Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Masyarakat dalam kesehariannya tidak dapat terlepas dari lingkungan

yang harus di jaga kelestariannya, keadaan bersih alami ataupun kotor dan rusak
di suatu wilayah tergantung dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan, namun disisi lain pasti ada faktor-faktor yang
menyebabkan masyarakat untuk memperdulikan atau tidak memperdulikan
kelestarian lingkungannya. Berpendapat dengan pentingnya pembagian kerja pada
intelektual untuk mengatasi problema kerusakan lingkungan tersebut. Tiga ranah
ilmu pengetahuan biologis, fisik, dan sosial memiliki katerkaitan, dan problema
lingkungan harus menjadi kajian di tiga ranah ilmu pengetahuan ini.
(Rusdiyanta,2009:37)
Mengenai masyarakat yang tidak dapat di pisahkan dengan lingkungan,
perspektif sosiologi menjadi sangat penting dalam kajian tentang lingkungan.
Lingkungan yang di bahas oleh penulis bukanlah lingkungan sosial budaya yang
sudah

turun-temurun,

perubahan-perubahan

melainkan

penulis

ingin

mengungkap

bagaimana

yang terjadi secara sosial pada masyarakat dalam

kehidupan mereka selama ini tentang keperdulian dalam menjaga lingkuingan


tempat tinggal mereka. Dengan menggunakan kajian sosiologis, problema
lingkungan akan dikaji dari aspek perilaku, tindakan, maupun budaya mereka
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar.
J.Herman mennyatakan dalam karyanya perspektif pendidikan kritis
masyarakat modern terhadap lingkungannya Di jaman sekarang ini manusia di
sibukkan dengan berbagai kegiatan industri sehingga melupakan resiko dari apa
1

yang sudah di lakukannya. Lingkungan tidak lagi persoalan teknis dan biologis
semata, tetapi menjadi persoalan sosial yang harus di dekati dengan kajian sosial
budaya masyarakat. Dengan kajian perspektif sosiologi lingkungan, permasalahan
lingkungan dapat terkaji secara lebih komprehensif.
1.2.
Rumusan masalah
1.2.1. Apakah masyarakat di desa tersebut semakin tidak perduli dengan
lingkungan bersih dan sehat atau masyarakat di desa tersebut justru
menjadi semakin perduli dengan lingkungan!.
1.3.
Tujuan penelitian
1.3.1. Untuk mempelajari perkembangan pemikiran masyarakat lima tahun
terakhir mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
1.4.
Manfaat penelitian
1.4.1. Penelitian ini memiliki banyak manfaat bagi peneliti, penulis, ataupun
pembaca, misalnya; penelitian ini dapat memberikan pemikiran yang baru
mengenai keunikan masyarakat yang dapat berubah-ubah prilakunya dan
menarik untuk di pelajari, penelitian ini juga bermanfaat untuk menjadi
dasaran untuk penelitian yang selanjutnya.

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. hasil penelitian terdahulu
Studi tentang pengetahuan masyarakat terhadap kondisi lingkungan di
bantaran sungai karang mumus kelurahan bandara samarinda
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat
Kelurahan Bandara terhadap kondisi air Sungai Karang Mumus dan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menurut responden dapat mempengaruhi
kondisi air sungai di Bantaran Sungai Karang Mumus Kelurahan Bandara
Samarinda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (hasilnya
disajikan dalam bentuk foto), dan wawancara. Sedangkan analisis data mengikuti
langkah-langkah analisis data kualitatif yaitu pengumpulan data, penyederhanaan
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebenarnya masyarakat yang bermukim di Bantaran Sungai Karang
Mumus Kelurahan Bandara mengetahui bahwa Sungai Karang Mumus
kualitasnya telah mengalami penurunan di karenakan banyaknya sampah yang
dibuang oleh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan kotoran tinja
maupun limbah cair juga di buang ke sungai namun sebagian dari mereka tidak
peduli dan masih menggunakan air tersebut untuk mandi, mencuci dan kakus
karena mereka tidak memiliki fasilitas PDAM. Hasil penelitian ini menurut
responden menurunnya kualitas air Sungai Karang Mumus adalah karena
masyarakat setempat masih membuang sampah ke sungai, penggunaan jamban di
atas sungai sehingga kotoran tinja maupun limbah cair masuk ke sungai dan
membuat sungai tersebut kondisinya kotor. Keadaan seperti sudah cukup
3

menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak memahami manfaat


lingkungan yang terjaga kealamiannya.

2.2. Tinjauan pustaka


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku masyarakat dan perilaku
sosial masyarakat dengan meneliti kelompok yang di bangunnya. Kelompok
tersebut mencakup keluarga, suku, komunitas pemerintah, organisasi sosial,
kelompok ekonomi, kelompok politik dan lain sebagainya. Sosiologi mempelajari
perilaku dan interaksi sosial kelompok, menelusuri asal usul perubahannya serta
menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya. Pengertian
sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian sebagai ilmu yang mempelajari tentang
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk di dalamnya perubahan sosial
dan perkembanganya, melahirkan berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang
sosiologi. Objek kajian yang berbeda selanjutnya menjadi cabang baru seperti
sosiologi

indutri,

sosiologi

politik,

sosiologi

agama

dan

lain

sebagainya.perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaan dan sosiologi


pertanian sebagai cabang sosiologi yang khgusus mengkaji masalah masyarakat
pedesaan dan dinamikanya.(priyotantomo: 2001)

2.3. Landasan teori


4

Teori kritis dan masyarakat modern


Madzab frankfurt merujuk pada sekelompok ilmuan yang bekerja pada
institut for socialforschung (lembaga peneliti sosial) di Frankfurt. Ilmuan-ilmuan
yang ada di lembaga ini antara lain; Max Horkheimer, Theodore Adorno, Herbert
Marcuse, dan Jurgen Habermas. Program ini di pimpin oleh Max Horkheimer,
teori yang di hasilkan oleh para ilmuan dalam progam ini di sebut teori kritis.
kritis dalam teori kritis memiliki empat karakter, yaitu: 1) bersifat historis yang
artinya teori kritis berkembang berdasakan situasi masyarakat; 2) bersifat kritis
terhadap diri sendiri; 3) selalu memiliki kecurigaan terhadap permasalahan aktual
masyarakat; 4) teori kritis merupakan teori dengan maksud praktis, yaitu teori
yang tidak memisahkan diri dengan praxis. Dengan demikian teori kritis di
bangun untuk mendorong transformasi dalam sosial masyarakat, dan ini hanya
bisa dilakukan dengan praxis. (Hardiman, 1990:58)
Adorno dan Marcuse melakukan upaya kritis terhadap kondisi msyarakat
modern yang berkaitan dengan lingkungan. Adorno menyatakan bahwa semua
teori tentang kemajuan sejak massa pencerahan menafsirkan sejarah sebagai
proses yang melibatkan manusia dan alam dalam suatu pertentangan satu sama
lain. Sejarah di pandang sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman alam.
Manusia pada kenyataannya hanya bisa membebaskan diri dari alam dengan cara
menakhlukannya.

Manusia mengatasi

ketergantungan dari alam dengan

penguasaan yang terorganisir. Lebih lanjut di kemukakan oleh Adorno bahwa


bertentangan dengan harapannya, manusia yang ingin membebaskan diri dari
alam justru pada saat ini menjadi objek dari penguasaannya terhadap alam
tersebut. Alih-alih memberikan pembebasan untuk kehidupan manusia, ilmu
5

pengetahuan dan tekhnologi telah menjadikan objek oleh penguasaannya sendiri.


(bertens 1983:189-191) kemudian kritik ini di teruskan oleh Herbert Marcuse
dengan menyatakan bahwa manusia modern sebagai manusia berdimensi satu.
Menurut

Marcuse,

manusia

menurut

kodratnya

mendambakan

kebahagiaan dan berhak atas kebahagiaannya. Perwujudan kebahagiaan


tergantung pada pemuasan kebutuhan manusia yang sebenarnya. Jaman modern
ini memungkinkan untuk merealisasikan pemuasan ini, antara lain; karna
pekerjaan, berkat otomatisasi sudah hampir tidak bersifat menghinakan martabat
manusia. Hal ini adalah ciri khas yang menonjol dalam masyarakat industri
modern, yaitu peranan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Rasionalitas di jaman
kita ini adalah raionalitas tekhnologis. Mulanya cara berpikir dan bertindak ini
hanya di praktekkan dalam hubungan dengan alam saja, tetapi pada seiring
dengan berjalannya waktu di terapkan juga pada manusia dan seluruh interaksi
sosial. Bukan saja benda, alam, ataupun mesin semua di peralat dan di
manipulasikan, tetapi hal yang sama berlangsung juga di seluruh wilayah politik,
sosial, dan kultural. Manusia dan masyarakat tidak terkecuali merupakan dari
penguasaan dan manipulasi tekhnologis.(bertens 1983:193)

2.4. landasan konseptual


Dr. suparyanto, M.kes
6

KONSEP PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)


Definisi PHBS
-

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran


sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di
masyarakat (Depkes, 2007 : 2).

PHBS adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan


seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
(Notoatmodjo, 2003 : 118).

PHBS Di Institusi Pendidikan


-

Upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi siswa dan
guru di institusi pendidikan untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sendiri.

TUJUAN
Tujuan Umum

Meningkatnya

pengetahuan,

perubahan

sikap

dan

perilaku

serta

kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam mengatasi


maslah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat.
Tujuan Khusus
-

Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan guru


di tatanan institusi pendidikan khususnya terhadap program kesehatan
lingkungan gaya hidup.

Indikator PHBS
Tatanan Institusi Pendidikan
1. Kebersihan Perorangan : badan dan pakaian bebas dari kotoran, tidak ada
kotoran hitam disekitar kuku dan kuku tersebut pendek.
2. Penggunaan air bersih : air bersih untuk diminum (sudah dimasak) dan
cuci tangan untuk siswa dan guru
3. Penggunaan jamban : jamban yang digunakan oleh seluruh siswa dan guru
disekolah dalam keadaan bersih dan tidak berbau.
4. Bak penampungan air bebas jentik : bak penampungan air bersih atau
bebas lumpur, jentik dan lumur serta dikuras minimal 1 minggu sekali.
5. Kebersihan lingkungan sekolah : ruang guru, kelas dan halaman sekolah
dalam keadaan bersih dan bebas sampah. Sampah ditampung dan dibuang
ditempat pembuangan.

6. Kegiatan kader UKS : sekolah selalu dalam keadaan bersih dan sehat
dengan kegiatan kader UKS yang terampil dan dapat mendukung
terciptanya lingkungan sekolah sehat.
7. Gaya hidup tidak merokok : tidak ada siswa dan guru yang merokok di
lingkungan sekolah.
8. Peserta jaminan pelayanan kesehatan masyarakat atau asuransi kesehatan
lainnya. : biaya yang dbayarkan pad ajangka waktu yang telah ditentukan,
sesuai kesepakatan antara pengelola dengan guru dan wali murid.
Manfaat PHBS
Bagi Masyarakat
-

Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah


kesehatan.

Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber


Masyarakat (UKBM) (Depkes, 2007 23).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. pendekatan penelitian
Penelitian kali ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif- kualitatif,
yang berarti medeskripsikan secara menyeluruh tentang topik yang sedang di
teliti. Pendeskripsian akan di jelaskan dengan menggunakan data dari wawancara
yang di dukung oleh hasil pengamatan lokasi yang di lakukan peneliti.
3.2. jenis penelitian
Jenis penelitian yang di pakai dalam penelitian kali ini adalah penelitian
kualitatif, yang artinya penelitian ini tidak menggunakan analisis statistik dalam
menjelaskan data yang di dapat dari lapangan. Penelitian kualitatif mencoba
menafsirkan peristiwa yang datanya sudah di catat dari wawancara dan
pengamatan di lokasi penelitian.
3.3. sumberdata dan informasi
Peneliti

dalam

melakukan

penelitian

kualitatif,

mengedepankan

sumberdata yang akan di cari hanya dengan pengamatan lokasi dan wawancara
kepada Masyarakat setempat. Yang diamati dalam penelitian sosial adalah aktifitas
Masyarakat dan peristiwa-peristiwa yang di alami oleh masyarakat setempat.
Selain itu, peneliti juga menggali data dengan mengamati kondisi lokasi dalam
beberapa waktu.

10

3.4. Teknik pengumpulan data


Pengumpulan data di lakukan peneliti dengan sangat hati-hati dan peneliti juga
diharuskan jeli dalam melihat dan berinteraksi dengan lingkungan di lokasi
penelitian. Dalam mengumpulkan data kali ini peneliti menggunakan dua teknik
pengumpulan data, antara lain:
3.4.1. Pengamatan
Metode ini akan di lakukan dengan cara mengamati keadaan lokasi secara
langsung kondisi yang terjadi di lapangan. Pengamatan dilakukan setiap seminggu
sekali di hari yang berbeda untuk memastikan kebenaran dari kondisi lokasi
penelitian. Yang di amati dalam penelitian sosial adalah aktifitas masyarakat dan
peristiwa-peristiwa yang di alami oleh masyarakat setempat. Setiap kejadian yang
di lihat sewaktu dalam pengamatan akan di catat untuk dijadikan data penelitian.
Penulisan data di maksudkan agar mempunyai bukti bahwa peneliti sudah pernah
melakukan observasi di lokasi penelitian. selain itu catatan data pengamatan dapat
digunakan untuk meyakinkan kebenaran dari hasil wawancara dengan masyarakat
setempat.
3.4.2. wawancara
Dilakukannya wawancara guna agar peneliti dapat menanyakan beberapa
kejadian yang tidak sempat diketahui oleh peneliti, namun peneliti tetap
menyembunyikan identitasnyua sebagai peneliti agar masyarakat atau responden
tidak mengada-ada suatu kondisi atau menutup-nutupi kondisi tertentu. Dengan
cara seperti ini diharapkan peneliti mendapatkan data yang tepat guna
menyelesaikan penelitian dengan baik.
11

3.5. Teknik analisis data


Tahap pertama dalam menganalisis data peneliti tidak langsung meringkas
dan menyimpulkan data, akan tetapi peneliti akan terlebih dahulu memilah semua
data dengan cara mengesampingkan data yang belum dibutuhkan di awal
penganalisisan data, agar peneliti tidak kebingungan dengan banyaknya data yang
harus ia simpulkan.
Peneliti menganalisis data dengan meringkas data secara kualitatif dari
hasil pengamatan dan wawancara, dengan tidak menambahkan data lain selain
data yang sudah di peroleh dari lokasi penelitian. Jika dalam tahap analisis data
tetapi peneliti masih kekurangan data atau membutuhkan data lain untuk
melengkapi data yang dianalisis, peneliti akan kembali terjun ke lokasi peneltian
untuk beberapa data yang masih dibutuhkannya.
Dengan cara seperti ini sangat memungkinkan akan di hasilkan hasil penelitian
yang benar-benar akurat.
3.6. Lokasi penelitian
Penelitian ini berlangsung di kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan.
Peneliti memilih lokasi ini karna keadaan tempatnya yang sangat ramai dan
berbeda dengan desa-desa di sekitarnya, kecamatan brondong adalah suatu
wilayah yang mempunyai tempat pelabuhan ikan yang cukup besar. Masyarakat
setempat maupun pendatang banyak yang mencari nafkah di pelabuhan tersebut.
jika di lihat secara sekilas maka kecamatan Brondong memiliki lingkungan yang
kurang bersih dan berbau kurang sedap yang di timbulkan oleh adanya pabrik dan
gudang pengumpulan ikan.
12

3.7. waktu dan jadwal penelitian


Jadwal penelitian berguna untuk menyesuaikan waktu yang sudah
ditarjetkan dalam melakukan penelitian, namun jadwal penelitian dapat berubah
tergantung dengan kebutuhan peneliti di lapangan. Berikut jadwal yang sudah di
susun oleh peneliti. Antara lain; penyusunan proposal dilakukan pada bulan
desember 20014, observasi ke lapangan dilakukan pada bulan januari hingga
maret, analisis dat dilakukan pada bulan april dan penyusunan proposal di bulan
april.

13

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Hardiman, Francisko budi. 1990. Kritik ideologi. Yogyakarta:kanisius
Bertens. K. 1983. Filsafat barat abad XX, Inggris-Jerman, Jakarta:Gramedia

Internet:
Yuliana, irna. 2013. Studi Tentang Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kondisi
Lingkungan Pemukiman Penduduk Di Bantaran sungai Karang Mumus
Kelurahan Bandara Samarinda, http://www.e-jurnal.com/2014/05/studitentang-pengetahuan-masyarakat.html, di unduh pada tanggal 28 desember
2014

14

Anda mungkin juga menyukai