Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK IV PMII STAINH
Malingping, maka di pandang perlu adanya penetapan manual acara RTK IV Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia STAINH Malingping
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang manual
acara RTK PMII STAINH Malingping.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno BPH PK PMII STAINH Malingping pada tanggal 02 Februari 2017
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Manual acara RTK IV PMII STAINH Malingping, sebagaimana terlampir
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran RTK IV PMII Pengurus Komisariat
STAINH Malingping, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetap
RTK IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STAINH Malingping.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang tata tertib
pemilihan presidium sidang RTK IV PMII STAINH Malingping.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno BPH PK PMII STAINH Malingping pada tanggal 02 Februari 2017
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib Pemilihan Presidium RTK IV PMII STAINH Malingping.
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran RTK IV PMII Pengurus Komisariat
STAINH Malingping, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetap
RTK IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STAINH Malingping.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang Presidium
tetap RTK IV PMII STAINH Malingping.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Hasil Pemilihan Presidium Sidang RTK IV PMII STAINH Malingping
a. Ketua presidium : …………………………..
b. Sekretaris : …………………………..
c. Anggota : …………………………..
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran RTK IV PMII Pengurus Komisariat
STAINH Malingping, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetap
RTK IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STAINH Malingping.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang tata tertib
RTK IV PMII STAINH Malingping.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang RTK IV PMII STAINH Malingping.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib RTK IV PMII STAINH Malingping.
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Rapat Tahunan Komisariat IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STAINH
Malingping yang selanjutnya disebut RTK IV PMII STAINH Malingping adalah
permusyawaratan tertinggi dalam organisasi PMII di STAINH Malingping.
2. RTK IV PMII STAINH Malingping diikuti oleh Pengurus Komisariat dan Pengurus
Rayon PMII di wilayah koordinasi PK PMII STAINH Malingping.
3. RTK IV PMII STAINH Malingping dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya
separuh lebih satu dari jumlah komisariat yang berada di STAINH Malingping.
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 2
RTK IV PMII STAINH Malingping diselenggarakan pada tanggal 25 sampai 26 Bulan Maret
Tahun 2017 .di gedung STAI Nurul Hidayah malingping
BAB III
PIMPINAN, TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 3
Pimpinan dan Kepanitian RTK IV PMII STAINH Malingping:
1. Pimpinan RTK IV PMII STAINH Malingping adalah Pengurus Komisariat STAINH
Malingping Masa Khidmat 2016-2017.
2. Pimpinan RTK IV PMII STAINH Malingping bertanggung jawab penuh atas
terselenggaranya RTK IV STAINH Malingping.
3. Penanggung jawab RTK IV membentuk panitia yang terdiri dari panitia SC dan panitia
OC
Pasal 4
RTK IV PMII STAINH Malingping mempunyai tugas dan wewenang untuk :
1. Mengevaluasi, melaporkan dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban PK PMII
STAINH Malingping Masa Khidmat 2016-2017.
2. Membahas dan menetapkan Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan
Organisasi.
3. Membahas dan menetapkan Strategi gerakan dan hubungan eksternal.
4. Membahas dan menetapkan Strategi dakwah dan pengembangan Kajian Islam.
5. Membahas dan menetapkan strategi Pengembangan Kelembangan KOPRI dan
Pemberdayaan Kader Perempuan.
6. Membahas dan menetapkan Pokok-pokok rekomendasi dan kebijakan strategi organisasi.
7. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Ketua Komisariat PMII STAINH Malingping
Masa Khidmat 2017-2018 dan tim formatur.
BAB IV
PESERTA RTK
Pasal 5
Peserta RTK IV terdiri dari:
1. Pengurus Komisariat dan Pengurus Rayon PMII STAINH Malingping Masa Khidmat
2016-2017 yang terdiri dari Badan Pengurus Harian dan Anggota PMII STAINH.
2. Undangan yang terdiri dari Pengurus Rayon, Pengurus Cabang, Pengurus Koordinator
Cabang dan Majelis Pembina Cabang.
Pasal 6
Hak dan kewajiban peserta adalah sebagai berikut :
1. Berkewajiban menaati tata tertib RTK IV PMII STAINH Malingping.
2. Berkewajiban menjaga ketertiban, kelancaran dan kualitas sidang-sidang selama
berjalanya RTK IV PMII STAINH Malingping.
3. Setiap peserta penuh memiliki hak bicara dan hak suara.
4. Setiap peserta peninjau memiliki hak bicara.
5. Peserta penuh dan peninjau berbicara lewat pimpinan sidang.
6. Apabila ada peserta yang melanggar isi ketentuan pasal ini, maka pimpinan berhak
menenangkan dan menegur peserta yang bersangkutan.
7. Apabila ada peserta yang melanggar isi ketentuan pasal ini sebanyak 3 kali maka
pimpinan berhak mengeluarkan peserta sidang.
BAB V
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 7
Musyawarah dan rapat-rapat RTK IV PMII STAINH Malingping terdiri dari :
1. Sidang pleno merupakan persidangan yang dihadiri oleh seluruh peserta RTK IV PMII
STAINH Malingping yang tediri dari:
a. Sidang Pleno I membahas manual acara dan tata tertib Pemilihan Presidium sidang,
serta pemilihan dan penetapan presidium sidang.
b. Sidang Pleno II membahas dan menetapkan tata tertib RTK IV PMII STAINH
Malingping.
c. Sidang Pleno III penyampaian Laporan pertanggung jawaban PK PMII Malingping
dan pandangan umum Komisariat dan Rayon.
d. Sidang Pleno IV pembagian Rapat Sidang Komisi.
e. Sidang Pleno V ( pleno Komisi) membahas dan mengesahkan hasil-hasil sidang
komisi serta pokok-pokok rekomendasi yang termuat dalam masing-masing komisi.
f. Sidang Pleno VI Pendemisioneran PK PMII STAINH Malingping periode 2016-
2017.
g. Sidang Pleno VII membahas tata tertib pemilihan Ketua Komisariat dan formatur.
h. Sidang pleno VIII Pemilihan dan menetapkan Tim Formatur PK PMII STAINH
Malingping masa khidmat2017-2018
2. Sidang komisi
a. Komisi A : Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan Organisasi
b. Komisi B : Strategi Gerakan Dan Hubungan Eksternal
c. Komisi C : Strategi Dakwah Dan Lembaga Kajian Islam
d. Komisi D : Pengembangan Kelembangan KOPRI dan Pemberdayaan Kader
Perempuan
BAB VI
PIMPINAN SIDANG
Pasal 8
1. Pimpinan sidang pleno I terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan
1(satu) orang anggota yang ditentukan oleh pimpinan RTK IV PMII STAINH
Malingping.
