NAMA KELOMPOK:
1. NADIVA NATHANIA (20)
2. NOVIA ISMA NUR SAFITRI (24)
3. PHITA ROSA (25)
KELAS : X MIPA 2
MOSI
Bukan hanya orang tua, guru atau pendidik juga sangat berperan dalam menanamkan pendidikan
karakter kepada para siswa sekolah.
Tetapi, dalam penerapannya, pendidikan karakter masih menemui banyak kendala, dan oleh
karenanya perlu untuk ditingkatkan atau diperbaiki lagi. Salah satunya dengan melibatkan peran
guru atau pendidik dalam menanamkan nilai karakter yang baik kepada anak atau siswa.
Nah, dari sini, kira-kira apakah memang pendidik juga mempunyai peran besar terhadap
penanaman pendidikan karakter pada anak dibandingkan dengan orang tua? Bagaimanakah
pandangan dari setiap kelompok mengenai masalah ini?
ARGUMEN PENDUKUNG/PRO
Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter merupakan suatu usaha manusia secara sadar serta terencana
bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan setiap potensi peserta didik. Selain itu,
pendidikan berkarakter ini juga berguna untuk membangun karakter setiap individu
sehingga dapat menjadi individu yang bisa memiliki manfaat untuk individu tersebut
dan juga lingkungan sekitarnya.
Sistem pendidikan ini akan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu pada setiap
peserta didik yang didalamnya terdapat beberapa komponen pengetahuan, kemauan
atau kesadaran, serta tindakan untuk melakukan nilai positif tersebut. Pendidikan
karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan sistem pendidikan
moral yang dimana tujuannya adalah untuk melatih dan membentuk kemampuan
setiap individu secara terus menerus agar kearah hidup yang lebih baik lagi.
Pendidikan karakter dapat digunakan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang
selalu berubah untuk membentuk identitas yang solid setiap individu dalam hal ini dapat
dilihat bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk sikap yang dapat
membawa kita ke arah kemajuan tanpa konflik dengan norma yang berlaku.
Pendidikan karakter juga berfungsi sebagai kendaraan bagi penyebaran karakter yang
harus dimiliki oleh setiap individu sehingga mereka sebagai individu yang bermanfaat
mungkin bagi lingkungan.
Kami sangat setuju jika penanaman pendidikan karakter bukan hanya tugas dari orang
tua, tetapi juga tugas dari guru atau pendidik. Menurut kami, terdapat 3 faktor yang
memberikan pengaruh terhadap karakter seorang anak.
Faktor pertama tentu saja adalah orang tua atau keluarga dikarenakan mereka termasuk
orang-orang terdekat dari anak-anak. Sehingga, kebanyakan mereka akan menghabiskan
waktu bersama keluarga terutama orang tua. Kemudian, faktor kedua adalah faktor
lingkungan yang juga sangat mendukung bagi anak-anak untuk pembentukan karakter.
Jika lingkungan memberikan dampak positif kepada anak, maka tidak mustahil jika
karakter yang terbentuk pun akan baik
Lalu, faktor ketiga tidak lain adalah pendidik. Pendidik berperan sebagai orang tua kedua
bagi anak-anak saat di sekolah. Sehingga, sangat jelas sekali jika guru sangat berperan
dalam memberikan pendidikan karakter yang terbaik bagi siswanya.
Dari beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan jika orang tua memang bukan satu-
satunya pihak yang berkewajiban dalam menanamkan pendidikan karakter. Melainkan
pihak-pihak lain juga sangat berperan terutama guru atau pendidik.
Secara umum fungsi dari sistem pendidikan ini yaitu untuk membentuk karakter
individu dari peserta didik agar menjadi pribadi yang bermoral, bertoleran, tangguh,
berakhlak mulia dan berperilaku baik terhadap sesama. Pendidikan karakter pun
kemudian dijadikan sebagai wadah sosialisasi karakter yang patut dimiliki oleh setiap
orang agar menjadikan mereka sebagai seorang yang bermanfaat besar bagi lingkungan
disekitarnya.
Berikut ini beberapa fungsi dari pendidikan berkarakter :
1. Dapat menjelaskan serta mengartikan berbagai karakter individu
2. Mengetahui berbagai karakter baik setiap individu
3. Menunjukan contoh perilaku berkarakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari
4. Memahami sisi baik dalam menjalankan perilaku berkarakter individu
Character education ini seharusnya sudah dilakukan sejak masih kecil, ya itu sejak masa
kanak-kanak. Sistem pendidikan ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah, lingkungan
sekitar dan termasuk di lingkungan keluarga. Selain itu pendidikan berkarakter penting
diimplementasikan sejak masih kecil karena bisa menjad i bekal dalam pembentukan
karakter yang dapat menggunakan berbagai media belajar.
Mendidik karakter setiap peserta didik merupakan tanggung jawab bersama yang
meliputi lingkungan keluarga (orang tua), lingkungan sekolah (kepala sekolah, guru,
karyawan di sekolah dan masyarakat di sekolah lainnya). Khusus untuk lingkungan
sekolah, maka peran penting dalam membentuk karakter ada pada kepala sekolah,
guru, pembimbing dan masyarakat sekolah lainnya.
Karena mereka semua memposisikan diri sebagai : orang tua kedua (selain keluarga di
rumah), fasilitator (memberikan kemudahan untuk peserta didik), motivator
(memberikan dorongan untuk peserta didik), inspiratif dan teladan untuk dicontoh
setiap peserta didik.
Berikut ini beberapa contoh serta implementasi dari pendidikan berkarakter yang
terdapat di lingkungan sekolah :
1. Disiplin, yaitu memiliki catatan kehadiran serta membiasakan diri untuk hadir tepat
waktu. Selain itu bisa juga dengan menegakkan aturan dan menggunakan seragam
yang sesuai ketentuan.
2. Kreatif, yaitu menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan pola pikir dan
bertindak secara kreatif, seperti pemberian tugas yang dapat menciptakan karya-
karya baru.
3. Mandiri, yaitu dapat menciptakan situasi yang menggerakkan peserta didik belajar
dan bertindak secara mandiri yang tidak mengandalkan bantuan orang lain.
4. Religius, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
ibadah, menanamkan kebiasaan berdoa sebelum belajar dan senantiasa menjaga
kebersihan.
5. Jujur, yaitu transparansi dalam laporan keuangan dan penilaian di sekolah secara
berkala. Dalam hal ini bisa diimplementasikan dengan menyediakan kantin
kejujuran, larangan membawa alat komunikasi saat sedang ulangan maupun ujian,
serta menyediakan tempat khusus untuk temuan barang hilang dan juga larangan
menyontek saat mengerjakan tugas.
6. Toleransi, yaitu menghargai serta memberikan perlakuan yang sama untuk semua
masyarakat sekolah dalam menghormati dan menghargai setiap perbedaan.
7. Rasa ingin tahu, yaitu menyediakan sebuah media komunikasi untuk berekspresi
untuk semua masyarakat sekolah, memfasilitasi masyarakat sekolah untuk
bereksplorasi dalam bidang pendidikan, serta menciptakan suasana belajar
mengajar yang mengandung rasa ingin tahu peserta didik.
8. Bersahabat serta Komunikatif, yaitu menciptakan suasana sekolah yang
memudahkan terjadinya interaksi sesama masyarakat sekolah dengan bahasa yang
santun dan saling menghormati.
9. Peduli Lingkungan, yaitu memberikan kebiasaan untuk memelihara kebersihan serta
kelestarian lingkungan sekolah dan sekitarnya, dengan menyediakan tempat
pembuangan sampah dan tempat untuk mencuci tangan, menyediakan kamar
mandi yang bersih, melakukan kebiasaan hemat energi dan lainnya.
10. Tanggung Jawab, yaitu membuat laporan untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik
dalam bentuk tulisan maupun lisan dan menghindarkan setiap kecurangan dalam
melaksanakan tugas di sekolah.
Selain beberapa contoh diatas, masih banyak lagi contoh untuk mengimplementasikan
pendidikan berkarakter yang berada di lingkungan sekolah, karena sekolah berperan
penting dalam membentuk karakter seluruh peserta didik nantinya.
ARGUMEN KONTRA
Dalam pembentukan karakter memang dibutuhkan 3 faktor yang telah disebutkan, tetapi dalam
kenyataannya masih banyak hambatan bagi seorang pendidik dan institusi pendidikan untuk iku
menanamkan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Oleh karenanya, kami berpendapat jika
orang tua harus memegang peranan penuh terhadap penerapan pendidikan karakter yang tepat
dan tidak sepenuhnya mengandalkan peran dari pendidik.
Hal ini dikarenakan kurikulum yang ada di sekolah juga masih banyak memfokuskan pada
kemampuan kognitif dan hanya berpaku pada nilai saja. Dengan adanya fakta ini, maka dukungan
dari orang tua masih begitu diandalkan supaya anak bisa menerima pendidikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter belum perlu dilakukan saat ini, terlebih hingga kini kita tidak memiliki standar
yang jelas untuk melakukan hal tersebut. Baik buruknya karakter seseorang bersifat subyektif
untuk dinilai, sehingga belum tentu hal yang menurut kita sudah ditanamkan dengan baik, dinilai
baik pula oleh orang lain. Selain itu, program ini hanya akan menghabiskan anggaran pemerintah
tanpa bisa diukur hasil penyelenggaraannya.
Pendidikan karakter bagi generasi muda belum tepat jika dilakukan saat ini. hal ini karena kita
masih belum selesai meningkatkan kualitas pendidikan kita, sehingga tak perlu merepotkan diri
dengan pendidikan karakter hingga kini kita saja belum menemukan parameter yang tepat untuk
mengu dan men ya. rencana ini hanya sia-sia semata.
ARGUMEN NETRAL
Kelompok kami berpendapat jika pendidikan karakter tidak bisa hanya mengandalkan dari
dukungan orang tua saja dan memang dibutuhkan peran lain seperti guru dan lingkungan. Akan
tetapi, kami juga setuju pada pendapat jika guru masih mempunyai banyak hambatan dalam
menerapkan pendidikan karakter yang baik.
Pelaksanaan pendidikan karakter lewat sekolah oleh para pendidik masih terhambat akan
kurikulum yang ada. Sehingga, pemerintah terutama Kementerian Pendidikan bisa ikut andil
dalam memperbaiki kurikulum yang ada dan ikut memasukkan pendidikan karakter di dalamnya.
Dengan demikian, para siswa juga akan mendapatkan pendidikan bukan hanya dari segi kognitif
saja.
Namun, dalam hal pendidikan karakter di sekolah memang masih ditemukan banyak hambatan,
dan guru pun mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Padahal, kurikulum
saat ini pun masih banyak berfokus pada kemampuan siswa dalam hal pelajaran saja dan tidak
seberapa menyinggung pada pendidikan karakter.
Supaya ketiga faktor yang mendukung penerapan pendidikan karakter anak bisa berjalan dengan
baik, maka dibutuhkan peran dari pemerintah juga untuk membantu lancarnya penerapan
pendidikan karakter di sekolah oleh para guru atau pendidik.