Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

Pembelajaran PKN di SD
ANALISIS PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PKN DI KELAS 2 SDN
PISANGCANDI 2 KOTA MALANG

Dosen :

IG Ngurah Oka Putra Setiawan, S.H M.H

Disusun Oleh :
WIWIT LESTARI
PGSD-BI/ 858844696

UPBJJ KOTA MALANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dunia pendidikan kita akhir-akhir ini cukup dikejutkan dengan mencuatnya berbagai
kasus kekerasan di lingkungan sekolah. Kekerasan yang terjadi antar siswa, guru terhadap
siswa, atau sebaliknya siswa terhadap guru. Kekerasan baik yang bersifat fisik (menyubit,
memukul, menjambak, menyenggol dengan sengaja, menjegal) maupun bersifat verbal
(memanggil dengan nama julukan, menyebar gosip, mengintimidasi secara emosional,
mengisolasi, mengeluarkan dari kelompoknya, dan tindakkan secara seksual seperti memberi
komentar, melakukan kontak-kontak pada bagian tertentu, menarik tali BH, mengintip rok),
dan lain sebagainya.

Penyebab kekerasan fisik dari siswa dapat kita dilihat dua faktor.

Pertama faktor internal siswa sendiri misalnya: pelaku melakukan perbuatan tersebut karena
merasa bosan dengan rutinitas. Mereka ingin mencari sesuatu yang baru dan menemukan
kepuasaan. Ketika orang lain merasa takut atau mendapat celaka dari perbuatan pelaku tindak
kekerasaan maka pelaku akan merasakan suatu kepuasaan. Mereka seolah akan mendapat
penghargaan dari para yunior berupa penghormatan.

Kedua adalah faktor eksternal dari siswa. Hal ini misalnya masalah latar belakang
keluarga. Mereka kurang mendapatkan perhatian ataupun pengawasan yang diberikan orang
tua. Untuk melampiaskan kekecewaan terhadap orang tuanya, mereka melakukan perbuatan
yang merugikan siswa lain. Sasaran empuk mereka adalah para yuniornya. Sering kita sadari
atau tidak kita sadari sebagai pendidik tindakan kita memicu munculnya kekerasaan fisik
maupun verbal di lingkungan sekolah. Ketika kita sedang ada masalah pribadi sering ikut
terbawa ke dalam kelas. Beberapa siswa bertingkahlaku yang kurang berkenan membuat kita
mudah emosi.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis melakukan analisis moral siswa sesuai dengan
pembelajaran PKn di SD NEGERI PISANGCANDI 2 KOTA MALANG.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Adab
Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab
erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Ahli bahasa juga kebanyakan
menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala
sesuatu. Begitupun sebagian ulama lainnya juga turut berpendapat bahwa adab merupakan
suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama.
Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar
tetangga, dan antar kaum.

Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang
adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya
waktu, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan
tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.

Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab
biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting.
Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran
mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya.

1. ADAB atau TATA KRAMA SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH


Lingkungan sekolah merupakan tempat kedua setalah rumah dimana siswa belajar
bagaimana cara bergaul ,berteman dengan teman sebaya ,berkomunikasi dengan
guru ,melakukan hal hal yang baru serta mengembangkan kemampuan akademis serta
memperoleh keterampilan hidup. Dimana bentuk-bentuk yang mencerminkan tata karma
siswa di lingkungan sekolah yaitu:
1. Selalu berbicara dengan sopan dan meghormati guru serta pegawai di lingkungan
sekolah.
2. Selalu menghormati kakak kelas, menghargai teman sebaya, menyayangi dan
membimbing adik kelas
3. Selalu bersikap ramah, murah senyum, dan bertegur sapa/salam dengan guru, pegawai
serta siswa lain.
4. Mematuhi perintah dan nasehat yang diberikan oleh guru tanpa membeda-bedakan.
5. Menjaga ketenangan dan kenyamanan baik di dalam kelas saat pelajaran ataupun di
luar kelas.
6. Memperhatikan saat guru berbicara, jangan memotong pembicaraan guru dan apabila
harus memotong, ucapkan maaf.
7. Meminta ijin jika hendak keluar kela ssaat jam pelajaran kepada guru yang mengajar.
8. Berdoa dan memberi hormat pada guru sebelum dan setelah proses belajar-mengajar,
serta bersalaman dengan guru saat pulang sekolah.
9. Selalu berusaha menjaga perasaan dan menjalin keakraban dengan teman.
10. Saling tolong menolong jika ada teman yng mengalami kesusahan.
11. Menjaga ketenangan dan kenyamanan baik di dalam kelas saat pelajaran ataupun
di luar kelas.
12. Selalu menjaga kerapihan dan kebersihan diri.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD


Pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang berisikan tentang
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan juga memberikan pengetahuan tentang nilai
dan moral. Mata pelajaran pendidikan dan kewarganegaraan sangat dibutuhkan apalagi
dalam jenjang sekolah dasar, karena sekolah dasar merupakan tempat pertama bagi mereka
para siswa setelah keluarga untuk mendapatkan pendidikan moral dan nilai-nilai pancasila.
Dengan mempelajari mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kita dapat berpikir
kritis, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pemikiran kita tentang menjadi warga
negara yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Berikut adalah hakikat pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar:

1. Memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu


melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai seorang warga negara dan murid.
2. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak didik tentang pancasila.
3. Menanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan dengan nilai pancasila ke dalam diri
anak didik.
4. Membantu anak didik untuk mempersiapkan diri menjadi warga indonesia yang baik.

Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 2 semester 1 telah disebutkan
bahwa:
Standar Kompetensi :
1. Membiasakan hidup bergotong royong

Kompetensi Dasar :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun ,saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun ,saling berbagi dan tolong menolong dirumah dan
disekolah

Tujuan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar antara lain:

1. Memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu


melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai seorang warga negara dan murid.
2. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak didik tentang pancasila.
3. Menanamkan nilai-nilai moral sesuai dengan dengan nilai pancasila ke dalam diri
anak didik.
4. Membantu anak didik untuk mempersiapkan diri menjadi warga indonesia yang baik.

3. Permasalahan yang terjadi di kelas 2 SD Negeri Pisangcandi 2


Di dalam proses belajar mengajar pasti ada yang namanya permasalahan.
Permasalahan yang terjadi di SD Negeri Pisangcandi 2 antara lain:
1. Membentuk kelompok kelompok yang di anggap tidak satu frekuensi sehingga
rawan menimbulkan bullying ringan terhadap siswa tidak mempunyai kelompok
Sering ditemukan beberapa siswa kelas bawah membuat kelompok atau circle circle
yang dianggap satu frekuensi dimana pada cicrcle tersbut berarah atau berujung ke hal negatif
seperti bullying ringan , atau sering terjadi ketidak rukunan terhadap masing masing
kelompok sehingga mengakibatkan rata rata nilai kelas yang tidak stabil. Misalnya kelompok
yang suka rame berkumpul dengan yang suka rame ,atau misalkan anak yang pintar
berkumpul dengan siswa atau siswi yang pintar juga sehingga didalam kelas terdpat berbagai
kelompok yang bermacam macam seperti kelompok rame ,kelompok mager ,kelompok -
pendiam ,kelompok anak anak yang aktif dan kelompok pintar. dengan adanya kelompok
kelompok maka suasana kelas tidak menjadi nyaman. Suasana kelas akan menjenuhkan ,
suasana kelas akan menjadi penjara bagi siswa yang tidak mempunyai kelompok ,serta yang
kurangnya rasa simpati dan empati terhadap teman maupun orang sekitar diluar
kelompoknya. tidak hanya itu dikelas akan terjadi perbedaan nilai yang sangat kontras
dimana yang pintar akan semakin pintar dan yang tidak terlalu pintar akan stag dengan
kualitasnya
2. Tidak menyapa atau mengucapkan salam bila bertemu guru dan teman
Menyapa adalah suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau mengajak bercakap-cakap.
Arti lainnya dari menyapa adalah menegur. Dalam kasus ini banyak siswa kelas tinggi ketika
bertemu atau berpapasan dengan gurunya mereka tidak menyapa terlebih dahulu, kebanyakan
dari mereka mengalihkan kontak mata, dan lari atau menjauh dari gurunya. Telah kita ketahui
manfaat dari menyapa antara lain untuk mempererat hubungan antaran guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa, seperti 5S (senyum,salam,sapa,sopan,santun).jadi terjalinlah
hubungan yang baik.
3. Solusi yang dilakukan guru.
Melihat kondisi tersebut, peran aktif guru dan orang tua sangat diperlukan dalam
pembentukan etika tata krama, karakter, mengajarkan nila-nilai akan budaya, tatakrama, dan
sopan santun.
Solusi yang bisa dilakukan oleh guru antara lain:

1. Memberikan pengertian bahwa kita itu sama ,dengan cara membaurkan tempat duduk
antar siswa yang biasanya berkelompok
2. Sering melakukan kegiatan yang membutuhkan kerja sama kelompok dengan cara sering
merubah anggota kelompok kelompok yang sudah di bentuk
3. Mengingatkan dan memberi pengertian bahwa aksi bullying bukanlah perilaku yang baik
baik bulying ringan maupun berat
4. Menjelaskan efek atau akibat jika kita melakukan bullying
5. Memberi arahan atau saran kepada siswa-siswa jika mereka kesulitan memakai bahasa
jawa, mereka bisa menggunakan bahasa indonesia yang baik.
6. Memberi contoh menggunakan bahasa indonesia yang baik dan sopan ketika berinteraksi
ke siswa-siswa baik kelas rendah mauoun kelas tinggi
7. Membiasakan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun) terhadap siswa-siswi terlebih
dahulu.
8. Memberi contoh yang baik ketika guru meminta tolong kepada murid. Seperti “Bu guru
minta tolong ya nak, tolong ambilkan buku di perpustakaan.” Dan jangan lupa
mengucapkan terima kasih.
9. Mencontohkan ketika ada anak yang meminjam buku, pensil, penghapus, dll dengan cara
mendatangi, memberi dengan menggunakan tangan kanan, sambil berkata dengan sopan,
tanpa berteriak-teriak.
Dengan menasehati, memberi contoh hal-hal sederhana akan melatih anak-anak belajar
sopan sntun dan memahami tata krama dalam berkata dan berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA

● https://www.silabus.web.id/budaya-hidup-rukun-di-sekolah/ Diakses tanggal 04


November 2022
● https://text-id.123dok.com/document/eqo3wj8kq-fungsi-dan-tujuan-pkn-secara-umum
-hakikat-fungsi-dan-tujuan-pkn-di-sekolah-dasar-sd.html/ Diakses tanggal 04
November 2022

Anda mungkin juga menyukai