2. Pimpinan sidang Komisi terdiri dari seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih
oleh komisi bersangkutan.
3. Sidang dianggap sah sekurang-kurangnya dihadiri 2 pimpinan sidang dan qourum
4. Pimpinan sidang dapat menggunakan tanda ketuk dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu ketukan digunakan untuk mengesahkan kesepakatan forum.
b. Dua kali ketukan digunakan untuk menskorsing sidang.
c. Tiga kali ketukan digunakan untuk memulai dan mengakhiri forum.
d. Ketukan berkali-kali digunakan untuk mengkondisikan peserta atau forum sidang
Pasal 9
Tugas, Hak dan Kewajiban
1. Tugas Pimpinan Sidang
a. Memimpin jalannya persidangan sampai selesai dan tetap dalam kebersamaan yang
dipimpin dalam khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan untuk mencapai
mufakat
b. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan,
meminta persetujuan forum dan meluruskan jalannya sidang.
2. Hak dan Kewajiban Pimpinan Sidang
a. Mengesahkan tata tertib sidang.
b. Menetapkan dan mengesahkan keputusan sidang.
c. Menetapkan dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban.
d. Mencatat dan mengumumkan setiap keputusan yang diambil.
e. Memperingatkan dan atau mengeluarkan peserta sidang apabila mengganggu jalannya
persidangan dengan kesepakatan peserta.
f. Mengatur jalannya persidangan.
Pasal 10
Oleh karena satu dan lain hal ketua sidang memandang perlu adanya untuk membicarakan
masalah-masalah yang pelu untuk dirundingkan atau dilobby atau harus berkonsultasi dengan
penanggung jawab RTK IV dan atau panitia pengarah RTK IV, maka sementara dapat
meninggalkan tempat pimpinan sidang diserahkan kepada wakil atau sekertaris.
BAB VII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 11
Quorum
1. Setiap sidang pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh 1/2 dari jumlah peserta penuh
yang ada.
2. Sidang komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh ½ lebih satu dari anggota komisi
3. Apabila point (1) dan (2) tidak tercapai, maka sidang ditunda selama 3 X 5 menit
menunggu peserta hadir.
4. Apabila dalam waktu 3 X 5 menit belum memenuhi quorum maka sidang dapat dimulai
tanpa memperhatikan quorum.
Pasal 12
Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan diusahakan melalui musyawarah mufakat.
2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, maka diadakan lobby selama 2 X 5 menit.
3. Jika musyawarah mufakat tidak tercapai pada saat lobby maka keputusanya dilakukan
dengan pemungutan suara
4. Keputusan yang berdasarkan pada pemungutan suara ini dianggap sah apabila disetujui
suara terbanyak.
5. Apabila hasil pemungutan suara berimbang maka dilakukan lobby 1X15 menit dan
apabila hasilnya berimbang maka diambil secara qur’ah (undi).
6. Pemungutan suara dilakukan secara bebas dan terbuka.
Pasal 13
1. Seluruh pelaksanaan sidang dicatat dalam berita acara persidangan yang berisi :
a. Waktu, tempat dan tanggal persidangan
b. Jenis persidangan (Pleno, komisi)
c. Pimpinan sidang, sekretaris sidang dan anggota
d. Jumlah peserta yang menandatangani daftar hadir
e. Notulensi jalanya persidangan
f. Kesimpulan keputusan sidang
2. Semua keputusan dan ketetapan RTK IV ditandatangani oleh pimpinan sidang RTK IV
BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 14
1. Tata tertib pemilihan Ketua Komisariat dan tim formatur RTK IV diatur dalam tata tertib
tersendiri.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian sesuai kesepakatan
forum.
3. Tata tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH MALINGPING, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa untuk mengevaluasi, mempertanggung jawabkan dan menilai kinerja Pengurus
Komisariat PMII STAINH Malingping 2016-2017, maka di pandang perlu adanya
laporan pertanggung jawaban pengurus Komisariat PMII STAINH Malingping.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
laporan pertanggung jawaban Pengurus Komisariat PMII STAINH Malingping masa
khidmat 2016-2017.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH MALINGPING
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Laporan pertanggung jawaban PK PMII STAINH Malingping Masa khidmat 2016-2017
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping., setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya
peraturan Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII Pengurus
Komisariat STAINH Malingping Masa Khidmat 2016-2017.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping. tentang Strategi
Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII STAINH Malingping Masa
Khidmat 2016-2017.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII Pengurus Komisariat
Malingping 2017-2018.
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
A. PENDAHULUAN
Dari dahulu hingga sekarang, bagi PMII, tema kaderisasi senantiasa menjadi bahan kajian actual
tak ada habis-habisnya. Kaderisasi memang penting karena PMII mempunyai tanggung jawab
besar. Tantangan ke depan sangat berat mengingat kita sekarang sudah menjalani globalisasi
dimana dunia menjadi medan pertarungan sumberdaya, maka bagaimana PMII menyiapkan
kader-kadernya dengan baik akan menentukan arah masa depan bangsa ini. Harapan masa depan
layak disematkan di pundak mahasiswa yang dalam sejarahnya mampu memposisikan diri
sebagai agen perubahan sosial (agent of social change) dan agen kontrol sosial (agent of social
control), baik di era 1908, 1928, 1945, 1966, 1974 maupun 1998. Karenanya, mahasiswa sering
dijadikan tolok ukur wajah kepemimpinan bangsa ke depan. Potret mahasiswa sekarang adalah
potret kepemimpinan negeri ini di masa mendatang. Sayangnya, banyak pihak yang kini
mempertanyakan gerakan mahasiswa yang dinilai tidak jelas arah. Ada empat tanda gerakan
mahasiswa sejak 1998 sampai sekarang dipandang gagap, yaitu: Satu, ketidakjelasan ideologi
(carut-marut tata nilai) sehingga melahirkan ketidakjelasan program kerja yang bisa disepakati
bersama bahkan program kerja gerakan mahasiswa menjadi sangat pragmatis seperti ingin cepat
lulus dan dapat penghidupan layak; Dua, tidak adanya ideologi yang jelas sebagai dampak dari
menguatnya ideol ogi pasar bebas sehingga segala sesuatu mulai ditransaksikan; Tiga, kalaupun
ada program kerja bersifat fluktuatif atau naik turun mengikuti momentumnya saja dan lebih lagi
sekadar mediatik untuk tampil di permukaan semata; dan Empat, tidak radikal membumi alias
terlalu elitis, sehingga kesadaran yang muncul berbasis wacana dan jarang membumi dalam
kenyataan yang sebenarnya. Dalam situasi demikian, mahasiswa dituntut kembali menata dirinya
untuk menjadi generasi yang bisa dibanggakan dalam menjawab tantangan zaman (Kun Ibna
Zamanika). Pemuda harus bisa berfikir dan bertindak secara realistis sesuai zamannya dan
bergerak untuk mencapai cita-cita bersama-sama.
