Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SIKAP SOPAN SANTUN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Disusun Oleh:
Fitri Wulandari
Kelas : XI TKJ 2

SMK NU MANBA’UL FALAH


Jl. KH. Rofi’i Ma’shum No. 35 Kedungliwung, Ds. Kemiri, Kec. Singojuruh,
Kab. Banyuwangi
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sopan santun sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini
banyak ditemukan kasus di mana siswa sudah berlaku tidak sopan terhadap orang
tuanya sendiri, kepada guru di sekolah, kepada orang yang lebih tua, bahkan kepada
sesama teman. Dalam kehidupan modern, perilaku siswa cenderung kehilangan sopan
santun kepada orang tua. Berbagai kejadian buruk sering dilaporkan bahwa siswa
membentak orang tua atau anak kandung menyumpahi orang tuanya. Bahkan sering
terjadi siswa memukul orang tua, lebih miris siswa membunuh orang tua.
Siswa memukul orang tua karena mereka tidak memahami makna dari
perilaku sopan santun sejak dini. Perilaku sopan santun saat ini lebih berbeda jauh dari
jaman dahulu kala. Dalam budaya leluhur dahulu bahkan berjalan melewati orang tua
saja harus membungkuk, membantah terhadap atau berkata keras saja sudah
merupakan tindakan buruk. Memang untuk hormat kepada orang tua tidak harus
menyembah atau membungkuk terlalu dalam, tetapi paling tidak perilaku sopan
santun terhadap orang tua harus di junjung tinggi.
Perilaku sopan santun dalam lingkungan formal telah diajarkan. Misalnya komunikasi
dan pembelajaran moral serta disiplin kepada siswa sering menghadapi kesulitan
karena siswa sekarang lebih berani dan kasar dalam bersikap. Siswa menjadi lebih
kritis tetapi sering tidak pada tempatnya serta lebih emosional. Siswa juga cenderung
kurang menghargai teman, orang tua, bahkan gurunya disekolah. Beberapa orang tua
sekarang juga mengalami kesulitan dirumah dalam mendidik anak-anaknya dalam
hal tata krama dan menanamkan nilai kesantunan. Sifat dan perilaku yang
ditunjukkan oleh peserta didik sering kali dianggap cerminan dari bagaimana orang
tuanya mendidiknya. Jika siswa nakal dan tidak sopan, maka mungkin orang akan
menyangka bahwa orang tuanya tak becus mendidiknya. Begitu pula jika anak itu
tumbuh sopan dan cerdas, orang tua akan bangga terhadap anaknya. Hal ini
tergantung dari bagaimana sikap kita dalam mendidik anak sejak dini, agar siswa pada
saat ini dapat memahami bagaimana berperilaku sopan santun yang baik di sekolah,
khususnya di SMK NU MANBA’UL FALAH.
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa di SMK NU MANBA’UL
FALAH bahwa siswa mempunyai masalah pribadi dan masalah sosial. Kenyata an di
sekolah tampak bahwa siswa belum mampu menghargai, belum mampu
menghormati, dan belum mampu menyapa dengan ramah. Secara keseluruhan
perilaku sopan santun tampak dari siswa tersebut adalah indikator dari perilaku
sopan santun negatif siswa di SMK NU MANBA’UL FALAH.
Adanya fenomena tersebut dipandang untuk mencarikan solusi sebagai
langkah mengatasi masalah siswa seperti yang dijelaskan sebelumnya. Layanan
bimbingan kelompok teknik bermain peran ini dipilih untuk membina dan
mengenalkan perilaku sopan santun siswa dalam pembelajaran. Siswa dibimbing
secara kelompok untuk berperilaku sopan santun dengan baik, seperti saling
menghargai orang yang lebih tua dari kita, terutama pada guru mengajar, orang tua,
teman sebaya, lawan jenis agar tidak berkata kasar dan sombong. Layanan bimbingan
kelompok teknik bermain peran ini dilaksanakan agar para siswa dapat memiliki
perilaku sopan santun yang baik dan positif, yakni dapat meningkatkan kemampuan
bergaul yang baik.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Siswa menujukkan perilaku sopan santun yang rendah, karena siswa belum
mampu menghargai, belum mampu menghormati, dan belum mampu
menyapa dengan ramah.
2. Bimbingan kelompok dengan teknik Bermain Peran ini belum pernah
dilaksanakan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut “Apakah layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran
berpengaruh terhadap perilaku sopan santun siswa di SMK NU MANBA’UL
FALAH?”

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sikap Sopan Santun


1. Pengertian Sopan Santun
Ujiningsih (Niken & Siti & Sadiman : 2014) berpendapat bahwa perilaku
sopan santun adalah perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai
menghormati, menghargai, tidak sombong, dan berakhlaq mulia. Perwujudan dari
sikap sopan santun adalah perilaku yang menghormati orang lain melalui
komunikasi menggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau merendahkan orang
lain. Dalam budaya jawa sikap sopan salah satunya ditandai dengan perilaku
menghormati kepada orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang sopan, tidak
memiliki sifat yang sombong.
Pembiasaan perilaku sopan santun ini perlu dilakukan di kehidupan sehari-
hari, baik dalam keluarga maupun dilingkungan sekitar anak, supaya nantinya anak
akan mudah bersosialisasi dimanapun anak berada. Hal ini berdasar ungkapan
Kusuma (dalam Kusbandinah : 2013), Kelak, anak yang dibiasakan dari kecil untuk
bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi. Dia akan mudah memahami
aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut.
Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu
menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang
baik. Pendek kata, dia tumbuh menjadi sosok yang beradab.
2. Dasar–Dasar Sikap Sopan Santun
Sopan santun menjadi salah satu bagian dari etika yang baik. Setiap etika
mempunyai dasar atau ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan kebiasaaan yang
berlaku di setiap lingkungan/daerah. Rusyan berpendapat bahwa ukuran perilaku
sopan santun ataupun etika itu terletak pada ketidaksombongan, kelancaran, selera
baik, perpatutan, dan serta menempatkan sesuatu ke tempat yang tepat.
Jadi, ukuran sikap sopan santun secara umum dapat diukur dari suatu sikap
yang ramah kepada guru, teman, bahkan orang lain. Bersikap hormat, tersenyum,
dan taat pada suatu peraturan. Perilaku sikap sopan santun lebih menonjolkan
pribadi yang baik serta, menghormati siapa saja.

B. Lingkungan Sekolah
1. Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkuan berasal dari kata lingkung yang berarti “sekeliling” sekitar,
selingkung, seluruh suatu lingkaran, daerah dan sebagainya” Lingkungan sekolah,
Menurut Imam Supardi menyatakan “lingkungan adalah jumlah semua benda hidup
dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam ruang yang kita tempati”. Menurut
pengertian lain “adalah mencakup segala material dan stimulus didalam dan diluar
individu baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio kultural”.
Menurut Syamsu Yusuf menyatakan sebagai berikut: Sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual,
intelektual, emosional, maupun sosial. Lingkungan sekolah adalah jumlah semua
benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan
formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu
siswa mengembangkan potensinya. Jadi lingkungan adalah “segala sesuatu yang
berada dialam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh terhadap karakter atau
sifat seseorang secara langsung ataupun tidak langsung.
Menurut pendapat yang lain bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan
ruang dalam lingkup pendidikan formal yang memberi pengaruh pembentukan sikap
dan pengembangan potensi siswa. Dari beberapa pengertian di atas tentang
lingkungan sekolah meliputi benda hidup dalam bentuk manusia terdekat yang
melingkupinya yaitu keluarga. Kelurga merupakan lingkungan pendidikan yang
utama dan pertama, karena manusia mendapatkan pendidikan yang pertama kalinya
dari lingkungan keluarga sebelum mengenal lingkungan yang lainnya. Lain dari
pada itu bahwa manusia mendapatkan pendidikan keluarga dimulai sejak dalam
kandungan dan masa balita (masa pra sekolah). Dasar-dasar pembentukan
kepribadian juga meliputi segala material adalah mencakup lingkungan pekarangan
sekolah yang harus ditata dan dibenah serta fasilitas-fasilitas yang bersifat
kebendaan, seperti pagar sekolah yang permanen yang memagari lingkungan
sekolah supaya tetap aman sebagai lingkungan pendidikan yang jauh dari berbagai
macam gangguan yang bisa menimbulkan suasana ketidak tertiban sekolah, fasilitas
tempat parkir sekolah yang membuat rasa aman dan nyaman mereka menyimpan
kendaraan, maupun pengembangan ruangan belajar yang representatif dengan
penambahan ruang belajar dan memperindah ruang belajar dan penataan pekarangan
sekolah dari kebersihan dan keindahan dan lain sebagainya.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran terhadap perilaku
sopan santun siswa di SMK NU MANBA’UL FALAH.

BAB III
PENUTUP

A. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan tersebut maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu :
a. Dapat menambah kajian tentang pengaruh bimbingan kelompok teknik
bermain peran terhadap perilaku sopan santun siswa di SMK NU
MANBA’UL FALAH
b. Agar siswa dapat menyadari akan pentingnya berperilaku sopan santun di
sekolah
c. Memberikan bukti empiris kepada guru bimbingan konseling mengenai
keefektifan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran dalam
membantu meningkatkan kemampuan berperilaku sopan santun siswa di
SMK NU MANBA’UL FALAH.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat saya sampaikan, tentunya makalah ini masih
banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara penulis ataupun
pembahasan di dalamnya. Untuk itu segenap kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian demi tersempurnanya makalah kami berikutnya.
Terima aksih.

Anda mungkin juga menyukai