Anda di halaman 1dari 4

Lunturnya Adab Siswa Terhadap Guru

Hubungan guru dengan siswa sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat selama
berlangsungnya program KBM (kegiatan belajar mengajar). Meski seorang guru sedang dalam
keadaan tidak mengajar, hubungan dengan siswa masih terjaga. Dalam keseharian, sering kita
melihat seorang guru bertemu dengan  siswa yang sudah sekian lama tidak bertemu (alumni),
seorang guru akan tetap menampilkan sikap keguruannya.seperti dukungan, nasehat dalam
bentuk yang berbeda dengan masa dalam didikannya.
Begitu halnya dengan siswa, sekalipun ia telah meraih kesuksesan yang mencapai
gurunya, baik dalam jabatan, kekayaan ilmu pengetahuan, dalam hati kecilnya akan tersimpan
rasa hormat yang ditunjukan secara sopan dan santun dalam berbagai bentuk, seperti senyuman,
cium tangan, menganggukkan kepala, hingga memberi kado tertentu yang sudah pasti tidak
dihitung dari nilai harganya. Inilah salah satu kebanggan seorang guru, ketika masih dapat
melihat siswa-siswi didiknya meraih kesuksesan. Adab sopan santun dari para  siswaitu bukan
muncul secara otomatis tetapi tumbuh dari sikap dan perilaku pengajar serta pengaruh
lingkungan tempat siswa itu tinggal.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir adab keramahan dan sopan santun di Indonesia
mengalami kemunduran. Ini dapat dilihat dari generasi muda atau remaja yang kehilangan etika
dan adab sopan santun terhadap teman, orang yang lebih tua, guru bahkan terhadap orang tua.
Siswa tidak lagi menganggap guru sebagai panutan, orang yang memberikannya ilmu dan
pengetahuan yang harus di hormati.
Pengertian Adab Sopan Santun dan Sosial
Menurut W.J.S. Poerwadarminta ,adab adalah hormat (takzim)atau tertib menurut adab
yang baik. Santun adalah lemah lembut dan baik (santun bahasanya,sopan tingkah lakunya) atau
sabar. Sedangkan sosial diartikan sebagai sesuatu yang mengenai masyarakat /kemasyarakatan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa adab sopan santun adalah
cara yang dibuat secara turun temurun oleh sekelompok orang dalam memperlakukan orang lain
secara takzim, baik itu adab berbahasa maupun adab bertingkah laku dengan menggunakan akal
budi pekerti dan hati nurani. Sedangkan sosial diartikan menjadi segala sesuatu yang dibuat
manusia dengan pemikiran dan akal budi dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai
kebahagiaan.
Faktor – faktor Penyebab Lunturnya Adab Sopan Santun Siswa Terhadap Guru
Menurunyaadab sopan santun siswa dipengaruhi banyak pemicu(faktor), baik pemicu
tersebut dari siswa, dari guru yang merupakan pemicu internal dan eksternal. Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang lebih seringdisebut TIK, Kadang menjadi
masalah ini. Tetapi bukan hanya TIK yang menjadi faktor eksternal, pengaruh pergaulan bebas
dan penyalahgunaan obat – obat terlarang juga mengambil peranan dalam proses hilangnya
sopan santun siswa terhadap guru.
 faktor – faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu :
1. Pengaruh perkembangan TIK, kebebasan meng-akses informasi yang didukung oleh
akses internet yang mudah melalui laptop, TAB, handphone / smartphone sehingga
mempengaruhi daya pikir siswa.
2. Kemudahan akses internet membuat siswa bisa melihat budaya dari Negara-negara lain.
secara tidak langsung mereka menggunakan dikehidupan sehari – hari tanpa adanya
penyaringan terhadap budaya yang ditiru.
3. Pergaulan bebas, merupakan kultur yang tidak sesuai dengan adat istiadat Indonesia. Hal
ini akan menimbulkan sifat yang cendrung bebas tanpa ada hubungan adat istiadat yang
telah lama berlaku dalam Indonesia.
4. Penyalahgunaan obat – obat terlarang, sifat labil dalam diri akan membuat siswa mencari
– cari jati dirinya, siswa akan terjerumus dalam kenikmatan obat terlarang yang akan
berpengaruh pada tingkah laku siswa tersebut.
5. Kurangnya adab sopan santun di rumah. Sebagian waktu anak dihabiskan di rumah atau
dilingkungan keluarga sehingga sikap orang tua yang tidak mencerminkan norma-norma
kesopanan akan mudah ditiru anak.
Berikut faktor eksternal dilihat dari guru :
1. Penampilan guru, sangat penting karena siswa akan menilai rapi atau kucel cara
berpakaian guru.
2. Telat atau jarang masuk, dengan beban 24 jam pelajaran yang harus dibuat oleh seorang
guru untuk menambah penghasilan. Akan berdampak pada performa guru tersebut
sehingga sering telat dan tidak masuk.
3. Pilih kasih, sifat ini yang sering tidak disadari oleh guru dan sering membanding –
bandingkan siswa yang satu dengan siswa yang lain.
4. PR dan tugas sering tidak dikoreksi, dengan mengoreksi dan memberikan nilai
merupakan bentuk menghargai hasil kerja keras siswa tersebut.
5. Berkata kasar, perkataan yang kasar akan membat pandangan negatif siswa terhadap
guru.
6. Suka perintah, suka memerintah siswa diwaktu dan tempat yang tidak sepantasnya.
7. Menghukum semena-mena, guru hanyalah manusia biasa dimana ada masalah diluar
sekolah yang sering terbawa disekolah. Perlunya sikap profesional guru untuk
membedakan masalah sekolah dengan masalah luar sekolah. Sehingga siswa tidak
menjadi pelampiasan untuk masalah – masalah guru tersebut.
D.Zawawi Imron menyatakan bahwa “Guru yang baik ialah yang menganggap semua
muridnya sebagai anak-anaknya sendiri, yang setiap hari akan mendapat curahan kasih
sayangnya. Guru yang baik ialah yang memberikan masa depan cemerlang dengan membekali
anak didiknya dengan visi yang tajam dan ilmu yang menjanjikan”. Jadi, pengajar yang baik
bukan sekedar memberikan persoalan teknik dan teori belajar saja tetapi disertai dengan rasa
kasih sayang.
Berikut adalah faktor internal penyebab lunturnya budaya sopan santun siswa :
1. Posisi sosial lebih tinggi dari guru, hal ini sering terjadi apabila siswa berasal dari
keluarga yang terpandang atau orang tuanya merupakan pejabat. Jadi dengan posisi orang
tuanya tersebut siswa seakan tidak takut pada apapun termasuk pada guru karena
orangtunya pasti akan mendukung anaknya.
2. Posisi ekonomi lebih baik dari guru, hal ini banyak terjadi disekolah favorit dan
internasional. Siswa tersebut akan memandang remeh gurunya, karena posisi
ekonomilebih baik dari gurunya. Dimana siswa kesekolah dengan kendaraan mobil,
sedangkan guru hanya naik sepeda motor.
3. Siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan, pada masa sekarang pendalaman
materi bukan hanya didapat dari sekolah. Bagi siswa yang serius belajar, mereka akan
mencari cara untuk menperdalam materi dengan cara les privat. Hal ini memungkinkan
siswa bisa saja lebih paham dari siswa lainya. Apa lagi bila siswa itu lebih paham dari
gurunya maka akan memberikan pandangan rendah terhadap guru tersebut.
Dampak yang ditimbulkan:
Faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dijelaskan diatas apa bila tidak
ditanggulangi secara serius akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar. Guru dengan kode
etiknya diharapkan bisa meredam sifat labil yang tinggi dari siswa.
Adapun dampak yang akan terjadi apa bila guru dan siswa tidak selektif untuk faktor –
faktor tersebut yaitu :
1. Siswa tidak hormat pada guru
2. Siswa tidak mau dinasehati.
3. Tidak mendengarkan perkataan guru
4. Menganggap guru sebagai teman. Berani berkata kasar bahkan sampai melakukan tindak
kekerasan kepada guru.
Solusi untuk Mengembalikan Adab Sopan Santun Siswa:
Pembudayaan sopan santun dapat dimaksud sebagai upaya pembiasaan sikap sopan
santun agar menjadi bagian dari pola hidup seseorang yang dapat dicerminkan melalui sikap dan
perilaku keseharian. Pembudayaan sopan santun di rumah dapat dilakukan melalui peran orang
tua dalam mendidik anaknya.
Adapun peran orang tua:
1. Orang tua memberikan contoh perilaku sopan santun di depan anak.
2. Membiasakan sikap sopan santun. Anak dibiasakan bersikap sopan dalam kehidupan sehari
hari baik dalam bergaul dan dalam satu keluarga maupun dengan lingkungan.
3. Menanamkan sikap sopan santun sejak anak masih dini, anak yang sejak dini dibiasakan
bersikap sopan akan berkembang menjadi anak yang berperilaku sopan santun dalam
bergaul dengan siapa saja.

Anda mungkin juga menyukai