1. Produksi Kader
Sebagai organisasi kader, PMII senantiasa melakukan produksi kader. Walau kita terkadang
tidak tahu setelah dari PMII mau jadi apa atau kerja apa. Maka yang paling elementer bagi PMII
adalah produksi sumberdaya, menciptakan kader PMII yang bermutu dan siap bersaing dalam
merebut basis modal, basis pengetahuan dan basis kekuasaan negara. Kader PMII harus mampu
memiliki standar performance, sehingga mampu melahirkan kader yang lebih bagus dari yang
sebelumnya. Di situlah pentingnya pengembangan basis potensi kader sebagai bekal agar kader
percaya diri dalam berkompetisi di lapangan. Produksi kader PMII selama ini ditempuh melalui
tiga pendekatan, yaitu kaderisasiformal, non-formal dan informal. Kaderisasi sudah dimulai
sejak rekruitmen anggota.
Kaderisasi formal berupa Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar
(PKD) dan Pelatihan Kader Lanjut (PKL). Dari sini yang terlihat kaderisasi yang paling sering
dilakukan adalah kaderisasi formal. Namun follow-upnya sering tidak jelas atau kalaupun ada
terlihat kurang serius pelaksanaannya. Maka perlu ada proses yang bisa
lebihdimaksimalkan.Dalam kaderisasi formal biasanya kita penuhi dengan materi yang bersifat
nilai atau menginternalisasikan hal-hal yang bersifat normatif. MAPABA, misalnya, sebagai
pintu awal masuk ke dalam PMII bertujuan untuk mewujudkan Anggota Mu’takid yang
meyakini PMII sebagai wadah Pergerakan yang tepat untuk memperjuangkan kebenaran sesuai
akidah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan menegakkan martabat bangsa sesuai cita-cita
kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan PKD diarahkan penguatan nilai,
pengembangan watak pribadi, penguatanpengetahuan dan potensi kader. PKD bertujuan untuk
mewujudkan Kader Mujahid yang mampu mengembangkan watak kepribadian, pengetahuan
dan potensinya masing-masing untuk meraih cita-cita pergerakan. Adapun PKL merupakan
proses kaderisasi lanjutan yang lebih bersifat refleksi dan pengembangan. PKL bertujuan untuk
mewujudkan Kader Mujtahid yang siap menjadi pemain/aktor utama dalam ketahanan,
pertahanan dan pembangunan bangsa di segala bidang guna menegakkan Islam Ahlussunnal wal
Jama’ah dan memperteguh kemerdekaan Indonesia di era kompetisi global, yaitu terwujudnya
bangsa yang jaya, Islam yang benar, bangun tersentak dari bumiku subur. Kaderisasi informal
juga lebih sering kita lakukan secara sadar maupun tidak sadar, seperti bimbingan, diskusi kecil-
kecilan, bahkan main poker yang bisa menjadi wahana melatih mental dengan saling menggasak
satu sama lain. Sedangkan kaderisasi non-formal adalah kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan
pasca-kaderisasi formal, sesuai dengan tingkatannya, seperti diskusi agama, sekolah filsafat,
sosiologi, pelatihan proposal, kursus bahasa asing, diklat kepemimpinan, diklat produksi
ekonomi perdagangan (kewirausahaan), diklat riset ilmu pengetahuan dan teknologi, diklat
media komunikasi dan informasi (jurnalistik), diklat dakwah, diklat kebudayaan, diklat
kesehatan, diklat peradilan hukum dan HAM, diklat politik anggaran dan kebijakan, diklat bela
negara, kepanduan dan kepecintaalaman, dan lain-lain. Sebagai contoh, kalau tidak menguasai
bahasa, terutama bahasa Inggris, PMII akan banyak gagal menjadi pemain global, karena kita
tidak mampu membaca kenyataan global yang menggunakan bahasa asing. Atau di bidang
jurnalistik, PMII perlu membekali kader dengan skill kejurnalistikan dan membangun jejaring
dengan media massa. Di bidang advokasi, PMII perlu membuat pelatihan advokasi seperti
advokasi buruh, advokasi anggaran dan kebijakan bahkan kepengacaraan dan peradilan supaya
menguasai advokasi litigasi maupun non-litigasi. Di bidang kewirausahaan, PMII harus
mengadakan pelatihan produksi ekonomi dan perdagangan dan membangun jaringan dengan
kelompok wirausaha sehingga perdagangan kader PMII bisa maju. Begitu juga yang ingin di
akademisi, partai politik maupun LSM. Itu semuanya mencita-citakan kader-kader PMII ke
depan bisa survive. Khusus kaderisasi nonformal ini sekarang agak susut (berkurang) atau jarang
diadakan karenanya perlu ditingkatkan lagi. Selama ini kita lebih banyak mengadakan seminar,
workshop, lokakarya, simposium, pemantauan pemilu, dan lain-lain, yang seharusnya juga perlu
diseimbangkan dengan pelatihan lobi, anggaran, manajemen, merekrut kader, dll.
