Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu
tinggi maka di perlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban
efektif dan efesien. Karena SDM yang bermutu hanyalah dapat di
bentuk di kembangkan segala potensi dan kemampuannya melalui
pendidikan dalam arti yang seluas luasnya. Manajemen pendidikan
sebagai suatu disiplin iilmu memainkan peranan yang amat penting
dalam

mewujudkan

sistem

pendidikan

yang

bermutu

dan

berkelanjutan. Manajemen sisitem pendidikan amat ppenting karena


proses penaataan sumber daya pendidikan ( pengelolaan tenaga
kependidikan, kurikulum dan pembelajaran, keuangan, sarana dan
prasana pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan
antara pemerintah sekolah dan masyarakat ) perlu di menej secara
profesional artinya seluruh sumber daya pendidikan yang ada, tidak
akan berpengaruh dalam pembangunan SDM yang bermutu, apabila
menejemen pendidikan yang lemah. Dengan demikian manajemen
yang

profesional

merupakan

salah

satu

kunci

penting

dalam

membangun sistem pendidikan nasional1. Namun setelah para


praktisi pendidikan mulai menyadari bahwa pengelolaan lembaga
pendidikan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan perusahaan,
maka ilmu dan teori tentang manajemen ini pun mulai diadopsi dan
diterapkan dalam sektor pendidikan.
Sejak saat itu, perbincangan mengenai manajemen pendidikan
mulai banyak didiskusikan. Bila pada awalnya, pendidikan hanya
1Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, ilmu dan aplikasi penddikan bagian 2
ilmu pendidikan praktis (Bandung:PT imperial bhakti utama, 2007) hal 221.

dikelola secara sederhana, dan dibiarkan berjalan apa adanya, tanpa


ada target, tujuan dan pengawaan bahkan evaluasi maka sejak
diadopsinya manajemen dalam tata kelola lembaga pendidikan,
secara perlahan mulai didakan pembenahan guna meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia2.
1.2. Rumusan Masalah
dari permasalahan yang ada maka dapat di tulis rumusan
masalah sebagai berikut :
1.

Apa yang di maksud dengan Kajian Filsafat dan Konsep

2.

Administrasi Pendidikan?
Apa yang di maksud

dengan

Dasar

Pengelolaan

3.

pendidikan?
Apa yang di

dengan

Fungsi

dan

4.

pengelolaan Pendidikan?
Jelaskan Beberapa Pendekatan

maksud

Prisip

Dalam

Pengelolaan

Dasar

Pengelolaan

Pendidikan ?

1.3. Tujuan
Tujuan

penulisan

makalah

Wawasan

Pendidikan adalah Mahasiswa memiliki danmemahami wawasan


dasar dalam pengelolaan pendidikan menyanngkut konsep dasar,
fungsi dan prinsip, serta pendekatan pendekatan dalam pengelolaan
pendidikan.

2 Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

BAB II
ISI
2.1. Filsafat Administrasi Pendidikan
a. Filsafat Administrasi.
Beberapa pendapat yang mendasari filsafat administrasi
sebagai suatu hal penting dalam kehidupan manusia baik dalam
bermasyarakat maupun bernegara.
1. Charles a beard (ahli sejarah politik di amerika )
Mengatakan bahwa, tidak satu hal untuk abad modern sekarang
ini

lebih

penting

dari

administrasi.

Kelangsungan

hidup

dari

pemerintahan dan bahkan keberlangsungan hidup dari peradaban itu


sendiri bergantung pada kemampuan kita dalam membiina dan
mengembangkan filsafat administrasi.
2. Jams burnham
Mengatakan bahwa, revolusi politik Dan sosial akan timbul dan
di selesaikan, akan tetapi akan ada revolusi pada abad modern ini

yang tidak akan pernah selesai yaitu menejerial revolution yang


akan menimbulkan suatu kelas terpenting dalam suatu masyarakat
yaitu the managerial class.
3. S.P Siagian
Mengemukakan pendapatnya bahwa, tegak-rubuhnya suatu
negara, maju mundurnya peradaban manusia serta tenggelamnya
bangsa-bangsa di dunia tidak di karenakan perang nuklir atau
malapetaka, akan tetapi akan tergantung pada baik buruknya
administrasi yang dimiliki.
Filsafat; berasal dari kata philos berati suka, gemar atau cinta
dan shopia berarti kebijaksanaan atau bijaksana. Berfilsafat berarti,
berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya
baik mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah dan solusi dari
masalah itu sendiri.
Dalam filsafat, syarat dari sesuatu yang dapat dikatakan
sebagai ilmu ditandai dengan adanya unsur: ontology, epistemology
dan aksiologi. Unsur-unsur tersaebut dapat dijelaskan:
a. Omtology: pembahasan tentang hakikat dari administrasi
pendidikan dengan ciri-cirinya yang spesifik atau tentang
apa yang di kaji oleh administrasi pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan. Isi tentang apa itu (filsafat) pendidikan.
b. Epistimology: pembahasan secara mendasar tentang
bagaimana isi konsep

yang membedakannya dengan ilmu

lain dan bagai mana caranya untuk mendapatkan ilmu


pengetahuan atau metode bagaimana yang di gunakan
untuk mempereoleh ilmu pendidikan.
c. Aksiology: pembahasan tenntang kegunaanya. Untuk apa
ilmu administrasi digunakan.

Administrasi; keseluruhan proses kerjasama antara dua orang


atau lebih yang didasari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan definisi di
atas terdapat beberapa kandungan unsur yang ada di dalamnya
yaitu:
# administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada proses yang
diketahui hanya permulaan sedang akhirnya tidak ada.
# administrasi memiliki unsur-unsur
-

Adanya
Adanya
Adanya
Adanya

dua manusia atau lebih,


tujuan yang hendak di capai,
tugas-tugas yang harus dilaksanakan, dan
peralatan atau perlengkapan termasuk waktu dan

tempat untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.


#

bahwa

administrasi

sebagai

proses

kerjasama

bukan

merupakan hal yang baru, ia timbul bersama peradaban


manusia.
Prinsip, dalil dan rumus ilmu eksakta bersifat pasti sedangkan
ilmu sosial bersifat adaptif karena penerapan prinsip, dalil dan
rumusnya di sesuaikan kondisi, tempat, waktu dan manusia(kepastian
dalam ilmu sosial adalah ketidak pasitan). Dalam ilmu administrasi,
faktor-faktor tersebut

dekenal sebagai faktor ekologis (lingkungan)

meliputi:
1). Filsafat negara; karena filsafat negara adalah tali pengikat seluruh
warga negara, maka filsafat administrasi harus selaras dengan filsafat
yang berlaku di suatu negara.
2). Sistem politik yang di anut suatu negara; karena administrasi
merupakan lanjutan dari politik, maka politik administrasi harus
merupakan kelanjutan dari politik negara.

3). Tingkat pembangunan ekonomi yang telah dicapai; tingkat


kesejahteraan rakyat akan sangat dalam menentukan sistem prioritas
pembangunan yang berkaitan erat dengan pengambilan keputusan
dalam kegiatan administrasi.
4). Tingkat pendidikan rakyat; tingkat pendidikan akan sangat
berperan dalam proses komunikasai dalam administrasi terutama
berkaitan

dengan

ccara

menyampaaikan

instruksi,

berita,

pemerintah, informasi dan sebagainya.


5). Bahasa;bahasa sebagai pengikat persatuan juga merupakan hal
penting dalam usaha menciptaakan suatu frame of reference yang
sama dalam administrasi.
6). Agama; sebagai salah satu faktor yang membedakan manusia
dengan mahluk lainnya, dengan agama pola kerjasama antara atasan
dengan bawahan akan memiliki keseimbangna dalam arti perlakuan
seorang atasan akan berjalan sesuai dengan rel-rel kemanusiaan
dengan bawahannya.
7). Letak (geographi)negara;

letak geograpi suatu negara akan

mempengaruhi pola komunikasi dan transportasi terutama dalam


pelaksanaan

kegiatan

administrasi,

misalnya

seperti

dalam

mengimplementasikan suatu keputusan.


8). Struktur masyarakat; proses administrasi dan managemen relatif
akan lebih mudah dilaksanakan pada struktur masyarakat homogen
dibandingkan dengan masyarakat yang heterogen.
b. filsafat pendidikan.
filsafat pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu: (1) filsafat praktik pendidikan dan (2) filsafat ilmu
pendidikan. Filsafat praktik pendidikan adalah analisis kritis dan

komprehensif

tentang

bagaimana

seharusnya

pendidikan

diselenggarakan dan di laksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat


praktik pendidikan dapat di bedakan menjadi : (a) filsafat proses
pendidikan (biasanya hanya disebut filsafat pendidikan) dan (b)
filsafat sosial pendidikan. Filsafat proses pendidikan adalah analisis
kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya kegiatan
pendidikan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.
Secara
sebagai

konsepsional

filsafat

ilmu

pendidikan

didefinisikan

analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai

salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik
kualitatif maupun kuantitatif. Objek filsafat ilmu pendidikan dapat
dibedakan dalam empat kategori, yaitu:
1). Ontologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat
substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan.
2). Epistemologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat
objek formal dan materi ilmu pendidikan.
3). Metodologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat
cara-cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan, dan
4). Aksiologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat nilai
kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan.
c. filsafat administrasi pendidikan
administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas
pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai
tujuan pendidikan. Administrasi pendidikan didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang membahas pendidikan dari sudut pandang proses
kerjasama antar manusia dalam mengembangkan potensi peserta
didik melalui perubahan sikap dalam pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan, secara efektif dan efisien. (dadang suhardan, 2007


dalam Tim Dosen UPI 2013:10)
perilaku manusia dalam berorganisasi dapat di nyatakan dalam
bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sumberdaya
yang

meliputi;

manusia,

program

pendidikan

dan

fasilitas.

Memperjelas fungsi fungsi tersebut, ruang lingkup atau wilayah kerja


administrasi pendidikan seperti dapat dilihat seperti pada bagan
berikut;

pan

Gara SDM
PD
G

PJ

SB (K)
SL
M

S DF
D
F

Fungsi
Perencan
aan
Pelaksan
aan
pengawa
san

Bagan 1.1
Ruang lingkup administrasi pendidikan (engkoswara: 2007)
Keterangan:
PS= peserta didik

M= metode pengajaran

G= guru
PJ=pengguna jasa pendidik
SL=silabus
SDM= sumberdaya manusia
fasilitas

A= alat/media/buku belajar
D= dana
F= fasilitas
SDF=

sumberdaya

dan

SB(K)= sumber belajar

TP= tujuan pendidikan

Sedangkan merinci hasil, produk atau output dari produktifitas


lembaga

pendidik

dalam

hal

ini

kriteria

keberhasilan

dalam

administrasi pendidikan dapat di lihat dari efektifitas dan efisiensi


terhadap produktifitas pendidikan. Produktifitas pendidikan yang
dimaksud, selanjutnyadijelaskan melalui ilustrasi seperti yang dapat
di lihat pada berikut.
1. mangkus efektifitas
a. Prestasi
1. Masukan yang merata sebagai realisasi
prinsip demokrasi pendidikan
2. Keluaran yang banyak, bermutu,

dan

relevan dengan kebutuhan pembangunan


3. Nilai ekonomik yang baik bagi keluaran
khusunya tamatan
PRODUKTIFITAS

b. Proses
1. Menggairahkan dan memberi motivasi siwa
belajar
2. Semangat dan disiplin kerja yang tinggi
kepada tenaga kependidikan
3. Memiliki tingkat kepercayaan

berbagai

pihak.
PENDIDIKAN

2. Sangkil
Menggunakan
waktu

fasilitas,

seminimal

tenaga,
mungkin

dengan hasil yang baik atau tinggi.


Bagan 1.2
Kriteria keberhasilan produktifitas pendidikan

dana

dan
tetapi

(ekoswara:2007)3.
2.2. Konsep dasar pengelolaan pendidikan
Kata pengelolaan berasal dari kata manajemen. Sedangkan istilah
manajemen

sama

artinya

dengan

administrasi.

Pengertian

administrasi mengandung makna adanya (1) tujuan yang mesti dapat


direalisasikan

guna

kepentingan

lembaga,

individu

atau

pun

kelompok, (2) keterlibatan personil, material dan juga finansial dalam


posisinya yang saling mendukung dan satu sama lain saling
memerlukan dan juga saling melengkapi, (3) proses yang terus
menerus dan berkesinambungan yang dimulai dari hal yang kecil dan
sederhana sampai kepada hal yang besar dan rumit, (4) pengawasan
atau kontrol guna keteraturan, keseimbangan dan keselarasan, (5)
tepat guna dan berhasil guna supaya tidak terjadi penghamburhamburan waktu, tenaga, biaya dan juga fasilitas agar dapat
mencapai keberhasilan dan produktivitas yang cukup memadai, (6)
hubungan manusiawi yang menempatkan manusia sebagai unsur
utama dan terhormat serta memiliki kepentingan di dalamnya.
Secara

sederhana

manajemen

pendidikan

adalah

suatu

lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi


pendidikan. Manajemen Pendidikan adalah proses manajemen dalam
pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala
sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif.
Pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003

dinyatakan

bahwa

pendidikan

adalah

usaha

sadar

dan

terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik


secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
3 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
manajemen Pendidikan (Bandung:ALFABETA, 2013) hal 3-12.

sikap sosial, dan ketrampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat,


bangsa, dan negara
Berdasarkan
uraian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

manajemen pendidikan adalah proses perencanaa, pengorganisasian,


pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan4

Pengertian, dasar dasar dan tujuan, serta ruang lingkup


administrasi pendidikan
1. Pengertian administrasi pendidikan
Untuk dapat memahami administrasi pendidikan secara
keseluruhan , maka perlu terlebih dahulu membahas titik awal
pengertian tersebut, yaitu administrasi. Secara sederhana
administrasi ini berasal dari kata ad dan ministro. Ad
mempunyai arti kepada dan ministro berarti melayani.
Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan
pelayanan

atau

pengabdian

terhadap

subyek

tertentu.

Memang pada zaman dahulu administrasi dikenakan kepada


pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau pelayanan
kepada raja atau mentri mentri dalam tugas mengelola
pemerintahanya
Pada dasarnya yang menjadi perhatian administrasi
adalah tujuan, manusia , sumber, dan juga waktu. Kalau
keempat unsur tersebut di gabungkan dan di lihat dari bentuk
dan prilakunya,

maka akan menampakkan dirinnya sebagai

suatu satuan sosial tertentu yang disebut organisasi. Dan


dengan demikian dapat disimpulkan bahwa administrasi itu
adalah subsistem dari organisasi itu sendiri yang unsur

4 Ibid. Hal 87

unsurnya terdiri dari unsur organisasi yaitu tujuan, orang orang


dan waktu.
Administrasi pendidikan mengandung dua pokok pikiran
yaitu administrasi dan pendidikan. Pengertian administrasi telah
dikemukakan dimuka secara agak rinci. Pengertian pendidikan
akan dikemukakan pada bagian beerikut. Dalam GBHN tahun
1988 ini pedidikan dibataskan sebagai proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk lebih jelas
memahami

makna

pendidikan

berikut

ini

dikemukakan

kesimpulan asasi dari abdurahman an- nahlawi (1989; 32-33),


yaitu
1. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan
sasaran dan objek
2. Secara mutlak pendidik yang sebenarnya hanyalah
allah, pencipta fitrah dan pemberi beebagai potensi.
3. Pendidikan menurut adanya langkah langkah yang
secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan
pendidikan dan pengajaran , sesuai dengan urutan
yang telah di susun secara sistematis
4. Kerja pendidikan harus mengikuti aturan penciptaan
dan pengadaan yang dilakukan allah.
Mengacu pada batasan tersebut diatas beberapa hal
bekenaan dengan pendidikan, yaitu pendidikan adalah proses.
Proses dalam hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan terdiri
dari serangkaian tindakan yang menuju ke suatu hasil.
Dari

uraian

administrasi

diatas

pendidikan

dapat

ditari

adalah

kesimpulan,

bahwa

aktivitas-aktivitas

untuk

mencapai suatu tujuan , atau proses penyelenggaraan kerja


untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
Berikut

ini

adalah beberapa

pendidikan menurut para ahli

pengertian administrasi

a. Sondang P. Siagian , MPA. PhD.


Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu , untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan
b. Drs. M. Ngalim

parwanto,

pendidikan 1967
Administrasi
pendidikan

dalam

ialah

administrasi

segenap

proses

pengarahan dan pengitegrasian segala sesuatu baik


personel , spiritual dan material yang bersangkutan
dengan pencapaian tujuan pendidikan
c. Dr. Hadari nawawi, dalam administrasi pendidikan
1989
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan
atau

keseluruhan

proses

pengendalian

usaha

kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan


pendidikan secara berencana dan sistematis
diselenggarakan

dilingkungan

tertentu,

yang

terutama

berupa lembaga pendidikan formal


Dengan beberapa pengertian tersebut diatas , maka perlu
ditegaskan bahwa :
a. Administrasi
keseluruhan

pendidikan
dan

itu

merupakan

kegiatan-kegiatan

bersama

proses
yang

harus dilakukan oleh semua pihak yang ada sengkut


pautnya dengan tugas tugas pendidikan
b. Administrasi itu mencakup kegiatan kegiatan luas ,
yang

meliputi

pengorganisasian,
khususnya

dalam

kegiatan

pengarahan
bidang

perencanaan
dan

pengawasan,

pendidikan

yang

diselenggarakan di sekolah sekolah.


c. Administrasi pendidikan itu bukan hanya sekedar
kegiatan tata usaha seperti yang dilakukan di kantor

kantor tata usaha sekolah atau kantor kantor inspeksi


pendidikan lainya
Secara sederhana dan mudah , dapat dikatakan
administrasi

pendidikan

adalah

suatu

ilmu

tentang

penyelenggaraan pendidikan disekolah, agar tercapai tujuan


pendidikan

di

sekolah

itu

atau

dapt

juga

diartikan

administrasi pendidikan ialah pembinaan pengawasan dan


pelaksanaan dari segala sesuatu yang berhubungan dengan
urusan urusan sekolah
2. Dasar dan tujuan
Dasar
Administrasi akan berhasil baik apabila di dasarkan atas dasar
dasar yang tepat. Berikut ini akan di papar kan beberapa dasar
yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai
sukses dalam tugasnya. Terdapat banyak dasar administrasi,
antara lain :
a. Prinsip efisien
Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bila
mana dia efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga
dana dan fasilitas yang ada
b. Prinsip pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan
efisien melalui orang orang lain dengan jalan melakukan
pekerjaan

manajemen,

yakni

merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol.


c. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
Jika disertai pekerjaan manajemen dan operatif dalam waktu
yang

sama,

seorang

administrasi

cenderung

untuk

memberikan prioritas pertama pada pekerjaan operatif.


