Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH FALSAFAH KEPERAWATAN

TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN


DOROTHEA ELISABETH OREM
Oleh :

Kelompok IX

1. Elisabeth Yuliawati NIM. 2020206203196P


2. Rudiyanto NIM. 2020206203201P
3. Mahastuti Ratna Dewi NIM. 2020206203217P
4. Khoirur Roziqin NIM. 2020206203417P
5. Sri Astuti NIM. 2020206203428P
6. Nursilawati NIM. 2020206203483P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah yang
penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
dengan judul tugas “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E Orem” telah dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun dengan mengambil sumber bacaan Buku dan dari akses internet
seperti yang tercantum dalam daftar pustaka. Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari
kata sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah S.W.T. harapan penulis semoga
isi dari makalah ini bisa bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Aamiin Ya
Rabbal’alamin.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini, semoga bermanfaat.

Lampung Timur, 13 Oktober 2020

Penyusun,

Kelompok 9

Teori Dorothea E. Orem


ii
DAFTAR ISI
JUDUL COVER .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 2
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................... 2
D. MANFAAT ..................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3
A. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM............................................................................... 3
B. DEFINISI KEPERAWATAN .......................................................................................... 3
C. KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI ................................................................................. 4
D. KONSEP UTAMA .......................................................................................................... 5
E. ASUMSI DASAR ............................................................................................................ 8
F. PERNYATAAN-PERNYATAAN TEORISTIS ............................................................... 8
G. PROSES KEPERAWATAN .......................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 13
B. SARAN ......................................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

Teori Dorothea E. Orem


iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh
dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus
dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model
keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan
berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale
menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya,
selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses
penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang
holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan
konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana yang akan
disampaikan dibawah, maka perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara
tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang
sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care milik Orem mempunyai makna
bahwa semua manuasia mempunyai kebutuhan – kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan
demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya
sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan
yang akan diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik. Maka dari itu,
alangkah baiknya bila kita mengenal Dorothea Orem dan Konsepnya.

Teori Dorothea E. Orem


1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana biografi Dorothea E. Orem?
2. Bagaimana definisi keperawatan menurut Orem?
3. Bagaimana keyakinan dan nilai-nilai dalam teori Orem?
4. Apa saja konsep utama dari teori Orem?
5. Apa saja asumsi dasar mengenai teori Orem?
6. Apa saja pernyataan-pernyataan teoritis dalam teori Orem?
7. Apa saja yang terdapat dalam proses keperawatan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah
Dan Teori Keperawatan, yang berjudul “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E.
Orem”.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah di rumuskan dirumusan masalah dan agar pembaca dapat
memahami dan mengerti tentang teori dan konsep keperawatan menurut Orem.

D. MANFAAT
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan Teori dan konsep Dorothea Orem dalam
memahami konsep teori self care sehingga bisa lebih mengerti terhadap pasien dengan
kebutuhan-kebutuhan yang khusus.

Teori Dorothea E. Orem


2
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM


Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.
Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Dorothea E. Orem sekolah
perawatan di rumah sakit Providence di Washington DC.Lulus Sarjana Muda tahun
1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di
Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf
perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai
konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian

pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan


2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali

3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model

teori keperawatan komunitas


4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang

menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan


5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa

6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika

tentang teori keperawatan


7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri

sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).


8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama

diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.


9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ;

Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

B. DEFINISI KEPERAWATAN
Dorothea E. Orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi
tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian
tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan
kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan

Teori Dorothea E. Orem


3
kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi
bahaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan
dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan
atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan
keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan
perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur,
melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi
dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang
terdiri dari:
1. Air (udara) : pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air) : pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan) : pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi) : pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan) : keseimbangan antara istirahat
danaktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko) : kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality

C. KEYAKINAN DAN NILAI-NILAI


Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atau koping dan
efeknya.
2. Kesehatan

Teori Dorothea E. Orem


4
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
3. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan
self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep


modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

D. KONSEP UTAMA
1. Universal Self – Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan
proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu
:
a) Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b) Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c) Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
h) Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri
adalah:
a) Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri

Teori Dorothea E. Orem


5
b) Terlibat dalam pengembangan diri
c) Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma,
yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang
cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi
tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan
(termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan
dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak
mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat
dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri
individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan
kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan
perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu
tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala
yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat
ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
a) Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan
oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
b) Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar
seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

a) Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya


yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

Teori Dorothea E. Orem


6
b) Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumber daya
yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan
dasar pasien semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada
perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia
dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada
pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan
memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar
pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu
atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar
tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain.
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya,
utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan
biasanya kuratif dan rehabilitatif.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara
terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah
perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk
memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga
harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa
memberikan pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design

Teori Dorothea E. Orem


7
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan
yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang
profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu
waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk
mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang
therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri
klien

E. ASUMSI DASAR
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya.
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara professional.

