Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FUNDAMENTAL OF NURSING

TEORI KONSEP KEPERAWATAN

“DORROTHEA E OREM”

DISUSUN OLEH :

ALEXANDER JEHUDA NOYA (462023027)

RADITYA EKA SAPUTRA (462023065)

BENSELINA PASAHARI (462023066)

GABRIELA JENNY SEPTANDRA

(462023026) DORCI BATKORMBAWA

(462023040)

ALYA MARTA SEVANIA (462023014)

OLIVIA AMANDA SAPUTRI (462023034)

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah
“Teori Konsep Keperawatan Dorrothea E Orem”. Namun berkat kerja sama dari anggota
kelompok kami serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa
untuk terselesaikannya makalah ini.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, dosen dan para
pembaca sekalian demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat.

Salatiga, 10 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

MAKALAH FUNDAMENTAL OF NURSING.......................................................................1


TEORI KONSEP KEPERAWATAN........................................................................................1
“DORROTHEA E OREM”........................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................6
2.1 Konsep Teori...............................................................................................................6
1.1.1. Sejarah Dorothea E. Orem...................................................................................6
1.1.2. Konsep dasar teori................................................................................................7
1.1.3. Asumsi Orem dalam Teori Self Care...................................................................7
1.1.4 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem.........................................8
2.2 Model Teori.................................................................................................................9
2.1.1. Tiga Kategori Self Care.......................................................................................9
2.1.2. Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatan............................................12
2.3 Aplikasi Teori dalam Pendidikan dan Praktik...........................................................13
3.1.1. Pendidikan..........................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................16
PEMBAHASAN......................................................................................................................16
3.1 Kritik Teori Bedasarkan Teori Keperawatan............................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang professional,
bersifat holistic dan komprehensif yang ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan Masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan
keperawatan yang akan diterima oleh asuhan keperawatan yang akan diterima oleh
klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
maka perawat perlu mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya
melalui penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keparawatan pada
klien.

Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para


ahli, salah satunya adalah Self Care Deficit oleh Dorothea E. Orem. Fokus utama dari
model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri
secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan Kesehatan dan
kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien
dalam posisi dependent, karena menurut Orem self care itu bukan proses intuisi tetapi
merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.

Maka dari itu, makalah ini akan menganalisis tentang model konseptual
keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea E. Orem.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Dorothea E. Orem?
2. Apa saja Model Teori yang dikemukakan oleh Dorothea E. Orem?
3. Bagaimana Asumsi Dorothea E. Orem dalam Teori Self Care?
4. Apa saja Paradigma Keperawatan menurut Dorothea E. Orem?
5. Bagaimana Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatannya?
6. Apa kelebihan dan kelemahan Teori Dorothea E. Orem?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Dorothea E. Orem
2. Mengetahui Model Teori yang dikemukakan oleh Dorothea E. Orem
3. Mengetahui Asumsi Dorothea E. Orem dalam Teori Self Care
4. Mengetahui Paradigma Keperawatan menurut Dorothea E. Orem
5. Mengetahui Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatannya
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teori Dorothea E. Orem
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori

1.1.1. Sejarah Dorothea E. Orem

Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit


Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master
tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas
Katolik di Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf
perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan
sebagai konsultan (1970).

 Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian


pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan
 Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
 Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika
membentuk model teori keperawatan komunitas
 Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan
keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan
 Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
 Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan
 Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971).
 Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

1.1.2. Konsep dasar teori


Teori Orem adalah Tindakan yang disengaja oleh perawat meliputi
proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dalam
proses terapeutik kepada individu dan kelompok yang memiliki keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan mandirinya atau memenuhi kebutuhan sesama.
Pemenuhan keterbatasan kemampuan ini yang diberikan secara efektif kepada
individu maupun kelompok, dimana unsur tersebut memiliki keterkaitan
dalam mengembalikan ke kondisi yang normal (Fawcett, 2005).

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem adalah "Suatu


pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya
sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem, 1980). Pada dasarnya
diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care
dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali
bila tidak mampu.

