Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERAKTUR TERBUKA DAN TERTUTUP

Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Suko Asri, S.Kep, Ns
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1,
NAMA ANGGOTA :
1. Bq Jessi Febrianingsih P0712011
2. Firman Indrawan P07120116061
3. L. M. Sangsit P07120116070
4. Nurhaidah P07120116085
5. Toetio Aswatamti P0712011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PRAKTUR
TERBUKA DAN TERTUTUP” ini dengan baik dan tepat waktu, meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Pak Eka rudi selaku Dosen Mata Kuliah Kesehatan
Keselamatan Kerja Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Praktur trrbuka dan tertutup. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Mataram, 1 September 2018

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN................................................................................................................................3
B. PENYEBAB FRAKTUR.................................................................................................................3
C. KONSEP DASAR PENANGANAN FRAKTUR……………………………...................3

D. PROSES PENYEMBUHAN TULANG………………………………………………......4

BAB III
PENUTUP...................................................................................................................................................5
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................5
B. SARAN...........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Masjoer A,2005 Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan
penyakit pengeroposan tulang diantaranya penyakit yang sering disebut osteoporosis,
biasanya dialami pada usia dewasa. Dan dapat juga disebabkan karena kecelakaan yang
tidak terduga.

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang yang ditentukan sesuaijenis dan


luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
diabsorbsinya (Smelzter and Bare, 2002).

Menurut mansjoer, 2000 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari


trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang
menyebabkan fraktur yang patologis (Mansjoer, 2001).

Fraktur adalah setiap patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, dan krepitasi(Doenges, 2000).

Menurut carpenito,2000 Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang


diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin
taklebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan korteks; biasanya patahan
lengkap dan fragmen tulang bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut
fraktur tetutup (atau sederhana) kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus
keadaan ini disebut fraktur terbuka (atau compound) yang cendrung untuk mengalami
kontaminasi dan infeksi (A,Graham,A & Louis, S, 2005).

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiridan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Price, A dan L. Wilson, 2005)

Menurut anatominya, patella adalah tempurung lutut. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa fraktur patella pextra merupakan suatu gangguan integritas tulang yang
ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan
yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki kanan.

Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya,
fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Smelter & Bare, 2002).

Menurut Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001 Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya atau setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh.

Menurut Carpenito,2000 fraktur didefinisikan sebagai rusaknya kontinuitas tulang,


yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Bila Fraktur mengubah posisi tulang, struktur yang ada disekitarnya (otot, tendon, saraf dan
pembuluh darah) juga mengalami kerusakan , cidera traumatic paling banyak menyebabkan
Fraktur. Fraktur Patologis terjadi tanpa trauma pada tulang yang lemah karena demineralisasi
yang berlebihan.

Menurut Linda Juall C,1999 Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang
disebabkan tekanan eksternal yang dating lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
Patah tulang merupakan suatu kondisi di mana tulang mengalami keretakan. Umumnya
disertai dengan cedera pada jaringan di sekitarnya. Patah tulang disebut juga fraktur yang
biasanya terjadi akibat terjadinya cedera, seperti kecelakaan, jatuh, atau cedera olah raga.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian peraktur fraktur?

2. Menjelaskan penyebab fraktur?

3. Menjelaskan konsep dasar penanganan faktur?

4. Menjelaskan proses penyembuhan tulang?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian fraktur terbuka dan tertutup

2. Untuk mengetahui penyebab fraktur

3. Untuk mengetahui konsep dasar penanganan fraktur

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 36).
Fraktur dapat dibagi menjadi :

1. Fraktur tertutup (closed) adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Atau bila
jaringan kulit yang berada diatasnya/ sekitar patah tulang masih utuh.

2. Fraktur berbuka (open / compound) adalah hilangnya atau terputusnya jaringan tulang
dimana fragmen-fragmen tulang pernah / sedang berhubungan dengan dunia luar.

B. Penyebab Fraktur

1. Trauma

a. Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut.

b. Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

2. Fraktur Patologis

Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang dan lain-
lain.

3. Degenerasi

Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut

4. Spontan
Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.

C. Konsep Dasar Penanganan Faktur

Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :

1. Rekognisi

Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsipnya adalah
mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan dan
deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.

2. Reduksi

Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak asalnya.


Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat darurat atau ruang
bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV,
sedative atau blok saraf lokal.

3. Retensi

Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau dipertahankan dalam
posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat
dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips,
bidai, traksi dan teknik fiksator eksterna.

4. Rehabilitasi

Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan cara melakukan
ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan klien. Latihan
isometric dan setting otot. Diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan
meningkatkan peredaran darah.

D. Proses Penyembuhan Tulang

1. Stadium Pembentukan Hematoma

Hematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang rusak,
hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan otot) terjadi 1 – 2 x 24 jam.

2. Stadium Proliferasi

Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur sel-sel ini
menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen tulang. Proliferasi juga
terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari kedua kecelakaan terjadi.

3. Stadium Pembentukan Kallus

Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada fraktur, massa
kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6 – 10
hari setelah kecelakaan terjadi.

4. Stadium Konsolidasi

Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu, secara
bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu ke 3 – 10 setelah kecelakaan.

5. Stadium Remodelling

Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks fraktur. Tulang
yang berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8 bulan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Fraktur tertutup (closed) adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Atau bila
jaringan kulit yang berada diatasnya/ sekitar patah tulang masih utuh.

b. Fraktur berbuka (open / compound) adalah hilangnya atau terputusnya jaringan tulang
dimana fragmen-fragmen tulang pernah / sedang berhubungan dengan dunia luar.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami
tentang gejala, penyebab fraktur sehingga dapat membuat kita lebih hati-hati dalam bekerja
ataupun melakukan aktifitas sehari-hari serta dapat membantu pasien fraktur
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai