Anda di halaman 1dari 6

CONTOH 1

MANFAAT KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata


pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu
pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Biasanya kegiatan ekstrakurikuler diadakan setelah kegiatan
belajar mengajar di sekolah selesai ataupun di hari-hari libur. Visi
kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat
dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat. Menyediakan sejumlah kegiatan yang
dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka. Menyelenggarakan kegiatan
yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri
secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

Jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler ada banyak sekali


diantaranya:

a. Krida,meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan


Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah,meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan
bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater,
keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi
antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM,
keagamaan, seni budaya.

Manfaat kegiatan Ekstrakurikuler itu banyak sekali. kita bisa


mendapatkan aneka ilmu yang bermanfaat. Dalam setiap
kegiatan ekstra kurikuler yang dipilih tentu ada dasar-dasar
ilmunya. Sebut saja Fisika, matematika atau bahasa inggris
dimana para siswa dapat mempelajari tata bahasanya secara
baik dan benar. Bila kegiatan Ekstrakurikuler berada dibawah
bimbingan guru yang tepat, kegiatan ekstra kurikuler bisa
menjadi wadah yang tepat bagi para siswa dalam
mengembangkan bakat dan kemampuannya, sebagai contoh
membentuk band sekolah, dengan demikian bakat mereka tidak
terpendam. Melalui ekskul para siswa bisa memupuk jiwa sportif
dalam aneka perlombaan (misal: bola basket atau futsal)-baik
yang digelar secara internal disekolah maupun eksternal dengan
sekolah lain. Ekstra kurikuler juga bisa mengajarkan anak akan
arti organisasi, walaupun dalam skala yang kecil. Disana anak
bisa belajar menjadi pemimpin, pengurus, atau bahkan belajar
mengemas suatu acara yang menarik dalam sebuah pameran
ekskul. Dan banyak lagi hal positif yang dapat diperoleh siswa
dengan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.

Agar kita dapat mengembangkan minat dan bakat kita dalam


Ekstrakurikuler, kita dapat memilihnya sesuai dengan
kemampuan kita agar dapat mengasah kemampuan kita. lalu
setelah memilih tentukan target atau titik acuan yang membuat
kita termotivasi dan antusias untuk mengikuti Ekstrakurikuler
tersebut. Jalani Ekstrakurikuler tersebut dan terima
konsekuensinya dengan hati ikhlas karena ini pilihan kita
sehingga kita dapat belajar bertanggung jawab. Jangan lupa
pintar-pintar mengatur waktu antara kegiatan akademis dan
kegiatan Ekstrakurikuler yang kita jalani.

CONTOH 2

PENDIDIKAN KARAKTER REMAJA

Remaja adalah masa yang dialami oleh anak-anak pada saat SMP.
Masa ini merupakan masa transisi dimana dimulai,mulai umur 10
hingga 21 tahun. Pada masa itu remaja juga sedang mencari
identitas dirinya. Pada masa ini remaja harus mendapatkan
pendidikan karakter agar menjadi generasi yang
jujur,kreatif,peduli,santun, dan percara diri.

Pada masa remaja merupakan masa sulit karena butuh


pengendalian diri yang lebih daripada saat masa anak-anak.
Dalam masa ini remaja butuh orang dewasa untuk mengarahkan
ke perilaku positif agar tidak terpengaruh ke perbuatan negative.
Jika pengendaliannya baik maka remaja bisa menjadi anak yang
membanggakan orang tuanya.

Pendidikan Karakter ini dapat membentuk remaja menjadi


berprestasi. Di dalam pendidikan karakter mereka juga diajarkan
nilai religious yang dapat menguraikan kebaikan agar remaja
tumbuh sebagai manusia yang peka pada lingkungan sosial. Di
samping itu mereka juga diajarkan nilai toleransi dan cinta damai
atau nilai-nilai kemanusiaan agar membentuk remaja yang
mempunyai sifat pengasih.

Dengan demikian, nilai-nilai positif dalam pendidikan karakter itu


dapat membuntuk remaja yang unggul, Mereka juga dapat
bersaing dengan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan begitu, remaja yang memiliki karakter kuat. Nilai positif
dalam pendidikan karakter juga dapat membuat kegiatan remaja
terarah dan akan mempunyai budi pekerti yang baik.

CONTOH

Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan adalah suatu proses internalisasi budaya kepada


seseorang atau kelompok masyarakat untuk menjadikan orang
atau kelompok tersebut menjadi lebih beradab. Selama ini terjadi
salah kaprah mengenai apa itu pendidikan, pendidikan hanya
diartikan sebagai proses transfer ilmu saja antara guru dan siswa,
mementingkan hasil sehingga melupakan nilai-nilai sosial dan
moral. Itulah sebabnya mengapa dewasa ini banyak sekali terjadi
degredasi moral di kalangan masyarakat, baik yang tua maupun
yang muda. Itulah mengapa seharusnya sistem pendidikan tidak
hanya memberikan ilmu atau pengetahuan-pengetahuan tentang
dunia saja, melainkan jug memberikan pendidikan karakter
kepada masyarakat, khususnya siswa-siswi di sekolah.
Bagi sebagian orang mungkin masih belum mengetahui apa itu
pendidikan karakter. Berdasarkan pengertiannya karakter adalah
serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan yang
baik, maka pendidikan karakter adalah proseses menanamkan
nilai-nilai, sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan kepada
anak didik untuk membentuk individu yang berkarakter. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang berusaha berbuat
tindakan-tindakan terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dirinya, sesamanya, lingkungan, bangsa dan negara, serta dunia
dengan mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dirinya.
Pendidikan karakter ini sangat penting untuk diselipkan di dalam
sistem pendidikan pendidikan di sekolah-sekolah yang
sasarannya adalah para siswa-siswi sekolah.

Pendidikan karakter di sekolah bertujuan untuk menanamankan


nilai-nilai karakter kepada seluruh warga sekolah yang meliputi
semua komponen pendidikan seperti pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang
diajarkan tersebut. Di samping itu, pendidikan karakter di sekolah
juga dimaknai sebagai suatu bentuk perilaku warga sekolah
dalam menyelenggarakan pendidikan harus sesuai dengan
karakter yang akan dibangun.

Dalam memasukan pendidikan karakter di sekolah, semua orang


yang terlibat di sekolah harus diikutsertakan, termasuk semua
komponen pendidikan, seperti kurikulum, proses pembelajaran
dan penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstra kurikuler,
pemberdayaan sarana dan prasarana sekolah, pembiayaan, dan
etos kerja seluruh warga sekolah.

Pendidikan karakter melibatkan beberapa aspek penting di


dalamnya, yaitu aspek pengetahuan (cognitive), perasaan
(afective), dan tindakan (motorik). Menurut Thomas Lickona,
tanpa ketiga aspek tersebut, maka proses pendidikan karakter
berjalan tidak efektif. Ada sembilan pilar karakter yang diajarkan
kepada siswa-siswi di sekolah yang berasal dari nilai-nilai luhur
universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap
ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga,
kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun;
kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong
royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras;
ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah
hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan
kesatuan.

Kesembilan pilar utama pendidikan karakter di atas, diajarkan


secara sistematis dan continuitas dengan model pendidikan
holistic menggunakan metode knowing the good, feeling the
good, dan acting the good. Aspek pengetahuan yang berupa
kognitif diajarakan melalui metode knowing the good dengan
sangat mudah. Setelah mengajarkan aspek kognitif, aspek yang
harus ditumbuhkan adalah aspek affective dengan metode
feeling the good, yaitu dengan mengajarkan rasa cinta kasih dan
merasakan suatu kebaikan agar bisa mendorong individu untuk
senantiasa berbuat kebaikan. Aspek terakhir yang harus
diajarkan adalah aspek motoric dengan metode acting the good,
yaitu mengajarakan perilaku-perilaku kebajikan atas dasar
mencintai kebajikan itu, setelah mencintai kebajikan, individu
akan menjadikan perilaku tersebut sebagai kebiasaan. Pendidikan
karakter di sekolah sangat bergantung dengan peran guru yang
menjadi ujung tombak dalam dunia pendidikan. Guru bisa
mempengaruhi dan membentuk perilaku murid-murid yang
sesuai dengan nilai dan norma. Selain itu, guru juga berperan
sebagai contoh atau role mode untuk siswa dalam hal
berperilaku.

Dengan diterapkannya pendidikan karakter di sekolah, Para siswa


akan
menjadi lenih cerdas, terutama dalam hal emosinya.
Kecerdasan emosi atau EQ ini merupakan bekal penting
bagi mereka untuk meraih masa depan karena
kecerdasan intelegensi tanpa kecerdasan emosi akan
menciptakaan individu yang berperilaku jauh dari nilai
dan norma yang berlaku.

Jadi Pada intinya, pendidikan karakter memiliki esensi


dan makna yang sama dengn pendidikan moral dan
akhlak yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu
supaya menjadi manusia yang bermasyarakat, dan
warga berwarganegara yang baik.

Anda mungkin juga menyukai