Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pengaruh Penggunaan Handphone Bagi Pelajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Manusia mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan. Dengan akal pikirannya
manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang
diingininya. Oleh sebab itu, antara ilmu dan teknologi saling berkaitan erat karena
tanpa ilmu tidak ada penerapan baru untuk teknologi dan tanpa teknologi tidak ada
yang akan menikmati penemuan ilmu.
Dewasa ini, perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan pesatnya. Berkat perkembangan dari kemajuan IPTEK, manusia
dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan
sehingga dalam kegiatan hidupnya tersedia berbagai kemudahan yang memungkinkan
kegiatannya lebih efektif serta efisien.

Namun demikian, dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK pun disatu sisi kita
merasa gembira karena kita dapat mengakses informasi dalam waktu yang relatif
singkat dengan biaya yang murah, tetapi disisi lain sangat memerihatinkan karena
kemajuan IPTEK semacam ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi generasi
muda kita khususnya para pelajar lebih-lebih bilamana tidak diimbangi dengan
pembinaa di bidang IMTAQ baik oleh para guru, orang tua, masyarakat, serta pelajar
itu sendiri. Sebagai contoh; dengan adanya perkembangan dan kemajuan IPTEK yang
sedemikian canggih di bidang telekomunikasi khususnya handphone. Dengan
handphone yang melalui fitur-fitur lengkap membuat pelajar mampu mengakses
informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relatif singkat dan
hampir bersamaan serta dengan biaya yang relatif murah sehingga dapat membantu
sisa dalam mengakses informasi yang berhubungan dengan materi- materi
pembelajaran yang diberikan di sekolah alhasil prestasi belajar pelajar dapat
meningkat. Namun di lain pihak, handphone pun dapat menimbulakan dampak negatif
terhadap prestasi belajar pelajar. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan penggunaan
handphone oleh para pelajar sehingga handphone juga dapat membuat prestasi
sebagian pelajar menurun. Oleh dari itu saya membuat karya tulis ini.

B.       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1.      Apa saja tugas-tugas bagi pelajar?
2.      Apa saja dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar ?
3.        Apa saja dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar ?
4.        Apa saja upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam memanfaatkan
handphone ?

C.      Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah  sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui tugas-tugas bagi pelajar.
2.      Untuk mengetahui dampak positif penggunaan handphone bagi pelajar.
3.        Untuk mengetahui dampak negatif penggunaan handphone bagi pelajar.
4.        Untuk memberikan upaya yang harus dilakukan agar pelajar tidak salah dalam
memanfaatkan handphone. 

D.      Metode Penulisan


Metode yang penyusun gunakan untuk penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Tinjauan Pustaka
2.      Pengamatan langsung
Penyusun mempergunakan metode ini dengan pertimbangan karena metode ini sangat relevan
untuk penulisan makalah pengaruh penggunaan handphone bagi pelajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengetian Handphone


Telepon genggam atau Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi
elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga
konvesional namun dapat dibawa kemana-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan
dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Generasi pertama system selular Analog yaitu AMPS ( Advance Mobile Phone
Service ). Versi dari AMPS dikenal sebagai Narrowband Advance Mobile Phone Service
( NAMPS ) yang menggabungkan teknologi digital, sehingga system ini dapat digunakan
untuk membawa tiga kali lebih besar kapasitas pada setiap panggilan versinya. Pada tahun
1981 muncul NMT ( Nordic Mobile Telephone System ). Pada tahun 1982 muncullah GSM
( Global System For Mobile Communination ).
Pada tahun 1990 jaringan Amerika Utara bergabung membentuk standarisasi IS-54B
dimana standarisasi ini adalah yang pertama kali menggunakan dual mode seluler
berdasarkan teknik penyebaran spectrum untuk meningkatkan kapasitas yang disebut IS-95.
Dengan menggunakan protocol AMPS sebagai defaultnya, akan tetapi mempunyai cara kerja
SEC. Normal yang berbeda dengan analaog selular serta lebih canggih dibanding IS-54.
Pada awalnya disebutkan bahwa yang menggunakan teknologi sistem Code Division
Multiple Access ( CDMA ) secara digital akan meningkatkan kapasitas hingga 10 sampai 20
kali pada sistem selularnya. Meskipun konsep tersebut mengedankan hal inilah yang
menjadikan sistem berdasarkan CDMA menjadi metode transmisi pilihan pada pemasangan-
pemasangan baru di atas sistem CDMA. Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel
yaitu GSM dan CDMA tetapi sekarang ada era generasi baru Handphone yaitu era generasi
ke-3 ( 3G ). Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara wireless.

B.       Pengertian Pelajar


Pelajar adalah istilah lain dari siswa / murid / peserta didik. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Pengertian murid berarti orang (anak yang sedang berguru (belajar,
bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan, pengertian siswa adalah orang
yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.
Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari
mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan
intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan
mengikuti jalan kebaikan.
Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara
optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu
yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami
proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan
yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu
kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.
Dalam proses belajar-mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah murid/anak
didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-
komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk
bertindak, alat atau fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan
dengan keadaan/karakteristik murid. Itulah sebabnya murid atau anak didik adalah
merupakan subjek belajar.
Dengan demikian, tidak tepat kalau dikatakan bahwa murid atau anak didik itu
sebagai objek (dalam proses belajar-mengajar). Memang dalam berbagai statment dikatakan
bahwa murid/anak didik dalam proses belajar-mengajar sebagai kelompok manusia yang
belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan
pembinaaan, pembimbingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang dewasa,
agar anak didik dapat mencapai tingkat kedewasaanya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik
kelak dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, warga
negara, warga masyarakat dan pribadi yang bertanggung jawab.
Pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan
berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan
kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan
atau talent tertentu. Hanya yang jelas murid itu belum mencapai tingkat optimal dalam
mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau
siswa dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar-mengajar, sehingga murid/anak didik
disebut sebagai subjek belajar.

C.    Sejarah handphone


Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang pekerja
di pabrikan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun sering disebut-sebut penemu
telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper
bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah
sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua
material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya.
Akhirnya sebuah handphone pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua
kilogram. Untuk membuatnya,  Pabrikan Motorola membutuhkan biaya kurang lebih US$1
juta. “Pada tahun 1983, telepon genggam portabel berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara
dengan US$10 ribu (Rp90 juta).
Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah
mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut
dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara
dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.
Tokoh lain yang diketahui sangat berjasa dalam dunia komunikasi selular adalah
Amos Joel Jr yang lahir di Philadelphia, 12 Maret 1918, ia memang diakui dunia sebagai
pakar dalam bidang switching. Ia mendapat ijazah bachelor (1940) dan master (1942) dalam
teknik elektronik dari MIT. Tidak lama setelah studi, ia memulai kariernya selama 43 tahun
(dari Juli 1940-Maret 1983) di Bell Telephone Laboratories, tempat ia menerima lebih dari 70
paten Amerika di bidang telekomunikasi, khususnya di bidang switching. Amos E Joel Jr,
membuat sistem penyambung (switching) ponsel dari satu wilayah sel ke wilayah sel yang
lain. Switching ini harus bekerja ketika pengguna ponsel bergerak atau berpindah dari satu sel
ke sel lain sehingga pembicaraan tidak terputus. Karena penemuan Amos Joel inilah
penggunaan ponsel menjadi nyaman.

D.    Perkembangan Handphone


1.      Generasi awal
Sejarah penemuan handphone tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan
telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan
mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian
Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah pada semua mobil patroli dengan
frekuensi 2MHz.
Pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan
‘’frequency modulated ‘’(FM).
Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan
portable Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat
perang dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon
seluler mulai diperkenalkan.
Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory
Corporation mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama
SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon
dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.
Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk
menghubungkan telepon secara langsung pada PSTNlandline. Kelemahan sistem ini adalah
masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti
sistem ini.
Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell
Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai
dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.
2.      Generasi 1
Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam
pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan
telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler
yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah
yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat analog
dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz
dan dioperasikan pada Band800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan
masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena ukurannya yang
terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan
tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-G masih memiliki
masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna
terbatas pada jangkauan area telpon genggam.
3.      Generasi 2
Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah
menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM
menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi
tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G sinyal
analog sudah diganti dengan sinyal digital. Penggunaan sinyal digital memperlengkapi
telepon genggam dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS.
Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan
karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan
kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 2G adalah ukuran dan
berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi
yang membahayakan pengguna.
4.      Generasi 3
Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi
pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi
tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for
GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 3G
ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih
barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini adalah mulai dimasukkannya
sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel semakin lengkap bahkan
mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara lain Symbian, Android dan
Windows Mobile
5.      Generasi 4
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang
menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi
nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless
LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang
memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana saja.
4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan
global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G
memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi
multimedia seperti, video conferencing,online game, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN

A.      Tugas-Tugas Bagi Pelajar


Murid pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun
dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi
kepentingan dirinya sendiri. Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek
yang berhubungan dengan belajar, aspek yang berhubungan dengan bimbingan, dan aspek
yang berhubungan dengan administrasi.
1.    Aspek yang berhubungan dengan belajar
Kesalahan-kesalahan dalam belajar sering dilakukan murid, bukan saja karena
ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya yang salah. Adalah
menjadi tugas murid untuk belajar baik yang menghindari atau mengubah cara-cara yang
salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar belajar menjadi efektif dan produktif, di
antaranya:
a.    Murid harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan belajarnya, sehingga ia senantiasa
siap siaga untuk menerima dan mencernakan bahan. Jadi bukan belajar asal belajar saja.
b.    Murid harus memiliki motif yang murni (intrinsik atau niat). Niat yang benar adalah “karena
Allah”, bukan karena sesuatu yang ekstrinsik, sehingga terdapat keikhlasan dalam belajar.
Untuk itulah mengapa belajar harus dimulai dengan mengucapkan basmalah.
c.    Harus belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki pengetahuan dan pengalaman-
pengalaman belajar sebelumnya (apersepsi), sehingga memudahkan dirinya untuk menerima
sesuatu yang baru.
d.   Murid harus menyadari bahwa belajar bukan semata-mata mengahafal. Di dalamnya juga
terdapat penggunaan daya-daya mental lainnya yang harus dikembangkan sehingga
memungkinkan dirinya memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan mampu memecahkan
berbagai masalah.
e.    Harus senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran) terhadap apa yang sedang
dipelajari dan berusaha menjauhkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga terbina
suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama dan/atau sendiri.
f.     Harus memiliki rencana belajar yang jelas, sehingga terhindar dari perbuatan belajar yang
“insidental”. Jadi belajar harus merupakan suatu kebutuhan dan kebiasaan yang teratur,
bukan “seenaknya” saja.
g.    Murid harus memandang bahwa semua ilmu (bidang studi) itu sama penting bagi dirinya,
sehingga semua bidang studi dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Memang mungkin saja
ada “beberapa” bidang studi yang ia “senangi”, namun hal itu tidak berarti bahwa ia dapat
mengabaikan bidang studi yang lainnya.
h.    Jangan melalaikan waktu belajar dengan membuang-buang waktu atau bersantai-santai.
Gunakan waktu seefesien mungkin dan hanya bersantai sekadar melepaskan lelah atau
mengendorkan uraf saraf yang telah tegang dengan berekreasi.
i.      Harus dapat bekerja sama dengan kelompok/kelas untuk mendapatkan sesuatu atau
memperoleh pengalaman baru dan harus teguh bekerja sendiri dalam membuktikan
keberhasilan belajar, sehingga ia tahu benar akan batas-batas kemampuannya. Meniru,
mencontoh atau menyontek pada waktu mengikuti suatu tes merupakan perbuatan tercela dan
merendahkan “martabat” dirinya sebagai murid.
j.      Selama mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok/kelas, harus menunjukkan
partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau mengeluarkan pendapat, bila diperlukan.
2.      Aspek yang Berhubungan dengan Bimbingan
Semua murid harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua murid khususnya yang
bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus. Hal itu mungkin
disebabkan oleh karena berbagai “perasaan” yang menyelimuti murid, atau karena
ketidaktahuannya, dan mungkin juga disebabkan oleh karena guru/sekolah tidak membuka
kesempatan untuk itu, dengan berbagai alasan.
Guru berkewajiban memperhatikan masalah ini dan menjelaskan serta memberi peluang
kepada murid untuk memperoleh bimbingan dan penyuluhan. Jika hal itu telah disampaikan
guru dengan lurus dan benar, maka menjadi tugas muridlah kini untuk mempergunakan hak-
haknya dalam mendapatkan bimbingan/penyuluhan.
Kesadaran murid akan guna bimbingan belajar serta bimbingan dalam bersikap, agar
dirinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta melaksanakan sikap-sikap yang
sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari, amat diharapkan. Dan untuk itu,
maka menjadi tugas muridlah untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat
dilaksanakan secara efektif. Keikutsertaan itu dibuktikan, di antaranya dengan:
b.    Murid harus menyediakan dan merelakan diri untuk dibimbing, sehingga ia memahami akan
potensi dan kemampuan dirinya dalam belajar dan bersikap. Kesedian itu dinyatakan dengan
kepatuhan dan perasaan senang jika dipanggil atau memperoleh kesempatan untuk mendapat
bimbingan khusus.
c.    Menaruh kepercayaan kepada pembimbing dan menjawab setiap pertanyaan dengan
sebenarnya dan sejujurnya. Demikian pula dalam mengisi “lembaran isian” untuk data
bimbingan.
d.   Secara jujur dan ikhlas mau menyampaikan dan menjelaskan berbagai masalah yang diderita
atau dialaminya, baik ketika ia ditanya maupun atas kemauannya sendiri, dalam rangka
mencari pemecahan atau memilih jalan keluar untuk mengatasinya.
e.    Berani dan berkemauan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan segala perasaan dan
latar belakang masalah yang dihadapinya, sehingga memudahkan dan memperlancar proses
penyuluhan.
f.     Menyadari dan menginsafi akan tanggung jawab terhadap dirinya untuk memecahkan
masalah/memperbaiki sikap dengan tenaganya sendiri, sehingga semua perbuatannya menjadi
sesuai dan selaras dengan ajaran Islam.
3.      Aspek yang Berhubungan dengan Administrasi
Aspek ini berkenaan dengan keturutsertaan murid dalam pengelolaan ketertiban, keamanan
dan pemenuhan kewajiban administratif, sehingga memberikan dukungan terhadap
kelancaran pelaksanaan pengajaran serta keberhasilan belajar itu sendiri. Tugas murid
sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi:
a.    Tugas dan kewajiban terhadap sekolah.
1)        Menaati tata tertib sekolah.
2)        Membayar SPP dan segala sesuatu yang dibebankan sekolah kepadanya, sepanjang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3)        Turut membina suasana sekolah yang aman, tertib dan tenteram, di mana suasana keagamaan
menjadi dominan.
4)        Menjaga nama baik sekolah di manapun ia berada dan menjadi “kebanggaan” baginya
mendapat kesempatan belajar pada sekolah yang bersangkutan.
b.    Tugas dan kewajiban terhadap kelas.
1)        Senantiasa menjaga kebersihan kelas dan lingkungannya.
2)        Memelihara keamanan dan ketertiban kelas sehingga suasana belajar menjadi aman,
tenteram dan nyaman.
3)        Melakukan kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya dalam berbagai urusan dan
kepentingan kelas serta segala sesuatunya dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat.
4)        Memelihara dan mengembangkan semangat dan solidaritas, kesatuan dan kebanggaan,
suasana keagamaan dalam kelas, sehingga memberi peluang untuk mengaktualisasikan
ajaran-ajaran Islam dan berlomba-lomba untuk kebaikan.
c.    Tugas dan kewajiban terhadap kelompok
1)        Membentuk kelompok belajar bersama untuk memperoleh berbagai pemahaman dan
pengalaman dalam mempelajari bahan pelajaran melalui penelaahan dan diskusi kelompok.
2)        Mengembangkan pola sikap keagamaan dan mempergunakan waktu senggang untuk belajar
bersama, bersilaturrahmi dengan keluarga dan anggota kelompoknya dan saling membantu,
serta melakukan berbagai kegiatan yang bersifat rekreatif, sehingga terwujud rasa ukhwah
Islamiah di antara mereka.
3)        Memelihara semangat dan soladaritas kelompok, saling mempercayai dan saling menghargai
akan kemampuan masing-masing anggota kelompok, sehingga belajar menjadi lebih terarah
dan bermakna bagi diri masing-masing.

B.     Dampak Positif Penggunaan Handphone Bagi Pelajar


1.    Mempermudah komunikasi (Melakukan komunikasi dengan orang tua).
2.    Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada
kendala transportasi. Untuk itu peranan HP sangat penting sekali untuk memastikan kapan
dan kapan jemputan diperlukan.
2.    Mencari informasi IPTEK lewat internet, hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri HP
canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet
lewat Handphone
3.    Memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa kita dapatkan
dengan mendownload aplikasi java yang sesuai dengan handphone kita.
4.    Mempermudah kegiatan belajar, handphone yang dilengkapi feature seperti Document
Viewer dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf
secara portable dengan mudah.
5.    Membantu pelajar untuk berlatih English conversation dengan format Mp3 atau Mp4.
6.    Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan
feature Mp3 player atau radio Fm*.
C.    Dampak Negatif Penggunaan Handphone Bagi Pelajar
Dampak penggunaan HP terhadap pelajar itu sangat membahayakan jika digunakan
dengan maksud yang tidak jelas dan dapat merugikan baik diri sendiri maupun orangtua.
Guru juga sangat dirugikan oleh HP. HP dapat menghambat pemberian pelajaran kepada para
pelajarnya. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh HP :
1.         Konsentrasi belajar menurun
Konsentrasi terhadap pelajaran menjadi berkurang karena lebih mementingkan HP
mereka yang digunkan untuk ber-sms sama teman maupun membalas sms dari teman.
Terlebih lagi sekolah yang memiliki pengawasan yang kurang ketat sehingga para siswa
memiliki waktu luang untuk ber-sms. Waktu belajar pun banyak digunakan untuk bermain
handphone ataupun bersmsan, selain itu waktu malam hari yang biasanya dahulu digunakan
para pelajar untuk belajar sekarang malah digunakan telepon-teleponan dan bersmsan.
Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran merupakan bukti nyata bahwa HP
mudah mengalihkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
2.         Mengganggu Perkembangan Anak :
a.    Fitur-fitur yang tersedia di HP seperti : kamera, games, gambar, dan fasilitas yang lain,
mudah mengalihkan perhatian siswa dalam menerima pelajaran di sekolah (kelas).
b.    Siswa mudah disibukkan dengan memanggil/ menerima panggilan, sms, miscall dari teman
mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.
c.    Lebih parah lagi dengan HP dapat untuk melakukan kecurangan dalam ulangan.
d.   Dengan HP peserta didik dapat mudah mengirim/ menerima baik tulisan maupun gambar
yang tidak senonoh dan tidak selayaknya dikonsumsi pelajar tingkat SMP. Kalau hal tersebut
dibiarkan, maka peserta didik akan dewasa sebelum waktunya, dan peserta didik yang kita
hadapi merupakan peserta didik yang taat dan patuh pada permainan teknologi HP.
3.         Pengeluaran menjadi bertambah / boros
Dengan anggaran orang tua yang serba minim para siswa memaksa orang tuanya untuk
dapat dibelikan HP. Belum lagi para pelajar setelah itu harus meminta uang kepada orangtua
untuk membeli pulsa setip bulan bahkan setiap hari. Apalagi dengan canggihnya handphone-
handphone zaman sekarang yang bisa dengan mudahnya berselancar di dunia maya itu pun
berpengaruh dengan pengeluaran yang menjadi bertambah Dari yang biasanya habis pulsa
lima puluh ribu perbulan menjadi lebih dari seratus ribu rupiah agar bisa menikmati akses
internet dan akses jejaring sosial tanpa batas pemakaian. Hp yang dipakai pun semakin
canggih dan semakin sering diisi baterainya sehingga akan lebih boros listrik.
Kebanyakan pelajar sekarang itu tidak mempunyai buku dengan alasan tidak punya
uang, tetapi dibalik itu kalau urusan “ membeli pulsa “ tidak ada kata : “ tidak punya uang “
4.         Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa.
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. HP bisa digunakan untuk menyebarkan
gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi. Ini adalah akibat yang paling berbahaya
dalam penggunaan HP oleh para pelajar. Mereka menggunakan HP dengan tujuan yang
menyimpang contohnya seperti mengisi video porno kedalam HP dan menggunakan kata-
kata yang tidak senonoh.
5.         Rawan terhadap tindak kejahatan.
Pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi handphone
merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng handphone
bisa-bisa dikuntit maling yang mengincar handphonenya.
6.         Membentuk sifat hedonisme pada anak/ pelajar
Ketika keluar gadget terbaru yang lebih canggih, mereka pun merengek-rengek
meminta kepada orang tua, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat
setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh.

D.    Upaya yang Harus Dilakukan agar Pelajar Tidak Salah dalam Memanfaatkan
Handphone
Jika ditilik dari dampak yang ditimbulkan maka diperlukan perhatian secara seksama
dari berbagai pihak yang terkait baik dari orang tua, guru, dan lingkungan karena jika
dibiarkan secara berlarut-larut maka kondisi semacam ini justru menimbulkan kerugian yang
cukup besar baik pada pelajar tersebut, orang tua, masyarakat maupun negara. Untuk itulah,
diperlukan upaya yang mungkin dapat diterapkan anatra lain:
1.    Profesionalisme guru di dalam pembelajaran
Profesionalitas guru sangat berperan dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan
karena kemampuan guru dalam mengelolah kelas serta menyampaikan materi-materi
pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik, pembelajaran tidak membosankan pelajar
sehingga pelajar menjadi antusias dalam mengikuti materi-materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dengan demikian, dapat meningkatkan prestasi belajar pelajar.
2.      Adanya pelarangan penggunaan handphone pada waktu-waktu tertentu
Pelarangan pemakaian handphone pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
sangatlah efektif karena pelajar tidak dapat dengan leluasa tukar menukar jawaban bilamana
guru memberikan quiz alhasil pelajar mempunyai kesadaran untuk meningkatkan kualitas
dirinya melalui proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
3.        Peran serta orang tua dan masyarakat
Kepedulian orang tua dan masyarakat pada aktivitas anak-anaknya di luar lingkungan
sekolah sangat memengaruhi pembentukan mentalitas anak. Hal ini perlu dicermati karena
keberadaan anak di lingkungan sekolah. Sehubungan dengan itu, perlu kiranya di jalin
hubungan kerjasama yang harmonis dengan pihak keluarga dan masyarakat sekitar sehingga
pelajar dengan penuh kesadaran tidak mengakses gambar-gambar yang berbau pornografi
yang akhirnya dapat merusak mentalitas dari pelajar tersebut.
4.        Kesadaran dari setiap pelajar
Timbulnya kesadaran dari setiap pelajar untuk memiliki handphone untuk hal-hal yang
bersifat positif bukan untuk berlomba-lomba memiliki handphone yang bermerk demi
meningkatkan status sosial pelajar sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginakan seperti
pencurian handphone di lingkungan sekolah yang dapat meresahkan lingkungan sekolah dan
pelajar itu sendiri.
5.        Pengetahuan pelajar tentang efek  penggunaan handphone
Adanya pengetahuan pelajar mengenai efek penggunaan handphone sangat membantu
setiap pelajar dalam menggunakan handphone. Hal ini dikarenakan semakin sering pelajar
menggunakan handphone untuk hal-hal yang kurang bermanfaat maka radiasi yang
dipancarkan oleh handphone ke dalam tubuh semakin meningkat dan dapat menyebabkan
perubahan-perubahan pada tubuh mulai dari tingkat molekuler, susunan atom-atomnya
bahkan sampai pada perubahan sistem yang ada pada tubuh seperti sistem hormonal, enzim
dan metabolism tubuh sampai perubahan struktur DNA. Untuk tingkat molekuler misalnya
dapat menimbulkan gangguan pada sistem syaraf pusat, gangguan pada pengaturan fungsi
kelenjar buntu oleh syaraf dan perubahan permeabilitas pembuluh darah yang pada akhirnya
memengaruhi kesehatan dan berdampak pada prestasi belajar pelajar.
BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
Handphone merupakan salah satu dari produk iptek yang canggih dewasa ini. Hal ini
dikarenakan handphone mampu mengakses informasi yang ada di seluruh penjuru dunia
dalam waktu yang relatif singkat dan hampir bersamaan serta biaya yang relatif murah.
handphone dapat menimbulkan dampak positif dan negatif terhada prestasi belajar siswa.
Upaya yang mungkin dapat diterapkan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan handphone
antara lain yaitu profesionalisme guru di dalam pembelajaran, adanya pelarangan penggunaan
handphone ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, peran serta orang tua dan
masyarakat sangat membantu perkembangan prestasi belajar siswa. kesadaran dari setiap
siswa mengenai manfaat penggunaan handphone dan  efek penggunaan handphone yang
dapat menunjang prestasi belajar siswa.

B.       Saran-Saran
1.         Tidak perlulah seorang pelajar menggunakan handphone yang memiliki fitur-fitur yang
berlebihan karena dapat mengganggu konsentrasi belajar.
2.         Gunakan handphone seperlu mungkin (SMS atau telephone) guna menghindari dampak
negatif dari penggunaan handphone.
3.         Manfaatkan fasilitas handphone untuk kegiatan sekolah, seperti browsing, pemotretan (bila
dibutuhkan).
Mematuhi kebijakan sekolah dimana pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa dilarang
mengoperasikan handphone.
4.         Perlu penegasan terhadap siswa atau pelajar dalam penggunaan handpone, baik dari guru
maupun orang tua di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2288567-pengertian-siswa/
http://p3laj4r.blogspot.com/2012/04/dampak-handphone-terhadap-prestasi.html
http://teknologi-mu.blogspot.com/2012/09/sejarah-handphone-dan-perkembang annya.html
http://www.anneahira.com/sejarah-handphone.htm

Nur Ibrahim, Rohmat. Terampil Berkomputer Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas
VII SMP/MTs. Jakarta. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai