Anda di halaman 1dari 3

AGENDA 1 : SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

TUGAS INDIVIDU 1

Identitas :
Nama : Wastiti Adiningrum, S.Pd.
Angkatan : Jabar28
NDH : 34
Kelompok :1

ANALISIS VIDEO

Solusi Life – Guru, Penyebab Utama Masalah Pendidikan di Indonesia

Dunia pendidikan di indonesia masih memiliki banyak permasalahan, Retono


Listiyani dari Federasi Guru Indonesia menyebutkan bahwa permasalahan utama pendidikan
di indonesia antara lain:

1. Kekerasan Pendidikan
2. Ujian Nasional
3. Kurikulum 2013
4. Korupsi Pendidikan
5. Keragaman

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menurun. Hasil
penilaian TIMSS tahun 2012 (Trends in Mathematis and Science Study) menyatakan bahwa
daya nalar anak Indonesia menempati posisi di bawah bahkan lebih rendah dari anak di
Palestina. Menurut penilaian PISA (Programme for International Student) kemampuan siswa
dalam membaca dan menganalisis bacaan menempati posisi bawah. Selain itu kurangnya
literasi membaca juga dialami anak-anak di Indonesia. Masalah lainnya juga menyumbang
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia antara lain pengajar dan sistem pendidikan di
Indonesia itu sendiri.

Saya setuju bahwa sumber rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya
berasal dari pendidik itu sendiri. Pendidik yang tidak mengaplikasikan pilar kewibawaan
dalam penyelenggaraan pembelajaran disekolah.
Fenomena pilar kewibawaan yang pertama yaitu kasih sayang dan kelembutan yang
dimana seharusnya dalam proses pembelajaran dikelas harus terjalin hubungan dengan ikatan
kasih sayang dan kelembutan cinta antar guru dan siswa sehingga akan menimbulkan rasa
percaya, terbuka, menghormati dan menghargai. Dengan demikian kasih sayang, kelembutan
dan suasana pembelajaran yang didapatkan siswa akan mampu menstimulus siswa untuk
memberikan reaksi positif, tindakan-tindakan kreatif, pengetahuan dan pemikiran baru yang
lebih maju dalam mencapai kemandirian dalam belajar. Tapi pada kenyataannya dilapangan
para pendidik malah memberikan suasana belajar yang tidak kondusif seperti membawa
ketegangan pada peserta didik dalam proses pengajarannya, berlaku kasar kepada peserta
didik yang tidak paham dalam proses belajarnya yang mana seharusnya diberikan dukungan
hingga peserta didik bisa menerima pelajaran dengan baik.

Yang kedua adalah keteladanan dalam pilar kewibawaan, di dalam pendidikan atau
proses pembelajaran pendidik diharapkan dapat menjalankan berbagai peran secara
keseluruhannya tertuju kepada keberhasilan peserta didik, guru diharapkan mampu
menampilkan perilaku yang dapat dijadikan contoh, panutan dan keteladanan dalam
bertingkah laku bagi siswa dalam kehidupan baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, Karena pada dasarnya anak adalah peniru terbaik didunia dan mereka terus
menerus meniru apa yang dilihat dan menyimpan apa yang didengar. Dan pada kenyataan
dilapangan saat ini seringkali pendidik memberikan contoh yang tidak baik seperti merokok
dilingkungan sekolah, bermain handphone pada saat mengajar, melakukan tindakan asusila
dan tindakan kekerasan yang mana seharusnya hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh
seorang guru yang mestinya menjadi seorang panutan.

Yang ketiga adalah penguatan dalam pilar kewibawaan seorang guru harus mampu
memberikan penguatan secara tepat sasaran, tepat waktu dan tempat, tepat isi, dan tepat
caranya dalam artian disini kapan, siapa siswanya dan hal seperti apa yang seharusnya
diberikan penguatan positif agar peserta didik tersebut dapat mempertahankan hal-hal baik
yang telah diperolehnya, dan memberikan penguatan positif agar siswa meninggalkan hal-hal
negatif dan berupaya melakukan perbaikan kepada hal-hal yang positif. Sehingga siswa
merasa diperhatikan, dibimbing, diarahkan dan dimotivasi untuk melakukan tindakan
pengembangan, pengayaan dan perbaikan untuk dirinya. Namun pada kenyataannya
disekolah sering sekali terjadi fenomena dimana ketika peserta didik yang memilki potensi
tidak diarahkan sehingga menjadi sia-sia, dan tidak jarang ketika peserta didik melakukan
kesalahan pendidik bukannya berupaya untuk mengajak siswa tersebut pada perbaikan tapi
yang dilakukan hanya menjudge peserta didik tersebut.

Yang Keempat adalah tindakan tegas yang mendidik disini maksudnya tindakan tegas
terhadap siswa yang melakukan pelanggaran atau kesalahan, perlu dilaksanakan dengan
pendekatan yang bermuatan pendidikan agar dapat mendorong si pelanggar untuk menyadari
kesalahannya dan memiliki komitmen untuk memperbaiki diri sehingga pelanggaran atau
kesalahan itu tidak terulang lagi. Penggunaan tindakan tegas yang mendidik terhadap siswa,
akan tetap menyuburkan kasih sayang, dapat menyadarkan siswa akan kesalahannya,
mengembangkan hubungan yang harmonis dengan siswa, dan mampu membentuk budi
pekerti yang baik pada siswa, serta tetap menghargai dan menghormati guru, sehingga
kewibawaan guru tetap terpelihara. Namun pada prakteknya sering kali pendidik bukannya
memberikan tindakan tegas melainkan memberikan tindakan kekerasan dalam mendidik
siswanya sehingga bukannya menimbulkan keharmonisan dan perubahan yang ada malah
menghilangkan kewibawaan, menimbulkan kebencian dan kemerosotan dalam perilaku siswa
karena adanya rasa tidak terima dan membangkang.

Sebagai seorang CPNS sikap saya terhadap permasalahan yang sedang dialami
Indonesia khususnya rendahnya kualitas pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran terhadap perannya sehingga bisa menjalan kan fungsi dan perannya
dengan baik.
2. Memiliki kebijaksanaan dalam mengahadapi permasalahan pendidikan saat ini agar tidak
gegabah dalam menangani permasalahan peserta didik
3. Memiliki rasa tanggung jawab dalam profesinya yaitu untuk memberikan perubahan
positif kepada peserta didik dalam pendidikan.
4. Memiliki komitemen yang kuat dalam pengabdiannya sebagai pendidik
5. Memiliki kompetensi yang baik dalam bidangnya agar dapat memiliki kepercayaan diri
dalam mendidik siswanya
6. Memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas agar dapat membina kepribadian peserta
didiknya dengan baik

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai