Anda di halaman 1dari 2

Modul Pengkaderan II

I. Pentahapan Kaderisasi PMII


MENGAPA harus memakai pentahapan atau penjenjangan, tiada lain untuk membawa kader
menurut tujuan PMII (secara teks resmi, tertuang dalam Anggaran dasar PMII)
Sebagaimana layaknya pentahapan pengkaderan di PMII di bagi setidaknya menjadi tujuh tahap
berdasarkan pelatihan kader formal di PMII, sedangkan pasca pelatihan formal adalah pembinaan,
pengelolaan dan kanalisasi kader yang sebenarnya adalah pengkaderan sungguhnya itu, tujuh itu
adalah sebagai berikut:
1. Pra-Mapaba
2. Mapaba
3. Pasca Mapaba
4. PKD
5. Pasca PKD
6. PKL
7. Pasca PKL

Rinciannya demikian:

Pra Mapaba
Tujuan : Memperkenalkan lebih dekat dengan PMII pada mahasiswa baru atau jika
mungkin calon mahasiswa baru (ketika mereka masih menjajaki perguruan tinggi mana yang
dipilih)
Teknis kegiatan : Pendekatan personal, memperkenalkan PMII lewat forum tertentu pada
kesempatan yang diciptakan, memanfaatkan (infiltrasi) forum-forum mahasiswa baru.
Target : Diketahuinya PMII sebagai organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bervisi
keislaman dan keindonesiaan.

Mapaba
Tujuan : Sebagai Pintu masuk menjadi warga PMII (kader muda PMII).
Sasaran : Peserta adalah Mahasiswa baru di Perguruan tinggi
Teknis Kegiatan : Semacam pelatihan singkat yang berisi doktrinasi PMII sebagai satu-satunya
organisasi mahasiswa yang dipilih oleh warga PMII.
Pelaksana : Pengurus Rayon atau Komisariat

Materi : Ke-PMII-an, Ke-Indonesiaan, Kemahasiswaan. Lebih detail lihat pada buku


pendidikan kritis tarnsformatif, panduan pendidikan dan kaderisasi PBPMII, 2002
Waktu : 2-3 hari
Target : Terlaksananya misi rekrutmen anggota baru PMII, dengan kualifikasi dan
jumlah yang sudah disyaratkan (sesuai dengan yang direncanakan/ditargetkan). Adanya follow-up
Mapaba (aktivitas pasca Mapaba)

Pasca Mapaba
Tujuan : Sebagai ajang dan proses berkiprah dan berorganisasi di PMII.

Teknis kegiatan :
1. Aktivitas yang sesuai dan mendukung keinginan, minat dan menunjang disiplin keilmuan
fakultatif dari warga PMII, semisal belajar bersama, pengadaan bank soal untuk UAS atau UTS,
maupun riset akademis tentang disiplin ilmu tertentu.
Selain aktivitas akademis juga dimungkinkan aktivitas sosial dan keagamaan , misal baksos,
pengajian kitab kuning, istighotsah - tahlil dan semacamnya, problem solving terhadap masalah di
lingkungan komunitasnya, dll. (kondisi lokalitas sangat menentukan peran dan aktivitas yang
dilakukan dengan bertolak dari need asesment warga serta mengacu programnya rayon atau
komisariat yang bersangkutan). Jangan memaksakan kegiatan yang tidak disukai oleh anggota.
2. Aktivitas untuk pengembangan SDM warga PMII yang dirasa diperlukan seperti pelatihan[1],
diskusi rutin[2] dan kajian pemikiran tokoh (para tokoh filsafat, tokoh gerakan, dll). Selain diskusi
rutin yang formal, juga dibarengi pertemuan informal yang interpersonal antara pengurus dengan
anggota (cangkrukan sambil minum kopi, misalnya) yang membicarakan seputar aktivitas di PMII
yang dapat menambah militansi anggota dan lebih mendekatkannya dengan PMII dan para
pengurusnya.
3. Aktivitas yang menunjang kemampuan kebahasaan warga PMII (bahasa inggris, arab, maupun
yang lain yang dianggap perlu)
4. Bagi kader muda yang berpotensi dan berprestasi dapat dipromosikan menjadi pengurus rayon
atau komisariat

PKD
Tujuan : untuk mendidik kader PMII pada tingkat madya, menjadi
mujahid/worker/organizer, sebagai kader simpatis.
Sasaran : Peserta adalah alumni pasca Mapaba, Pengurus Rayon dan Pengurus Komisariat
Teknis kegiatan : Pelatihan semi doktriner
Pelaksana : Pengurus Komisariat atau Cabang
Materi : Lihat materi PKD pada buku pendidikan kritis transformatif ditambah dengan
improvisasi materi yang diperlukan (kebutu

Anda mungkin juga menyukai