Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS ETHOS KOMUNIKATOR DALAM KEPEMIMPINAN

FENOMENAL WALIKOTA BANDUNG RIDWAN KAMIL

DISUSUN OLEH:

Eka Octalia Indah Librianti (2170100004)

Asep Mughni (2170100003)

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI-REGULER)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


(UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2018 /1438 H
A. Pendahuluan
Setelah bergulirnya era reformasi pada tahun 1998, setiap daerah
berlomba-lomba untuk mewujudkan good governance (tata kelola pemerintahan
yang baik. Tujuannya untuk mendapatkan citra positif birokrasi di masyarakat.
sebagaimana kita ketahui, bahwa birokrasi pada sebelum masa reformasi
sangatlah lambat dan berbelit-belit. Bahkan sikap pelayanan yang buruk serta
pungli (pungutan liar) yang sering ditujukan kepada masyarakat sebagai
konsumen dalam pelayanan publik.
Birokrasi seperti itu, didukung dengan SDM (Sumber Daya Manusia)
dengan mindset (pola pikir) yang salah dengan budaya kerja bermalas-malasan,
tidak disiplin, dan tidak mencerminkan sikap ingin melayani. Hal ini menjadikan
citra birokrasi menjadi sangat buruk dimata masyarakat. maka dari itulah, butuh
adanya reformasi birokrasi.
Reformasi birokrasi merupakan perubahan (transformasi) yang terencana,
yang berfokus pada perubahan kelembagaan yang berdampak pada perubahan
ketatalaksanaan dan kultur birokrasi. Reformasi birokrasi juga merupakan suatu
strategi untuk mewujudkan profil kelembagaan (organisasi) yang efektif,
ketatalaksanaan (business process) yang ringkas, dan sumber daya manusia yang
profesional. Reformasi birokrasi merupakan salah satu cara untuk menyelesaiakn
permasalahan patologi birokrasi.
Namun, keberhasilan reformasi birokrasi sendiri ditentukan oleh kreatifitas
dan inovasi para pelaksananya. Karena, secara umum reformasi birokrasi
merupakan bagian dari manajemen perubahan. Dimana manajemen perubahan
menggunakan pendekatan proaktif untuk memahami bagaimana seharusnya
perubahan dilakukan dalam suatu organisasi.
Ditengah birokrasi yang sampai sekarang masih carut marut tersebut. Dan
diantara semua daerah yang sedang berlomba-lomba dalam memperbaiki
pelayanan publik ini. Kota Bandung dalam kepemimpinan Ridwan Kamil sudah
banyak menorehkan prestasi untuk pelayanan publik yang lebih baik.

2
Sikap dan gaya kepemimpinannya sering menjadi fenomenal di semua
kalangan terutama anak muda, karena kepiawaiannya menggunakan media sosial
sebagai alat komunikasi. Cara dialognya dalam menjawab semua permasalahan
masyarakat Kota Bandung sering menghasilkan kakaguman masyarakat. Banyak
yang segan dan kagum akan kepintarannya mengelola Kota Bandung.
Tentunya pencapaian tersebut tidaklah mudah. Menjadi seorang pemimpin
yang dicintai warga masyarakatnya tidaklah mudah. Banyak contoh kita lihat
kepala daerah yang pada dasarnya pendidikan mereka tinggi namun karena tidak
memiliki komunikasi yang baik, menyebabkan tidak banyak masyarakat yang
mengenalnya. Atau sebaliknya, mereka memiliki kepandaian dalam
berkomunikasi tapi tidak memiliki inovasi dan keatifitas, sehingga tidak banyak
masyarakat kagum dan simpati kepadanya.
Entah bagaimana Ridwan Kamil memiliki kedua hal tersebut. Banyak
masyarakat Kota Bandung yang dengan yakinnya mengatakan bahwa
kepemimpinan Ridwan Kamil sangatlah memuaskan. Bahkan tak jarang pujian-
pujian tersebut dikirimkan kepadanya lewat komentar-komentar pada status media
sosialnya.
Sebagai seorang komunikator agar dapat dipercaya oleh orang lain, selain
memiliki keterampilan berkomunikasi juga harus memiliki penampilan menarik.
Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan atau menyampaikan
semua pesan-pesan tersebut. Bahkan kadang-kadang unsur “siapa” ini lebih
penting dari unsur “apa”. Memang pakaian bukanlah segala-galanya, tetapi
banyak teori psikologi yang mengatakan bahwa penampilan akan membuat image
lain bagi seseorang.
Dalam ilmu psikologi komunikator, dikenal dengan tiga istilah penting
yaitu ethos, pathos, dan logos. Ethos ialah kekuatan yang dimiliki pembicara dari
karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapanya dapat dipercaya. Pathos ialah
kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi
pendengarnya, sedangkan logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui
argumentasinya. Setidaknya bagi seorang komunikator agar dapat dipercaya harus
memiliki ethos komunikator.

3
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam tulisan ini penulis akan mencoba
menganalisis kepemimpinanya tersebut menggunakan teori ethos komunikator.

B. Pembahasan
1. Biografi Ridwan Kamil
Siapa yang tak kenal ridwan kamil. Masyarakat bandung menyebutnya
kang emil. Beliau adalah walikota bandung yang terpilih lewat pemilihan umum
tahun 2013 lalu. Ridwan Kamil terkenal berkat kepemimpinannya di kota
bandung yang banyak membawa perubahan bagi masyarakat bandung. Ridwan
kamil lahir di bandung tahun 1971 tepatnya tanggal 4 oktober. Belia menempuh
pendidikan sarjananya di ITB jurusan teknik arsitektur. Kang emil merupakan
putra dari Dr. Atje Misbach, S.H (alm.). dia maju sebagai walikota bandung
dengan menggaet partai gerinda dan PKS.
Ridwan kamil menjabat sebagai walikota di dampingi oleh oded
muhamamad danial. Pasangan ini memenangkan perolehan suara dengan
presentase 45, 24 persen. Biografi ridwan kamil terkenal dengan kisah perjuangan
kehidupannya saat kuliah dan beberapa penghargaan yang diterimanya saat
bekerja di firma arsitektur yang terkenal di bandung yaitu urbanne. Ridwan kamil
setelah lulus dari teknik arsitektur ITB , bekerja di amerika di sebuah firma
arsitektur. Akan tetapi dia hanya bekerja empat bulan kemudian berhenti. Sambil
menunggu pengumuman beasiswanya di universitas berkeley california, dia
bekerja di departemen perencanaan kota di california.
Ridwan kamil walikota bandung yang satu ini awalnya terkenal berkat
firma arsitektur yang ia dirikan bersama teman temanya yang bernama urbane.
Firma ini banyak memenangkan penghargaan arsitektur di indonesia maupun luar
negeri. Tak hanya menggarap proyek proyek besar, firma ini juga memiliki
proyek komunitas yang menggerakkan komunitas warga bandung untuk berkerja
sama. yang terkenal adalah proyek bandung berkebun. Wajar saja jika biografi
ridwan kamil berisi banyak prestasi.

4
Sosok inspiratif dan muda seperti ridwan kamil memang patut untuk di
teladani. Di usianya yang masih terbilang muda dia telah menjabat menjadi
walikota bandung. Tak hanya itu berbagai prestasi juga telah dia raih. Baik
bersama urbane ataupun dia secara pribadi. Dia pernah mendapatkan penghargaan
sebagai young leader award dari british council di Indonesia. Biografi ridwan
kamil yang sarat prestasi tentu bisa dijadikan sosok inspiratif bagi generasi muda
untuk terus berkarya. Berikut adalah pendidikan, karir dan penghargaan Ridwan
Kamil yang penulis kutip dari website PPID Kota Bandung
(https://ppid.bandung.go.id)
Pendidikan Ridwan Kamil
 Tahun 1990-1995: Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi
Bandung
 Tahun 1999-2001: Master of Urban Design University of California,
Berkeley

Karir Ridwan Kamil


 Arsitek
 Dosen ITB
 Walikota Bandung periode 2013-2018

Penghargaan Ridwan Kamil


 2012 : Pikiran Rakyat Award 2012 untuk Tokoh Muda Kreatif
 2012 : Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from
British Council Indonesia
 2012 : Google Chrome l Web Heroes for Indonesia Berkebun
 2012 : Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”,
Penggagas Indonesia Berkebun
 2012 : Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”,
Green Building Rasuna Epicentrum
 2011 : Green Leadership Award for Al-Irsyad Mosque from BCI Asia