Perlu disadari bahwa hasil dari proses produksi kader semacam ini tidaklah seragam. PMII tidak
seperti pabrik odol atau pabrik sabun yang mampu menghasilkan produk yang seragam. Di PMII
itu hasil produk kadernya macam-macam walau pendekatan kaderisasi formalnya sama. Dulu
kader PMII itu biasa kucel, tapi pintar dan cerdas. Ada juga yang rapi, juga pintar dan cerdas.
Ada pula yang kucel tapi kurang pintar dan cerdas. Semua harus dirawat dan dididik sebagai
bagian dari kader PMII. Ini tentu agak berbeda dengan kenyataan PMII sepuluh atau dua puluh
tahun silam. Pada tahun 1990-an, PMII mengalami masa-masa yang khas memproduksi orang-
orang yang berani melawan secara frontal terhadappemerintah yang ditandai banyaknya gerakan
advokasi, demontrasi dan perlawanan terhadap negara. Tentu sekarang agak beda karena
situasinya juga sudah berbeda.
2. Distribusi Kader
Distribusi kader sering disamakan dengan diaspora atau penyebaran kader di berbagai bidang.
Padahal makna “ Diaspora ” bukan menyebarnya orang ke mana-mana, tetapi menyebarnya
sistem. Seperti Yahudi menyebar sistem di mana-mana. Sistem pengetahuan, sistem kekuasaan
ataupun sistem modal. Diaspora juga diartikan penyebaran struktural tetapi tidak kelihatan.
Terkait diaspora gerakan ini kita disuruh apa? Menjawabnya agak susah. Distribusi ini akan
berjalan strategis kalau melalui pola intruksi dari pimpinan PMII. Pertanyaannya, apakah kalau
diinstruksi, sahabat-sahabat bersedia menjalankannya? Ini persoalan karena kebiasaan kita minta
diinstruksi tetapi kalau diinstruksi selalu mengajak diskusi, selalu mengelak. Sesungguhnya kita
disuruh ngapain itu muncul dari dalam diri sendiri, bukan dari luar kita. Maka munculkan energi
dari dalam yang lebih kuat. Kami sendiri tidak bisa jawab kalau ditanya: “Kita harus ngapain?”.
Secara umum, mengamati situasi saat ini, penyebaran kader (tepatnya: Alumni) PMII bisa
diklasifikasikan dalam lima bidang, yaitu: pengetahuan, kekuasaan, modal, advokasi yang lebih
dekat dengan arah kebijakan atau relasi kekuasaan, dan pofesional yang benar-benar murni skill
seperti wartawan. Yang paling dominan adalah pengetahuan (wacana) dan politik. Sedangkan
yang lain masih sedikit. Itu karena dalam 20 tahun terakhir ini, lebih banyak alumni PMII yang
lulusan diklat politik dan ansos.
Kita memang jarang melakukan pelatihan professional. Maka tidak heran yang lahir dari PMII
lebih banyak jadi politisi, pemikir, advokat (advokasi melalui LSM) dan jarang yang menjadi
pengusaha (walau ada beberapa tapi butuh pendekatan khusus untuk digerakkan demi
kepentingan kolektif). Sekarang ini mencari uang untuk organisasi saja lebih banyak dari alumni
politisi. Jarang kita mendekat ke alumni yang pengusaha. Padahal minta uang pada pengusaha itu
susah. Maka ketika kita berbicara membangun basis modal (produksi ekonomi dan perdagangan)
sama saja dengan membabat alas. Sehingga harus ada proses kaderisasi yang lebih bermutu
supaya semuanya bisa berjalan dengan baik. Bagaimana cara memperkuat hubungan dengan
kekuasaan dan bagaimana setelah dari PMII. Di situlah perlu untuk memperbanyak atau sesering
mungkin menyelenggarakan kaderisasi non-formal.
Terkait diaspora ini kita perlu disiplin. Sebab sulitnya mengatur diaspora kader PMII juga terkait
erat dengan rendahnya kedisiplinan kita. Kalau direfleksikan, penyebaran kader PMII itu bukan
diaspora, tetapi penyebaran yang merupakan kecelakan. Benar-benar menyebar yang susah
dikontrol. Ini menjadi tugas kita bersama. Kader yang sudah didistribusikan harus bisa
memahami alur sistem diaspora yang dijalankan. Di ruang manapun, di bidang apapun dan di
pangkalan gerakan manapun diberi mandat, harus patuh dan melaksanakan dengan baik dan
optimal, bukan semata-mata untuk individu tetapi untuk kebersamaan. Soal sistem inilah yang
harus dirumuskan bersama-sama sehingga akan menjadi kultur (budaya) atau habitus di PMII.
3. Kontestasi Kader
Kontestasi bisa diartikan sebagai proses kompetisi atau persaingan kader dalam rangka
memenangkan pertarungan/perebutan untuk menguasai berbagai pangkalan gerakan. Dalam hal
ini mental atau nyali kader menjadi salah satu faktor penentu, di luar faktor keberuntungan
takdir.
Kontestasi kader meniscayakan adanya penataan yang rapi mulai dari proses produksi dan
distribusi, termasuk adanya pembagian peran dalam berbagai pangkalan gerakan supaya tidak
bertubrukan sesama kader. Standar keberhasilan kader akan dilihat dari kemampuan dia survive
dalam persaingan hidup. Apakah dia mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa dia siap
untuk bersaing dengan siapapun dan di tempat manapun? Seorang kader yang sudah melalui fase
produksi dan sudah didistribusikan dituntut harus siap survive di pangkalan tersebut dan di
situlah dia akan bersaing dengan banyak orang (berkontestasi): akankah dia bertahan dan
semakin mampu berkarir dengan bagus, ataukah malah terpental dan terbuang dari pangkalan
gerakan tersebut?
C. BEKAL KADERISASI
Bagaimana PMII menghadapi “perang terbuka” kompetisi global tersebut? Apa yang sudah
disiapkan PMII agar kader-kadernya mampu berbuat banyak di era pasar bebas?
E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Badan Pengurus Harian (BPH)
terdiri dari Ketua Komisariat, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Ketua
I, Ketua II, Ketua III dan Ketua KOPRI.
a. Ketua Komisariat
Kedudukan:
Ketua Komisariat adalah mandataris RTK sekaligus sebagai pemimpin tertinggi organisasi
ditingkatan PK PMII STAINH Malingping.
Tugas:
1. Memimpin, mengatur dan mengkoordinir pelaksanaan kebijakan organisasi PK PMIII
STAINH Malingping.
2. Melaksanakan kebijaksanaan organisasi, baik internal maupun eksternal
3. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap koordinasi dan mengupayakan terobosan
strategis dalam rangka pengembangan organisasi, baik di dalam maupun keluar.
4. Memimpin, mengkordinir serta menjaga kelancaran pelaksanaan kebijakan-kebijakan
organisasi.
5. Menentukan arah kebijakan umum organisasi untuk kemudian dimusyawarahkan dengan
pengurus lain.
6. Mengontrol dan mengevaluasi tugas-tugas sekretaris dan ketua.
Wewenang;
1. Bersikap dan bertindak untuk atas nama menjaga kelancaran pelaksanaan kebijakan-
kebijakan organisasi secara penuh.
2. Melakukan resuffle pengurus dengan persetujuan Rapat Badan Pengurus Harian.
3. Aktif membuka dan atau menjalin kerjasama dengan pihak luar yang
mendukung bagi pengembangan organisasi.
4. Memberikan pengarahan serta pencarian solusi yang tepat dalam setiap kegiatan maupun
pengambilan keputusan.
5. Menandatangani surat-surat organisasi.
6. Mendelegasikan tugas dan kewenangan kepada salah satu Ketua bila berhalangan sesuai
dengan bidangnya.
b. Sekretaris
Kedudukan:
Sekretaris adalah pimpinan organisasi tertinggi kedua setelah Ketua Komisariat.
Tugas:
1. Membantu Ketua Komisariat menjalankan organisasi baik internal maupun eksternal.
2. Mendinamisasikan kondisi kepengurusan PK.
3. Mengupayakan kelengkapan kesekretariatan guna mendukung gerak dan langkah
organisasi.
4. Mengkoordinasikan kegiatan–kegiatan kesekretariatan
5. Mempersiapkan rapat-rapat organisasi dan mendokumentasikannya.
6. Mewujudkan sistem dokumentasi organisasi yang rapi, sempurna danterpelihara.
Wewenang:
1. Mengatur dan mengkoordinir pembagian kerja dan tugas antara Sekretaris dan wakil
sekretaris.
2. Melakukan penerapan sistem administrasi dan manajemen organisasi secara efektif dan
efisien.
3. Mensistematiskan rancangan program kerja, peraturan, surat-surat keputusan dalam
lingkungan organisasi.
4. Bersama Ketua Komisariat dan atau Ketua menandatangani surat-surat organisasi.
5. Mengontrol pengalokasian dan pengelolaan dana di masing-masing departemen/lembaga.
c. Wakil Sekretaris
Kedudukan:
1. Wakil Sekretaris berkedudukan di bawah Sekretaris.
2. Wakil Sekretaris adalah pelaksana kerja kesekretariatan bersama Sekretaris dan ketua-
ketua
Tugas:
1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris dalam menjalankan tugas organisasi.
2. Membantu mengatur mekanisme kesekretariatan, mencatat, dan mengarsipkan data-data.
3. Melaksanakan penertiban urusan-urusan rutin organisasi.
4. Mengaktifkan sistem mekanisme kontrol persuratan organisasi.
5. Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang terkait dibawahnya untuk menyusun
rancangan program kerja yang berkaitan dengan kesekretariatan.
Wewenang:
1. Mewakili Sekretaris sesuai dengan penanganan yang dimaksud ketika Sekretaris
berhalangan.
2. Bersama Ketua Komisariat dan atau ketua menandatangani surat-surat organisasi sesuai
bidang kerjanya
3. Bersama Sekretaris melakukan inventarisasi barang - barang yang dimiliki oleh
organisasi
d. Bendahara
Kedudukan:
Bendahara adalah pelaksana kebijakan Pengurus Komisariat di bidang pencarian dana dan
pengaturan keuangan organisasi.
Tugas :
1. Mengatur, menyimpan dan mencatat penerimaan maupun pengeluaran keuangan
2. Membuat petunjuk teknis tentang tata cara permintaan, pembayaran dan pengeluaran
keuangan serta pendayagunaan inventaris organisasi.
3. Melaporkan situasi keuangan secara berkala
4. Membantu Ketua dalam menggali sumber-sumber pendanaan untuk pembiayaan
organisasi.
Wewenang:
1. Memimpin kegiatan sehari-hari kebendaharaan
2. Merumuskan rancangan tentang pengaturan penerimaan dan pengeluaran secara periodik
dan berkala
3. Menginventarisir dan melakukan pendataan terhadap donatur yang ada
4. Aktif mencari sumber dana dari data donatur yang ada
5. Bersama Ketua Komisariat dan Sekretaris menyusun pengalokasian dana bagi kegiatan-
kegiatan organisasi.
e. Wakil Bendahara
Kedudukan:
1. Wakil Bendara berkedudukan di bawah Bendahara
2. Wakil Bendahara adalah pelaksana dan membantu atas kerja-kerja Bendahara
Tugas:
1. Membantu Bendahara mengatur, menyimpan dan mencatat penerimaan maupun
pengeluaran keuangan organisasi.
2. Membantu Bendahara membuat petunjuk teknis tentang tata cara permintaan,
pembayaran dan pengeluaran keuangan serta pendayagunaan inventaris organisasi.
3. Melakukan koordinasi dengan ketua-ketua dalam menyusun anggaran kerja departemen.
Wewenang:
1. Membantu Bendahara merumuskan rancangan tentang pengaturan penerimaan dan
pengeluaran secara periodik atau berkala.
2. Membantu Bendahara menginventaris donatur yang ada dan menjadikannya sabagai
sumber resmi pembiayaan organisasi.
3. Membantu Bendahara membuka peluang-peluang sumber pendanaan.
f. Ketua I ( Internal )
Kedudukan:
Sebagai pelaksana kebijakan Pengurus Komisariat yang bertugas dalam menangani koordinasi
dan dinamisasi organisasi yang ada dibawah Pengurus Komisariat dalam hal ini Pengurus Rayon.
Tugas:
1. Membantu tugas Ketua Komisariat sesuai dengan bidang kerjanya
2. Melakukan koordinasi intensif dan dinamisasi organisasi Pengurus Rayon.
3. Melakukan monitoring atas kondisi obyektif Rayon.
Wewenang:
1. Mewakili Ketua Komisariat sesaui dengan penanganan yang dimaksud ketika Ketua
Komisariat berhalangan.
2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu dan terorganisisr.
3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Ketua Komisariat dalam melakukan kerja-
kerja internal organisasi.
4. Bersama Sekretaris dan Wakil Sekretaris untuk menandatangani surat-surat organisasi.
5. Dalam menjalankan tugas ketua I di bantu oleh :
Departemen pendidikan dan kaderisasi
Departemen pengembangan pers dan wacana
g. Ketua II ( Eksternal )
Kedudukan:
Sebagai pelaksana kebijakan Pengurus Komisariat sesuai dengan bidang penjaringan kerja
strategis kemasyarakatan.
Tugas :
1. Membantu pelaksanaan Ketua Komisariat sesuai dengan bidang kerjanya
2. Melakukan kerja jaringan, hubungan organisasi dan hubungan kemasyarakatan.
3. Menyerap dan mensosialisasaikan informasi dari hasil penjaringan kepada pengurus
Komisariat.
Wewenang:
1. Mewakili Ketua Komisariat sesaui dengan penanganan yang dimaksud ketika Ketua
Komisariat berhalangan.
2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu dan terorganisisr
3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Ketua Komisariat dalam melakukan kerja-
kerja eksternal organisasi.
4. Bersama Sekretaris dan Wakil Sekretaris untuk menandatangani surat-surat organisasi.
5. Dalam menjalankan tugas ketua II di bantu oleh :
Departemen pengembangan organisasi ( DPO )
Departemen sosial dan politik ( depsospol )
a. Ketua Kopri
Kedudukan :
Sebagai pelaksana kebijakan Pengurus Komisariat secara khusus dalam bidang gender dan
emansipasi perempuan dan bertanggung jawab kepada Ketua Komisariat sebagaimana dalam
peraturan dan kewenangan Kopri dalam Ad/Art PMII.
Tugas:
1. Membuat program kerja dan membantu tugas Ketua Komisariat sesuai dengan bidang
kerjanya.
2. Melakukan koordinasi dan dinamisasi gerak kader – kader perempuan.
3. Melakukan monitoring atas kondisi obyektif kader perempuan di lingkungan Komisariat.
Wewenang :
1. Mewakili Ketua Komisariat sesuai dengan penanganan yang dimaksud ketika Ketua
Komisariat berhalangan.
2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu dan terorganisasi
3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan ketua dalam melakukan kerja-kerja yang
terkait dengan isu-isu jender dan perempuan.
4. Bersama sekretaris untuk menandatangai surat-surat organisasi
5. Dalam pelaksanaan tugasnya ketua IV dibantu oleh :
Lembaga pemberdayaan perempuan ( LPP )
3. Badan-Badan Struktural
A. Internal
a. Departemen Pendidikan dan Kaderisasi (DEPDIKA)
DEPDIKA bertugas untuk merumuskan konsepsi pendidikan dan melaksanakan
pelatihan dalam rangka proses pengkaderan.
DEPDIKA bertugas melaksanakan pengkaderan baik secara formal, non formal
maupun informal.
DEPDIKA bertugas merancang sistem evaluasi pengkaderan dalam lingkup
STAINH Malingping yang digunakan sebagai acuan pada tingkat Komisariat
DEPDIKA berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategis berkaitan
dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.
DEPDIKA bertanggung jawab kepada Ketua 1 terhadap program yang
dicanangkan.
b. Departemen Pers dan Pengembangan Wacana (DPPW)
DPPW bertugas melaksanakan program yang berkaitan dengan pengembangan
wacana dan pemberdayaan kader dalam bidang intelektual.
DPPW bertugas melaksanakan program yang berkaitan dengan pengembangan
studi jurnalistik, penerbitan dan dokumentasi serta respon isu-isu aktual baik lokal
sampai global.
DPPW berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategisberkaitan
dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.
DPPW melakukan kajian-kajian berkaitan dengan wacana aktual baiklokal,
regional, nasional maupun internasional sebagai wacana kader.
DPPW bertanggungjawab kepada Ketua 1 terhadap program yang dicanangkan.
B. Eksternal
a. Departemen Pengembangan Organisasi (DPO)
DPO bertugas melaksanakan porgram yang berkaitan dengan pendampingan dan
pengembangan Komisariat dan Rayon di lingkunganSTAINH Malingping.
DPO berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis berkaitan dengan
segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.
DPO bertugas melakukan monitoring, pendampingan dan pengembangan
Komisariat dan Rayon.
DPO bertanggungjawab kepada Ketua II terhadap program yang telah
dicanangkan
DPO melakukan investigasi terhadap Komisariat / Rayon sebagai acuan putusan
Pengurus Pengurus Komisariat yang memiliki kekuatan hukum tetap.
b. Departemen Sosial dan Politik (DEPSOSPOL)
DEPSOSPOL bertugas melakukan pembahasan secara mendalam terhadap isu-isu
sosial dan politik.
DEPSOSPOL bertugas untuk memberikan rekomendasi keputusan pada Pengurus
Pengurus Komisariat terhadap isu-isu aktual.
DEPSOSPOL berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis
berkaitan dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.
DEPSOSPOL bertanggung jawab kepada Ketua II terhadap program yang telah
dicanangkan.
c. Departemen Kajian Keagamaan dan Dakwah Islam (DKKDI)
DKKDI melakukan kajian keagamaan untuk pewujudan Islam rahmatan lil
‘alamin
DKKDI melakukan kampanye maupun pendampingan untuk Islam rahmatan lil
‘alamin
DKKDI melakukan pemetaan dan pengembangan dakwah untuk masyarakat,
kampus, dan internal organisasi.
DKKDI menjalin komunikasi dan kerja sama intern serta antar umat beragama
DKKDI berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis berkaitan
denga segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER
DKKDI bertanggungjawab kepada Ketua III
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya
peraturan tentang Strategi Gerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII Pengurus
Komisariat kota Malingping 2017-2018
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang Strategi
Gerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII STAINH Malingping 2017-2018.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Strategi Gerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII STAINH Malingping 2017-2018
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Rekomendasi Komisi
1. PMII STAINH Malingping perlu memperluas jaringan di basis pengusaha untuk
memperkuat skills kadernya di bidang kewirausahaan.
2. PMII STAINH Malingping perlu untuk memperkuat jaringan dengan media massa
denganprogram-program magang sebagai bentuk untuk memfasilitasi kader
pelatihanjurnalistik di tingkatan komisariat.
3. PMII STAINH Malingping perlu membuat forum-forum komunikasi antar iman dan
etnis,sebagai bentuk komitmen menjaga keharmonisan dan memperkuat iman.
4. PMII STAINH Malingping perlu membuat komunitas-komunitas profesional
yangmengakomodir beragamnya studi fakultatif yang ditempuh kader.
5. PMII STAINH Malingping perlu mengadakan pelatihan advokasi anggaran untuk
mengawalproses penganggaran di STAINH Malingping.
KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT IV
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
Nomor: 008.RTK.IV.PMII.03.2017
Tentang:
STRATEGI DAKWAH DAN PENGEMBANGAN KAJIAN ISLAM
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
STAINH MALINGPING 2017-2018
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya
peraturan tentang Strategi Dakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII Pengurus
Komisariat STAINH Malingping 2017-2018
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang Strategi
Dakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII STAINH Malingping 2017-2018
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Strategi Dakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII STAINH Malingping 2017-
2018.
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya
peraturan tentang penetapan Strategi Pengembangan Kelembagaan KOPRI PMII
Pengurus Komisariat STAINH Malingping 2017-2018
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV STAINH Malingping tentang Strategi
Pengembangan Kelembagaan KOPRI PMII STAINH Malingping 2017-2018
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Strategi Pengembangan Kelembagaan KOPRI PMII STAINH Malingping 2017-2018
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
I. GERAKAN PEREMPUAN
Akar historis wacana dan gerakan pemberdayaan perempuan di PMII menjadi sebuah kesadaran
di dalam organisasi sejak lama. Fakta nyata dapat di jumpai bermunculnya wadah dan forum
kajian kesetaraan gender di struktur PMII meski sangat dirasa setengah hati di tengah situasi
kentalnya budaya patriarki. Di mana sebuah wadah yang massif mengawal pemberdayaan
kaderisasi perempuan. Pewacanaan kesetaraan peran laki-laki dan perempuan ini muncul tahun
1980-an. Dalam konteks PMII, kehadiran wacana gender tidak hanya dipahami sebuah paket
pengetahuan yang bersifat tunggal dan bebas nilai. Namun, tetap pada posisi awas dengan tetap
beradaptasi dan disesuaikan dengan nilai kearifan lokal. Pemiskinan sistemik memang masih
dirasakan perempuan hingga kini, dalam bidang ekonomi termarjinalkan, aras politik perempuan
dinomorduakan, penikmat pembangunan terdiskriminasi, pendidikan mahal, sembako semakin
tidak terjangkau, kesehatan tak pernah mendapat pelayanan maksimal. Itulah sebabnya
kembalinya ruh gerakan pemberdayaan kaderisasi putri seperti halnya di lingkungan PMII
sejatinya merupakan bagian integral upaya mewujudkan cita-cita bangsa untuk ikut
menyejahterakan dari pelaku hingga penikmat atas pembangunan untuk masyarakat Indonesia
seutuhnya. Langkah pemberdayaan kaderisasi putri dengan optimalisasi kemampuan potensi
kader menjadi titik focus arah kaderisasi dengan multi interdisipliner.
Memandang jauh awal mula gerakan gender masih menunjukkan lemahnya kemampuan gerakan
perempuan saat itu untuk membangun satu konsep perjuangan perempuan yang menyeluruh dan
utuh. Belajar dari sejarah inilah bagaimana warga pergerakan di lingkungan PMII sudah saatnya
bergeser dari ritme rutinitas organisasi yang “gambyang” dan segera merubah arah perlintasan
jauh dari zaman terdahulunya. Posisi KOPRI dalam ranah gerakan perempuan, tidak hanya
terfokus pada persoalan perempuan di PMII. Akan tetapi bagaimana secara utuh warga
pergerakan dalam konteks kaderisasi ataupun dalam, bermasyarakat secara utuh mampu
mengawal dan menjadi garda depan menciptakan tatanan penguatan kaderisasi perempuan yang
memiliki karakter pribadi yang kuat, cerdas, berkepribadian tinggi, dan awas.
Besar harapan pengawalan kader yang menjadi tugas bersama secara utuh untuk tingkatan
Pengurus Komisariat, komisariat dan rayon ini mampu menciptakan kepemimpinan perempuan
yang progresif, dan mempunyai tanggung jawab besar dalam mengawal setiap proses yang ada
dalam bangsa ini dengan memegang teguh Ahlussunnah Waljamaa’ah dan nilai-nilai dasar
pergerakan yang tetap menjadi ruh gerakan dalam perjalanan KOPRI.
1. Pengembangan Internal
Pengembangan organisasi internal merupakan upaya peningkatan kapasitas sumber daya kader
perempuan PMII dalam rangka mendorong penguatan kelembagaan organisasi. Meliputi :
a. Penguatan Institusi KOPRI dan wadah perempuan di struktur PMII
b. Penguatan Ideologi Ahlusunnah Waljama’ah dan paradigma sebagai sumberanatomi
gerakan.
c. Pembenahan peraturan organisasi, managemen organisasi dan administrasiorganisasi.
d. Penguatan intelektualitas kader, menggiatkan kembali ngangsu kawruh sebagaiupaya
memperkuat institusi dan pribadi untuk mencapai tujuan organisasi. Sepertiroad show,
diskusi mendalam, diskusi terbatas dan olah mata dengan membacaliterature yang di
sepakati bersama tentang tokoh ulama, tokoh intelektual,sejarawan, dsb.
e. Penguatan resources dengan pembinaan, pendidikan, dan pelatihan penguatanSDM kader
putrid. Misal; Workshop Konselor, Pelatihan Gender Budgeting,Pendidikan Monitoring
dan Problem Solver, Diklat Instruktur Kaderisasi Putri,Enterpreneurship Bisnis Women
dengan bidikan pengembangan kapasitas dirikader.
f. Memunculkan Srikandi (kelompok perempuan) sebagai simpul konsolidasi gerakdan
penyampai maksud dan penyepaham gerakan secara kolektif.
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya
peraturan tentang penetapan Pokok-Pokok Rekomendasi dan Kebijakan Srtategi
organisasi PMII STAINH Malingping 2017-2018
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang Pokok-
Pokok Rekomendasi dan Kebijakan Srtategi organisasi PMII STAINH Malingping 2017-
2018
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Pokok-Pokok Rekomendasi dan Kebijakan Strategi organisasi PMII Pengurus Komisariat
STAINH Malingping 2017-2018
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran, maka di pandang perlu adanya
peraturan tentang Tata Tertib pemilihan mandataris/ Ketua Komisariat dan tim formatur
Pengurus Komisariat PMII STAINH Malingping masa khidmat 2017-2018.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping tentang Tata tertib
Pemilihan Mandataris/Ketua Komisariat dan Tim Formatur PMII STAINH Malingping
2017-2018.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata tertib Pemilihan Mandataris/Ketua Komisariat dan Tim Formatur PMII Pengurus
Komisariat STAINH Malingping 2017-2018
2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
RTK IV PMII STAINH Malingping adalah memilih dan menetapkan seorang Ketua Komisariat
sekaligus Tim Formatur PK PMII STAINH Malingping masa khidmat 2017-2018
Pasal 2
Ketua Komisariat terpilih akan menjadi pimpinan PK PMII STAINH Malingping untuk Masa
Khidmat 2016-2017
BAB II
KETETAPAN SUARA
Pasal 3
1. Setiap Anggota RTK ( Rapat Tahunan Komisariat ) mempunyai hak suara.
BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
Pemilihan dilakukan dengan melalui 3 (tiga) tahap yaitu ;
1. Tahap pendaftaran.
a. Bakal calon melakukan pendaftaran kepada SC.
b. Memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan SC yang tidak bertentangan dengan
Peraturan Organisasi dan Ad/Art.
2. Tahap Pencalonan.
a. Setiap bakal calon Ketua Komisariat dinyatan sah menjadi calon apabila
dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan yang telah diverifikasi oleh SC.
3. Tahap Pemilihan.
a. Dilakukan secara voting tertutup.
b. Setiap anggota RTK berhak memilih 1 (satu) nama calon kandidat dari hasil tahap
pencalonan.
c. Jika dalam pemungutan suara terdapat suara terbanyak yang sama, maka ;
Tahapan pemilihan akan diulang dengan ketentuan calon yang memiliki suara
yang sama yang berhak dipilih kembali.
d. Calon yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan menjadi Ketua Komisariat
PMII STAINH Malingping Masa Khidmat 2017-2018
e. Pemilihan dilakukan dengan menggunakan kertas pemilihan yang disediakan
panitia (dibubuhi stempel) dengan sistem Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia.
BAB IV
SYARAT-SYARAT KETUA KOMISARIAT
Pasal 6
Syarat-syarat Ketua Komisariat PK PMII STAINH Malingping, yakni :
1. Beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT.
2. Memilki integritas dan loyalitas terhadap PMII.
3. Menyatakan secara tertulis di atas materai 6000 bersedia menerima seluruh hasil RTK IV
PMII Malingping.
4. Dapat menyanyikan lagu Mars dan Hymne PMII.
5. Telah mengikuti jenjang pengkaderan formal MAPABA, PKD.
6. Menunjukkan bukti keikutsertaan pengkaderan formal ( Sertifikat/Saksi Hidup )
7. Tidak sedang menjabat sebagai ketua atau jabatan fungsionaris di organisasi lain.
8. Menguraikan secara singkat arah dan strategi gerakan dan visi-misi Pengurus Komisariat
PMII STAINH Malingping di depan peserta.
9. Pernah aktif di kepengurusan PK PMII STAINH Malingping.
10. Bersedia berdialog dengan peserta maksimal 10 (sepuluh) menit tiap kandidat.
11. Ketua dan BPH Pengurus Komisariat PMII maksimal berumur 25 tahun pada saat terpilih
atau dibentuk.
12. Ketua Komisariat, Ketua KOPRI, dan Pengurus Harian Pengurus Komisariat minimal
memiliki IPK 2.50 bagi fakultas eksakta dan IPK3.00 untuk fakultas non eksakta pada
saat S1.
BAB V
TIM FORMATUR
Pasal 7
Tim formatur adalah perwakilan peserta RTK dalam rangka membentuk susunan kepengurusan
Komisariat PMII STAINH Malingping Masa Khidmat 2017-2018
Pasal 8
Tim formatur terdiri dari Ketua Komisariat terpilih, Ketua Komisariat demisioner, Presidium
Sidang Tetap.
Pasal 9
Ketua Komisariat memilih sekertaris dan menyusun pengurus komisariat selengkap-lengkapnya
dibantu 6 orang formatur yang dipilih peserta RTK IV dalam waktu selambat-lambatnya 3X24
jam (ad/art pasal 15 ayat 14)
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... Meret 2017
Pukul :………WIB
Bismillahirohmaanirrohim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat ( RTK ) IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
STAINH Malingping, setelah:
MENIMBANG
1. Bahwa untuk efektivitas menjalankan program kerja organisasi, memimpin dan
membentuk kepengurusan organisasi PMII STAINH Malingping, maka dipandang perlu
adanya pemilihan Ketua Komisariat dan tim formatur PMII STAINH Malingping.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkan
keputusan RTK IV PMII STAINH Malingping tentang pemilihan Ketua Komisariat dan
tim formatur untuk menyusun kepengurusan komisariat PMII STAINH Malingping Masa
Khidmat 2017-2018.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK IV PMII STAINH Malingping
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Rapat Tahunan Komisariat IV PMII STAINH Malingping, memilih dan menetapkan
Sahabat ATANG SUTIANA sebagai Ketua Komisariat dan sahabati MAETI AINU
FAZRIAH sebagai Ketua KOPRI PMII STAINH Malingping Masa Khidmat 2017-2018
2. Menetapkan tim Formatur sebagaimana dalam lampiran untuk membahas dan
melengkapi susunan kepengurusan Komisariat PMII STAINH Malingping masa khidmat
2017-2018 Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thoriq
Ditetapkan di : Malingping
Hari : Minggu
Tanggal : 26 Maret 2017
Pukul : 12.30 WIB
Ditetapkan di : Malingping
Hari : ……………….
Tanggal :....... ……………
Pukul :………WIB