Kelompok IX
Segala puji bagi Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang
penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
dengan judul tugas “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E Orem” telah dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun dengan mengambil sumber bacaan Buku dan dari akses internet
seperti yang tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari
kata sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah S.W.T. harapan penulis semoga
isi dari makalah ini bisa bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Ya
Rabbal’alamin.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini, semoga bermanfaat.
Penyusun,
Kelompok 9
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh
dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya,
selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses
penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang
holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan
konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana yang akan
disampaikan dibawah, maka perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara
tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang
sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care milik Orem mempunyai makna
bahwa semua manuasia mempunyai kebutuhan – kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya
sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan
yang akan diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik. Maka dari itu,
alangkah baiknya bila kita mengenal Dorothea Orem dan Konsepnya.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah
Dan Teori Keperawatan, yang berjudul “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E.
Orem”.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah di rumuskan dirumusan masalah dan agar pembaca dapat
memahami dan mengerti tentang teori dan konsep keperawatan menurut Orem.
D. MANFAAT
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan Teori dan konsep Dorothea Orem dalam
memahami konsep teori self care sehingga bisa lebih mengerti terhadap pasien dengan
kebutuhan-kebutuhan yang khusus.
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
B. DEFINISI KEPERAWATAN
Dorothea E. Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian
tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan
kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan
D. KONSEP UTAMA
1. Universal Self – Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan
proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu
:
a) Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b) Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c) Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
h) Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri
adalah:
a) Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
E. ASUMSI DASAR
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya.
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara professional.
F. PERNYATAAN-PERNYATAAN TEORISTIS
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya
1. Theory of nursing system
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu
sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan
yang dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang
yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga
tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
self care pasien sebagai berikut :
a) Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi
G. PROSES KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional dituntut mampu
menjalin komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan. Berikut
merupakan tahap komunikasi terapeutik:
1. Pre Interaksi / Persiapan
a) Mengeksplorasi perasaan dan kesiapan diri perawat.
b) Mengumpulkan data pasien.
c) Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.
2. Orientasi
a) Memberikan salam pada pasien.
b) Memperkenalkan diri.
c) Melakukan validasi data.
d) Menjelaskan peran perawat dan pasien.
e) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
f) Menjelaskan tujuan.
g) Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat.
h) Mempersiapkan pasien
3. Tahap Kerja
a) Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat.
b) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
Teori Dorothea E. Orem
10
4. Terminasi
a) Melakukan evaluasi tujuan.
b) Memberikan reinforcement positif.
c) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien.
d) Melakukan kontrak berikutnya.
e) Mengakhiri kegiatan dengan baik.
f) Berpamitan
2. TAHAP DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien.
Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan.
Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan
Maslow.
3. TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system yaitu Wholly
4. TAHAP IMPLEMENTASI
Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-
orang terdekat dalam bantuan keperawatan. Membimbing dan mengarahkan.Memberi
dukungan fisik dan psikologis. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan individu. Pendidikan berespon terhadap permintaan,
keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan. Kalaborasi,
pelimpahan wewenang. Melibatkan anggota masyarakat dan lingkungan.
5. TAHAP EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah
dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai
atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia.antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan
dalam menghadapi tantangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan
pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari
ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu
kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan
pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu
karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi
ketika kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini
disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan terhadap
dirinya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang dependen, artinya
kebutuhan dasar manusia akan tetap terpenuhi sesuai dengan porsi kebutuhanya dalam
kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care
agency, yaitu kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak
bersifat dependen, artinya kemampuan ini akan terganggu apabila keadaan tubuh klien
terganggu. misalnya sakit. apabila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam
memenuhi kebutuhanya akan berkurang, akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya
terpenuhi akan tidak optimal. Keadaan seperti ini yang akan menjadi permasalahan
dalam teori ini.
Disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency, maksudnya disaat
self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak
sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada
sisi self care agency-nya "tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui
optimalisasi kemampuan klien itu sendiri".
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Teori Dorothea E. Orem
13
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang
berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini
dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di
lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi
dasar). Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3
(tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan
perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi
keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara
komprehensif dan holistik.
B. SARAN
Penerapan teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus
dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang
penerapannya sesuai dengan kondisi pasien. Model teori Orem dapat diaplikasikan pada
praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik dirumah sakit, klinik,
puskesmas dan sasaran pasiennya. Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien,
diperlukan adanya sel-care agent yang membantu pasien tidak mampu sehingga
kebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi sakit.
KASUS
An. Z umur 20 tahun dengan Td 120/90 mmHg, RR 18 x/menit, suhu 36 C. Masuk ke ruang
UGD dengan keluhan nyeri di daerah lukanya. Pada saat di lakukan pengkajian, An. Z
menjelaskan proses terjadinya luka di daerah kaki bagian dekstra di karenakan tabrakan,
setelah itu perawat melakukan pemeriksaan fisik terkait, inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, setelah selesai pemeriksaan. An.Z dipindahkan di ruang rawat inap bedah
khususnya bangsal laki-laki. Perawatan pun dilakukan di ruang tersebut. Nursing agency di
ruang melakukan salah satu konsep keperawatan terkait dengan self-care deficit theory of
nursing.
Jelaskan konsep keperawatan yang dipakai dan berikan contoh-contoh dari self-care deficit
theory of nursing.
D. LO (Learning Object)
STEP 4 HIPOTESA
Berdasarkan hasil diskusi dan kasus yang ada, kami sepakat mengambil kesimpulan bahwa
teori keperawatan yang diminta pada kasus adalah konsep teori keperawatan Dorothea E.
Orem. Didalam teorinya Orem membahas tentang kebutuhan Self care dan kemampuan
klien dalam menampilkan aktivitas self care. Dan didalam teorinya menurut Orem peran
perawat adalah sebagai konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai Self care
agen dan hal tersebut sesuai dengan skenario.
Soal no.4
Jawab : Tujuan pemeriksaan fisik secara palpasi yaitu untuk mengumpulkan data, misalnya
untuk mendeteksi suhu tubuh (temperature), adanya getaran, pergerakan, bentuk,
konsistensi, dan ukuran.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Parker, Marlin E. (Editor) (2006). Nursing theories and nursing practice. (2nd Ed). Philadelphia
: F.A. Davis Company.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Http://dokumen.tips/documents/makalah-orem.html
Http://www.scribd/doc/model-konsep-dan-teori-keperawatan-Dorothea-Orem
https://www.academia.edu/9007194/Konsep_Keperawatan_Berdasarkan_TEORI_OREM