1.1.3. Asumsi Orem dalam Teori Self Care


Menurut Tomey dan Alligood (2006) teori Orem di asumsikan dari
lima asumsi yang mendasar sebagai teori umum ilmu keperawatan yaitu:
a. Untuk tetap hidup dan tetap berfungsi, manusia melakukan komunikasi
terus-menerus dan terhubung antara dirinya dan lingkungannya.
b. Human agent memiliki kekuatan untuk dilatih dalam membentuk
perawatan bagi dirinya dan juga orang lain dalam upaya mengenali
kebutuhan dan bagaimana membuat masukan yang dibutuhkan.
c. Pengalaman manusia terkait dengan tindakan keperawatan bagi diri
sendiri dan orang lain melibatkan pengaturan fungsi masukan-
masukan.
d. Human agent dilakukan dalam menemukan, mengembangkan, dan
menyebarkan kepada orang lain cara dan sarana untuk
mengidentifikasi kebutuhan, dan memberikan masukan kepada diri
sendiri dan orang lain.
e. Kelompok manusia dengan hubungan terstruktur mengelompokkan
tugas dan mengalokasikan tanggung jawab untuk memberikan
perawatan kepada anggota kelompok

1.1.4 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem


Orem mengkonsepkan ilmu keperawatan terdiri atas empat hal, yaitu
manusia, lingkungan, Sehat dan Kesehatan, dan Keperawatan. Empat
paradigma tersebut membantu Orem dalam mengembangkan teorinya.

1. Manusia

Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana


mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri
seacara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungi biologi,
simbolik, dan sosial.

2. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar pasien


yang menpengaruhi dan berinteraksi dengan individu. Lingkungan menurut
Orem terdiri dari elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan
lingkungan yang mempengaruhi individu memenuhi kebutuhan self care
secara optimal. Lingkungan yang posistif menurut orem, adalah lingkungan
yang dapat menunjang individu memenuhi kebutuhan self care sedangkan
lingkungan negatif yang menghambat pemenuhan kebutuhan self care-nya.

3. Sehat atau Kesehatan


Orem mengemukakan pandangan bahwa sehat merupakan suatu
keadaan yang ditandai dengan perkembangan struktur tubuh dan fungsi mental
secara terintegrasi dan menyeluruh termasuk aspek fisik, psikologis,
interpersonal dan sosial. Status kesehatan ditunjukan melalui kemampuan
individu mencegah sakit, mempertahankan atau meningkatkan status
kesehatan, mengobati penyakit dan mencegah komplikasi.
Orem juga memandang bahwa sehat merupakan tanggung jawab
individu untuk mencapainya, bila individu dapat memenuhi kebutuhan self
care-nya secara baik dan optimal maka individu tersebut dapat dikatakan
sehat.

4. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan atau bantuan
dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan
keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normall ketika terjadi
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi
efek dari penyakit atau kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.

2.2 Model Teori

2.1.1. Tiga Kategori Self Care


Teori Orem dikenal dengan teori ”self care deficit”. Teori ini disusun
berdasarkan tiga teori yang berhubungan yakni self care, self care deficit dan
nursing system.
1. Self Care Teori
Menggambarkan atau menjelaskan tentang perawatan diri sendiri
dalam suatu kontribusi berkelanjutan pada orang dewasa bagi eksistensi,
kesehatan dan kesejahteraannya. Dapat pula diartikan sebagai latihan aktifitas
yang individunya dalam memulai dan menampilkan kepentingan mereka
dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan.
Mayo (1997) menyebutkan bahwa perawatan sendiri adalah suatu
kebutuhan universal untuk menjaga dan meningkatkan eksistensinya,
kesehatannya, dan kesejahteraan hidupnya. Perawat membantu klien untuk
mencapai kemampuan perawatan diri dengan pemenuhan udara, air, makanan,
kebersihan, aktifitas dan istirahat, menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan
dari bahaya, dan pengenalan fungsi makhluk hidup. Delapan syarat ini
menampilkan macam- mcam perbuatan manusia yang akan membawa pada
kondisi internal dan eksternal yang dapat mempertahankan fungsi dan struktur
manusia. Ketika hal ini secara efektif tersedia, maka dapat membantu
perkembangan positif bagi kesehatan dan kesejahteraan (Tommey & Alligood,
2006).

Didalam mencapai perawatan mandiri ada tiga kategori yang harus


dipenuhi. Tiga kategori perawatan itu sendiri diartikan sebagai tujuan yang
harus dicapai melalui berbagai usaha perawatan. Tiga kategori ini
dikelompokkan menjadi :

a) (Universal self care requisites)


Merupakan hal umum bagi seluruh manusia meliputi pemenuhan
kebutuhan udara, air, makanan, kebersihan, aktifitas dan istirahat,
menyendiri dan interaksi sosial, pencegahan dari bahaya, dan pengenalan
fungsi mahluk hidup. Delapan syarat-syarat ini akan mempengaruhi
perbuatan manusia yang akan membawa pada kondisi internal dan
eksternal yang dapat mempertahankan fungsi dan struktur manusia, yang
pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan manusia dan
kedewasaannya. Jika hal ini tersedia secara efektif, maka dapat membantu
perkembangan positif bagi kesehatan dan kesejahteraan.

b) (Developmental self care requisites)


Terjadi hubungan dengan tingkat perkembangn individu dan
lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan
perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Masing-masing
tahap perkembangan memiliki karakteristik kebutuhan perawatan diri yang
berbeda-beda. Kemampuan perawatan diri yang mandiri atau
ketergantungan sesuai tahapannya sangat mempengaruhi proses
perkembangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi kesehatan
dan kesejahteraan.

c) (Health deviation self care requisites)


Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan
kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
2. Self Care Deficit

Inti dari teori ini menggambarkan manusia yang memiliki keterbatasan


dalam mencapai taraf Kesehatan yang optimal sebagai penerima perawatan
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Perawatan yang
diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan
total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antar
kemampuan seseorang dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri,
sehingga dia akan mengalami defisit perawatan diri apabila tuntutan lebih
besar dari kemampuan. Teori defisit perawatan diri menggambarkan dan
menjelsakan mengapa orang dapat dibantu melalui perawatan.

Self-care deficit adalah sebuah konsep abstrak yang dinyatakan dalam


hal keterbatasan Tindakan, memberikan panduan memilih metode untuk
membantu dan memahami peran pasien dalam perawatan diri (Alligood,
2014). Pelaksanaan self-care deficit dapat diterapkan apabila terjadi penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self-care, baik
secara kualitas maupun kuantitas, bisa juga pada anak yang belum dewasa,
atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan. Orem
memiliki metode mengatasi masalah sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan
pribadi serta mengajarkan atau mendidik orang lain.

3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan dan
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien
untuk menjalani aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi
Nursing System yaitu :
a) Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh (Wholly / totally
compensatory nursing system)
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika
perawat harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total seorang pasien
dalam hubungan kegiatan merawat yang membutuhkan tindakan
penyembuhan. Perawat mengambil alih pemenuhan kebutuhan self care
secara menyeluruh kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien
koma atau pasien bayi.
b) Sistem Penyeimbang Sebagian (Partially / Partly compensatory nursing
system)
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan
oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-nya, dijalankan pada saat
perawat dan pasien menjalankan intervensi perawatan atau tindakan lain
yang melibatkan tugas penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien
stroke dengan kelumpuhan.
c) Sistem Mendukung/Mendidik (Supportif / Educatif nursing system)
Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk
memotivasi melakukan self care, tetapi yang melakukan self care adalah
pasien sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya, mengajarkan
bagaimana menyuntik insulin.Diperlukan pada situasi dimana pasien harus
belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara eksternal atau
internal yang ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak dapat
melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan,
panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang
membangun.

2.1.2. Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatan.


Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang
digunakan oleh perawat untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari
tindakan keperawatan beserta proses perencanaan dan evaluasi.
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan

Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem


1. Pengkajian 1. Diagnosa dan Resep dokter
2. Diagnosa keperawatan 2. Merancang system
3. Perencanaan keperawatan dan perencanaan
4. Implementasi untuk melaksanakan self care
5. Evaluasi 3. Produksi dan manajemen
keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
 Step 1 :
Diagnosa dan resep keperawatan Tahap ini menjelaskan mengapa
keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi membuat keputusan tentang
perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan
penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang kemampuan pasien
dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan
antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270) .
 Step 2 :
Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan
diri Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan
data yang valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari
perawat dan pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan
terapi perawatan diri , melindungi pengembangan kemampuan perawatan diri.
( Orem, 1991)
 Step 3 :
Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien
secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang
telah ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan
diri. Di tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur system
keperawatan. (Orem, 1991).

2.3 Aplikasi Teori dalam Pendidikan dan Praktik

3.1.1. Pendidikan
Teori ini mengemukakan bahwa individu memiliki kemampuan untuk
merawat diri sendiri, dan jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri
mereka, perawatan oleh orang lain diperlukan. Aplikasi teori ini dalam Pendidikan
keperawatan dapat mencakup aspek, seperti :

1. Pengembangan Kurikulum :
 Merancang kurikulum keperawatan yang memasukkan prinsip-prinsip
teori Orem.
 Menekankan pentingnya pelatihan dan pengembangan keterampilan
perawatan diri pada mahasiswa keperawatan.
2. Pengajaran Keterampilan Perawatan Diri :
 Menyediakan Pendidikan kepada mahasiswa keperawatan tentang
pentingnya memberdayakan pasien untuk merawat diri mereka sendiri.
 Mengajarkan keterampilan perawatan diri yang dapat diterapkan dalam
praktek klinis.
3. Penilaian Kebutuhan Perawatan Dirinya :
 Mengajarkan mahasiswa keperawatan cara melakukan penilaian
kebutuhan perawatan diri pasien.
 Mendorong pengembangan keterampilan observasi untuk
mengidentifikasi masalah perawatan diri.

Dengan mengintegrasikan teori Orem dalam Pendidikan keperawatan,


mahasiswa dapat lebih memahami dan mengaplikasikan konsep perawatan diri dalam
praktik klinis mereka. Ini membantu menciptakan perawat yang terlatih dengan baik
untuk memberkan perawatan yang holistic dan memberdayakan pasien untuk
mengambil peran aktif dalam merawat diri mereka sendiri.

 Praktik

Teori Keperawatan Orem, yang dikembangkan oleh Dorothea E. Orem,


memberikan kerangka kerja konseptual untuk memberikan asuhan keperawatan
yang terfokus pada kebutuhan mandiri individu. Berikut adalah beberapa cara di
mana Teori Keperawatan Orem dapat diterapkan dalam praktik keperawatan :
 Penilaian Kebutuhan Mandiri:
Melalui penilaian, perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan mandiri pasien.
Hal ini melibatkan pengamatan dan interaksi dengan pasien untuk memahami
kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makan,
berpakaian, dan perawatan diri lainnya.
 Perencanaan Asuhan Mandiri:
Berdasarkan penilaian kebutuhan mandiri, perawat dapat merencanakan
asuhan keperawatan yang mempromosikan kemandirian pasien sebanyak
mungkin. Ini bisa melibatkan pengembangan rencana keperawatan individual
yang mencakup strategi untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam
merawat diri sendiri.
 Evaluasi Kemampuan Mandiri:
Selama perawatan, perawat dapat terus mengevaluasi kemampuan mandiri
pasien. Dengan memantau kemajuan pasien, perawat dapat menyesuaikan
rencana asuhan keperawatan sesuai dengan perubahan dalam tingkat
kemandirian pasien.
 Kolaborasi dengan Pasien:
Dalam penerapan Teori Orem, kolaborasi dengan pasien sangat penting.
Perawat dapat bekerja sama dengan pasien untuk menetapkan tujuan
kemandirian, merencanakan tindakan yang dapat diambil untuk mencapai
tujuan tersebut, dan mengevaluasi progres bersama-sama.
 Intervensi Berbasis Kebutuhan:
Asuhan keperawatan dapat dirancang sedemikian rupa sehingga intervensi
yang dilakukan berdasarkan kebutuhan individu pasien. Ini bisa mencakup
pemberian bantuan tambahan dalam area di mana pasien mengalami kesulitan
atau memberikan dukungan ekstra untuk meningkatkan kemandirian.
 Penerapan Etika Asuhan Keperawatan:
Prinsip-prinsip etika dalam asuhan keperawatan, seperti menghormati otonomi
pasien, sangat konsisten dengan konsep kemandirian dalam Teori Orem.
Perawat dapat memastikan bahwa setiap tindakan asuhan keperawatan diambil
dengan mempertimbangkan hak dan keinginan pasien.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kritik Teori Bedasarkan Teori Keperawatan


Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa
yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh
haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep
atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan. Model konsep atau teori keperawatan self care
mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care
dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat
dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat
bantuan yang akan diberikan.

Kelebihan Teori Orem

 Fokus pada Kemandirian :


Salah satu kelebihan utama Teori Orem adalah fokusnya pada kemandirian
individu. Teori ini menekankan pentingnya individu dalam mewarat dirinya
sendiri dan mengelola kebutuhan dasarnya, memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan yang terfokus pada pemberdayaan pasien.
 Memberikan Struktur untuk Perencanaan Asuhan Keperawatan :
Teori Orem menyediakan struktur yang jelas untuk perencanaan asuhan
keperawatan. Konsep self-care deficit memberikan dasar untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan merencanakan Tindakan keperawatan yang sesuai.
 Mendorong Kolaborasi dan Partisipasi Pasien :
Teori Orem dapat mendorong kolaborasi amtara perawat dan pasien. Dengan
memberdayakan pasien untuk merawat dirinya sendiri, teori ini mempromosikan
partisipasi aktif pasien dalam perawatan mereka.
 Penting untuk Pendidikan Keperawatan :
Teori Orem memberikan kontibusi yang signifikan pada Pendidikan kepperawatan
dengan menyediakan kerangka kerja teoritis yang dapat membantu mahasiswa
keperawatan memahami konsep perawatan kesehatan.

Kekurangan Teori Orem

 Kritik terhadap Keterbatasan pada Kondisi Khusus :


Salah satu kekurangan utama Teori Orem adalah keterbatasannya dalam
menangani kondisi khusus atau kebutuhan kompleks. Teori ini mungkin kurang
sesuai untuk pasien dengan keterbatasan fisik atau mental yang signifikan.
 Kurangnya Penekanan pada Aspek Sosial dan Budaya :
Teori Orem dapat dikritik karena kurang memberikan penekanan pada aspek
sosial dan budaya dari perawatan. Faktor-faktor ini dapat memainkan peran
penting dalam pemenuhan kebutuhan pasien
 Tidak Memadai untuk Pasien yang tidak mampu mandiri :
Teori Orem mungkin kurang memadai untuk pasienj yang tidak mampu mandiri,
seperti anak-anak kecil, orang lanjut usia dengan keterbatasan, atau individu yang
memerlukan perawatan intensif.

Penting untuk diingat bahwa setiap teori keperawatan memiliki kelebihan dan
kekurangan, dan penerapannya dapat bervariasi tergantung pada konteks perawatan
dan kebutuhan pasien. Perawat harus menggunakan teori sebagai panduan, tetapi juga
mempertimbangkan kebijaksanaan klinis dan aspek-aspek unik dari setiap situasi
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Wiwin Handayani, A. I. (2016). Kritik teori keperawatan dorothea e orem Self care deficit
theory. science in nursing, 16-19.
Andi Amalia Wildani, Moh Heri Kurniawan, Ahmad Sahuri, Cicilia Ika Wulandari, Petrus,.
K.S Tage, Venny Ardita. (2016). NURSING CONCEPTUAL MODEL: DOROTHEA
E. OREM . Sains Keperawatan, 4-10.
Angelo Gonzalo BSN RN. (2023, July 2). Dorrthea Orem Teori Defisit Perawatan Diri.
Retrieved from Nurseslabs: https://nurseslabs-com.translate.goog/dorothea-orems-
self-care-theory/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Kurniati, M. F., & Efendi, Y. (2020). Self Care Agency Berdasarkan Dorothea Orem Pada
Tahap Perkembangan Beginning Family Dan Child Bearing Family. Jurnal Ilmu
Keperawatan Komunitas, 3(2), 29-39.
Kusuma, A. B. (2012/2013). Model Teori Konsep Keperawatan Dorrothea E Orem.
AkademiKeperawatanSerulingmasCilacap.com, 1-4.
Sriyamto, Suyadi, Muhammad Thoha, Joko Suriyanto, Puspa Handayani, Sri Sulismiyati.
(2018). Model Konsep Keperawatan Dorrothea E Orem. www.academia.edu, 2-7.

Muhlisin, A., & Irdawati, I. (2017). Teori self care dari Orem dan pendekatan dalam
praktek keperawatan. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 2(2).
Mardiyaningsih, E. (2018). Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem Pada Asuhan
Keperawatan Ibu Hamil Yang Mengalami Kontraksi Dini. Jurnal Keperawatan
Maternitas, 3(1), 1-6.
Andriyanti, L. I. Y. A. (2017). Aplikasi Teori Dorothy Orem Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan Pada Ny Y Dengan Kasus Infeksi Post Sectio Cesaria Di Rumah Sakit Kota
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 5(2), 54-59.

Anda mungkin juga menyukai