Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

FALSAFAH TEORI KEPERAWATAN


MENURUT DIRITHEA E. OREM

DOSEN PENGAMPU :

Immamatul Faiza, S.Kep.,Ns,M.Tr.Kep.

DISUSUN OLEH :

Kelas 1c / Kelompok 9

1. Aprilia Nurika Putri [1130019020]


2. Miftakhul Dwi Ersanti [1130019068]
3. Dianan Iftitah Nuri [1130019088]
4. Atika Farah Nabilla [1130019090]

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Falsafah Teori Keperawatan dengan judul
“Teori Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 28 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

1.1. Latar Belalakang ......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ......................................................................................................................... 2

1.3.1. Tujuan Umum ...................................................................................................... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 2

BAB 2 ........................................................................................................................................ 3

2.1. Biografi Dorothea E. Orem ............................................................................................. 3

2.2. Latar Belakang Teori Keperawatan ................................................................................ 3

2.3. Konsep Mayor dan Definisi Teori Keperawatan ............................................................ 4

a. Perawatan diri sendiri (Self care) ................................................................................ 5

b. Self Care Defisit ...................................................................................................... 6

c. Teori Sistem Keperawatan .......................................................................................... 7

2.4. Bagan Konseptual Teori Keperawatan ........................................................................... 7

2.5. Asumsi Mayor Teori Keperawatan ................................................................................. 9

BAB 3 ...................................................................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belalakang
Menurut (Asmadi, 2008) keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Sebagai layanan yang
profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan.
Sehingga perawat dituntut untuk selalu mampu berpikir kritis dalam menghadapi
fenomena kesehatan yang ada di masyarakat. Banyak hal atau bentuk untuk menunjang
ketrampilan berpikir kritis yang harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
menerapkan atau teori keperawatan dalam setiap proses keperawatan dan setiap teori
dapat digunakan dalam praktik keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Smith dan Liehr dalam (Lee Woo S, 2014) mengungkapkan bahwa teori
keperawatan adalah istilah yang diberikan kepada suatu pengetahuan yang digunakan
untuk mendukung praktik keperawatan. Teori keperawatan adalah sebuah konsep, definisi
hubungan, dan asumsi atau proposisi yang berasal dari teori keperawatan mengenai
fenomena yang bertuan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi.
Karakteristik teori adalah konsep yang saling berhubungan. Teori bersifat logis,
menggeneralisasikan, dan merupakan dasar untuk hipotesis yang dapat diuji (Lee Woo S,
2014).
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal di dunia keperawatan dan sudah banyak
digunakan dalam pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Orem mengembangkan
model konsep keperawatan self care Defisit. Focus utama dari model konseptual ini
adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga
tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan (Muhlisin A,
2010).
Dalam buku karangan Sultan Agung yang berjudul “Majalah Ilmiah Sultan Agung”
mengatakan bahwa konsep asuhan keperawatan dengan pendekatan teori Orem
menekankan bahwa setiap individu tetap mempunyai kemampuan untuk merawat diri
sendiri dan keluarga. Sedangkan untuk paradigma keperawatan 1 menurut Dorothea E.
Orem terdiri dari manusia, lingkungan, sehat dan kesehatan serta keperawatan.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa latar belakang teori keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea E. Orem?

1
b. Apa konsep mayor dan definisi mengenai teori keperawatan menurut Dorothea E.
Orem?
c. Bagaimana bagan konseptual dari teori keperawatan dari Dorothea E.Orem?
d. Bagaimana asumsi mayor dari teori keperawatan menurut Dororthea E.Orem?

1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori keperawatan menurut Dorothea E. Orem.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu memahami latar belakang teori keperawatan yang
dikemukakan oleh Dorothea E. Orem.
b. Mahasiswa mampu memahami konsep mayor dan definisi mengenai teori
keperawatan menurut Dorothea E. Orem.
c. Mahasiswa mampu memahami bagan konseptual dari teori keperawatan dari
Dorothea E.Orem.
d. Mahasiswa mampu memahami asumsi mayor dari teori keperawatan menurut
Dororthea E.Orem

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Biografi Dorothea E. Orem


Dorothea E. Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Ia menerima
diploma di keperawatan pada tahun 1934 dari Providence Hospital School of Nursing,
Washington DC, Orem menerima sarjana sains dalam pendidikan keperawatan pada tahun
1939 dan master ilmu dalam pendidikan keperawatan pada tahun 1945 dari Catholic
University of America Washington DC . Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem bekerja
sebagai seorang konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktik perawat
(vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan : “Kondisi
apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanan keperawatan?” Orem kemudian
menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian
dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959 konsep
keperawatan Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerja sama dengan
beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite
Model Keperawatan (Nursing Model Commitee) (Agung, 2014).

Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem melanjutkan
pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini
kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan
dan menetapkan disiplin keperawatan. Orem Kemudian mengembangkan konsep
keperawatannya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of
Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980),
menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat).
Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi
keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak,
kelompok dan masyarakat. Sepanjang karirnya, Orem banyak menerima gelar kehormatan,
seperti penghargaan Sigma Theta Tau International. Dorothea Orem meninggal dunia pada
bulan Juni 2007 (Agung, 2014).

2.2. Latar Belakang Teori Keperawatan


Model konsep menurut Dorothea E. Orem yang dikenal dengan model Self Care
memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan

3
tujuan memepertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit (Hartati, 2016).

Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan ebrdasarkan tindakan atas kemampuan. Self care
didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman
dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self care dan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia, seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan
diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, self care juga merupakan
perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial
sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri seseorang dan dapat
mempengaruhi dalam perubahan konsep diri. Orem membagi dalam “Kebutuhan Dasar
Orem” dalam kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan
udara (oksigenasi), pemeiharaan pengambilan air, pemeliharaan dalam pengambilan
makanan, pemeiliharaan kebutuhan proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas
dan istirahat, pemeliharaan dalma keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial,
kebutuhan akan pencegahan pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan
dalam perkembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan, dan keinginan
manusia (Asmadi, 2008).

2.3. Konsep Mayor dan Definisi Teori Keperawatan


Menurut Dorothea E. Orem teori keperawatan adalah Pelayanan manusia yang
berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara
terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau
kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).

Menurut Orem, asuhan asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa


setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraanya, oleh
karena itu, teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Theory.
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit
membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka Orem, 1971).

Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care yaitu
diantaranya (Hartati, 2016):

4
a. Perawatan diri sendiri (Self care)
Orem berpendapat bahwa teori perawatan diri yang ia kemukakan merupakan
bagian dari konseptual yang dapat diterapkan oleh semua professional yang bekerja
dibidang layanan kesehatan, seperti dokter, ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, dll.
Dalam pandangan Orem, perawatan diri merupakan proses pribadi yang bersifat unik
serta satu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara
continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya.
Untuk memahami tentang teori keperawatan diri, perlu dipahami terlebih
dahulu mengenai konsep dasar keperawatan diri (self-care), kemampuan keperawatan
diri )sel-care agency), faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning
factors), dan terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demands).
Perawatn diri self-care) adlah pelaksanaan aktivitas individu yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan hidup, kesehatan, dan
kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan dengan efektif, maka dapat
membantu individu dalam mengembangkan potensi dirinya (Orem, 1991)
Kemampuan keperawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan individu
untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan faktor
pengkondisian perawatan diri (Orem, 1991).
Faktor yang mempengaruhi pearwatan diri (basic conditioning factors) yang
terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sisitem
perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan
ekonomi (Orem, 1991).
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand), yaitu
tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat perawatan diri
(Orem, 1991).
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care requisites),
yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan diri. Self-care requisites
terdiri dari tiga kategori (Orem, 1991):
1. Universal self-care requisites.
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau kebutuhan dasar
manusia, yaitu :
a) Pemeliharaan kebutuan udara / oksigen
b) Pemeliharaan kebutuhan air,
c) Pemeliharaan kebutuhan makanan,
5
d) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
e) Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
f) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,
g) Pencegahan risiko yang mengancam kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan,
h) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan
sosial.
2. Developmental self-care requites
Berbeda dengan Universal self-care requisites, developmental self-care
requisites terbentuk oleh adanya
a) Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,
b) Keterlibatan dalam pengembangan diri,
c) Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam kehidupan.

Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola hidup


individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.

3. Health deviation self-care requisites


Perawatan diri berkaitan dnegan penyimpangan kesehatan. Timbul akibat
adanya gangguan kesehatan dan penyakit. Hal ini menyebabkan perubahan
kemampuan individu dalam proses perawatan diri.

b. Self Care Defisit


Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan
(Current Nursing, 2016).
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
menggambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan ketika
individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam memenuhi syarat
perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan namun hubungan deficit
dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan
kuantitas kebutuhan atau keduanya (Orem, 1991).
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan perawtan dirinya dan memiliki berbagai
keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Defisit keperawatan diri

6
menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam beraktivitas dengan
tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri (Orem, 1991).

c. Teori Sistem Keperawatan


Teori ini didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien dalam
melakukan self care. Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan
keperawatan diantaranya (Orem, 1991) :
1) Sistem bantuan secara penuh (wholly copensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan.
2) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian
saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan minimal seperti
pasien post-op abdomen.
3) Sistem suportif dan edukatif (Supportive Education System)
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien dapat melakukan
perawatan secara mandiri.