F. PERNYATAAN-PERNYATAAN TEORISTIS
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya
1. Theory of nursing system
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu
sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan
yang dilakukan oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang
yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga
tingkatan/kategori sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
self care pasien sebagai berikut :
a) Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi

Teori Dorothea E. Orem


8
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam
pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan.
Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b) Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian.
tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian
lagi oleh pasien sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat
keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan.
Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-
lain
c) Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini
dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala
perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan
dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self
carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang
belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Self Care
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan kekuatan self
care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil
dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak
terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing agency)
melalui sistem keperawatan.
a) Nursing Agency (Agen keperawatan)
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status
perawat dalam kelompok – kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi
individu laki – laki, wanita, dan anak atau kumpulan manusia seperti keluarga –

Teori Dorothea E. Orem


9
keluarga, memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang
memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan menggantikan
kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain.
Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.
b) Self care agency (Agen perawatan diri)
Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan
dan esensial operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.
c) Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang
ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan
mandiri dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan
dengan perangkat–perangkat operasi atau penanganan.

G. PROSES KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional dituntut mampu
menjalin komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan. Berikut
merupakan tahap komunikasi terapeutik:
1. Pre Interaksi / Persiapan
a) Mengeksplorasi perasaan dan kesiapan diri perawat.
b) Mengumpulkan data pasien.
c) Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.

2. Orientasi
a) Memberikan salam pada pasien.
b) Memperkenalkan diri.
c) Melakukan validasi data.
d) Menjelaskan peran perawat dan pasien.
e) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
f) Menjelaskan tujuan.
g) Melakukan kontrak waktu, topik dan tempat.
h) Mempersiapkan pasien

3. Tahap Kerja
a) Melakukan aplikasi proses keperawatan dengan tepat.
b) Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
Teori Dorothea E. Orem
10
4. Terminasi
a) Melakukan evaluasi tujuan.
b) Memberikan reinforcement positif.
c) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien.
d) Melakukan kontrak berikutnya.
e) Mengakhiri kegiatan dengan baik.
f) Berpamitan

Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu:


1. TAHAP PENGKAJIAN
a) Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan,
orientasi sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem
keluarga), Pola hidup, Faktor lingkungan.
b) Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan
berdasarkan self-care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada
klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang
terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care.
c) Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci pengembangan
teori Orem mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:
(1) Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.
(2) Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.
(3) Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.
(4) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
(5) Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
(6) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
(7) Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan.
(8) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial.

2. TAHAP DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien.
Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan.
Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan
Maslow.

3. TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care. Membuat nursing system yaitu Wholly

Teori Dorothea E. Orem


11
compensatory, Partly compensatory, atau supportive-educative.Membuat metode
yang sesuai untuk membantu klien.

4. TAHAP IMPLEMENTASI
Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-
orang terdekat dalam bantuan keperawatan. Membimbing dan mengarahkan.Memberi
dukungan fisik dan psikologis. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang
mendukung perkembangan individu. Pendidikan berespon terhadap permintaan,
keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan. Kalaborasi,
pelimpahan wewenang. Melibatkan anggota masyarakat dan lingkungan.

5. TAHAP EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah
dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai
atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam meningkatkan
kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.

Teori Dorothea E. Orem


12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia.antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan
dalam menghadapi tantangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan
pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari
ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu
kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan
pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu
karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi
ketika kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini
disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan terhadap
dirinya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar yang dependen, artinya
kebutuhan dasar manusia akan tetap terpenuhi sesuai dengan porsi kebutuhanya dalam
kondisi apapun seorang klien. selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care
agency, yaitu kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak
bersifat dependen, artinya kemampuan ini akan terganggu apabila keadaan tubuh klien
terganggu. misalnya sakit. apabila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam
memenuhi kebutuhanya akan berkurang, akibatnya suplai kebutuhan yang harsusnya
terpenuhi akan tidak optimal. Keadaan seperti ini yang akan menjadi permasalahan
dalam teori ini.
Disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah nursing agency, maksudnya disaat
self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak
sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada
sisi self care agency-nya "tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui
optimalisasi kemampuan klien itu sendiri".
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada
kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Teori Dorothea E. Orem
13
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang
berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini
dihubungkan oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di
lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi
dasar). Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di lakukan melalui 3
(tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain nursing system dan
perencanaan untuk pemberian perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu
melihat kemampuan self care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan teknologi
keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna pelaksanaan teori ini secara
komprehensif dan holistik.

B. SARAN
Penerapan teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus
dikembangkan dan ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang
penerapannya sesuai dengan kondisi pasien. Model teori Orem dapat diaplikasikan pada
praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik dirumah sakit, klinik,
puskesmas dan sasaran pasiennya. Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien,
diperlukan adanya sel-care agent yang membantu pasien tidak mampu sehingga
kebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi sakit.

Teori Dorothea E. Orem


14
LAMPIRAN

KASUS

An. Z umur 20 tahun dengan Td 120/90 mmHg, RR 18 x/menit, suhu 36 C. Masuk ke ruang
UGD dengan keluhan nyeri di daerah lukanya. Pada saat di lakukan pengkajian, An. Z
menjelaskan proses terjadinya luka di daerah kaki bagian dekstra di karenakan tabrakan,
setelah itu perawat melakukan pemeriksaan fisik terkait, inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, setelah selesai pemeriksaan. An.Z dipindahkan di ruang rawat inap bedah
khususnya bangsal laki-laki. Perawatan pun dilakukan di ruang tersebut. Nursing agency di
ruang melakukan salah satu konsep keperawatan terkait dengan self-care deficit theory of
nursing.

Jelaskan konsep keperawatan yang dipakai dan berikan contoh-contoh dari self-care deficit
theory of nursing.

STEP 1 KLARIFIKASI ISTILAH

A. Dekstra : Bagian tubuh sebelah kanan.


B. Inspeksi : Pemeriksaan dengan menggunakan indra penglihatan untuk
mendeteksi normal atau tidaknya bagian tubuh.
C. Palpasi : Pemeriksaan fisik dengancara perabaan.
D. Nursing Agency : Orang yang di didik sebagai perawat untuk mencapai
kemandirian kebutuhan individu.
E. Perkusi : Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara ketokan
menggunakan jari atau tangan pada permukaan tubuh.
F. Auskultasi : Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendengar
menggunakan stetoskop.
G. RR : Frekuensi pernafasan dalam satuan waktu per menit
H. Suhu : Besaran yang menyatakan temperatur suatu benda.
I. Self care deficit : Teori yang menggambarkan kapan keperawatan itu
theory of nursing dibutuhkan.

STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH


A. Bagaimana cara perawat mengaplikasikan pemeriksaan fisik tersebut pada luka pasien
dikasus?
B. Apa tujuan pengkajian?
C. Bagaimana cara perawat melakukan pengkajian?
D. Apa tujuan pemeriksaan fisik dengan cara palpasi?
E. Apa tujuan self care deficit theory of nursing?
F. Berapa TD normal orang dewasa?

STEP 3 ANALISIS MASALAH


A. Cara melakukan pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi, yaitu melihat langsung seluruh tubuh pasien atau hanya bagian tertentu
yang diperlukan untuk melihat kondisi klien.
2. Palpasi, yaitu meraba bagian atau daerah tubuh tertentu dengan menggunakan jari
untuk mendeteksi nyeri tekan dan kelainan lainnya.

Teori Dorothea E. Orem


15
B. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi atau data klien, mengenali
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan bagi klien.

C. Cara perawat melakukan pengkajian :


1. Wawancara
2. Observasi (pengamatan)
3. Pemeriksaan fisik
4. Studi dokumentasi

D. LO (Learning Object)

E. Untuk mengembalikan kemandirian pasien dalam upaya perawatan dirinya untuk


proses kesembuhan dari sakitnya.

F. Tekanan darah normal untuk orang dewasa yaitu 120/80 mmHg

STEP 4 HIPOTESA

Berdasarkan hasil diskusi dan kasus yang ada, kami sepakat mengambil kesimpulan bahwa
teori keperawatan yang diminta pada kasus adalah konsep teori keperawatan Dorothea E.
Orem. Didalam teorinya Orem membahas tentang kebutuhan Self care dan kemampuan
klien dalam menampilkan aktivitas self care. Dan didalam teorinya menurut Orem peran
perawat adalah sebagai konsultan dalam meningkatkan kemampuan klien sebagai Self care
agen dan hal tersebut sesuai dengan skenario.

STEP 5 LO (LEARNING OBJECT)

Soal no.4
Jawab : Tujuan pemeriksaan fisik secara palpasi yaitu untuk mengumpulkan data, misalnya
untuk mendeteksi suhu tubuh (temperature), adanya getaran, pergerakan, bentuk,
konsistensi, dan ukuran.

Teori Dorothea E. Orem


16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Parker, Marlin E. (Editor) (2006). Nursing theories and nursing practice. (2nd Ed). Philadelphia
: F.A. Davis Company.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC

Zaidin Ali, 2001. Dasar-dasar keperawatan profesional. Jakarta: widya medika

Http://dokumen.tips/documents/makalah-orem.html

Http://www.scribd/doc/model-konsep-dan-teori-keperawatan-Dorothea-Orem

https://www.academia.edu/9007194/Konsep_Keperawatan_Berdasarkan_TEORI_OREM

Teori Dorothea E. Orem


17

Anda mungkin juga menyukai