Anda di halaman 1dari 7

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)

CABANG KOTA BANDUNG

PERATURAN
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)
CABANG KOTA BANDUNG
NOMOR 05 TAHUN 2015

TENTANG
KAIDAH PEMEKARAN, PEMBENTUKAN DAN PENGGUGURAN
KOMISARIAT DAN RAYON

Mengingat :
a. Bahwa dalam rangka Menciptakan menejemen Struktur Organisasi
di butuhkan Peraturan Pembentukan dan Pengguguran Komisariat
dan Rayon.
b. Bahwa dalam rangka tertib administrasi dan Standarisasi
Organisasi dan tata kelola Komisariat dan Rayon Perlu ditetapkan
peraturan Organisasi di tingkat cabang
c. Bahwa Komisariat dan Rayon merupakan Bagian dari Cabang dan
penyusunannya harus berpedoman pada Anggaran Dasar (AD)
BAB VI Pasal 7 Tentang Struktur Organisasi, Anggaran Rumah
Tangga (ART) BAB IV Bagian I Tentang Struktur Organisasi.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, hurup b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota
Bandung Tentang Kaidah Pembentukan dan Pengguguran
Komisariat dan Rayon

Menimbang :
a. Anggaran Dasar (AD) BAB VI Pasal 7 Tentang Struktur
Organisasi, Poin 4 dan 5 Tentang Pengurus Komisariat dan
Pengurus Rayon.
b. Anggaran Rumah Tangga (ART) BAB IV Tentang Struktur
Organisasi, Susunan Pengurus, Tugas dan Wewenang

Menetapkan :
Peraturan Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang
Kota Bandung Tentang Kaidah Pembentukan dan Pengguguran
Komisariat dan Rayon
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan:
1. Kaidah Pembentukan dan Pengguguran Komisariat dan Rayon Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia ini merupakan penjabaran dari AD/ART PMII, PO PB PMII
khususnya yang berkenaan dengan ketentuan Komisariat dan Rayon
2. PC PMII adalah Struktur Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
di Kabupaten/Kota, dalam Hal ini yang dimaksud adalah PMII Cabang Kota
Bandung.
3. Komisariat adalah Struktur Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
di Perguruan Tinggi.
4. Rayon adalah Struktur Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di
Fakultas/jurusan.
5. Rapat Tahunan Komisariat yang selanjutnya disingkat menjadi RTK adalah Forum
Musyawarah Tertinggi di Tingkat Komisariat
6. Rapat Tahunan Anggota Rayon yang selanjutnya disingkat menjadi RTAR adalah
Forum Musyawarah Tertinggi di Tingkat Rayon

BAB II
MEKANISME PEMBENTUKAN KOMISARIAT DAN RAYON

Pasal 2
Pembentukan Komisariat dianggap Memenuhi syarat apabila
1. Komisariat dapat dibentuk disetiap perguruan tinggi didalam ruang lingkup Wilayah
Kota Bandung
2. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada 2 (dua) rayon
3. Pengurus Rayon dalam satu Perguruan Tinggi membentuk team yang terdiri dari
utusan dari masing-masing Rayon yang bertugas untuk mempersiapkan dan
menyelenggarakan RTK setelah mendapatkan rekomendasi dari PC PMII
4. Team akan menyelegarakan RTK selambat-lambatnya 2 (empat) bulan setelah
mendapatkan rekomendasi dari PC PMII
5. Tugas team akan berakhir secara otomatis setelah terselenggaranya RTK.
6. Dalam keadaan dimana ayat 2 di atas tidak dapat dilaksanakan, komisariat dapat
dibentuk oleh PC apabila sekurang kurangnya telah ada 25 orang anggota
Pasal 3
Pembentukan Rayon dianggap Memenuhi syarat apabila
1. Rayon dapat dibentuk di Setiap Fakultas dan atau Jurusan apabila sekurang-
kurangnya telah ada 10 Anggota.
a. Dibentuk di tingkat Fakultas bagi Perguruan tinggi Tingkat Universitas dan
Institut,
b. Dibentuk di Tingkat Jurusan untuk Perguruan Tinggi Tingkat Akademi dan
Sekolah Tinggi.
2. Melakukan langkah-langkah perintisan dengan mengikut sertakan mahasiswa islam
diinstitusi tersebut kedalam acara MAPABA dan pendidikan kader PMII pada
komisariat/rayon lainnya.
3. Rayon dapat dibentuk oleh PC, PK dan PR
4. Jika Pembentukan dilakukan oleh PK atau PR terdekat, maka PK atau PR tersebut
mengajukan surat keputusan pembentukan Rayon kepada PC
5. Surat permohonan SK pembentukan Rayon harus melampirkan:
a. Berita acara pembentukan
b. Jumlah anggota disertai bukti photo copy minimal 10 (lima puluh) Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM).
c. Photo copy bukti telah mengikuti pengkaderan formal di PMII.
6. PK dan atau PR terdekat membentuk team yang bertugas untuk menyelenggarakan
konferensi selambat-lambatnya tiga bulan setelah mendapat SK pembentukan dari PC
PMII

BAB III
MEKANISME PEMEKARAN
Pasal 4
1. Mekanisme pemekaran komisariat dianggap memenuhi syarat apabila:
a. Telah terjadi pemekaran perguruan tinggi
b. Masing-masing masing-masing komisariat memenuhi syarat pembentukan
komisariat sesuai dengan ketentuan AD/ART
2. Mekanisme pemekaran rayon dianggap memenuhi syarat apabila:
a. Telah terjadi pemekaran fakultas atau jurusan
b. Masing-masing rayon telah memenuhi syarat pembentukan rayon sesuai dengan
AD/ART
c. Pemekaran Rayon diusulkan oleh pengurus komisariat kepada cabang
d. Apabila diperguruan tinggi tersebut belum terbentuk komisariat, maka rayon
terdekat yang berhak mengusulkan pemekaran kepada PC
BAB IV
WEWENANG PEMBENTUKAN
KOMISARIAT DAN RAYON

Pasal 5
Prasyarat;
1. Instansi yang berwenang membentuk Komisariat baru adalah Pengurus Cabang.
2. Instansi yang berwenang membentuk Rayon baru adalah Pengurus Komisariat
sebagai Kepanjangan Tangan Pengurus Cabang.
3. Dalam kondisi dimana PK belum terbentuk atau tidak ada, maka Pengurus Rayon
terdekat berkewajiban melakukan pendampingan terhadap proses pembentukannya;
4. Dalam masa perintisan pembentukan Komisariat dan Rayon baru, Pengurus Cabang
dapat menunjuk PK atau PR yang terdekat yang sudah ada untuk melakukan langkah-
langkah persiapan.
5. Pembentukan Rayon Baru dilaporkan kepada Pengurus Cabang selambat-lambatnya
15 hari setelah deklarasi pembentukan Rayon;
6. Pembentukan Komisariat atau Rayon baru dinyatakan sah apabila telah mendapatkan
Surat Keputusan berupa SK pembentukan Komisariat atau Rayon yang dikeluarkan
oleh Pengurus Cabang;

BAB V
STATUS DAN AKREDITASI

Pasal 6
Status
1. Komisariat atau Rayon yang baru dibentuk berstatus sebagai komisariat/rayon
Persiapan.
2. Status sebagai komisariat/rayon persiapan tetap berlaku dalam masa selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan
Pengurus Cabang.
3. Selama berstatus Komisariat dan Rayon Persiapan, Pengurus cabang bertanggung
jawab melakukan pembinaan secara intensif;
4. Pembinaan yang dimaksud ayat (3) tersebut lebih diarahkan kepada usaha-usaha
penumbuhan kemandirian dan peningkatan kemampuan manajerial Pengurus
Komisariat atau Rayon.
Pasal 7
Akreditasi
1. Syarat akreditasi dalam peningkatan status Komisariat dan Rayon meliputi:
a. Mampu menyelenggarakan Mapaba (PR), PKD (Komisariat) dan Follow-upnya,
b. Tertib melaksanakan Pelaporan
c. Tertib Melaksanakan Program kajian-kajian Pokok di buktikan dengan Laporan
b. Adanya laporan tertulis tentang kegiatan yang dilaksanakan
d. Terjadinya peningkatan Jumlah anggota
e. Mampu dan memiliki tertib administrasi
2. Mekanisme dan tata cara akreditasi dilakukan sepenuhnya oleh Pengurus Cabang
Pasal 8
Klasifikasi:
Komisariat dan Rayon diklasifikasikan menjadi:
1. Komisariat dan Rayon Kategori A adalah Komisariat dan Rayon yang telah memenuhi
sekurang-kurangnya kualifikasi sebagai berikut;
a. Tertib melaksanakan Laporan tiap 4 Bulan meliputi
1. Laporan Perkembangan Jumlah Anggota dan Kader
2. Laporan Program Kerja Khusus untuk Pengurus Baru
3. Laporan Kegiatan Rutin dan Kegiatan lainnya
b. Mampu melaksanakan MAPABA (PR) secara teratur dan follow upnya.
c. Mampu melaksanakan PKD (PK) dan follow upnya secara teratur
d. Mampu Melaksanakan Kajian-kajian Pokok yang teratur
e. Mampu mengelola pendanaan organisasi dengan baik;
f. Khusus untuk Rayon Memiliki Kelompok Kajian dan pelatihan Fakultatif
2. Komisariat dan Rayon Kategori B adalah Komisariat dan Rayon yang telah
memenuhi sekurang-kurangnya kualifikasi sebagai berikut;
g. Tertib melaksanakan Laporan tiap 6 Bulan meliputi
4. Laporan Perkembangan Jumlah Anggota dan Kader
5. Laporan Program Kerja Khusus untuk Pengurus Baru
6. Laporan Kegiatan Rutin dan Kegiatan lainnya
h. Khusus untuk Komisariat Mampu melaksanakan MAPABA secara teratur dan
follow upnya.
i. Khusus untuk Rayon Memiliki Kelompok Kajian dan pelatihan Fakultatif
3. Komisariat/rayon Kategori C adalah Komisariat/rayon yang standar kualifikasinya
kurang dari katagori B sebagaimana dijelaskan dalam ayat diatas.

BAB VII
PENGGUGURAN KOMISARIAT DAN RAYON
Pasal 9
Pengguguran Komisariat dan Rayon
1. Pengguguran Komisariat dan Rayon dapat dilakukan hanya dalam keadaan yang
sungguh-sungguh memaksa;
2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa didalam ayat (1) diatas adalah keberadaan
Komisariat dan Rayon yang sungguh-sungguh tidak mempunyai kemampuan lagi
untuk memenuhi standar kualifikasi yang paling minimum, dalam hal ini standar
kategori C sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat (3) diatas;
3. Dalam hal Komisariat tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan RTK dalam
waktu lebih dari satu setengah tahun, maka Pengurus Cabang dapat mengambil alih
kepemimpinan Komisariat tersebut untuk melaksanakan RTK sebelum diambil
tindakan pengguguran Komisariat.
4. Dalam hal Rayon tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan RTAR dalam
waktu lebih dari satu setengah tahun, maka Pengurus Cabang atau Pengurus
Komisariat dapat mengambil alih kepemimpinan Komisariat tersebut untuk
melaksanakan RTAR sebelum diambil tindakan pengguguran Rayon.
Pasal 10
Sebelum diambil tindakan pengguguran Komisariat atau Rayon, terlebih dahulu harus
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengurus Cabang mengadakan musyawarah secara seksama dengan Pengurus
Komisariat atau Rayon tersebut untuk membahas berbagai kemungkinan yang
berkaitan dengan Komisariat atau Rayon dimaksud;
2. Apabila dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat pula mengundang anggota-anggota
Istimewa PMII di Komisariat atau Rayon tersebut untuk turut serta di dalam
musyawarah tersebut;
3. Hasil Musyawarah sebagaimana dimaksud di dalam sub 1, 2, diatas harus benar-benar
dijadikan bahan pertimabangan di dalam mengambil keputusan untuk menggugurkan
atau tidak menggugurkan Komisariat/rayon tersebut.
Pasal 11
Keputusan pengguguran Komisariat atau Rayon
1. Keputusan pengguguran Komisariat atau Rayon dikeluarkan oleh Pengurus Cabang
Melalui Rapat Pleno Berdasarkan langkah-langkah yang telah diambil seperti yang
dimaksud di pasal 10;
2. Komisariat atau Rayon yang telah dinyatakan gugur berdasarkan Surat Keputusan
Pengurus Cabang, dapat dihidupkan kembali dengan memenuhi ketentuan
pembentukan Komisariat dan Rayon baru sebagaimana diatur di dalam AD/ART dan
PO ini.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 11
1. Peraturan Organisasi ini merupakan Peraturan Organisasi lokal Cabang Kota
Bandung, dan apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang bertentangan dengan
peraturan-peraturan PMII yang lebih tinggi maka akan ditinjau kembali dan dilakukan
perbaikan.
2. Perubahan Peraturan Organisasi ini hanya dapat dilakukan dalam Forum Konferensi
Cabang atau Musyawarah Pimpinan Cabang.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
Pukul :

Presidium Sidang Sekretaris Sidang

(………………………………) (………………………………)

Anda mungkin juga menyukai