Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN DAN TEORI


KEPERAWATAN PHILOSOFPHY AND SCIENCE OF CARING
(JEAN WATSON)

PENGAMPU MATA KULIAH:


Dr. YULASTRI ARIF, M. Kep
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ATTIVA ZARIFATUL ZAHRA (1911313024)


DWI YUNILA ANDHAL SAFITRI (1911313033)
NESYA DWIANA NOFERLY (1911311049)
RAHMATUL HUSNA (1911312019)
RANIA NURAZIZAH (1911312025)
RERE JESSICA (1911311046)
SALSHABILLA (1911312037)
SHINDY RAHMADESWITA (1911313030)

Program Studi Ilmu keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

Padang, 2019

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan I
yang diampu oleh Ibu Dr. Yulastri Arif, M. Kep. Makalah ini memuat tentang “Konsep
Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Philosofphy and Science of Caring”.
Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Padang, 13 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul ...................................................................................................................... i

Kata pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

I. Latar belakang ........................................................................................................... 1

II. Tujuan penulisan ........................................................................................................ 1

III. Manfaat ....................................................................................................................... 2

BAB II KERANGKA TEORI .............................................................................................. 3

I. Latar belakang teori Jean Watson................................................................................ 3

II. Sumber teori untuk pengembangan teori Jean Watson .............................................. 4

III. Konsep umum dan definisi keperawatan Jean Watson ............................................... 4

IV. Penggunaan temuan empiris ....................................................................................... 6

V. Paradigma keperawatan Jean Watson ........................................................................ 7

VI. Aplikasi teori Jean Watson ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 11

I. Kesimpulan ................................................................................................................ 11

II. Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencangkup seluruh proses
kehidupan manusia. (Lokakarya, 1983).

Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-sakit,
dan keperawatan itu sendiri. Semua itu merupakan buah pikir pakar keperawatan yang
menjadi dasar pengembangan keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari
banyak pakar yang mengungkapkan hal tersebut, disini kami akan menjelaskan teori model
konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang theorist keperawatan dengan model
monsep teorinya yaitu Human Caring.

Jean Waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Pandangan teori Jean Waston ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan
dasar biopsikososial.

II. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui yang menjadi latar belakang teori Jean Watson


2. Untuk mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori Jean Watson
3. Untuk memahami konsep umum dan defenisi keperawatan Jean Watson
4. Untuk memahami penggunaan temuan empiris Jean Watson
5. Untuk memahami tentang paradigma keperawatan Jean Watson
6. Untuk mengetahui aplikasi teori Jean Watson

III. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1
1. Dapat mengetahui yang menjadi latar belakang teori Jean Watson
2. Dapat mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori Jean Watson
3. Dapat memahami konsep umum dan defenisi keperawatan Jean Watson
4. Dapat memahami penggunaan temuan empiris Jean Watson
5. Dapat memahami tentang paradigma keperawatan Jean Watson
6. Dapat memahami dan menerapkan berbagai teori keperawatan terpilih dalam berbagai
situasi

2
BAB II

KERANGKA TEORI

I. Latar Belakang Teori Jean Watson

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat
di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di University
of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul “Animal
Education”. Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang
psikologi binatang.

Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter buku dan buku lainnya.
Penelitiannya tentang perawatan manusia dan kehilangan. Teorinya yang telah dipublikasikan
dalam keperawatan adalah Human Science ang Human Care. Dia percaya bahwa focus
utama dalam keperawatan adalah pada carative factor dimana ia berasal dari Humanistik
perpective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Untuk perawat
pengembangan humanistic filisofi dan system nilai, serta latar belakang seni yang kuat itu
perlu. Filososfi dan system nilai akan memberikan fondasi yang kokoh untuk ilmu asuhan
keperawatan. Dasar seni dapat membantu perawat untuk mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan untuk mengembangkan ketrampilan berfikir kritis. Pengembangan
ketrampilan ini dibutuhkan dalam asuhan keperawatan dimana fokusnya lebih kepada
peningkatan kesehatan daripada pengobatan penyakit.

John Watson juga dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat.
Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology as the Behaviourist view it” (1913).
Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif,
oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode
introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang
mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan


pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkah laku. Ia percaya bahwa dengan
memberikan kondisi tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang
anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk
mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: “Berikan kepada saya sepuluh orang
anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya”.

3
II. Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori Jean Watson
Sumber-sumber teori watson berasal dari pengetahuan keperawatan tradisoinal dan
karya-karya dari nightingle, Handerson, Krueter, dan Hall. Watson juga mengakui karya
Leininger dan Gadow merupakan latar belakang karyanya. Dalam hasil karyanya baru-baru
ini, Watson merujuk pada teori lainnya seperti Maslow, Heidegger, Eriscon, Selye dan
Lazarus, dengan pengembangan kerangka kerja yang melukiskan secara terperinci tetang
ilmu pengentahuan dan kemanusian, menjelaskan kejadian-kejadian, eksistensial dan
orientasi spirintual.
Teori Watson (1985) mungkin merupakan filosofi yang paling kompleks dari
teori-teori keperawatan saat ini. Hanya beliau seorang pembuat teori keperwatan yang secara
explisit mensupport konsep kejiwaan dan menekankan pada dimensi spritual dari eksistensi
manusia. Watson menyatakan bahwa filosofinya berorientasi pada
existensi-phenoumenologi, spritual, dan bagian dari filosofi ketimuran. Watson juga
menggambarkan secara substansial tentang humanistik, existensial dan psikologi
transpersonal. Beberapa orang filosofer yang diketahui sebagai sumber oleh watson
diataranya : Hegel, Marcel, Whitehead, dan lainnya.

III. Konsep Umum dan Definisi keperawatan Jean Watson

A. Konsep teori Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori

pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari

pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa

manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di

antaranya :

1. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan

makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.

2. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas

dan istirahat, kebutuhan seksual.

4
3. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk

berprestasi, kebutuhan organisasi.

4. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu

kebutuhan aktualisasi diri.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian
kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan
kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson
memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna danmemiliki berbagai ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.

Asumsi Watson

Watson mengusulkan 7 asumsi tentang ilmu perawatan dan 10 carative factor utama
yang membentuk teorinya. Dasar asumsinya adalah :

1. Asuhan keperawatan dapat dutujukan secara efektif dan dapat dipraktekkan hanya
secara interpersonal.

2. Asuhan keperawatan terdiri dari carative factor yang menghasilkan kepuasan pada
kebutuhan manusia tertentu.

3. Efektifitas asuhan keperawatan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu


dan keluarga.

4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya sebagai ia sekarang


tapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya.

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan


perkembangan sementara mengizinkan seseorang untuk memilih tindakan yang
terbaik untuk dirinya pada saat diberikan kesempatan.

6. Asuhan lebih healthogenic dari pada pengbatan. Praktek asuhan terintegrasi dengan
pengetahuan biofisikal dengan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan
orang yang sakit. Asuhan keperawatan melengkapi pengobatan.

7. Praktek asuhan adalah sentral dari keperawatan.

5
Struktur Asuhan Keperawatan Menurut Watson

Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin diobati, tapi sakit akan tetap ada tanpa
perawatan sehingga sehat tidak tercapai. Asuhan merupakan intisari keperawatan dan
mengandung arti responsive antara perawat dan pasien. Asuhan dapat membantu
seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan dan dapat meningkatkan kesehatan.

Struktur asuhan dibangun oleh 10 carative factor, yaitu :

1. Pembentukan nilai humanistic-altruisticsistem

2. Penamaan Faith –hope (kepercayaan – harapan)

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.

4. Membangun hubungan helping –trust.

5. Meningkatkan dan menerima pengekspresian perasaan baik positif maupun negative.

6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan


keputusan.

7. Peningkatan pengalaman belajar-mengajar interpersonal.

8. Menyediakan dukungan melindungi dan atau memperbaiki lingkungan mental, fisik,


sosiokultural dan spiritual.

9. Membantu dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia.

10. Menghargai untuk kekuatan eksistensial- phenomenological.

IV. Penggunaan Temuan Empiris


Watson dan koleganya berupaya untuk mengkaji konsep caring melalui pengumpulan
data yang digunakan pada pengklasifikasian prilaku caring untuk melukiskan/memaparkan
persamaan dan perbedaan antara apa yang menjadi pertimbangan perawat dan apa pula yang
menjadi pertimbangan klien dalam perawatan, dan untuk menghasilkan hipotesa yang dapat di
uji coba dalam lingkup konsep asuhan keperawatan. Mereka mempelajari respon dari register
nurse, siswa perawat, dan klien melalui pertanyaan terbuka meliputi beberapa aspek : “(1)
taking care of and (2) caring about” pasien-pasien.

6
Penemuan-penemuan mereka mengungkapkan ketidaksesuaian dari segi pertimbangan
nilai-nilai terpenting bagi klien, siswa perawat dan register nurse. Mereka menekankan pada
kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut guna mengklarifikasi prilaku dan nilai apa yang
penting dari masing-masing sudut pandang. Penelitian juga melahirkan sebuah pertanyaan
tentang perbedaan-perbedaan nilai pada tiap-tiap orang di berbagai keadaan juga pertanyaan
terhadap kebutuhan minimum sebelum dilakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan.

Penelitian Watson memasukkan caring secara empiris tapi penekanan dalam


metodologinya harus dimulai dari fenomena perawat yang lebih baik daripada ilmu
pengetahuan dasar. Watson menggunakan ilmu kemanusiaan, phenomologi empiris dan
phenomologi transcendent dalam pekerjaan akhirnya. Baru-baru ini, beliau telah melakukan
penelitian bahasa baru seperti kiasan dan puisi, pengkomunikasian, penyampaian, serta
menguraikan human caring dan proses penyembuhan.

V. Paradigma Keperawatan Jean Watson

Masterman (1970) mendefinisikan paradigma adalah suatu pandangan fundamental


tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Poerwanto, (1997)
mengartikan Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.

Berikut merupakan komponen paradigma keperawatan yaitu sebagai berikut :

1. Keperawatan

Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal
caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.

2. Klien

7
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa
dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi
sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi,self-control, pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan

Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara
diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

VI. Aplikasi Teori Jean Watson


A. Tahap Pengkajian

Penerapan pengkajian dengan menggunakan Teori Human caring Jean teori Jean
Watson ini memahami bahwa manusiamemiliki empat cabang kebutuhan manusiayang
saling berhubungan di antaranyakebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untukhidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dancairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhanventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhanfungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitasdan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhanpsikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yangmeliputi kebutuhan untuk berprestasi,kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intradan
interpersonal (kebutuhan untukpengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasidiri.

Pada tahap ini Penulis melakukanpengkajian pada An S melalui proseswawancara


kepada orang tuanya. Hasilpengkajian didapatkan data yaitu : NamaPasien An “S”, umur
7 tahun, alamat Jl PadatKarya Rt 01 Kel. Sumur Dewa KotaBengkulu, Sekolah Dasar,
Ras Sumatera,Agama Islam, TB 120,80 cm dan BB 22 kg.Pada pengkajian ditemukan
data subjektiforang tua An “S” bahwa anaknya seringmengeluh mual bila terlalu banyak
makan danminum, jika terlalu lama belajar disekolah,anaknya sering mengeluh sakit
kepala,anaknya sering juga mengeluh mual jikaterlalu banyak duduk RR : 25xmenit.

B. Tahap Perumusan Diagnosa

Pada kasus keperawatan yang dialamiAn. S, setelah dilakukan


pengkajiankeperawatan meliputi 4 bagian kebutuhandasar manusia yang terdiri dari
kebutuhandasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yangmeliputi kebutuhan makanan

8
dan cairan,kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,kebutuhan psikofisikal
(kebutuhan fungsional)yang meliputi kebutuhan aktivitas danistirahat, kebutuhan
seksual, kebutuhanpsikososial (kebutuhan untuk integrasi) yangmeliputi kebutuhan
untuk berprestasi,kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intradan interpersonal (kebutuhan
untukpengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasidiri.

Dari hasil data pengkajian diatas makadirumuskan diagnosa keperawatan


yaituresiko yang terjadinya komplikasi penyakitberhubungan dengan jika tidak patuhnya
An“S” dalam menjalani perawatan untukHydrocephalus dan aktifitas fisik yang
terlalubanyak. Diagnosa keperawatan yang diangkatadalah Resiko gangguan Biophisical
needsberhubungan dengan Komplikasi PostOperasi hidrosefalus.

C. Tahap Intervensi

Intervensi keperawatan menurut teoriJean watson adalah Perencanaan


membantuuntuk menentukan bagaimana variable-variabel akan diteliti ataudiukur,
meliputisuatu pendekatan konseptual atau designuntuk memecahan masalah yang
mengacupada asuhan keperawatan serta meliputipenentuan data apa yang akan
dikumpulkandan pada siapa dan bagaimana data akandikumpulkan.

Rencana asuhan keperawatan kepada An“S” dengan diagnosa Hydrocephalus


untukmemperhatikan aktifitas anak dan pola makanyang tidak berlebihan dengan tujuan
setelahtindakan keperawatan 4x24 jam resikokomplikasi Hydrocephalus teratasi
dankriteria hasil An “S” bisa mengurangi aktifitasbermain ataupun kegiatan lain yang
terlalubanyak, orang tua An “S” mampumemberikan keperawatan pada An “S”dengan
penyakit Hydrocephalus. Dengan intervensinya sebagai berikut : beri dorongansikap
penerima terhadap anak (misalnya dipeluk, berbicara dan menyenangkan anak),Bantu
orang tua untuk ikut merawat anaknya,libatkan orang tua sebanyak mungkin,jelaskan
setiap prosedur perawatan danpengobatan.

Dorong sikap positif dari orang tua, beriperjelaskan sikap negative, diskusikan
sikapindentifikasi frustasi ajarkan carapenyelesaiannya dengan koping yang baru.Bantu
orang tua untuk dapat menerimaknyataan tentang perubahan danperkembangan anak,
yakinkan orang tuabahwa anak membutuhkan kasih sayang dankeamanannya,
demonstrasikan perawatanyang di perlukan pasien kepada keluarga(bagaimana
mengecek fungsi shunt, posisianak), berikan kesempatan untuk mengulang,dan beri
penjelasan tentang pengobatan,sampai dengan perawatan selang shunt.

9
D. Tahap Implementasi

Pada tahapan terakhir yaitu implementasi keperawatan, menurut teori watson.


Implementasi keperawatan yaitu melaksanankan tindakan keperawatan sesuaidengan
rencana keperawatan yang akandilakukan. Implementasi yang telah dilakukan untuk
diagonsa keperawatan: Resiko terjadinya komplikasi Hydrocephalus berhubungan
dengan perawatan luka kulit terhadap kontaminsai infeksi dan pemantauan fungsi alat
shunt yang dipasang serta resiko infeksi alat shunt dan ketidaktahuan orangtua dalam
penanganan pengobatan Hydrocephalus adalah Beri dorongan sikap penerima terhadap
anak (misalnya di peluk,berbicara dan menyenangkan anak), Bantu orang tua untuk ikut
merawat anaknya ,libatkan orang tua sebanyak mungkin, Jelaskan setiap prosedur
perawatan dan pengobatan. Dorong sikap positif dari orangtua, beri perjelaskan sikap
negatif.

Implementasi yang telah dilakukandiagnosa keperawatan Hydrocephalus adalah


Keluarga memahami dan memberikan respon positif kepada anaknya, Keluarga
mengertidan akan merawat anaknya dengan sepenuhhati, Keluarga memahami
perawatan dan pengobatan, Keluarga memahami dan memberikan respon positif kepada
anaknyadan tidak memberikan respon negative terhadap anaknya, dan Keluarga
memahami dan mengidentifikasi masalah serta mencari solusi penyelesaian.

E. Tahap Evaluasi

Menurut Mareelli, 2007 evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari tahap–
tahap proses keperawatan untuk mengetahui apakan masalah–masalah keperawatan yang
muncul pada kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan postsirkumsisi teratasi atau
tidak dan untuk membandingkan antara yang sistematikdengan yang terencana berkaitan
dengan fasilitas yang tersedia. Berdasarkan ha ltersebut penulis melakukan evaluasi
keperawatan pada kasus ini, 1 diagnosa yang penulis angkat, dapat diatasi dengan baik
dalam jangka waktu 4 hari, semua tujuan keperawatan yang ada di tujuan dan keriteria
hasil dapat tercapai.

10
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani.
Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit

Jean Watson telah memberikan salah satu pilihan bagi perawat di Indonesia untuk
mulai menerapkan praktik keperawatan yang berdasarkan teori dengan menciptkan teori yang
telah diakui komunitas perawat di dunia, yaitu “Philosophy and Science of Caring”. Filosofi
Watson tentang asuhan keperawatan berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas
keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan.

II. Saran

Manusia hendaknya dapat berhubungan baik dengan manusia lainnya. Dengan


berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Tanpa adanya pemeliharaan
dan perawatan diri, manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan.
Sehingga manusia dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit
dimanapun dan kapanpun.

Teori yang dihasilkan Jean Watson tentu telah melaui suatu proses panjang untuk
dapat diakui oleh komunitas keperawatan di seluruh dunia. Sebaiknya dilakukan pendidikan

11
dan pelatihan berkelanjutan bagi perawat untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang
teori keperawatan yang telah ada sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Suryanto.2017.Aplikasi teori konsep keperawatan jean waston terhadap anak “s” dengan
hidrocefalus di kelurahan sumur dewa kecamatan selebar wilayah kerja puskesmas basuki
rahmad kota bengkulu.JNPH.Volume 5.No2.

Hidayat A. dan Alimul A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
medika

12

Anda mungkin juga menyukai