Administrator harus mampu menghindari kecenderungan
negatif ini, sebab bila ia terlalu sibuk dengan tugas tugas
operatif, maka pekerjaan pokoknya yaitu pengelolaan akan
terbengkalai

d. Prinsip kepemimpinan yang efektif


Seorang administrator yang berhasil dalam tugasnya apabila
ia menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif, yakni
yang memperhatikan dimensi dimensi hubungan antar
manusia , dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi
dan kondisi yang ada.
e. Prinsip kerjasama
Seorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya
bila iamampu mengembangkan kejasama diantara orang
orang yang terlibat, baik secara horizontal maupun vertika5
Tujuan
Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi
dan

efektivitas

penyelenggaraan

kegiatan

operasional

kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Di indonesia


tujuan administrasi pendidikan pada dasarnya bermaksud
mengembangkan kepribadian dan kemampuan agar menjadi
warga negara yang memiliki kualitas sesuai dengan cita-cita
bangsa berdasarkan falsafah negara pancasila
Atau tujauan lain dari administrasi pendidikan sebagai bagian
dari administrasi

negara adalah untuk mencari sistem dan

mengembangkanya agar menjadi sarana yang efektif bagi


pencapaian tujuan pendidikan.

3. Ruang lingkup administrasi pendidikan


Secara umum ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam
administrasi pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang
bidang kegiatan sebagai berikut :
1. Manajemen administrasi
5 Drs. H.m. daryanto, administrasi pendidikan (Jakarta:rineka cipta, 2001)
hal 1 - 14

Bidang

kegiatan

administrative

ini

fuction

disebut
yakni

juga

manajemen

kegiatan-kegiatan

of
yang

bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi


kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepet sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai
2. Manajemen operatif
Bidang kegiatan ini disebut juga manajemen of operative
fuction

yakni

mengarahkan

dan

kegiatan-kegiatan
membina

agar

yang
dalam

bertujuan
mengerjakan

pekerjaan yang menjadi beban tugas masing masing , setiap


orang melaksanakan dengan tepat dan benar6
Sementara itu menurut Drs. H. M. Daryanto , bidang bidang
yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat
banyak dan luas. Tetapi yang sangat penting dan perlu
diketahui oleh para kepala sekolah dan dan guru guru pada
umumnya ialah sebagai berikut
a. Bidang tata usaha sekolah, ini meliputi :
1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha.
2. Anggaran belanja keuangan sekolah
3. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
4. Keuangan dan pembukuanya
5. Korespondensi/surat menyurat
6. Masalah pengangkatan, pemindahan penempatan,
laporan, pengisian buku induk, raport dan sebagainya
b. Bidang personalia murid, yang meliputi antara lain:
1. Organisai murid
2. Masalah kesehatan murid
3. Masalah kesejahteraan murid
4. Evaluasi kemajuan murid
5. Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
c. Bidang personalia guru, meliputi antara lain :
1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2. Organisasi personel guru
3. Masalah kepegawaian
4. Masalah kondite dan evaluasi kemajuan guru
6 Dr. Hadari nawawi, administrasi pendidikan (Jakarta: cv haji masagung,
1987) hal 12 - 23

5. Refresing dan up-grading guru-guru


d. Bidang pengawasan (supervisi), yang meliputi antara lain
1. Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan
pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya
masing-masing sebaik baiknya
2. Mengusahakan dan mengembangkan kerja sama yang
baik antara guru, murid dan pegawai tata usaha
sekolah sekolah
3. Mengusahakan dan

membuat

pedoman

cara-cara

menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran


4. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru
pada umumnya
e. Bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum :
1. Berpedoman dan mengetrapkan apa yang tercantum
dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan, dalam
usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan
dan pengajaran
2. Melaksanakan organisasi kurikulum beserta metode
metodenya,

disesuaikan

dengan

pembaruan

pendidikan lingkungan masyarakat7

2.3. Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan


a. Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah merupakan suatu tanggung
jawab utama administrator. Pembuatan keputusan adalah proses
dimana keputusan dibuat dan dilaksanakan. Hingga keputusan diubah
kedalam kegiatan, hanyalah merupakan suatu tujuan yang baik.
Proses dimulai dengan suatu keputusan dan tidak berakhir hingga
7 Drs. H.m. daryanto, administrasi pendidikan (Jakarta:rineka cipta, 2001)
hal 24-26

keputusan

tersebut

langkah-langkah

dilaksanakan

pembuatan

(Sutaryadi,1993:93).
keputusan

dalam

Adapun
(Oteng

Sutisna,1983:151-152) adalah sebagai berikut:


1. Penentuan Masalah
Suatu perilaku yang tidak diketahui atau hasil akhir yang
memerlukan perbaikan. Penting untuk diperhatikan bahwa penentuan
masalah

adalah

suatu

pertimbangan

yang

harus

dibuat

oleh

administrator. Fungsi dari penentuan masalah ialah menjelaskan dan


menguraikan masalah. Efisiensi dalam langkah-langkah berikutnya
jelas bergantung pada ketelitian yang dipakai pada kegiatan pertama
ini.
2. Analisa Situasi yang Ada
Nalisa situasi melibat suatu usaha yang sistematis untuk
menyajikan fakta, opini, ide tentang situasi yang ada bila itu
diketahui, dan perkiraan-perkiraan tentang situasi itu bila fakta, opini,
ide itu sukar untuk diperoleh. Ini harus meliputi suatu pernyataan
faktual tentang nilai-nilai yang lazim terdapat bila itu menjadi bagian
dari situasi dan relevan bagi pilihan kemudian. Ada banyak teknik
yang bisa membantu administrator dalam melakukan kegiatan ini
seperti analisis pasaran, survey opini, testing produk dilapangan dan
lain-lain.
3. Pengembangan Alternatif-Alternatif
Pada lngkah ini administrator diminta kesanggupan untuk
mengetahui cukup banyak alternatif yang mungkin dapat digunakan.
Ia bisa menimba dari pengalamannya pribadi dulu atau dari
pengetahuannya tentang apa yang telah dilakukan oleh orang lain
dalam keadaan yang serupa.

4. Analisa Alternatif-Alternatif
Langkah ini terdiri dari kegiatan menilai denga kritis setiap
alternatif atas dasar efektivitasnya yang mungkin dalam pemecahan
masalah yang telah ditetapkan itu.
5. Pilihan Alternatif yang Paling Baik
Akhirnya, setelah alternatif-aternatif dievaluasi satu demi satu
dan semua konsekuensi yang mungkin dipertimbangkan, dipilihlah
alternatif yang memberi harapan yang paling baik.
b. Perencanaan
Perencanaan adalah persiapan yang cerdas bagi perbuatan. Ia
juga memberi arti kepada perbuatan, karena hanyalah jika maksudmaksud dan tujuan-tujuan dipahami dengan jelas maka alasan-alasan
bagi program-program dan kegiatan-kegiatan menjadi terang. Dua
pertanyaan yang sangat pokok yang harus dijawab oleh perencanaan
ialah: Apa yang akan dicapai? Bagaimana mencapainya?. Menurut
Anderson dan bowman dalam (Oteng Sutisna,1983:162) perencanaan
adalah proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan
dimasa datang. Definisi ini menyarankah bahwa perencanaan itu
membawa kepada dan meliputi pembuatan keputusan.
c. Pengorganisasian
Pengorganisasian

ialah

kegiatan

menyusun

struktur

dan

membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam


usaha memcapai yujuan bersama. Dimana pengorganisasian adalah
hubungan antara orang-orang yang ditetapkan agar dalam usaha
mencapai

tujuan-tujuan

itu

diperoleh

penyesuaian

tindak

dan

langkah. Apabila kegiatan menyususn dan mengatur itu selesai, maka


hasilnya

kita

sebut

organisasi,

yakni

mekanisme

yang

mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan (Oteng Sutisna,1983:174).

d. Komunikasi
Komunikasi ialah prose menyalurkan informasi, ide, penjelasan,
perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok ke
kelompok. Komunikasi ialah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku

orang-orang

organisasi

(Oteng

dan

kelompok-kelompok

Sutisna,1983:190).

didalam

Komunikasi

yang

suatu
efektif

mengintegrasikan tiga kriteria, yaitu memiliki kualitas yang mengarah


pada persepsi positif, pencapaian tujuan organisasi dan personal,
serta dipertimbangkan pula keefektifannya dari tinjauan jangka
pendek maupun jangka panjang (Sutaryadi,1993:110).
e. Koordinasi
Koordinasi

ialah

proses

mempersatukan

sumbangan-

sumbangandari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah


tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
mencapai

koordinasi

adalah

salah

satu

fungsi

pokok

setiap

administrator. Akan tetapi koordinasi hendaknya tidak dipandang


sebagai suatu kegiatan yang terpisah dan berdiri sendiri, karena ia
hanya sebagian saja dari seluruh aspek administrasi. Perencanaan,
organisasi,

komunikasi,

pengawasan

dan

penilaian,

semuanya

hendakya membantu kepada koordinasi (Oteng Sutisna,1983:199200).


f. Pengawasan
Mengawasi ialah proses dengan mana administrasi melihat
apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya

terjadi. Jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya. Jadi,


pengawasan

ialah

fungsi

administratif

dalam

mana

setiap

administrator emastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan


apa yang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah swmua
berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, intruksi-intruksi yang
dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Ia dimaksudkan
untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan dan kesalhan-kesalhan,
kemudian membetulkan nya dan mencegah perulangannya (Oteng
Sutisna,1983:203).
g. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian adalah unsur lain yang sangat penting
dari keseluruhan proses admnistrasi. Ia pada umumnya ditujukan
untuk meningkstkan efektivitas dan efeisiensi organisasi dalam
mencapai tujuannya. Ia alah proses yang menentukan betapa baik
organisasi program-progran atau kegiatan-kegiatan sedang mencapai
maksud-maksud yang telah ditetapkan.Jadi, denagn menggunakan
proses

penilaian

itu

efetivitas

seluruh

organiasi

dan

tiap-tiap

bagiannya bisa ditentukan8.

4. Beberapa Pendekatan Dalam Pengelolaan Pendidikan


4.1. Pendekatan Organisasi Klasik
Pendekatan organisasi klasik ini sering disebut juga dengan
gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Taylor
seorang yang memiliki latar belakang dan pengalaman sebagai
buruh, juru ketik, mekanik dan akhirnya berpengalaman sebagai
kepala tekhnik yang hidup antara tahun 1856-1915.
8 Prof. Dr. Oteng Sutina, M.Sc. Ed. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis
Untuk Praktek Profesional. (Bandung:Angkasa,1983) hal 212

Taylor ialah orang pertama yang mengembangkan manajemen


ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di
pabrik baja Midvale Steel Company Philadelphia (USA) sebagai
pekerja biasa selama enam tahun. Setelah enam tahun bekerja
diangkat menjadi Chief Enggineer.
Dasar teorinya yang sering

disebut

teori

klasik

bersifat

tekhnologis. Menurut Taylor, cara yang paling baik untuk menambah


produksi ialah dengan memperbaiki tekhnik atau metode produksi. Ia
menyarankan supaya managemen dibuat suatu ilmu didasari asasasas tetap yang dirumuskan dengan tegas dan jelas. Dengan
memaksimumkan efesinsi produktif dari setiap pekerja, managemen
ilmiah akan juga memaksimumkan penghasilan para pekerja.
Sehubungan dengan pikiran-pikiran yang mendasari teorinya itu
taylor ditafsirkan sebagai memandang pekerja selaku alat atau mesin
yang harus dimanipulasikan oleh pemimpinnya. Atas dasar asumsi ini
para ahli teori dari aliran managemen ilmiah berpendapat bahwa
suatu organisasi harus dirancang dan dijalankan serasional mungkin
untuk terciptanya efisiensi yang lebih besar dalam managemen dan
peningkatan dalam produksi. Managemen harus dipisahkan dari
urusan manusia dan perasaan. Konsekuensinya ialah bahwa orang
atau pekerja harus dibuat cocok dengan managemen dan bukan
managemen dengan orang-orang.Untuk melaksanakan rancangan ini
taylor melakukan studi tentang gerak dan waktu untuk menganalisis
tugas-tugas pekerjaan untuk perbaikan prestasi organisasi pada
setiap aspeknya9
Ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karna
banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif. Hasil
penelitiannya disajikan di depan kogres sarjana teknik amerika,
kemudian ditulis dalam bukunya yang berjudul, The Principles of
9 Prof. Dr. Oteng Sutina, M.Sc. Ed. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis
Untuk Praktek Profesional. (Bandung:Angkasa,1983) hal 261

scientific Management. Begitu pentingnya buku tersebut bagi para


buru dan manajer maka pada tahun 1911 diterbitkan oleh sebuah
penerbit. Semenjak itu, taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen
Ilmiah (the father of scientific managemen).
Taylors scientific management can

be

summarized

as

consisting of four principles:


1. Scientific job analysis through observation, data gathering,
and careful measurement, management determines the one
best way of performing each job. Such job analysis would
replace the old rule-of-thumb method of doing things.
2. Selection of personnel once the job was analyzed, the next
step was to scientifically select and then train, teach, and
develop workers. In the past, workers chose their own work
and trained themselves.
3. Management cooperation taylor suggestedthat managers
should cooperate with workers, to ensure that all work being
done was in accordance with the principles of the science
that had been developed.
4. Functional supervising taylor recognized a division of work
between

managers

and

workers.

Managers

assumed

planning, organizing and decision-making activities, whereas


workers performed their jobs. In the past, almost all work
and the greather part of the responsibility were thrust on
workers10.
Tokoh pendahuluan

manajemen ilmiah ialah Watt dan Boulton

(1800). Mereka memberikan kontribusi pemikirannya bagi manajemen


ilmiah

berupa

penerapan

pendekatan

ilmiah,

mengembangkan

penelitian pasar, prakiraan, perencanaan produksi, tata arus kerja,


standarisasi komponen produk, dan sistem pengendalian11.

10 Fred C. Lunenburg and Allan C. Ornstein. Educational Administration


Concept and practices(USA: WADSWORTH PUBLISHING COMPANY, 1996) hal
5

Teori

manajemen

pentingnya
organisasi.

ilmiah

keberadaan
Menurut

bergantung

pada

teori

sumber

memfokuskan

manajer
ini,

dan

perannya

penciptaan

daya

kajiannya

manusia

pada

dalam

suatu

iklim

yang

kondusif

yang

menggerakkan

organisasi.
Teori organisasi klasik atau teori tradisional menggambarkan
organisasi

yang

tersentralisasi

dan

tugas-tugasnya

pun

tersepasialisasi. Dengan kata lain, setiap pekerja memikul tanggung


jawab penuh sesuai dengan spesialisasinya dan memngikuti sistem
kerja yang professional. Adapun teori pelaku organisasi memfokuskan
pengaruh individu kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam
organisasi12.
Fungsi pemimpin dibawah managemen ilmiah ialah jelas untuk
menyusun dan menguatkan kriteria perbuatan untuk memenuhi
tujuan-tujuan

organisasi.

Perhatian

kebutuhan-kebutuhan

organisasi

kebutuhan

Singkatnya,

individu.

pemimpin

dan

tidak

dalam

dipusatkan
pada

periode

pada

kebutuhanini

praktek

managemen mengalami kemajuan besar dengan penerapan studi


empiris untuk menetapkan metode produksi yang lebih cepat dan
lebih baik dan dengan bentuk organisasi serta managemen yang lebih
efisien. Tapi pendektan managemen ilmiah ini cenderung untuk berat
sebelah. Tekanan diberikan kepada perubahan dalam metode dan
desain organisasi untuk maksud peningkatan produksi semata-mata
dengan kurang memperhatikan pengaruhnya kepada kesejahteraan
pekerja. Para pekerja diasumsikan sedikit banyak sebagai unit-unit
produksi baku dalam mesin organisasi yang bisa diganti. Mereka
diasumsikan seolah-olah hidup dalam bekerja tanpa emosi dan hanya
11Husaini Usman. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
hal 22
12Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia,2002), hal. 5

memikirkan keuntungan finansial semata-mata. Pada akhir periode


ini, kira-kira tahun 1930, saatnya telah matang suatu tekanan pada
faktor manusia dalam managemen13.
Classical organizational theories and their derived principles have
many critics. An emphasis on efficiency characterized the classical
approach to management. To these theorists, an efficiently designed
job and organization were of prime importance. Psychological and
social factor in the workplace were ignored. The critics claim that
when managers ignore the social and psychological needs of workers,
organizations do not provide adequate motivation to their employees.
The classicist assumed that financial incentives would ensure worker
motivation. In short the focus of classical organizational theory was on
the task,with littlw attention given to individual or group in the
workplace. This flaw was primarly responsible for emergence of the
second

approach

to

managemet

approach14.
Teori klasik berasumsi

thouht:

the

human

relation

bahwa para pekerja atau manusia itu

sifatnya rasional, berfikir logic, dan kerja merupakan suatu yang


diharapkan. Oleh karna itu teori klasik berangkat dari premis bahwa
organisasi bekerja dalam proses yang logis
pendekata

ilmiah

dan

berlangsung

dan rasional dengan

menurut

stuktur/anatomi

organisasi.
Kelemahan-kelemahan teori klasik secara garis besar sebagai
berikut:
1 Teori klasik adalah teori yang terikat waktu. Teori ini cocok
diterapkan pada permulaan abad dua puluhan, karna motif
pekerja waktu itu terutama memenuhi kebutuhan fisiologis.
13 Prof. Dr. Oteng Sutina, M.Sc. Ed. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis
Untuk Praktek Profesional. (Bandung:Angkasa,1987) hal 261
14 Fred C. Lunenburg and Allan C. Ornstein. Educational Administration
Concept and practices (USA:1996;WADSWORTH PUBLISHING COMPANY) hal
5-6

2 Teori klasik mempunyai cirri-ciri deterministic. Teori sangat


menekankan pada prinsip-prinsip manajemen dan tidak
memperhitungkan

berbagai

dimensi

dalam

manajemen

seperti motivasi pengambilan keputusan, dan hubungan


informal.
3 Teori ini merumuskan asumsinya secara sksplisit.

Malahan

banyak asumsi yang lemah dan tidak lengkap secara implicit


terdapat dalam teori klasik itu, antara lain: efisien hanya
diukur oleh tingkat produktivitas yang hanya menyangkut
penggunaan

sumber

secara

ekonomis

tanpa

memperhitungkan faktor manusiawi.15

.2. Teori Hubungan Manusia


Teori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat
berbagai

kelemahan

dengan

pendekatan

klasik.

Pada

kenyataannya manajer ada kesulitan dan menjadi frustasi karena


orang tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang rasional. Disini
perlu upaya untuk membantu para manajer dalam menghadapi
manusia, agar organisasi lebih efektif. Beberapa ahli berusaha
memperkuat

teori

klasik

dengan

wawasan

sosiologis

dan

psikologis. Dengan adanya peralihan yang lebih berorientasi pada


manusia dikenal dengan pendekatan perilaku sebagai ciri utama
teori Neo-Klasik (hubungan manusia).
Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan
mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik ini
antara lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar-manusia,
atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal dengan
15 Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal
22

studi Hawthorne. Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok


kerja informal lingkungan sosial pekerja mempunyai pengaruh
yang besar terhadap produktivitas16.
Sumbangan kepada teori managemen yang paling penting
barangkali dibuat dalam periode 1930-1950 oleh aliran hubungan
manusia yang diprakarsai oleh Elton Mayo dan kawan-kawannya.
Para ahli teori ini mengemukakan bahwa sebagai tambahan
kepada menemukan metode-metode tekhnologis yang paling baik
untuk

meningkatkan

produksi,

akan

lebih

bermanfaat

bagi

managemen bila memperhatikan persoalan-persoalan manusia.


