
seluruh sektor pembangunan termasuk pembangunan sector peternakan.

Peternakan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan setidak-tidaknya


dalam 4 hal strategis yaitu :

1. Peternakan untuk menyediakan pangan terutama untuk memenuhi kebutuhan


rakyat akan protein hewani,
2. Peternakan untuk sumber pendapatan dan kesempatan kerja,
3. Peternakan untuk usaha pertanian yang berkelanjutan dan perbaikan lingkungan
hidup, dan
4. Peternakan untuk pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

Namun pada kenyataannya peternakan diindonesia belum cukup untuk memenuhi


kebutuhan. Dalam arti lain jumlah produksi lebih kecil dari jumlah konsumsi
masyarakat. Hal ini mengakibatkan terjadinya impor dari berbagai sumber protein
hewani seperti daging, telur, dan susu dengan konsekuensi harga yang mahal. Selain itu
hal ini juga dikarenakan peternakan di Indonesia masih menggunakan pola pengelolaan
tradisional sehingga hasilnya pun tidak maksimal serta tidak mampu memadai
kebutuhan protein hewani masyarakat.

Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengembangkan potensi ternak di


Indonesia, agar peternakan Indonesia betul-betul mampu memadai kebutuhan pangan
diindonesia. Selain itu industry peternakan juga mampu menjaga stabilitas pangan di
Indonesia, mampu melaksanakan peranan penting dalam pembangunan nasional, dan
mampu berperan dalam mensejahterakan rakyat Indonesia dengan memberi kecukupan
protein hewani dengan harga yang terjangkau.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Industri Hulu

Perkembangan usaha peternakan perlu didukung oleh berbagai sarana produksi,


salahsatunya adalah ketersediaan pakan. Bahan pakan sumber energi dapat berasal dari
jagung, singkong, dedak padi, dedak gandum, sagu dan lain sebagainya, sedangkan
bahan pakansumber protein dapat berasal dari bungkil kedelai, tepung ikan, daun
leguminosa, tepung darah dan lain-lain. Bahan pakan berserat seperti rumput, jerami
padi, pucuk tebu, kulit buah kakao dan by-product pertanian tanaman pangan lainnya
merupakan bahan pakan yang banyak dimanfaatkan untuk ternak ruminansia, seperti
sapi, domba atau kambing.

Faktor-faktor yang berpegaruh terhadap bobot ternak yaitu :

1. Jumlah konsentrat

Sumber : dairyfeed.ipb.ac.id

(Ilustrasi 2.1.1)

Konsentrat adalah bahan pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar
yang relatif rendah dan mudah dicerna. Fungsinya adalah meningkatkan dan
memperkaya (pelengkap) nilai gizi pada bahan pakan lain (hijauan) yang nilai gizinya
rendah.

3
2. Jumlah hijauan

Sumber : dairyfeed.ipb.ac.id

(Ilustrasi 2.1.2)

Pakan hijauan dapat memberikan pengaruh terhadap bobot ternak namun dengan
komposisi yang pas. Pemberian hijauan sebaiknya dihindari pemberian yang sekaligus
dan dalam jumlah yang banyak, dimana dianjurkan pemberian dilakukan secara
bertahap dan minimal 4 kali dalam sehari semalam (Siregar, 2008).

3. Model umur bakalan

Sumber : duniasapi.com

(Ilustrasi 2.1.3)

Penggemukan sapi potong dengan sapi bakalan yang digunakan berada pada fase
pertumbuhan, maka akan berpengaruh positif terhadap pertambahan bobot badan sapi.
Empiris di lapangan menunjukkan bahwa 46,67 persen dari peternak menggunakan sapi
bakalan dengan umur diatas satu tahun. Sugeng (2006), menyatakan bahwa

4
penggemukan sebaiknya dilakukan pada ternak sapi usia 12-18 bulan atau paling tua
umur 2,5 tahun. Pembatasan usia ini dilakukan atas dasar bahwa pada usia tersebut
ternak tengah mengalami fase pertumbuhan dalam pembentukan kerangka maupun
jaringan daging.

4. Model pola penguasaan ternak

Sumber : Jateng.tribunnews.com

(Ilustrasi 2.1.4)

Bahwa penguasaan peternak terhadap ternak, yaitu milik sendiri atau bagi hasil akan
mempengaruhi peternak dalam mengelola usahanya, sehingga peternak yang usahanya
adalah milik sendiri akan lebih giat dan akan dengan cepat mengantisipasi resiko
kegagalan yang mungkin muncul, karena peternak tidak ingin menderita kerugian dalam
usahanya tersebut.

2.2 Budidaya ( Bos sp. )

(Ilustrasi 2.2.1)

5
1. Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli
Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing
mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna
bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole,
sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi
Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada,
yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO,
Madura dan Brahman. Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg dan persentase
karkasnya 56,9%.

Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk
tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat
mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong. Sapi
Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan.
Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih.

Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase


karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang
diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya,
termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan
caplak dan nyamuk serta tahan panas.

2. Manfaat

Memelihara sapi potong sangat menguntungkan, karena tidak hanya


menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan
sebagai tenaga kerja. Sapi juga dapat digunakan meranih gerobak, kotoran sapi juga
mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh
semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.
Semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain:

6
1) Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.

2) Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan
barang kerajinan

3) Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan
masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.

3. Persyaratan Lokasi

Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya
cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang
harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari
harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian.
Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

4. Pedoman Teknis Budidaya (Penyiapan Sarana dan Peralatan)


 Konstruksi dan letak kandang.

Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan
salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada
tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah
agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang
tetap kering.

Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu
yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi
udara didalamnya lancar.

Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih.
Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan
setiap saat.

Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar
matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat
dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.

7
 Ukuran Kandang

Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang
akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m.
Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak
sapi cukup 1,5x1 m.

 Perlengkapan Kandang

Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak
lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat
air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari
permukaan lantai. Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur
didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit,
dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk
membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa
dipakai untuk memandikan sapi.

5. Pembibitan

Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:

1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap
silsilahnya.

2) Matanya tampak cerah dan bersih.

3) Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari


hidung tidak keluar lendir.

4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba.

5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.

6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.

7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.

8
8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan
bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.

Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi
Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-
ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:

1) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.

2) kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.

3) laju pertumbuhannya relatif cepat.

4) efisiensi bahannya tinggi.

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan


pengelolaan kandang.

Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah,

 Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari


 Mempermudah perawatan dan pemantauan
 Menjaga keamanan dan kesehatan sapi

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga.
Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang
ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.

2.3 Industri Hilir

Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan
industri meubeler.

Contoh Produk Industri Hilir :

Karena daging sapi sangat disukai oleh banyak orang, sehingga untuk meningkatkan
nilai jualnya dan juga supaya tidak bosan mengonsumsi daging sapi maka daging sapi

9
diolah menjadi berbagai macam olahan. Berikut ini adalah contoh olahan yang dapat
dibuat dari daging sapi.

1. Bakso

(Ilustrasi 2.3.1)

Bakso sapi merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat disukai
masyarakatnya. Ada berbagai varian dari bakso sapi, mulai dari bakso sapi isi telur
rebus, isi daging cincang, bahkan bakso urat. Bakso biasanya disajikan dengan aneka
kuah, namun ada juga yang menggorengnya.

2. Abon Sapi

(Ilustrasi 2.3.2)

Abon sapi merupakan salah satu olahan daging sapi yang dikeringkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga menjadi serat-serat kasar namun sangat lembut di lidah. Abon
dapat disimpan selama berbulan-bulan di dalam wadah yang kering dan tertutup. Abon
sendiri memiliki cita rasa yang khas.

10
3. Steak Sapi

(Ilustrasi 2.3.3)

Olahan daging sapi yang dipanggang di atas hot plate ini berasal dari daerah
Amerika Serikat. Bagian dari daging sapi yang biasa digunakan untuk membuat steak
adalah sirloin dan tenderloin.

4. Rendang

(Ilustrasi 2.3.4)

Rendang merupakan masakan olahan daging sapi khas Indonesia yang


kelezatannya diakui di kancah Internasional. Terbukti dengan peringkat ke 11 yang di
duduki rendang sebagai makanan terlezat di dunia.

2.4 Industri Penunjang

Industri penunjang peternakan adalah sektor yang membantu agar industri


peternakan dapat berkembang dan beroperasi dengan baik. Industri penunjang sapi
potong disini ada strategi untuk mengembangkan sapi potong yang ada di Indonesia.
Berikut strategi dan kebijakannya.

1. Pencegahan pemotongan ternak betina produktif

Sekitar 28 persen sapi yang dipotong setiap hari merupakan betina produktif. Paling
tidak ada empat faktor yang mendorong pemotongan betina produktif antara lain : (1)

11
peternak butuh dana untuk kebutuhan hidupnya sehingga harus menjual asetnya dalam
bentuk sapi betina, (2) harga sapi betina lebih murah dibandingkan sapi jantan,
sedangkan harga jual dagingnya sama, (3) adanya pemotongan di luar RPH
pemerintah, dan (4) RPH hanya berorientasi profit sehingga kurang peduli terhadap
larangan pemotongan betina produktif.

2. Optimalisasi inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (InKA)

Program Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan populasi ternak sapi potong, produksi baik kuantitas dan kualitasnya.
Walaupun program ini sudah lama dikenalkan kepada masyarakat namun hasilnya
belum memuaskan.

Untuk meningkatkan optimalisasi IB dan InKA perlu dilakukan :


-Penyusunan perangkat sosialisasi Inseminasi Buatan dan Intensifikasi Kawin Alam

-Peningkatan kegiatan IB melalui optimalisasi akseptor

-Perbaikan kawin alam melalui distribusi pejantan unggul dan sertifikasi pejantan
pemacek
-Penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan ternak sapi

-Penjaringan dan penyelamatan betina produktif, dan keturunan hasil IB

-Penyediaan induk atau bibit.

-Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya IB dan InKA dan penanganan


gangguan reproduksi.

3. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas rumah potong hewan (RPH)


4. Pengembangan sarana dann prasarana ternak sapi

Pengembangan ternak sapi potong perlu didukung dengan sarana dan prasarana
yang memadai. Upaya peningkatan sarana dan prasarana yang perlu dilakukan dalam
mendukung pengembangan ternak sapi adalah:

-Penyediaan lahan peternakan berkelanjutan di Kabupaten Bogor yang ditetapkan


melalui perangkat peraturan daerah tentang RTRW

-Pengembangan Pusat Kesehatan Hewan

12
-Pengembangan Laboratorium Kesehatan Hewan

-Pengembangan Pasar Hewan

-Pengembangan Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB)

-Pengembangan Teknologi Pengolahan Pakan dan Pabrik Pakan Mini

-Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dan Limbah Ternak

-Pengembangan Rumah Potong Hewan

-Pengembangan Pos Penyuluhan (Posluh) Peternakan

-Pengembangan Lahan Pakan Ternak dan Air

13
BAB III

KESIMPULAN

1. Sapi sangat bermanfaat bagi manusia karena semua bagiannya dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, mulai dari daging, susu, tenaga, kulit,
bahkan feses dan urine nya.
2. Daging sapi merupapakan salah satu komoditas pangan yang penting bagi
kehidupan manusia. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
pada setiap makhluk hidup dan juga memperbaiki gizi masyarakat di Indonesia
3. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap bobot ternak sapi potong
yaitu,jumlah konsentrat,jumlah hijauan,model umur bakalan,dan model
penguasaan ternak
4. Budidaya sapi potong dipengaruhi oleh jenis,manfaat, persyaratan lokasi,
penyiapan sarana/peralatan, pembibitan, dan pemeliharaan
5. Contoh produk olahan sapi potong yaitu bakso, abon sapi, steak sapi, serta
rendang
5. Adapun strategi untuk mengembangkan sapi potong yang ada di Indonesia
antara lain, pencegahan pemotongan ternak betina produktif, Optimalisasi
inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (InKA), Pemberdayaan dan
peningkatan kualitas rumah potong hewan (RPH), Pengembangan sarana dan
prasarana ternak sapi

14
DAFTAR PUSTAKA

BA Kasworo. 2013. Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Endah Subekti. 2008. Peranan Bidang Peternakan Dalam Upaya Meningkatkan


Kesejahteraan Rakyat. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.

Abbas Siregar Djarijah. 1996. Usaha Ternak Sapi, Kanisius, Yogyakarta.

Yusni Bandini. 1997. Sapi Bali, Penebar Swadaya, Jakarta.

Diwyanto K., A. Priyanti dan R.A. Saptati. 2007. Prospek Pengembangan Usaha
Peternakan Pola Integrasi. Sains Peternakan Vol. 5 (2). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.

I. Indrayani, R. Nurmalina, dan A. Fariyant. 2012. Analisis Efisiensi Teknis Usaha


Penggemukan Sapi Potong di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Peternakan Indonesia Vol. 14 (1).

15

Anda mungkin juga menyukai