5
 2011 : Top 5, Best Building of The Year 2010 from ArchDaily for Al-
Irsyad Mosque
 2010 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award
 2010 : Winner third prize : Design Competition Suramadu Mosque
 2010 : The 6th Winner of The Best Design Architecture Consultant,
Citradata Award
 2009 : Architect of the Year from Elle Décor Magazine.
 2009 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award
 2009 : Winner first prize : Design Competition University of Indonesia
Cultural Center
 2008 : Winner first prize : Design competition for Tangerang Gateway,
2008
 2008 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award 2007
 2008 : Winner first prize : International Design competition for Aceh
Tsunami Museum
 2008 : Winner first prize : Design competition Bintaro CBD Master Plan,
Jakarta
 2008 : Winner first prize : Design competition Jakarta Stock Exchange,
Jakarta
 2007 : Winner first prize : International Design competition for Aceh
Tsunami Museum
 2007 : Winner first prize : Design competition Bintaro CBD Master Plan,
Jakarta
 2007 : Winner first prize : Design competition Jakarta Stock Exchange,
Jakarta
 2006 : Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from
British Council Indonesia
 2006 : Winner Best Commercial/Superblock Project for Rasuna
Epicentrum by Property&Bank Magazine
 2006 : Winner Mowilex Design Awards (Al-Azhar International School)
 2006 : Winner first prize : Design competition Kemayoran Urban Gateway

6
 2006 : Winner second prize : National design competition - Penabur
International School, Jakarta
 2005 : Winner first prize : International Design competition Waterfront
Retail Masterplan, Suzhou, RRC
 2005 : Winner first prize : International Design competition Kunming
Tech Park, Kunming, RRC
 2005 : Winner first prize : Design competition - IT-Center Pupuk Kaltim,
Balikpapan
 2005 : Winner first prize : National design competition – University of
Tarumanagara
 2005 : Winner second prize : National design competition - Agung Sedayu
Club House, Jakarta
 2005 : Winner third prize : National design competition Jatinegara District
Revitalization, Jakarta
 2004 : Winner first prize : International Design competition - Islamic
Center, Beijing, RRC,
 2004 : Winner second prize : Design competition Senen District
Revitalization
 2004 : Urban Architecture di Universitas Tarumanegara, Rasuna
Epicentrum, dan Area Expo Surabaya.
 2004 : JSX Tower.
 2004 : Gan and Oil Tower, Jakarta.
 2004 : Sahid Twin Tower, Jakarta.
 2004 : Beijing Finance Street superblock.
 2004 : Masjid Al Irsyad Kota Baru parahyangan, Jawa barat.
 2004 : Urban Design di Jedah Town, dan Al Noor Ecopolis di Syria.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama
manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku

7
orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara,
2014:21-22).
Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita
memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau
kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. Rudolf F
Verderber mengemukakan bahwa komunikasi itu memiliki dua fungsi. Pertama,
fungsi sosial yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan
orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan
keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan
yang lain. Sebagian emosional, sebagian penuh pertimbangan yang matang(dalam
Mulyana, 2010:5).
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun menggunakan
media. Contoh komunikasi langsung tanpa media adalah percakapan tata muka,
pidato tatap muka dan lain-lain sedangkan contoh komunikasi menggunakan
media adalah berbicara melalui telepon, mendengarkan berita lewat radio atau
televisi dan lain-lain. Menurut Effendy (2003: 8), komunikasi dilakukan dengan
tujuan untuk perubahan sikap (attitude change), perubahan pendapat (opinion
change), perubahan perilaku (behaviour change) dan perubahan sosial (social
change).
Sedangkan tujuan komunikasi menurut Cangara (2002: 22) adalah sebagai
berikut :
a. Supaya Yang Disampaikan Dapat Dimengerti
Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan
dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga dapat mengikuti apa yang
dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan
b. Memahami Orang
Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkannya dan tidak berkomunikasi dengan
kemauan sendiri
c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain

8
Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang
lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan
memaksakan kehendak
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
e. Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki
Menurut Effendy (2003: 8), komunikasi berfungsi untuk menyampaikan
informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan
mempengaruhi (to influence). Agar komunikasi berlangsung efektif, komunikator
harus tahu khalayak mana yang akan dijadikan sasaran dan tujuan yang
diinginkannya. Komunikator harus terampil dalam membuat pesan agar
komunikan dapat menangkap pesan yang disampaikan komunikator dan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif maka pesan dalam komunikasi harus
berhasil menumbuhkan respon komunikan yang dituju.
Menurut Effendy (2002: 6), terdapat 5 (lima) komponen yang ada dalam
komunikasi yaitu : komunikator (orang yang menyampaikan pesan), pesan
(pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang yang menerima
pesan), media (sarana yang mendukung pesan apabila komunikan jauh tempatnya
atau banyak jumlahnya), dan efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan).
Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya maka komunikasi berlangsung dan dengan kata lain hubungan antara
mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti maka
komunikasi tidak berlangsung dan dengan kata lain hubungan antara orang-orang
itu tidak komunikatif.

3. Ethos Komunikator
Ethos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik
(goodsense, goodmoral, character, good will). Dalam ilmu komunikasi, ethos
dapat diartikan sebagai sumber kepercayaan (source credibelity) yang ditunjukan

9
oleh seorang orator (komunikator) bahwa ia memang pakar dalam bidangnya,
sehingga oleh karena seorang ahli, maka ia dapat dipercaya. Seorang komunikator
yang handal, mau tidak mau harus melengkapi dirinya dengan dimensi ethos ini
yang memungkinkan orang lain menjadi percaya.
a. Kedibilitas (Credibelity)
Kredibilitas dapat diartikan dalam dua hal kredibilitas. Pertama,
kredibilitas adalah persepsi komunikan, jadi tidak inheren dalam diri
komunikator. Kedua, kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat
komunikator (disebut juga komponen-komponen kredibilitas). Sejatinya,
inti dari kredibilitas adalah persepsi, yang secara sederhana dapat diartikan
pandangan komunikan terhadap komunikator. Oleh karena itu persepsi
tidaklah tetap melainkan berubah-ubah bergantung kepada pelaku persepsi
(komunikate), topik yang dibahas, dan situasi.
 Keahlian (Expertness), artinya keahlian kesan yang dibentuk
komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya
dengan topik yang dibicarakan. Dalam hal ini Ridwan Kamil jelas
memiliki keahlian di bidang Tata Kelola Kota dan bergelar Master
of Urban Design University of California, Berkeley.
 Dapat dipercaya (Trustworthiness), artinya kesan komunikan
tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Menurut
arstoreles disebut good moral character, sedangkan menurut
Quintillianus a good man speaks well. Dalam hal ini Ridwan
Kamil menampilkan dengan jelas jatidiri yang sebenarnya kepada
semua orang. Dia tidak mencoba menjadi seseorang yang bukan
dirinya. Hal ini dapat terlihat bagaimana dia selalu tampil dengan
apa adanya yang pantas dia perlihatkan sebagai karakter dirinya.
Seperti pada status akun instagramnya hampir semua dikemas
dengan ringan, simple, dan sedikit humor.
 Keamanan (Safety), artinya tidak menyebabkan kontroversi.
Seorang komunikator yang handal sellau memperhatikan apa yang
ia bicarakan. Ia tidak akan mengucapkan kata yang akan membuat

10
kontroversi pada komunikannya. Dalam hal ini Ridwan Kamil
selalu menjaga tata bahasanya. Sekesal apapun dia akan kelakukan
komunikannya, tetap menjaga perasaan komunikannya.
 Dinamisme (Dynamism), artinya komunikator memiliki gairah,
semangat, aktif, tegas berani (sebaliknya tidak dinamis bila
komunikator pasif, ragu, lemah). Dalam hal ini Ridwan Kamil
selalu memberikan senyuman hangat kepada komunikan, selalu
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau mengungkapkan kebijakan
dengan tenang, terkadang dibumbui dengan candaan khasnya orang
sunda yang lembut namun renyah. Dalam berbicara nada suara,
ekspresi muka, dan gerak tubuhnya menunjukan bahwa dia
memiliki sikap yang dinamis.
 Keterbukaan (Extroversion), artinya komunikator dapat
memberikan informasi kepada komunikan secara terbuka. Dalam
hal ini Ridwan Kamil tidak menutupi apa yang dia punya, dia juga
tidak menutupi jati dirinya. Karena, jarang sekali para komunikan
mengetahui sesuatu tentang Ridwan Kamil bukan dari dirinya
langsung (dalam artian hal yang disembunyikan kemudian
diungkap dalam berita). Bahkan Ridwan Kamil sering menjelaskan
tentang aktifitas dan keluarganya pada akun media sosial, dengan
pembawaan yang pembawaan yang hangat dan dibumbui candaan
ringan.
 Ketenangan (Poise), artinya komunikator menyampaikan pesan
atau informasi kepada komunikan dengan sikap tenang. Sehingga
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
Dalam hal ini terlhat pada saat debat politik Ridwan Kamil sangat
tenang dalam menjawab, mendebat, dan memberikan pertanyaan.
Sehingga hasil analisis performa Cagub-Cawagub jabar pada saat
debat politik di Kompas TV edisi 12 Maret 2018, Pasangan nomor
urut 1 yaitu Ridwan Kamil dan Uu Rizhanul Ulum mendapatkan

11
persentase yang unggul dari pasangan calon lainnya yaitu sebesar
41,2%. (dikutip dari https://chirpstory.com)
 Koorientasi (Coorientation), artinya kesan komunikan tentang
komunikator sebagai orang mewakili kelompok dan nilai-nilai dari
komunikan. Dalam hal ini Ridwan Kamil jelas mewakili
kepentingan masyarakat dalam berbagai kalangan dan kelompok.
Caranya dalam melaksanakan program pemerintahan dengan
menggunakan kata Relawan (seperti adanya Sahabat Lansia) dan
kata “Bandung Udunan”, mampu membuat masyarakat sadar akan
perubahan Kota Bandung dari segala sisi harus dilakukan oleh
masyarakat Bandung sendiri. Selain itu Ridwan Kamil juga dapat
merangkul Persib, geng motor, dll agar dapat turut serta
meningkatkan citra Kota Bandung sendiri. Hal-hal tersebut
menjelaskan bahwa Ridwan kamil mewakili kelompok
komunikannya yaitu warga Kota Bandung.
 Sosiabilitas (Sociability), artinya kesan komunikan kepada
komunikator sebagai orang yang periang dan suka bergaul. Dalam
hal ini Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini memiliki
sosiabilitas yang tinggi. Caranya bergaul dengan masyarakat dalam
beberapa media, terutama dalam status dan instastory (cerita dalam
instagram) –nya pada akun instagram pribadinya menunjukan
bahwa dia orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Cara nya
bercanda serta sikapnya yang ramah namun tetap berkarisma,
mampu membuat masyarakat merasa dekat dengan Kang Emil
namun tetap menghormatinya sebagai Walikota Bandung.
 Karisma (Charisma),artinya bila komunikator menunjukkan
sifatluar biasa yang dimilikinya sehingga dapat menarik dan
mengendalikan komunikan seperti magnet.
 Sungguh-sungguh (Seriousness), artinya apapun wujud dari pesan
atau informasi tersebut tetap harus disampaiakan secara sungguh-
sungguh atau serius. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan oleh

12
komunikan dari bahasa verbal maupun non-verbal. Dalam hal ini
Ridwan Kamil selalu terlihat sungguh-sungguh dalam
berkomunikasi dengan komunikan. Kesungguh-sungguhan tersebut
dapat terlihat dalam pidatonya. Selain itu, kesungguh-
sungguhannya juga terlihat dalam status yang dia buat berkaian
dengan kebijakan Kota Bandung. Cara dia menyampaikan dalam
bentuk kalimat singkat, padat dan jelas, serta cara dia menjawab
semua pertanyaan para komunikan dalam komentar statusnya.
b. Atraksi
Atraksi adalah daya tarik komunikator yang bersumber dari fisik.
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik (fisik).
 Daya tarik fisik (Physical atractiveness), artinya sebagai Sebagai
seorang komunikator agar dapat dipercaya oleh orang lain, selain
memiliki keterampilan berkomunikasi juga harus memiliki
penampilan menarik. Pendengar juga akan memperhatikan siapa
yang mengatakan atau menyampaikan semua pesan-pesan tersebut.
Bahkan kadang-kadang unsur “siapa” ini lebih penting dari unsur
“apa”. Memang pakaian bukanlah segala-galanya, tetapi banyak
teori psikologi yang mengatakan bahwa penampilan akan membuat
image lain bagi seseorang. Dalam hal ini Ridwan Kamil adalah
seorang pribadi yang sangat menjaga penampilannya. Sosoknya
sering terlihat menggunakan pakaian rapih dan sopan. Apalagi jika
sedang berdampingan dengan istrinya.
 Kesamaan (Similarity), artinya komunikator dapat mencerminkan
atau mnegaskan bahwa dirinya memiliki kesamaan dengan
komunikan, baik dalam hal : status sosial, pendidikan, ekonomi,
sikap, kepercayaan dll. Kesamaan mempermudah proses
menterjemahkan lambang-lambang yang diterima komunikan
menjadi gagasan-gagasan. Kesamaan juga menyebabkan
komunikan tertarik pada komunikator sehingga cenderung akan

13
menerima gagasan dari komunikator. Dalam hal ini Ridwan Kamil
tidak menunjukkan kalau dirinya tidak lebih tinggi dari warganya
(komunikan). Dia sering terlihat bermain dan bercanda akrab
kepada para komunikannya. Bahkan dia pernah mengajak panco,
bermail kerambol dengan warganya sebagai hiburan.
 Ganjaran (Reward), dalam hal ini Ridwan Kamil merupakan salah
satu tokoh yang berhasil mendapatkan reward dengan berbagai
macam penghargaan, seperti pada tahun 2012 berhasil menyabet
penghargaan sebagai tokoh muda kreati dari Pikiran Rakyat
Award, Winner International Young Design Entrepreneur of the
Year from British Council Indonesia, penghargaan Google Chrome
l Web Heroes for Indonesia Berkebun, Indonesia Green Awards
“Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Penggagas Indonesia
Berkebun, dan masih banyak penghargaan atau reward yang
didapatnya oleh ridwan kamil.
 Kemampuan (Capability), artinya kemampuan komunikator dalam
menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Tentunya
Ridwan Kamil mampu mengemas pesan atau informasi yang akan
disampaikannya dengan sangat baik. Sehingga pembawaannya
terkesan ringan, mudah dimengerti oleh semua kalangan.
 Keakraban/dikenal (Familiarity), artinya bila komunikator
memiliki keakraban dengan komunikan dalam penyampaian pesan
atau informasi sehingga pesan yang disampaikan komunikan
diterima dengan baik oleh komunikan. Dalam hal ini Ridwan
Kamil sebagai komunikator memiliki sifat akrab dan dikenal oleh
para komunikan (khususnya warga Bandung). Terbukti dari
beberapa video bagaimana dia bermain panco dengan warga
Bandung.
 Kedekatan (Proximity), artinya kedekatan komunikator dengan
komunikan. Dalam hal ini kedekatan Ridwan Kamil dan

14
Masyarakat dapat terlihat dari bagaimana mereka berkomunikasi
pada saar Ridwan Kamil mengunjungin suatu daerah.
 Keramahan (Friendship), artinya bahwa keramahan ini merupakan
kunci sukses dari kegiatan komunikasi. Karena dengan keramahan
yang tulus tanpa dibuat-buat akan menimbulkan perasaan tenang,
senang dan aman bagi penerima. Dalam hal ini Ridwan Kamil
tentu memiliki keramahan yang selalu terpancar diwajahnya.
Terlihat dari wajahnya yang selalu tersenyum pada semua orang.
Selain itu juga keramahan Ridwan Kamil terlihat dari kalimat yang
dia gunakan untuk keluarganya dan menyapa warga Bandung
dalam akun sosial medianya.
 Sederhana (Moderation), artinya didalam penyampaian informasi,
sebaiknya dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan dan
penyampaiannya. Dalam hal ini Ridwan Kamil menurut video
yang pidatonya yang penulis tonton dan melihat jawaban Ridwan
Kamil kepada netizen dalam menjawab pertanyaannya sangatlah
sederhana, yang berarti sederhana dalam penyampaian pesan
namun tetap tergambar penuh jawaban yang diinginkan netizen
terkait.
c. Kekuasaan
 Informational power, berasal dari isi komunikasi tertentu atau
pengetahuan baru yang dimiliki oleh komunikator.dalam hal ini
Ridwan Kamil memiliki banyak informasi tentang bagaimana
mengelola pemerintahan dan Kota Bandung. Dalam pidato,
penjelasan di media, serta postingannya atas novasi-inovasi yang ia
lakukan, Ridwan Kamil selalu memberikan pengetahuan baru yang
ia dapatkan atau pelajari dari daerah atau negara kompeitornya.
 Coersive power, menunjukkan kemampuan komunikator untuk
mendatangkan ganjaran atau mendatangkan hukuman bagi
komunikan. Dalam hal ini Ridwan Kamil sering memberikan
hukuman dengan cara yang berbeda dan solutif. Seperti contoh pada

15
tahun 2014 kemarin, Ridwan Kamil pernah emnghukum manusia
silver dengan push up sebanyak 50 kali dan kemudian menjadikan
mereka petugas pembersih jalan pemerintah Kota Bandung agar
tidak menjadi peminta-minta lagi. (dikutip dari :
https://www.rappler.com/indonesia/100260-ridwan-kamil-
hukuman-push-up-bandung, edisi 23 Juli 2015)
 Referent power,  Komunikan menjadikan komunikator sebagai
kerangka rujukan untuk menilai dirinya. Misalnya: menjadikan
komunikator sebagai teladan, karena perilakunya yang baik. Dalam
hal ini terdapat banyak Warga Bandung dan netizen yang
menjadikan Ridwan Kamil sebagai rujukan bagi pemimpim yang
akan mereka pilih nantinya. Terbukti dari komentar yang
dilontarkan pada postingan Ridwan Kamil pada akun media
sosialnya.
 Legitimate power, berasal dari seperangkat aturan atau norma yang
menyebabkan komunikator berwewenang untuk melakukan suatu
tindakan. Misalnya: seorang manajer bisa saja mengeluarkan
pegawainya yang melanggar aturan.dalam hal ini tentunya Ridwan
Kamil memiliki legitimate power sebagai walikota Bandung.
Ridwan Kamil telah merubah Kota Bandung ini dengan inovasinya
dan mendapatkan banyak pengahargaan untuk Kota Bandung dan
sebagai walikota Bandung. Tentunya hal itu didapat dengan
kekuasaan legitimasinya.
 Expert power, berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan
atau kemampuan yang dimiliki komunikator. Sehingga dia dapat
membuat/menyuruh komunikan memahami/menafsirkan sesuatu
sesuai dengan pendapatnya. Tentunya Ridwan Kamil memiliki
pengetahuan, pengalam dan keterampilan di bidang organisasi,
pemerintahan, dan tata kelola ruang kota. Terbukti dengan
banyaknya pengahargaan yang dia raih selama menjadi walikota
Bandung.

16
C. Kesimpulan
Sebagai seorang walikota Bandung sekligus komunikator, Ridwan Kamil
mampu membuat para komunikannya menjadi kagum dan hormat padanya.
Walaupun diusianya yang masih muda untuk menjadi Walikota Bandung, tapi
prestasi yang dihasilkannya tidak dapat membodohi para komunikan tentang ethos
komunikator yang ada pada diri Ridwan Kamil.
Pada tataran pemerintahan, yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
komunikan, adalah pemimpin (komunikator) yang handal dan terampil. Pemimpin
yang tidak memiliki ethos komunikator yang baik, tidak akan mampu
memberikan pemahaman yang baik akan dirinya dan gagasannya kepada
komunikan. Jauh sebelum itu, tanpa ethos komunikator yang baik tidak akan
terciptanya kedekatan yang erat dengan warganya. Walaupun mungkin pada
dasarnya pemimpin tersebut memiliki niat baik dan bagus serta memiliki
segudang inovasi dan kreativitas.

DAFTAR REFERENSI

Sumber Buku

Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

_________. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Hubungan Masyarakat Suatu Studi


Komunikologis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_______________. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung; Citra


Aditya Bakti.

Mulayana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi ; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Munandar, Haris dan Maman Suherman. 2016. Aktivitas Komunikasi


Pemerintahan Ridwan Kamil di Media Sosial. Prosiding Hubungan
Masyarakat Vol. 2 No. 1, 423-430.

17
Ramdhani, Lany Erinda. 2015. Fenomena Kepemimpinan Fenomenal. Jurnal
Borneo Administrator Vol. 11 No. 3, 268-296.

Sumber Lainnya

https://www.chirpstory.com

https://www.ppid.bandung.go.id

https://www.rappler.com

Sosial media instagram @ridwankamil

Sosial media facebook Ridwan Kamil

18

Anda mungkin juga menyukai