2.4. Bagan Konseptual Teori Keperawatan

7
Gambar 1.1. Struktur Konsep Teori Keperawatan “Self Care”.

Gambar 1.2. Konsep Theory of Self-care Deficit

8
Gambar 1.3. Konsep Theory of Nursing System

2.5. Asumsi Mayor Teori Keperawatan


(Orem 2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia, yaitu :

9
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan, dimana pemenuhannya dipengaruhi
dari faktor dari dalam pasien atau pun dari lingkungan.
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya.
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional.

Berikut beberapa asumsi dari teori Orem (Muhlisin, A., dan Irdawati. 2010) :

1. Manusia
Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pada diri dan
perawatan diri. Dalam hal ini, model tersebut berada dalam kategori yang
didefinisikan sebagai paradigma total, bahwa manusia dianggap sebagai sejumlah
kebutuhan perawatan diri.
2. Lingkungan
Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. Namun, hal ini
terutama dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya
perawatan diri.
3. Sehat dan Sakit
Ide ini juga terdapat dalam model tersebut, namun dibahas dalam kaitannya
dengan perawatan diri. Alasannya bahwa jika individu dalam keadaan sehat mereka
dapat memenuhi sendiri deficit perawatan diri yang mereka alami. Sebaliknya jika
mereka sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari status agens perawatan diri
menjadi status pasien atau penerima asuhan. Penyamaan sehat dengan perawatan diri
dalam hal ini berarti sehat sakit tidak dibahas dalam konsep yang berbeda. Akan
timbul masalah disini jika orang yang sehat tidak dapat melakukan perawatan untuk
dirinya sendiri.
4. Keperawatan
Model ini membahas dengan cara yang jelas dan sistematik sifat dari
keperawatan dan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan. Harus
diketahui bahwa hal tersebut ditampilkan dalam bentuk pendekatan mekanistik
berdasarkan pendekatan supportif-edukatif, kompensasi partial, dan kompensasi total.
Pendekatan tersebut merupakan pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanakan.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Teori keperawatan menurut orem dikenal dengan konsep self care atau
perawatan mandiri ,pada teori ini berfokus pada kebutuhan pelayanan diri klien,yang
bertujuan untuk membantu klien merawat dirinya sendiri agar mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sesuai yang mereka inginkan. Selain itu self care merupakan
aktifitas untuk merawat diri sendiri yang bersifat universal , dipengaruhi oleh faktor
usia,perkembangan,kesehatan dan lain lain diwaktu tertentu dengan menggunakan alat
dan tindakan yang tepat.
Metode pada Self care defisit ada 5
1. Bertindak untuk dan membantu orang lain.
2. membimbing orang lain.
3. mendukung orang lain.
4. Menyediakan lingkungan yang baik.
5. mengarahkan orang lain

Nursing sistem dimana seorang perawat berperan untuk menetapkan kebutuhan klien
dan kebutuhan tersebut bisa di penuhi oleh klien,perawat atau kedua duanya.
a. Perawatan secara penuh dimana seorang klien tidak bisa lagi untuk berktifitas
seperti klien yang sedang dalam kondisi tidak sadar.
b. Perawatan sebagian ,pada hal ini klien tidak sepenuhnya membutuhkan bantuan
perawat seperti klien yang sudah melakukan operasi,karena mereka masih bisa
melakukan perawatan seperti mencuci tangan,gosok gigi dan lain lain.
c. Perawat sebagai pemberi dukungan dan arahan kepada klien agar mereka bisa
merawat dirinya sendiri

11
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing Theory : Utilization and Application. Third
Edition. St. Louis : Mosby Elsevier, Inc.

Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem : Self-care Deficit Theory. Newburyy Park, California :
Sage Publications, Inc.

Parker, M.L. 1990. Nursing Theories in Practice. New York : National League for Nursing.

Tomey, A.M. 2006. Nursing theorists and their work, 6th edition. St. Louis, Missouri : CV
Mosby Company.

Orem, D.E. (991. Keperawatan: Konsep praktik (4th ed). St. Louis, MO: Mosby Inc.

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

12

Anda mungkin juga menyukai