Anda di halaman 1dari 15

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
ATHIRA 1907101010111

FITRI MEUTIA DEWI 1907101010126

HANNY SORAYA LUBIS 1907101010127

M. FATIH RAMADHAN 1907101010035

NADYA ALIVIA JAILANI 1907101010017

SALSABIL KEISHA ANANDA 1907101010105

VANIA GHASSANI A. 1907101010114

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Manusia dan Lingkungan”.

Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Basri selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar dan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan
peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembabaca adalah sangat berharga bagi
kami.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi
tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada di waktu yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manusia dan Lingkungan 2

2.1.1 Definisi Manusia 2

2.1.2 Definisi Lingkungan 2

2.1.3 Hubungan Manusia dan Lingkungan 5

2.2 Pertumbuhan Penduduk dan Lingkungan 7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan 11

3.2 Saran 11

DAFTAR PUSTAKA iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Manusia hidup pasti mempunyai hubungan
dengan lingkungan. Secara alamiah manusia pasti berinteraksi dengan lingkungannya. Perlakuan
manusia terhadap lingkungan sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupan manusia
itu sendiri. Manusia bisa memanfaatkan lingkungan namun manusia sendiri juga harus sadar untuk
selalu memelihara lingkungan sehingga lingkungan tetap terjaga. Bagaimana manusia menyikapi dan
mengelola lingkungan pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari ekosistem. Lingkungan hidup pada dasarnya
adalah bagian dari suatu sistem kehidupan yakni tatanan ekosistem dan manusia yang termasuk di
dalamnya. Lingkungan dapat pula berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat di manfaatkan oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhan manusia.
Di masa sekarang peningkatan jumlah penduduk semakin pesat. Hal ini selaras dengan
penurunan kualitas lingkungan hidup. Tentu kondisi tersebut menjadi masalah yang serius bagi
kelangsungan hidup manusia. Lingkungan sebagai sumber daya mempertemukan berbagai
kepentingan di dalamnya, antara lain kepentingan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Benturan
kepentingan antara berbagai pihak sering berakibat kondisi lingkungan harus menjadi korban. Pada
akhirnya, kondisi lingkungan yang dikorbankan akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di
sekitar. Pengelolaan lingkungan selain berusaha melakukan tindakan preventif, yakni mencegah
meluasnya kerusakan lingkungan juga melakukan tindakan represif, yaitu bertindak secara nyata
untuk menghadapi kondisi lingkungan yang terlanjur rusak. Kondisi lingkungan yang demikian jika
dimungkinkan perlu diperbaiki agar dapat bermanfaat kembali bagi kesejahteraan masyarakat banyak.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk membahas bonus demografi
memengaruhi hubungan antara manusia dan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa hakikat manusia sebagai obyek dan subyek lingkungan?


2. Apa hubungan antara manusia dan lingkungan?
3. Apa dampak pertambahan dan pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hakikat manusia sebagai obyek dan subyek lingkungan


2. Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan lingkungan.
3. Untuk mengetahui dampak pertambahan dan pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manusia dan Lingkungan

2.1.1 Definisi Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan sete-
rusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingku-ngannya dalam sebuah hubungan timbal
balik positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi.
Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perban-dingan massa otak dengan tubuh
manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berke-mampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan
konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi
mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.

2.1.2 Definisi Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks
dan rill. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sering kali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.
Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan
sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain
dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan

2
semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada disekitar.
1) Lingkungan Sosial
Perhatikanlah lingkungan sekitar. Di rumah, kita akan melihat adik, kakak, dan orang tua. Di
sekolah kita dapat melihat tetangga, pedagang yang lewat, dan lain-lain. Semua itu adalah lingkungan
sosial di sekitar kita. Jadi, lingkungan sosial adalah manusia, baik secara individu atau perorangan,
maupun kelompok yang ada diluar diri kita seperti keluarga, teman, para tetangga, penduduk
sekampung sampai manusia antarbangsa yang berpengaruh terhadap perubahan dan perkembangan
kehidupan kita.
Lingkungan sosial bukan merupakan suatu gejala yang terjadi secara kebetulan, melainkan
karena adanya hubungan timbal balik antar anggotanya, baik dalam bentuk antarindividu,
antarkelompok, maupun antara individu dengan kelompok. Bentuk kehidupan bersama yang
didalamnya terdapat hubungan antarkomponen manusia itulah yang kita kenal dengan istilah
masyarakat.
Dalam lingkungan sosial terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara
dua orang atau lebih yang dalam hubungan tersebut perilaku atau tindakan seseorang akan
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau tindakan seseorang akan mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki perilaku atau tindakan individu yang lain atau sebaliknya.
Interaksi sosial merupakan proses sosial yang dapat bersifat mendekatkan maupun
merenggangkan. Tahapan yang mendekatkan diawali dari memulai (initiating), menjajaki
(experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatu padukan (integrating), dan mempertalikan
(bonding). Contoh: saat kita mulai masuk sekolah, kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain,
saling berkenalan dan bercerita. Hasil penjajakan dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah
hubungan akan ditingkatkan atau tidak dilanjutkan. Karena hubungan sudah semakin meningkat,
biasanya muncul adanya perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali
persahabatan.
Pada tahap merenggangkan, dimulai dari tahap membeda-bedakan (differentiating), membatasi
(circumscribing), menahan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Contoh: diantara dua orang yang dulunya selalu bersama, mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri.
Karena sering tidak bersama lagi, pembicaraan mereka pun mulai dibatasi, ego sangat dimunculkan
daripada kebersamaan, antar individu mulai saling menahan, sehingga tidak terjadi lagi komunikasi.
Hubungan lebih mengarah pada terjadinya konflik, sehingga walau ada komunikasi hanya dilakukan
secara terpaksa. Akhirnya, mereka saling menghindar agar tidak menyulut konflik lebih jauh atau
mungkin berada pada tahapan pemutusan hubungan.
Dalam interaksi sosial terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya interkasi sosial, yaitu :
a. Imitasi, yaitu meniru perilaku dan tindakan orang lain. Proses imitasi dapat berarti positif,
yaitu untuk mempertahankan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Dapat pula berarti
nengatif, yaitu meniru perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan menyimpang dari nilai dan
norma.
b. Sugesti, yaitu suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu, misalnya: seorang siswa
tidak sekolah, karena diajak temannya bermain. Peniruan dalam sugesti dilakukan dengan
memberikan pandangan atau dari sikap dirinya,kemudian diterima orang lain atau sebaliknya.
c. Identifikasi, yaitu mempersamakan dirinya dengan orang lain. Bagi seorang anak laki-laki
akan mengidentifikasi dirinya dengan ayah, begitu juga anak perempuan dengan ibunya.

3
Anak remaja mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh tertentu sebagai idolanya. Dengan
demikian, identifikasi lebih mendalam dibanding dengan sugesti atau imitasi.
d. Simpati, yaitu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang lain. Simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan semata-mata. Misalnya:
seorang anak membantu orang tua menyebrang jalan, padahal ia sendiri sudah terlambat
datang kesekolah
Dalam interaksi sosial terjadi interaksi antarkomponen masyarakat. Dalam peristiwa tersebut
tidak selamanya berjalan lancar dan harmonis. Karena itu, perlu aturan-aturan yang dapat menjaga
hubungan tersebut,agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan masalah sosial. Dalam
lingkungan sosial terdapat nilai dan norma yang mengatur hubungan antarkomponen tersebut agar
lingkungan sosial dapat terjaga dan terpelihara dari berbagai masalah dan perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh anggota masyarakatnya.
Nilai merupakan sesuatu yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dengan
nilai, masyarakat memiliki pedoman tentang apa yang dianggap baik atau benar dan buruk atau salah
bagi kehidupan. Misalnya, menolong adalah perbuatan yang baik dan dianjurkan, sedangkan mencuri
adalah perbuatan buruk dan dilarang. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut
juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Ada dua jenis proses sosial yang muncul akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses yang
mengarah pada terwujudnya persatuan dan integrasi sosial (asosiatif) dan proses oposisi yang berarti
cara berjuang untuk melawan seseorang atau kelompok untu mencapai tujuan tertentu (disosiatif).
Diantara kedua proses sosial tersebut, asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong
terciptanya pola keteraturan sosial. Bentuk-bentuk asosiatif merupakan bentuk-bentuk sikap positif
anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk asosiatif adalah sebagai berikut:
a. Kerja sama
Kerja sama atau kooperasi (cooperation) adalah jaringan interaksi antara orang perorangan atau
kelompok yang berusaha bersama untuk mencapai tujuan bersama. Contoh: warga melakukan kerja
bakti membersihkan lingkungan karena sama-sama menyadari manfaat lingkungan yang bersih.
b. Akomodasi
Akomodasi (accomodation) dalam sosiologi memiliki dua pengertian yaitu menggambarkan
suatu keadaan dan proses. Akomodasi yang menggambarkan suatu keadaan berarti adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku.
c. Asimilasi
Asimilasi (assimilation) berarti proses penyesuaian sifat-sifat asli dimiliki dengan sifat-sifat
lingkungan sekitar.
d. Akulturasi
Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan aslinya. Contoh:
candi borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia; musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong.
2) Lingkungan Biofisik
Disekitar kit terdapat tanah, batuan, air, dan udara serta tentu saja makhluk hidup berupa
tanaman maupun hewan. Lingkungan tersebut lingkungan fisik atau biofisik yang hampir sama
artinya dengan sumberdaya alam.
Tanah, air, udara dan tumbuhan serta hewan mempengaruhi kehidupan kita dan kita pun
mempengaruhi proses-proses yang terjadi dalam lingkungan fisik kita. Selain dipengaruhi, manusia
juga mempengaruhi lingkungannya. Pembukaan hutan untuk dijadikan lahan pertanian akan
memperbesar tingkat pengikisan atau erosi. Jadi, lingkungan biofisik adalah segala sesuatu yang

4
bersifat fisik dilingkungan kita yang mempengaruhi kehidupan kita. Secara garis besar lingkungan
biofisik tersebut adalah tanah, air, udara, batuan, dan tumbuhan serta hewan.
a. Tanah
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Berbagai jenis
tumbuhan sangat tergantung pada tanah,sehingga pertumbuhannya akan banyak ditentukan oleh
kondisi tanah . Tumbuhan tersebut pada gilirannya menjadi bahan makanan bagi manusi dan hewan,
sehingga pada dasarnya semua makhluk hidup tergantung pada keberadaan tanah.
Walaupun tanah memiliki manfaat yang sangat besar, seringkali manusia kurang berupaya
untuk memelihara dan menjaganya dari kerusakan. Akibatnya tanah-tanah yang tadinya subur
berubah menjadi menjadi kurang subur,bahkan rusak dan ditinggalkan begitu saja. Dampaknya tentu
saja sangat merugikan manusia itu sendiri karena kehilangan sumberdaya yang amat berharga.
b. Air
Keberadaan air sangat vital dalam menyokong kehidupan didalamnya. Tanpa adanya air, maka
makhluk hidup tidak mungkin hidup dan berkembangbiak. Itulah sebabnya sampai saat ini, bumi
merupakan satu-satunya planet yang dapat ditempati oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Semua
keperluan hidup manusia, terutama air, disediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
c. Udara
Di lingkungan sekitar kita terdapat udara terus menerus kita hirup. Manusia sangat tergantung
pada udara.Andai saja udara yang kita hirup adalah udara yang telah tercemar, maka kesehatan kita
tentu akan terganggu. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk dan terjadinya
proses pembakaran. Udara juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang
angkasa
d. Tumbuhan dan Hewan
Di lingkungan sekitar kita juga terdapat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Manusia tidak
dapat melangsungkan kehidupannya tanpa tumbuhan dan hewan, tetapi tumbuhan dan hewan dapat
melangsungkan kehidupannya tanpa manusia. Hal tersebut terjadi ketika dulu sebelum ada manusia,
tumbuhan dan hewan mampu hidup dengan baik.
Walaupun kehidupan dan kelangsungan hidup manusia sangat terkait dengan tumbuhan dan
hewan, tapi manusia sulit untuk menjaga kelestarian fungsinya. Tumbuhan dan hewan hanya diambil
manfaatnya, tetapi habitat seringkali dirusak. Akibatnya fungsi tumbuhan dan hewan dalam
mendukung kehidupan manusia semakin menurun.
Komponen utama pengelolaan adaptif sumber daya alam adalah sistem masyarakat, sistem
lingkungan, dan sistem kebudayaan sebagai satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan satu dengan
yang lainnya. Masyarakat tidak terlepas dari lingkungan dimana dia tinggal, terdapat hubungan sistem
budaya membentuk tipologi masyarakat berdasarkan klasifikasi-klasifikasi karakteristik lingkungan.

2.1.3 Hubungan Manusia dan Lingkungan

a) Lingkungan Hidup Manusia


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan Hidup
sebagai “kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya”.
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni, suatu unit atu satuan fungsional
dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik
pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup

5
diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur,
Sedangkan komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, pengurai.
b) Pengaruh Manusia pada Lingkungan Hidupnya
Manusia dapat mempengaruhi lingkungan karena manusia makhluk dominan di muka bumi ini
sehingga seluruh kegiatan manusia akan mengakibatkan perubahan lingkungan disekitarnya. Manusia
sedikit demi sedikit mulai menye-suaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas
biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-
kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,
dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya
untuk menyokong kehidupannya.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir dan
penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta
teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan
ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan
lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang
berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung
lingkungan.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun secara
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,
dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk
menyokong kehidupannya.
Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut
(depletion);
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang
tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga
menimbulkan longsor;
5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan
pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup.
Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu
sendiri.
Peranan Manusia yang bersifat positif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang
tidak dapat diperbaharui;
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta
untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang
terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
4. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan
tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi
serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan
keanekaan jenis makhluk hidup.

6
2.2 Pertumbuhan Penduduk dan Lingkungan

Masalah lingkungan yang utama menurut Emil Salim (Slamet Prawirohartono, 1991: 188)
adalah ledakan penduduk dan perkembangan teknologi. Kedua masalah tersebut secara langsung
berhubungan dengan manusia. Ledakan penduduk timbul karena manusia yang terus aktif
bereproduksi, sedangkan perkembangan teknologi bersumber dari peningkatan kapasitas kemampuan
berfikir dan pengembangan metode positif pada diri manusia. Oleh Sugeng Martopo (1995:1)
berdasarkan pada pendapat Zen juga ditegaskan pendapat yang hampir senada, yaitu bahwa masalah
lingkungan timbuh karena: dinamika penduduk, pemanfaatan pengelolaan sumber daya yang kurang
bijaksana, kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi maju, dampak negatif
yang sering timbul dari kemajuan ekonomi yang seharusnya positif, dan benturan tata ruang.
Pola kehidupan manusia memang mengalami suatu revolusi besar-besaran ketika dihadapkan
pada kenyataan semakin meningkatnya populasi jumlah manusia dan juga perkembangan teknologi
yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan. Pola hidup tersebut sebagian diantaranya ada
yang kurang selaras dengan lingkungan alam sehingga menghasilkan krisis lingkungan. Perubahan
pola kehidupan antara lain: meningkatnya jumlah penggunaan kendaraan bermotor yang
membutuhkan bahan bakar minyak, meningkatnya penggunaan energi listrik akibat alat-alat yang
perlu diaktifkan dengan tenaga tersebut; berubahnya pola makan dari teknik pengolahan tradisional
menjadi menggunakan alat modem yang lebih hemat waktu; dan digunakannya traktor serta mesin
dalam usaha pertanian. Perubahan pola yang diberikan tersebut hanyalah beberapa contoh. Krisis
lingkungan turut dipengaruhi oleh perubahan pola dan gaya hidup tersebut.
Hari Kependudukan Dunia yang jatuh pada tanggal 11 Juli dan dengan populasi penduduk
yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa
jumlah penduduk dunia ditahun 2017 tercatat 7,6 miliar dan akan meningkat menjadi 8,6 milyar pada
tahun 2030, 9,8 miliar pada tahun 2050. Data The Spectator Index di tahun 2018 dari 20 negara
dengan penduduk terbanyak di urutan pertama yaitu China jumlah penduduk 1,4 milyar jiwa, India
jumlah penduduk 1,33 miliar jiwa, Amerika Serikat jumlah penduduk 328 juta jiwa dan Indonesia
memiliki populasi penduduk sebesar 265 juta jiwa dengan penduduk terbanyak nomor empat di dunia.
Berdasarkan data Worldometers, Indonesia di tahun 2019 jumlah penduduk mencapai 269 juta jiwa
atau 3,49% dari total populasi dunia.

Sumber: BPS 2019

7
Peningkatan populasi tersebut membutuhkan berbagai sarana dan fasilitas pemenuhan
kebutuhan hidup, mulai dari pangan, sandang, papan, maupun kebutuhan integratif lainnya.
Meningkatnya populasi manusia secara langsung berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan hidup
yang hampir seluruhnya memanfaatkan sumber daya alam. Kebutuhan pangan yang meningkat
berusaha dipenuhi dengan modernisasi dan mekanisasi pertanian. Modernisasi pertanian memiliki
aspek positif diantaranya dapat mencapai intensifikasi dan difersivikasi produksi, namun juga turut
menyumbangkan aspek negatif seperti dampak penggunaan pestisida dan insektisida terhadap kualitas
lingkungan. Peningkatan kebutuhan sandang juga secara tidak langsung memacu peningkatan
produksi perkebunan kapas, Hal negatif yang dapat timbul dari meningkatkan kebutuhan sandang
adalah efek limbah hasil produksi dari industri tekstil. Kebutuhan akan papan menuntut eksploitasi
terhadap berbagai sumber daya alam, seperti kayu, pasir, batu, dan beberapa jenis barang tambang.
Bekas daerah eksploitasi sering kali menjadi daerah yang tandus dan bahkan berubah menjadi lahan-
lahan kritis. Pemenuhan kebutuhan integratif, seperti rekreasi alam juga sering menghasilkan efek
negatif berupa rusaknya alam oleh ulah manusia yang jahil ataupun berambisi mengeruk kekayaan
dari potensi alam yang ada.
Tekanan populasi penduduk yang lain adalah akibat distribusi penduduk yang tidak merata.
Urbanisasi telah turut memperparah keadaan lingkungan perkotaan. Dalam Kongres Metropolis
Sedunia (Herlianto, 1997: 5) dikemukakan 6 masalah pokok yang umumnya dihadapi oleh kota-kota
besar dunia. Salah satu dari masalah yang disebutkan adalah lingkungan hidup dan kesehatan yang
semakin menurun Bintarto (1983:47) juga menyebutkan bahwa salah satu masalah yang ditimbulkan
akibat pemekaran kota adalah masalah sampah. Sampah dihasilkan dari aktifitas kehidupan manusia.
Pemukiman kumuh (siam area) juga menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh kota-kota
besar sebagai pusat pemukiman penduduk kalangan bawah.
Faktor yang juga turut memunculkan krisis lingkungan adalah konsumsi berlebihan dan pola
konsumsi yang boros. Konsumsi berlebihan menuntut sistem produksi memperbesar kapasitasnya
yang berarti menambah jumlah zat buangan sisa hasil industri yang dihasilkan dan sisa hasil limbah
plastik masusia yaitu sisa konsumsi berupa bahan pembungkus, khususnya sampah plastik turut
menjadi permasalahan karena tidak dapat menjalani daur biologis. Berikut 5 negara penghasil sampah
plastik terbesar di dunia, Indonesia berada diperingkat ke dua sebagai penyumbang sampah plastik.

Negara pengasil sampah plastik terbanyak. (Sumber:infographic.statista.com)

8
Masalah lingkungan yang lainnya adalah penurunan kualitas sumber air, kekeringan dan polusi
udara. Mutu air semakin merosot karena pertambahan penduduk yang cepat sehingga limbah dari
aktivitas penduduk dan industri turut mempercepat menurunnya kualitas sumber air yang ada dengan
dialirkan atau dibuangnya limbah ke sungai ataupun laut lepas. Pada daerah tertentu, penebangan
hutan dan aktivitas pertambangan juga turut mencemari sumber air, sehingga sumber air yang pada
awalnya dimanfaatkan penduduk tidak dapat lagi dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada
daerah-daerah tertentu di Indonesia ketika musim kemarau penyaluran air dari PDAM dihentikan,
sehingga penduduk harus antri memperoleh sejumlah jatah air ataupun mengeluarkan sejumlah rupiah
untuk membeli air. Keadaan ini cukup untuk menunjukkan bahwa perubahan pada kualitas dan
pemanfaatan air oleh manusia juga telah mengalami perubahan yang pada akhirnya juga berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan perairan yang ada (masih dapat dimanfaatkan).
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari hasil pemantauan kualitas air bahwa
di tahun 2016 lokasi sample di 918 titik pada 122 sungai di Indonesia, 68% kondisi air sungai di
Indonesia dalam kategori cemar berat. Mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwa dampak negatif
pencemaran air memerlukan nilai (biaya) untuk pemulihan kualitas lingkungan baik sisi ekonomui,
ekologik dan sosial budaya. Untuk masalah lingkungan lainnya yaitu kekeringan, data tahun 2018
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa sekitar 105 kabupaten/kota kabupaten/kota
di 8 provinsi yaitu di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur mengalami kekeringan. Dengan kekeringan tersebut
3,9 juta jiwa membutuhkan air bersih, kekeringan 56.334 hektar lahan pertanian dan mengalami gagal
panen sekitar 18.516 hektar lahan pertanian.
Meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatnya sektor yang lain yaitu industry dan
transportasi sehingga mengalami pencemaran udara menurunkan kualitas lingkungan. Data
Environment Protection Agency pada 2017, jenis gas pemicu pemanasan global adalah karbon
dioksida (76%), methane (16%), nitrous oxide (6%) dan f-gases (2%). Sektor penghasil gas rumah
kaca yaitu kelistrikan dan industri penghasil panas (25%), pertanian, kehutanan dan perubahan lahan
(24%), industri (21%), transportasi (14%), perumahan dan gedung (6%), dan sektor energi lainnya
(10%). Untuk kualitas polusi udara, Indonesia data Situs aqicn.com yaitu berada di urutan 17 dari 194
negara. Untuk mengetahui tingkat kualitas udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
memasang stasiun Air Quality Monitoring System (AQMS) untuk menguji kualitas udara ambien di
beberapa titik wilayah Indonesia. Kota Pontianak memiliki pengukuran kualitas udara yaitu 2 stasiun
AQMS dalam kondisi aktif BMKG-PTN Jalan Raya Sei Nipah KM 20.5 dan KLHK-Pontianak
Kecamatan Pontianak Tenggara. Alat kualitas penguji udara ambien sangat penting untuk wilayah
Kota Pontianak mengingat pencemaran udara di Kota Pontianak sebagian besar disebabkan oleh
pembukaan lahan yang dilakukan untuk pertanian baru, perumahan serta industri. Aktivitas tersebut
berakibat munculnya titik panas (hotspot) yang menghasilkan kabut asap menyebabkan memburuknya
kualitas udara. Data dari BMKG tahun 2018 Kalimantan Barat terpantau 331 hotspot dengan indeks
standar pencemaran udara (ISPU) masuk pada level berbahaya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia tahun
2019 yang jatuh pada tanggal 5 Juni dengan tema yaitu Biru langitku, Hijau Bumiku
menyampaikan bahwa berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa polusi udara
mengalami peningkatan yang berasal dari kendaraan bermotor, industri, pertanian dan pembakaran
sampah, lahan tercatat setiap tahunnya 7 juta orang meninggal karena polusi udara. Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka menekan dampak polusi udara menargetkan
penanaman pohon seluas 207.000 hektar pada tahun 2019. Hal ini dilaksanakan agar kualitas
lingkungan hidup dapat terjaga dan penduduk Indonesia dapat berperan aktif dalam pengelolaan
lingkungan dengan menjaga dan terlibat dalam keberlanjutan kelestarian lingkungan hidup.

9
Kualitas lingkungan akan terpelihara dengan baik jika manusia mengelola daya dukung pada
batas di antara minimum dan optimum. Pengelolaan daya dukung di bawah minimun merupakan
kondisi di mana sumber daya tidak dipergunakan dengan baik, sedangkan apabila mendekati ataupun
melampaui daya dukung maksimum akan timbul resiko bagi lingkungan, seperti terjadinya
pencemaran.
Daya dukung suatu lingkungan akan berfungsi secara optimal apabila tidak menghadapi
tekanan penduduk terhadap lingkungan atau dengan kata lain kepadatan penduduk seimbang dengan
sumber daya yang tersedia pada lingkungan tersebut Keadaan tersebut memang jarang dapat
ditemukan di negara-negara berkembang. Kenyataan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang
secara umum adalah lingkungan perkotaan dihadapkan pada tekanan penduduk yang besar sementara
di pedesaan sumber daya tidak difungsikan secara optimal.

10
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, mereka saling
berinteraksi satu sama lain dan saling memberikan dampak yang sangat bersar terhadap keduannya.
Manusia dapat mempengaruhi lingkungan karena manusia makhluk dominan di muka bumi ini
sehingga seluruh kegiatan manusia akan mengakibatkan perubahan lingkungan disekitarnya. Manusia
sedikit demi sedikit mulai menye-suaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas
biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-
kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.

Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun
negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut,
dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya
untuk menyokong kehidupannya. Pengaruh – pengaruh yang ditimbulkan oleh manusia terhadap alam
harus tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan, agar tetap dapat menyokonng penghidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.

3.2 Saran

Berbagai upaya untuk tetap menjaga lingkungan yang dapat dilakukan manusia yaitu manusia
perlu mengambil kebijakan yang tepat terhadap lingkungan sebagai usaha maupun upaya untuk tetap
memperoleh efesiensi pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Dengan meningkatkan
kesadaran sesama terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan tetap melakukan pembenahan baik
terhadap diri sendiri maupun lingkungan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Setadi, M. Elly, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197106041999031-
IWAN_SETIAWAN/Manusia_dan_lingkungan.pdf (diakses pada 24 Maret 2020).
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/05/manusia-dan-lingkungan.html (diakses pada 24 Maret
2020).
https://disdukcapil.pontianakkota.go.id/kependudukan-dan-lingkungan-hidup-ditulis-oleh-ersa-tri-
fitriasari (diakses pada 24 Maret 2020).

iii

Anda mungkin juga menyukai