Menurut mereka, pusat-pusat kekuatan yang sesungguhnya dida
lam suat organisasi ialah hubungan-hubungan antar pribadi yang
berkembang didalam unit-unit bekerja. Studi tentang hubunganhubungan ini merupakan pertimbangan yang paling penting bagi
managemen

dan

analisis

organisasi.

Organisasi

hendaknya

dibangun disekeliling para pekerja dan harus memperhitungkan


perasaan-perasaan dan sikap-sikap dari pekerjaan.
Seperti

diungkapkan

oleh

eksperimen-eksperimen

hwawthonr, suatu organisasi adalah lebih dari suatu struktur


formal atau susunan fungsi-fungsi; ia adalah suatu sistem sosia.
Menurut Mayo managemen efektif melibati orang-orang, bukan
manipulasi robot-robot. Karenanya, produktifitas yang lebih tinggi
tidak harus dicapai dengan sekedar insentif finansial yang positif
atau kondusif bekerja yang lebih baik. Eksperimen-eksperimen
yang

hawthorn

itu

telah

mendemonstrasikan

bahwa

tidak

kemerosotan maupun perbaikan dalam kondisi fisik bekerja mesti


membawa pengaruh berarti kepada produktifitas. Sebabnya ialah
karena tuntunan-tuntunan sosial didalam kelompok mengkibatkan

16 Ibid,hal 26.

sedikit banyak persetujuan yang tak diucapkan diantara para


pekerja atas standar-standar perbuatan bekerja.
Taylor memandang pekerja sebagai indiviu yang mengejar
keuntungan

finansial

dipertimbangkan

ialah

dalam

isolasi;

sikapnya

yang

terhadap

penting

untuk

pekerjaan,

bukan

hubungannya dengan teman-teman sekerja. Mayo , sebaliknya,


dengan tegas mengatakan bahwa pekerjaan bertindak dalam
keseetiakawanan yang kodrati dengan sesama pekerjaaan. Orang
tidak harus responsif terhdap insentif ekonomi semata-mata, tapi
juga produk dari perasaan-perasaan pribadi dan keterlibatan
emosional. Orang sering ak logis dalam berfikir, dengan satu motif
yang sangat kuat: keinginan untuk diterima dan dihargai oleh
kawan-kawan sekerja.
Mayo menasehatkan supaya masalah managemen didekati
dari perspektif pengetahuan apapun tentang sifat manusia yang
telah kita miliki. Ia menyarankan penggunaan semua disiplin ilmu
sosial untuk dipusatkan kepada pemahaman dan pemencahan
konfik-konflik di dalam sistem industri. Pendekatan hubungan
manusia yang berhasil, menurut mayo, pada gilirannya akan
menciptakan keselarasan organisasi, kepuasan yang lebih besara
dari pegawai, dan efisiensi pelaksanaan yang lebih tinggi.
Fungsi pemimpin dibawah hubungan manusia ialah untuk
memperlancar pencapaia tujuan secara kooperatif di antara para
pengikut

sambil

menyediakan

kesempatan-kesempatan

bagi

pertumbuhan dan berkembang pribadi mereka. Pusat perhatian


yang pokok berlawanan dengan teori managemen ilmiah ialah
kepada

kebutuhan-kebutuhan

individu

dan

tidak

kepada

kebutuhan organisasi.
Jadi,
menekan

pada
kan

hakikatnya
perhatian

pendekatan

terhadap

tugas

managemen
pekerjaan

ilmiah
(

hasil;

produksi);

sedangkan

pendekatan

hubungan

manusia

menekankan perhatian kepada hubungan-hubungan ( orangorang)17.

Menurut

musaazih

(1988)

menyatakan

bahwa

pendekatan

hubungan manusiawi dalam manajemen pendidikan menekankan


pada Hal hal sebagai berikut :
1. Paraf administrator bekerja dengan dan melalui orang-orang
agar melakukan tujuan tujuan organisasi dan sensitifitas
terhadap faktor manusia adalah langkah pertama yang penting
dalam kerja langkah ini di perlukan untuk memberikan motivasi
kepada para guru dan staf lain di sekolah
2. Organisasi formal dan informal yang ada di sekolah berdiri di
sekolah saling berdampingan sebagai sebuah yang integral,
tidak dapat di pisahkan dan saling melengkapi. Struktur sosial
informal kenyataannya mempengaruhi performasi guru dalam
hal norma, nilai dan sentimen sentimen lainnya.
3. Administrasi adalah tanggung jawab yang di bagi dengan
demikian struktur organisasi semestinya memberikan peluang
untuk

saling

memberikan

gagasan

untuk

meminimalkan

kekakuan struktur hirarki


4. Imbalan (gaji) bukan satu-satunya pendorong motivasi yang
signifikan. Sanksi sosial yang bukan berupa ekonomi membatasi
keefektifan insentif ekonomi. Sebagai contoh, guru yang di
tunjuk sebagai kepala bagian akan rela untuk meluangkan
waktu dan energinya untuk mengembangkan bagia tersebut
walaupun posisinya tersebut tidak di sertai dengan imbala
ekonomi yang memadai.
17 Prof. DR. Oteng Sutisna, M.Sc. Ed. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis
untuk Praktek Profesional (Bandung:Angkasa ,1987) hal 262-263

5. Taraf

pekerja

menggunakan

organisasi

informal

untuk

melindungi dari keputusan yang semenang menang dari


pimpnan.
6. Para pemimpin informal sama penting nya dengan para
pengawas formal
7. Individu-individu adalah manusia yang aktif bukan tenaga gerak
mesin yang pasif.
8. Suatu jangka pengawasan yang sempit bukan suatu syarat bagi
pengawasan yang efektif
Pendekatan manusiawi menekankan pentingnya motivasi dan
kepuasan kerja manusia. Manusia akan bekerja secara produktif
apabila

ia

memiliki

melaksanakan

motivasi

pekerjaannya.

dan

merasa

Struktur

puas

dalam

organisasi

yang

menggambarkan tugas dan wewenang pekerjaan seseorang dan


mendapatkan perhatian karena akan melahirkan tanggung jawab
dalam pekerjaan. Tanggung jawab ini di dorong oleh motivasi
untuk bekerja secara produktif sehingga memperoleh kepuasan
kerja
4.3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dipelopori oleh Chester I. Barnard

(1886-

1961) yang menulis buku: Function of the Executive (1938). Dalam


bukunya ia menulis tentang teori perlaku yang kooperatif dalam
organisasi

formal.

Ia

berpendapat

bahwa

kontribusi

kerjanya

berkaitan dengan konsep struktur yang dinamis. Konsep struktur yang


dianggap dinamis adalah individu, sistem kerja sama, organisasi
formal, organisasi formal yang kompleks dan juga organisasi informal.
Konsep-konsep dinamis yang penting adalah kerelaan, kerjasama
komunikasi otoritas, proses keputusan, dan keseimbangan dinamik.
Dalam
dipelopori

perkembangan
oleh

Herbert

selanjutnya
Simon

pendekatan

(1947)

ia

perilaku

menulis

ini

buku

berjudul:Administrative Behaviour yang mengemukakan pentingnya


keseimbangan dalam organisasi. Dalam sebuah organisasi manusia
memiliki motivasi untuk berprestasi dan bekerja secara baik. Hasil
pekerjaan akan dihargai dengan imbalan yang memadai sehingga
tumbuh perilaku yang positif dalam membangun dan memajukan
organisasi. Motivasi dan imbalan kerja memberikan pengaruh yang
signifikan dalam perwujudan perilaku anggota organisasi. Perilaku
orang dalam organisasi dalam pandangan simon mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh18.
Suatu perluasan dari pendekatan hubungan dengan manusia ialah
pendekatan ilmu perilaku (behavioral-science). Dengan menggunakan
eksperimentasi
pandangan

yang

yang

terkontrol

lebih

luas

pada

tentang

ahli

perilaku

perilaku

mengambil

manusia

dalam

organisasi dengan menggunakan disiplin-disiplin seperti psikologi,


sosial, psikiatri dan antropologi dalam penelitian mereka itu.
Para penelitian mengarahkan studi mereka kepada perilaku
pemimpin-pemimpin. Jika tidak ada satu sifat tertentu atau situasi
tertentu

bisa

mengidentifikasikan

pemimpin-pemimpin

atau

meramalkan eektifitas mereka, apakah barangkali ada suatu gaya


kepemimpinann

tertentu

yang

membuat

kelompok-kelompok

oraganisasi efektif?.
Dengan istilah gaya (style) dimaksudkan suatu cara berfikir laku
yang

khas

dari

seorang

pemimpin

terhadap

para

anggota

kelompoknya. Jadi, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan,


kapan ia mengerjakannya dan caranya ia bertindak membentuk gaya
kepemimpinannya. Cara administrator atau managemen pemimpin,
jelas, penting bagi para karyawan dan bagi organisasi secara
18 Tim Pegembang Ilmu pendidikan FIP-UPI, ilmu &aplikasi pendidikan bagian 1
(Bandung:PT. Impherial Bhakti Utama, 2007) hal 153-154

keseluruhan. Bagaimana administrator atau managemen berbuat


terhadap bawahannya memperngaruhi kepuasan para bawahan dan
sudah tentu prestasi mereka.
Jelas, pemimpin-pemimpin memperlihatkan gaya yang berbedabeda. Karenanya ada kecondongan di kalangan para ahli dibidang ini
untuk menyususn berbagai stereotip atau klise pemimpin. Akan tetapi
hendaknya diingat untuk tidak melakukan kesalahan umum dengan
menciptakan suatu stereotip administratif dan berbuat seolah-oah ia
benar-benar

ada.

Ada

deretan

panjang

tentang

gaya-gaya

kepemimpinan itu, dan adalah sangat mungkinbahwa

seorang

administrator/ managemen memakian kombinasi beberapa gaya jika


saat dan situasi berbeda.
Lagipula tidak ada yang sederhana tentang kepemimpinan itu, dan
pemahaman tentang perilaku pemimpin tidak terkecuali. Seorang
administrator melakukan banyak hal. Beberapa-beberapa diantaranya
terutama melibat fungsi kepemimpinan, yaitu membimbing para
bawahan. Ia bisa juga memiliki fungsi-fungsi tidak membimbing , dan
ia ini bila sering tidak kurang penting sejauh yang mengenai
perbuatan organisional. Tapi disini perhatikan kita yang pokok ialah
mengenai perilaku kepemimpinan19.

19 Prof. DR. Oteng Sutisna, M.Sc. Ed. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis
untuk Praktek Profesional (Bandung:Angkasa ,1987) hal 263-264

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan

Filsafat; berasal dari kata philos berati suka, gemar atau cinta
dan shopia berarti kebijaksanaan atau bijaksana. Berfilsafat
berarti, berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalamdalamnya baik mengenai hakikat, fungsi, ciri, kegunaan, masalah
dan solusi dari masalah itu sendiri.
administrasi
penyelenggaraan

pendidikan
pendidikan

adalah
disekolah,

suatu
agar

ilmu
tercapai

tentang
tujuan

pendidikan di sekolah itu atau dapt juga diartikan administrasi


pendidikan ialah pembinaan pengawasan dan pelaksanaan dari
segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan urusan sekolah
Fungsi dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan
a. Pengambilan Keputusan
b. Perencanaan
c.Pengorganisasian
d. Komunikasi
e. Koordinasi
f.
Pengawasan
g. Evaluasi
Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan pendidikan yaitu:
a. Pendekatan organisasi klasik
b. Pendekatan hubungan manusia
c. Pendekatan perilaku

3.2.

Saran

Daftar Pustaka
Daryanto, m. 2001. administrasi pendidikan.Jakarta:rineka cipta
Fattah, Nanang.1999. Landasan Manajemen Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Lunenburg, c. Fred and Allan C. Ornstein.1996. Educational Administration Concept
and practices.USA: WADSWORTH PUBLISHING COMPANY
Nawawi, Hadari.1987. administrasi pendidikan .Jakarta: cv haji masagung
Saefullah.2002. Manajemen Pendidikan Islam.Bandung:CV Pustaka Setia
Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung:Angkasa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.2013.
manajemen Pendidikan Bandung:ALFABETA, 2013
Tim Pengembang ilmu Pendidikan.2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian 2 ilmu
pendidikan praktis .Bandung:PT. Imperial Bhakti Utama
Usman, Husaini.2008. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai