Anda di halaman 1dari 4

AHMAD IBTIHAL (1808103192)

4/E
ETIKA PROFESI KEGURUAN

1.Peristiwa yg menunjukan pak arman tidak etis dalam bertindak yaitu ketika beliau mencoba
memperingatkan adi agar memberi jalan untuk nya dengan nada yg keras. Menurut saya, tindakan pak
arman tidak etis karena telah mengur siswa dengan nada yg keras padahal dalam penggalan cerita di
atas ternyata pak arman belum mencoba untuk mencari tahu bagaimana karakter adi. Pada ilmu etika
profesi keguruan, ada bab yg menjelaskan tentang, kode etik guru antara lain: kompetensi pribadi,
kompetensi profesional, kompetensi social. Dalam permasalahan ini seharusnya pak arman merapkan
ketiga kode etik tersebut yg mana, kompetensi pribadi yaitu pak arman harus menjadi pribadi yg ideal
yg mampu menjadi panutan semua orang termasuk siswanya. Kompetensi profesional, yaitu
kompetensi yg sangat penting sebab berhubungan langsung dengan kinerja yg di tampilkan .
kompetensi sosial yang mana pak arman harus mampu berinteraksi social yg baik dengan peserta
didik

2. Pentingnya pengetahuan tentang psikologi dalam dunia pendidikan karena


pendidikan selalu terkait dengan peserta didik yang unik baik latar belakangnya,
karakteristiknya, gaya belajar, potensi, keunikan, kecerdasan, dan sebagainya yang berbeda
peserta satu dengan yang lain. Psikologi setiap peserta didik harus diketahui oleh setiap guru
supaya ketika guru hendak membuat rancangan pembelajaran bisa mengakomodasi semua
perbedaan yang terdapat dalam kelas dan tujuan pendidikan dapat terwujud.

B. Keberagaman Peserta Didik


Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki banyak kelebihan
dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, disampping juga memiliki banyak
keterbatasan. Pandangan tersebut merupakan pandangan yang universal, karena pada
hakikatnya manusia tetap memiliki keragaman. Keragaman tersebut merupakan
potensi/kekuatan yang dapat dikembangkan melalui upaya pendidikan.
Keberagaman adalah sebuah jenis yang alami pada manusia
dan siswa pada umumnya selalu berbeda siswa satu dengan yang lain dalam hal tertentu.
Setiap peserta didik memiliki keragaman yang berbeda-beda, mulai dari perbedaan
individu dari segi psikis maupun fisik.
Perbedaan individu dari segi aspek psikis
Perbedaan individu dari segi psikis yaitu daris egi intelektual, emosi, sosial, dan
moral. Keragaman ini muncul sesuai dengan periode perkembangan yang dilalui manusia.
perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor kematangan (maturity), faktor kesiapan
(readiness), irama dan tempo perkembangan yang dilalui seseorang dan intervensi faktor
lingkungan. Selain itu, faktor genetik/keturunan juga merupakan faktor yang dapat memunculkan
keragaman/perbedaan individu.
b. Perbedaan Individu dari segi aspek fisik
Dari segi fisik mudah untuk diamati perbedaan individu seperti tinggi badan, raut
wajah, proporsi tumbuh yang dalam ini dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun tidak
dipungkiri fator lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan individu segi aspek fisik
Salah satu permasalahan yang kerap timbul dari perbedaan individu dari segi aspek
adalah bullying. Bullying kerap terjadi antara peserta didik yang bertubuh besar sebagai
penguasa sedangkan peserta didik yang bertubuh kecil dan lemah. Peserta didik yang
bertubuh besar merasa lebih kuat dibandingkan yang lain sehingga ia merasa berkuasa
untuk menyakiti yang lebih lemah dan kecil dibancingkan dia, mulai dari mengejeknya
di kelas, memeras meminta uang saku, memakasa mengerjakan pekerjaan rumah, dan
lain-lain.
Bullying sampai sekarang masih saja menjadi permasalahan yang belum dapat
dipecahkan. Salah satu langkah awal guru untuk mencegah bullyng di kelasnya adalah
menanamkan rasa kebersamaan, mengeratkan indahnya perbedaan dalam pertemanan.
Guru merangkul semua peserta didik untuk saling menghormati satu sama lain dan
menajarkan cara bertutur kata dan besikap yang sopan.
C. Karakteristik Peserta Didik
Setelah guru mengetahui latar belakang siswanya, guru mengasesmen peserta
didiknya, sebaiknya guru melakukan asesmen ketika siswa memasuki kelas 1. Asesmen
dapat dilakukan dengan menanyakan karakteristik anak ketika di rumah dan di Taman
Kanak-Kanak, mulai dari bagaimana dia mengekpresikan marahnya, kesenangannya,
dan sebagainya. Setiap kelas memiliki karakteristik yang berbeda. Heterogenetias kelas menjadi
salah satu keniscayaan yang dihadapi oleh guru. Sebagai pendesain pembelajaran guru
harus menjadikan karakteristik siswa sebagai salah satu tolok ukur bagi perencanaan dan
pengelolaan proses belajar mengajar. proses belajar mengajar di SD berbeda dengan
sekolah menengah. Karakteristik siswa sekolah dasar sedang berada di tahap
perkembangannya.
Menurut teori perkembangan Piaget, anak pada usia 7 – 11 tahun
berada dalam masa operasional konkrit, yaitu dimana anak sudah bisa berpikir logis,
sistematis, dan memecahkan masalah yang bersifat konkret. Mereka sudah mampu
mengerjakan penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Setiap individu peserta didik memiliki keunikan yang membedakan ia dengan yang
lain, hal tersebut disebut karakter. Ada yang memiliki arakter yang baik adapula yang
jahat. Ada yang mudah marah adapula yang penyabar.
Melalui asesmen, guru mengetahui karakteristik semua peserta didiknya, guru akan
memahaminya, dan membuat rancangan pembelajaran yang tepat sesuai dengan
krakateristik masing-masing peserta didik untuk menunjang prestasi belajarnya.

D. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan cara termudah bagi seseorang uuntuk menyerap, menerima,
mengatur, dan mengolah informasi yang diterima, gaya belajar merupakan cara menerima informasi
seseorang dan memproses informasi tersebut dalam
proses pembelajaran.
Ada tiga gaya belajar, yaitu auditori, visual, dan kinestetik.
Auditori

Peserta didik auditori lebih mudah menerima materi dengan mendengarkan, lebih

senang berdiskusi daripada bahan bacaan, lebih senang mendengarkan guru, cerita, dan

lagu-lagu, dan mereka menikmati variasi, seperti refleksi suara dan intonasi.

Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi peserta didik yang auditori yaitu

dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

b. Visual

Peserta didik visual belajar dari apa yang dia lihat dan mereka baca. Mereka

menyukai ilustrasi gambar dan diagram-diagram. Grafis yang terorganisir adalah alat

yang berguna untuk membangun makna visual.

Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi peserta didik yang visual yaitu

dengan menggunakan metode membaca suatu teks lalu membuat kalimat atau membuat

dialog percakapan.

c. Kinestetik

Peserta didik kinestetik belajar dengan menggunakan gerak, keterlibatan secara fisik
dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang bermakna dan relevan dalam kehidupan

manusia.

Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi peserta didik yang kinestetik yaitu

dengan menggunakan metode eksperimen, atau anak disuruh maju unutk mempraktikkan

dialog percakapan.

Anda mungkin juga menyukai