Anda di halaman 1dari 20

Sentralisasi

• Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yang berakar dari kata


Centre yang artinya adalah Pusat, Sentralisasi adalah seluruh
wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang telah digariskan menurut UU. Kelemahan dari
sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk
memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah
di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada
permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan
keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir
seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Sentralisasi

• Kelebihan distem sentralisasi adalah:


1. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh
aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan
keputusan lebih mudah.
2. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih
terintegrasi. Tidak perlu jenjang koordinasi yang terlalu jauh
antara unit pengambilan keputusan dan yang akan
melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan
keputusan tersebut.
3. Peningkatan resource sharing ( berbagi Sumber daya )dan
sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien
karena dilakukan secara terpusat.
Sentralisasi

Kelebihan distem sentralisasi adalah:


4. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset
dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus
menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang
berbeda-beda.
5. Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah
karena adanya unity of command ( Kesatuan Komando ).
6. Pemusatan expertise ( Keahlian ) . Keahlian dari anggota
organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal karena
pimpinan dapat memberi wewenang
Sentralisasi

Kelemahan distem sentralisasi adalah:


1. Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan
dan kualitas keputusan. Pengambilan keputusan dengan
pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan
faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan tersebut.
2. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit
organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan
potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi
pimpinan yang terlalu tinggi.
Sentralisasi

Kelemahan distem sentralisasi adalah:


3. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan.
Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok
orang saja.
4. Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi
akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level uniit
organisasi yang di bawah.
5. Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi
akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi
secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan
implementasinya akan seperti apa.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah
melahirkan berbagai fenomena yang memperhatikan
seperti :
1.Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
2.Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek
perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model
pengembangan sekolah dan pembelajaran.
3.Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
4.Melemahnya kebudayaan daerah
5.Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan
kreatifitas.
sistem sentralistik. penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia serba seragam, semua
keputusan dari atas, seperti kurikulum yang
seragam tanpa melihat tingkat relevansinya
bagi kehidupan anak dan lingkungannya.
Konsekuensinya,posisi dan peran siswa
cenderung dijadikan sebagai objek agar yang
memiliki peluang untuk mengembangkan
kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta
yang dimilikinya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
berlakulah otonomi daerah. hakekatnya merupakan
keleluasaan pemerintah daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri dalam segala urusan, kecuali urusan
tertentu yang masih menjadi urusan pemerintah pusat.
Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang
dapat diurus oleh pemerintah daerah (dalam hal ini
pendidikan diserahkan kepada tiap kabupaten dan kota).
Diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah Bab I pasal 1 disebutkan
bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonomi
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan
dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
• Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
• Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara
lebih luas.
• Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi.
• Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang
sehinmgga dapat meningkatkan efisiensi.
• Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah
secara optimal.
• Mengakomodasi kepentingan poloitik.
• Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih
kompetitif.
1. pembangunan
masyarakat demokrasi,
2. pengembangan sosial
capital, dan
3. peningkatan daya saing
bangsa
Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Transparansi
keuangan

Akuntabilitas
Disiplin
(tanggung
di sekolah
gugat)

Manajemen
Berbasis
Sekolah
Kerja sama
Pengembangan KS – guru;
profesional guru sekolah – komite
(orang tua)
Partisipasi
orang tua
& masyarakat
BERBAGI KEWENANGAN DALAM
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MBS

Kewenangan Aspirasi, Harapan,


KTSP Tuntutan, Kebutuhan
Akademik Orang Tua,Masyarakat/
Sekolah Stakeholder lain

Jaminan Mutu
Kepuasan
Akuntabilitas
NILAI-NILAI DASAR PENGELOLAAN
SEKOLAH

1. OTONOMI PENGELOLAAN SEKOLAH


(perumusan kebijakan sekolah dan pengambilan
keputusan – termasuk Kurikulum)
2. PARTISIPASI STAKEHOLDERS SEKOLAH
(sesuai dengan batas-batas kewenangan)
3. TRANSFARANSI PENGELOLAAN SEKOLAH
(program dan anggaran)
4. AKUNTABILITAS MANAJEMEN SEKOLAH
(doing the right things and doing things
right)
INDIKATOR SEKOLAH BER-MBS
Hasil curah pendapat peserta lokakarya MBS –Komite Sekolah,
Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas, November 2003 di
Bandung Jawa Barat

1.Partisipasi masyarakat diwadahi melalui Komite Sekolah


2.Transfaransi pengelolaan sekolah (program dan anggaran)
3.Program sekolah realistik – need assessment
4.Pemahaman stakeholder mengenai Visi dan Misi sekolah
5.Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat.
6.Iklim sekolah kondusif
7.Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu
INDIKATOR SEKOLAH BER-MBS
(lanjutan)
8. Meningkatnya kinerja profesional kepala sekolah
dan guru
9. Kepemimpinan sekolah berkembang demokratis –
policy and decision making, planning
and programming
10. Upaya memenuhi fasilitas pendukung KBM
meningkat
11. Kesejahteraan guru meningkat
13. Pelayanan berorientasi pada siswa/murid.
14. Budaya konformitas dalam pengelolaan
sekolah berkurang
Kesimpulan

Desentralisasi di Indonesia yang saat ini


ingin dilaksanakan secara sungguh-
sungguh tidak dapat dipungkiri memiliki
nuansa politik yang kental sebagai upaya
demokratisasi dan menciptakan kesan
menampung aspirasi
masyarakat/daerah, serta sebagai upaya
mencegah terjadinya disintegrasi bangsa.
Lanjutan Kesimpulan

• Desentralisasi pendidikan merupakan suatu


keharusan jika kita ingin cepat mengejar
ketertinggalan dari bangsa lain. Melalui
pendidkan yang demokratis akan melahirkan
masyarakat yang kritis dan bertanggung jawab.
Masyarakat yang demokratis akan mampu
menciptakan masyarakat madani yaitu
masyarakat yang berbudaya tinggi yang
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang
mana sangat menghargai hak-hak asasi
manusia.
Lanjutan Kesimpulan

• Desntralisasi pendidikan perlu dijaga dari


kemungkinan –kemungkinan terjadi hal-hal negatif
seperti desentralisasi kebablasan, misalnya
penyerahan tanggung jawab pendidikan kepada daerah
for the sake of autonomy ( demi otonomi ). Apabila
penyerahan wewenang tersebut hanyalah sekadar
memindahkan birokrasi pendidikan dan sentralisasi
pendidikan di tingkat daerah, maka desnralisasi
tersebut akan mempunyai nasib yang sama
sebagaimana yang kita kenal pada masa orde baru.
Saran

• Kebijakan pendidikan seharusnya bersifat


akomodatif terhadap aspirasi rakyatnya
sebagai konsekuensi Indonesia menganut
sistem politik demokrasi. Dengan diberlakukan
otonomi daerah yang termasuk di dalamnya
otonomi bidang pendidikan, maka kebijakan
pendidikan yang demokratis telah mendapat
wadah pengejawantahannya secara jelas.

Anda mungkin juga menyukai