Pembelajaran PKN di SD
ANALISIS PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PKN DI KELAS 2 SDN
PISANGCANDI 2 KOTA MALANG
Dosen :
Disusun Oleh :
WIWIT LESTARI
PGSD-BI/ 858844696
PENDAHULUAN
Penyebab kekerasan fisik dari siswa dapat kita dilihat dua faktor.
Pertama faktor internal siswa sendiri misalnya: pelaku melakukan perbuatan tersebut karena
merasa bosan dengan rutinitas. Mereka ingin mencari sesuatu yang baru dan menemukan
kepuasaan. Ketika orang lain merasa takut atau mendapat celaka dari perbuatan pelaku tindak
kekerasaan maka pelaku akan merasakan suatu kepuasaan. Mereka seolah akan mendapat
penghargaan dari para yunior berupa penghormatan.
Kedua adalah faktor eksternal dari siswa. Hal ini misalnya masalah latar belakang
keluarga. Mereka kurang mendapatkan perhatian ataupun pengawasan yang diberikan orang
tua. Untuk melampiaskan kekecewaan terhadap orang tuanya, mereka melakukan perbuatan
yang merugikan siswa lain. Sasaran empuk mereka adalah para yuniornya. Sering kita sadari
atau tidak kita sadari sebagai pendidik tindakan kita memicu munculnya kekerasaan fisik
maupun verbal di lingkungan sekolah. Ketika kita sedang ada masalah pribadi sering ikut
terbawa ke dalam kelas. Beberapa siswa bertingkahlaku yang kurang berkenan membuat kita
mudah emosi.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis melakukan analisis moral siswa sesuai dengan
pembelajaran PKn di SD NEGERI PISANGCANDI 2 KOTA MALANG.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Adab
Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab
erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Ahli bahasa juga kebanyakan
menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala
sesuatu. Begitupun sebagian ulama lainnya juga turut berpendapat bahwa adab merupakan
suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di dalamnya.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama.
Norma tentang adab seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar
tetangga, dan antar kaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang
adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Tetapi seiring berkembangnya
waktu, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dengan segi kesopanan secara umum dan
tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab
biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting.
Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran
mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya.
Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas 2 semester 1 telah disebutkan
bahwa:
Standar Kompetensi :
1. Membiasakan hidup bergotong royong
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun ,saling berbagi dan tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun ,saling berbagi dan tolong menolong dirumah dan
disekolah
1. Memberikan pengertian bahwa kita itu sama ,dengan cara membaurkan tempat duduk
antar siswa yang biasanya berkelompok
2. Sering melakukan kegiatan yang membutuhkan kerja sama kelompok dengan cara sering
merubah anggota kelompok kelompok yang sudah di bentuk
3. Mengingatkan dan memberi pengertian bahwa aksi bullying bukanlah perilaku yang baik
baik bulying ringan maupun berat
4. Menjelaskan efek atau akibat jika kita melakukan bullying
5. Memberi arahan atau saran kepada siswa-siswa jika mereka kesulitan memakai bahasa
jawa, mereka bisa menggunakan bahasa indonesia yang baik.
6. Memberi contoh menggunakan bahasa indonesia yang baik dan sopan ketika berinteraksi
ke siswa-siswa baik kelas rendah mauoun kelas tinggi
7. Membiasakan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, Santun) terhadap siswa-siswi terlebih
dahulu.
8. Memberi contoh yang baik ketika guru meminta tolong kepada murid. Seperti “Bu guru
minta tolong ya nak, tolong ambilkan buku di perpustakaan.” Dan jangan lupa
mengucapkan terima kasih.
9. Mencontohkan ketika ada anak yang meminjam buku, pensil, penghapus, dll dengan cara
mendatangi, memberi dengan menggunakan tangan kanan, sambil berkata dengan sopan,
tanpa berteriak-teriak.
Dengan menasehati, memberi contoh hal-hal sederhana akan melatih anak-anak belajar
sopan sntun dan memahami tata krama dalam berkata dan berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA