KELAS B
KELOMPOK 2 :
200110200021 NYIMAS GISELLA TIATIRA ABDULLAH
200110200022 RIDWAN MAULYNO PRAKOSO
200110200139 SATRIA BENTANG SAMUDRA
200110200150 THERESA ESTI DAMAYANTI
200110200240 ERDHA ADIRA KOESWARA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur keehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Industri
Peternakan Sapi Daging” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen Ir. Siti Nurachma, SM. pada mata kuliah Industri Peternakan. Selain itu, makalah
ini juga dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan tentang “Industri Peternakan
Sapi Daging” bagi pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Siti Nurachma, MS. Selaku
dosen mata kuliah Industri Peternakan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami terima agar dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Budidaya......................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
DAFTAR ILUSTRASI
Ilustrasi 2.1.1.....................................................................................................................3
Ilustrasi 2.1.2.....................................................................................................................4
Ilustrasi 2.1.3.....................................................................................................................4
Ilustrasi 2.1.4.....................................................................................................................5
Ilustrasi 2.2.1.....................................................................................................................5
Ilustrasi 2.3.1...................................................................................................................10
Ilustrasi 2.3.2...................................................................................................................10
Ilustrasi 2.3.3...................................................................................................................11
Ilustrasi 2.3.4...................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Daging sapi merupapakan salah satu komoditas pangan yang penting bagi
kehidupan manusia. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani pada setiap
makhluk hidup dan juga memperbaiki gizi masyarakat di Indonesia. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf hidup masyarakat, maka
permintaan akan produk-produk yang memiliki gizi yang baik pun akan bertambah,
begitu pula dengan jumlah permintaan ataupun kebutuhan daging sapi yang secara
otomatis akan bertambah.
Ternak sapi potong dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia dengan
berbagai macam pemeliharaan, tergantung pada kondisi setempat. Di Indonesia,
penyebaran ternak sapi potong belum merata. Ada beberapa daerah yang sangat padat,
ada yang sedang, tetapi ada yang sangat jarang dan terbatas populasinya. Tentu saja hal
ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain faktor pertanian atau lahan, kepadatan
penduduk, iklim, dan daya aklimatisasi, serta adat-istiadat dan agama.
Ternak sapi potong di Indonesia sebagai salah satu sumber makanan berupa daging,
produktivitasnya masih sangat memprihatinkan karena jumlahnya masih jauh dari target
yang diperlukan konsumen. Hal ini disebabkan oleh produksi daging masih rendah. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan jumlah prouksi daging masih rendah, antara lain
populasi sapi rendah dan produksi sapi yang rendah.
Maka dari itu diharapkan dalam konteks ini, dapat mengembangkan lagi sektor
budidaya sapi potong guna meningkatkan hasil dengan kualitas dan kuantitas yang baik
dalam usaha ternak sapi potong.
1
prioritas yang sama dengan kebutuhan yang mendesak pada saat ini (Reinjntjes et al,
2011).
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jumlah konsentrat
Sumber : dairyfeed.ipb.ac.id
(Ilustrasi 2.1.1)
Konsentrat adalah bahan pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar
yang relatif rendah dan mudah dicerna. Fungsinya adalah meningkatkan dan
memperkaya (pelengkap) nilai gizi pada bahan pakan lain (hijauan) yang nilai gizinya
rendah.
3
2. Jumlah hijauan
Sumber : dairyfeed.ipb.ac.id
(Ilustrasi 2.1.2)
Pakan hijauan dapat memberikan pengaruh terhadap bobot ternak namun dengan
komposisi yang pas. Pemberian hijauan sebaiknya dihindari pemberian yang sekaligus
dan dalam jumlah yang banyak, dimana dianjurkan pemberian dilakukan secara
bertahap dan minimal 4 kali dalam sehari semalam (Siregar, 2008).
Sumber : duniasapi.com
(Ilustrasi 2.1.3)
Penggemukan sapi potong dengan sapi bakalan yang digunakan berada pada fase
pertumbuhan, maka akan berpengaruh positif terhadap pertambahan bobot badan sapi.
Empiris di lapangan menunjukkan bahwa 46,67 persen dari peternak menggunakan sapi
bakalan dengan umur diatas satu tahun. Sugeng (2006), menyatakan bahwa
4
penggemukan sebaiknya dilakukan pada ternak sapi usia 12-18 bulan atau paling tua
umur 2,5 tahun. Pembatasan usia ini dilakukan atas dasar bahwa pada usia tersebut
ternak tengah mengalami fase pertumbuhan dalam pembentukan kerangka maupun
jaringan daging.
Sumber : Jateng.tribunnews.com
(Ilustrasi 2.1.4)
Bahwa penguasaan peternak terhadap ternak, yaitu milik sendiri atau bagi hasil akan
mempengaruhi peternak dalam mengelola usahanya, sehingga peternak yang usahanya
adalah milik sendiri akan lebih giat dan akan dengan cepat mengantisipasi resiko
kegagalan yang mungkin muncul, karena peternak tidak ingin menderita kerugian dalam
usahanya tersebut.
(Ilustrasi 2.2.1)
5
1. Jenis
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli
Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing
mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna
bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).
Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole,
sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi
Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada,
yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO,
Madura dan Brahman. Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg dan persentase
karkasnya 56,9%.
Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk
tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat
mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong. Sapi
Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan.
Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih.
2. Manfaat
6
1) Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2) Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan
barang kerajinan
3) Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan
masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.
3. Persyaratan Lokasi
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya
cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang
harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari
harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian.
Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan
salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada
tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah
agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang
tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal dari kayu
yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi
udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih.
Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak boleh kehabisan
setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar
matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan kandang sapi dapat
dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
7
Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang
akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m.
Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak
sapi cukup 1,5x1 m.
Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak
lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat
air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari
permukaan lantai. Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur
didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit,
dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk
membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa
dipakai untuk memandikan sapi.
5. Pembibitan
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap
silsilahnya.
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
8
8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan
bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi
Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-
ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
6. Pemeliharaan
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga.
Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang
ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan
industri meubeler.
Karena daging sapi sangat disukai oleh banyak orang, sehingga untuk meningkatkan
nilai jualnya dan juga supaya tidak bosan mengonsumsi daging sapi maka daging sapi
9
diolah menjadi berbagai macam olahan. Berikut ini adalah contoh olahan yang dapat
dibuat dari daging sapi.
1. Bakso
(Ilustrasi 2.3.1)
Bakso sapi merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat disukai
masyarakatnya. Ada berbagai varian dari bakso sapi, mulai dari bakso sapi isi telur
rebus, isi daging cincang, bahkan bakso urat. Bakso biasanya disajikan dengan aneka
kuah, namun ada juga yang menggorengnya.
2. Abon Sapi
(Ilustrasi 2.3.2)
Abon sapi merupakan salah satu olahan daging sapi yang dikeringkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga menjadi serat-serat kasar namun sangat lembut di lidah. Abon
dapat disimpan selama berbulan-bulan di dalam wadah yang kering dan tertutup. Abon
sendiri memiliki cita rasa yang khas.
10
3. Steak Sapi
(Ilustrasi 2.3.3)
Olahan daging sapi yang dipanggang di atas hot plate ini berasal dari daerah
Amerika Serikat. Bagian dari daging sapi yang biasa digunakan untuk membuat steak
adalah sirloin dan tenderloin.
4. Rendang
(Ilustrasi 2.3.4)
Sekitar 28 persen sapi yang dipotong setiap hari merupakan betina produktif. Paling
tidak ada empat faktor yang mendorong pemotongan betina produktif antara lain : (1)
11
peternak butuh dana untuk kebutuhan hidupnya sehingga harus menjual asetnya dalam
bentuk sapi betina, (2) harga sapi betina lebih murah dibandingkan sapi jantan,
sedangkan harga jual dagingnya sama, (3) adanya pemotongan di luar RPH
pemerintah, dan (4) RPH hanya berorientasi profit sehingga kurang peduli terhadap
larangan pemotongan betina produktif.
Program Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan populasi ternak sapi potong, produksi baik kuantitas dan kualitasnya.
Walaupun program ini sudah lama dikenalkan kepada masyarakat namun hasilnya
belum memuaskan.
-Perbaikan kawin alam melalui distribusi pejantan unggul dan sertifikasi pejantan
pemacek
-Penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan ternak sapi
Pengembangan ternak sapi potong perlu didukung dengan sarana dan prasarana
yang memadai. Upaya peningkatan sarana dan prasarana yang perlu dilakukan dalam
mendukung pengembangan ternak sapi adalah:
12
-Pengembangan Laboratorium Kesehatan Hewan
13
BAB III
KESIMPULAN
1. Sapi sangat bermanfaat bagi manusia karena semua bagiannya dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, mulai dari daging, susu, tenaga, kulit,
bahkan feses dan urine nya.
2. Daging sapi merupapakan salah satu komoditas pangan yang penting bagi
kehidupan manusia. Khususnya, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
pada setiap makhluk hidup dan juga memperbaiki gizi masyarakat di Indonesia
3. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap bobot ternak sapi potong
yaitu,jumlah konsentrat,jumlah hijauan,model umur bakalan,dan model
penguasaan ternak
4. Budidaya sapi potong dipengaruhi oleh jenis,manfaat, persyaratan lokasi,
penyiapan sarana/peralatan, pembibitan, dan pemeliharaan
5. Contoh produk olahan sapi potong yaitu bakso, abon sapi, steak sapi, serta
rendang
5. Adapun strategi untuk mengembangkan sapi potong yang ada di Indonesia
antara lain, pencegahan pemotongan ternak betina produktif, Optimalisasi
inseminasi buatan (IB) dan intensifikasi kawin alam (InKA), Pemberdayaan dan
peningkatan kualitas rumah potong hewan (RPH), Pengembangan sarana dan
prasarana ternak sapi
14
DAFTAR PUSTAKA
Diwyanto K., A. Priyanti dan R.A. Saptati. 2007. Prospek Pengembangan Usaha
Peternakan Pola Integrasi. Sains Peternakan Vol. 5 (2). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.
15