Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FALSAFAH dan TEORI KEPERAWATAN

Dorothea of Orem

Dosen pembimbing : RIKA SABRI

Oleh Kelompok 3

FEBRIAN RIZKIANI : 2011312013

FEBRIANELLY AMANDA : 2011312058

FIGO RENZIO RIZAL : 2011311003

FIKRATUL AFDILA : 2011311009

FITRI ANNISA : 2011313028

FITRYNY RUTH SIANTURI : 2011312076

FIZIOLA : 2011312031

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN 2020

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
dengan judul “Teori keperawatan Definition of Nursing Dorothea of Orem”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Ilmu
Keperawatan Dasar kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang , 6 OKTOBER 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................

1.2 Tujuan ........................................................................................................

1.3 Manfaat........................................................................................................

Bab II kerangka teori

2.1 Latar belakang teori/ Sejarah......................................................................

2.2 Sumber teori untuk pengembangan teori....................................................

2.3 Konsep umum dan defisini........................................................................

2.4 Penggunaan Temuan Empiris......................................................................

2.5 Paradigma keperawatan ............................................................................

2.6 Aplikasi teori..............................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN
a.LATAR BELAKANG

Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang profesional, bersifat
holistik dan komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh klien. Oleh karena itu
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu
mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model
konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. Berbagai model konseptual
keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah Self Care Defisit oleh
Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk
merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan
kesehatan dan kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam
memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi
dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu
prilaku yang dapat dipelajari

b. RUMUSAN MASALAH

-Siapa Dorothea Elicabeth Orem

-Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea EliCabeth Orem

- Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem

-Apa saja teori Keperawatan Orem

-Bagaimana Teori komponen paradigma Keperawatan Orem

-Apa tujuan dari Keperawatan model Orem

-Bagaimana aplikasi dari Model Keperawatan Orem

c. TUJUAN

a. Tujuan Umum

- Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Devisit” oleh Dorothea E. Orem dalam
lingkup pelayanan keperawatan

b. Tujuan Khusus
- Menjelaskan riwayat hidup Dorothea E.Orem

- Menjelaskan se%ara umum tentang “Self Care Devisit”

- Menjelaskan “Theory Self Care Devisit” dalam lingkup komponen paradigma keperawatan

d. MANFAAT

mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan teori yang dikemukakan oleh Dorothea
E.Orem mahasiswa mampu menaplikasikannya dalam kehidupan menjadi perawat suatu hari
nanti dan mahasiswa menjadi perawat yang baik dengan bekal teori yang baik seperti teori
Dorothea E.Orem
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Teori dan Sejarah DOROTHEA E. OREM

1.  Sejarah Dorothea E. Orem

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika.


Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik
dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea
Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk
melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-
idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980
dan yang terakhir di tahun 1995.

2. Teori Sistem Keperawatan Orem


            Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentangSelf Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1). Self Care
            Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan.
Penekanan teori self care secara umum :
1. Pemeliharaan intake udara
2. Pemeliharaan intake air
3. Pemeliharaan intake makanan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensinya.
2). Self Care Deficit
            Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan.
            Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang,
kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
3). Nursing system
            Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care"dan kemampuan
pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1.      The Wholly compensatory system 
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
2.      The Partly compensantory system 
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.
3.      The supportive - Educative system 
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
4.      Metode bantuan : 
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
1.      Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2.      Mengajarkan klien
3.      Mengarahkan klien
4.      Mensupport klien

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :


1.      Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2.      Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
3.      Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4.      Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care
yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
Tiga kategori self care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1.      Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia
dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a.       Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b.      Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c.       Pemeliaharaan kecukupan makanan
d.      Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
e.       Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
f.       Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
g.      Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
2.      Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn
individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan
hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3.      Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
B. Sumber Pengembangan Teori Orem
Sumber Teoritis Orem (2001) menyatakan, "Keperawatan milik keluarga pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan untuk memberikan perawatan langsung kepada orang-orang yang memiliki
kebutuhan sah untuk berbagai bentuk perawatan langsung karena keadaan kesehatan mereka atau
sifat dari persyaratan perawatan kesehatan mereka. Seperti layanan kesehatan langsung lainnya,
keperawatan memiliki fitur sosial dan fitur antarpribadi yang mencirikan hubungan bantuan
antara mereka yang membutuhkan perawatan dan mereka yang menyediakan perawatan yang
diperlukan. Apa yang membedakan layanan kesehatan ini satu sama lain adalah bantuan layanan
yang disediakan oleh masing-masing. Orems menyediakan konseptualisasi layanan bantuan yang
berbeda yang diberikan keperawatan. Sejak awal, Orem mengakui bahwa jika keperawatan ingin
maju sebagai bidang pengetahuan dan sebagai bidang praktik, badan terstruktur dan terorganisir
dari pengetahuan keperawatan diperlukan. Dari pertengahan 1950-an, ketika dia pertama kali
mengajukan definisi keperawatan, sampai tak lama sebelum kematiannya pada tahun 2007,
Orem mengejar struktur teoretis yang akan berfungsi sebagai kerangka kerja pengorganisasian
untuk tubuh pengetahuan semacam itu Sumber utama untuk gagasan Orem tentang keperawatan
adalah pengalamannya dalam keperawatan. Melalui refleksi pada situasi praktik keperawatan, ia
dapat mengidentifikasi objek yang tepat, atau fokus, keperawatan. Pertanyaan yang
mengarahkan pemikiran Orem (2001) adalah, "Apa kondisi yang ada dalam diri seseorang ketika
penilaian dibuat bahwa seorang perawat harus dibawa ke dalam situasi tersebut.

Melakukan penyelidikan filosofis untuk menjelaskan dasar-dasar metafisik dan epistemologis


dari karya Orem. Pertanyaan-pertanyaan ini mengungkapkan konsistensi antara pandangan
Orem mengenai sifat realitas manusia, lingkungan dan keperawatan sebagai gagasan ilmiah dan
posisi yang terkait dengan filosofi realisme moderat. Taylor, Geden, Isaramalai, dan
Wongvatunyu (2000) juga telah menjelajahi dasar-dasar filosofis SCDNT Menurut posisi realis
moderat, ada sebuah dunia yang ada terlepas dari pikiran-pikiran orang yang mengetahui.
Meskipun sifat dunia tidak ditentukan oleh pikiran orang yang tahu, adalah mungkin untuk
mendapatkan pengetahuan tentang dunia. Orem tidak secara khusus membahas sifat realitas,
namun, pernyataan dan frasa yang ia gunakan mencerminkan posisi realis moderat. Empat
kategori entitas yang didalilkan diidentifikasi sebagai membangun on-tology dari SCDNT
(Orem, 2001).Keempat kategori ini adalah (1) orang dalam pelokalan ruang-waktu, (2) atribut
atau properti dari orang-orang ini, (3) gerak atau perubahan, dan (4) produk yang dibawa
berkenaan dengan sifat manusia". Pandangan manusia sebagai makhluk yang dinamis, kesatuan
yang ada di lingkungan mereka, yang sedang dalam proses menjadi, dan yang memiliki
kehendak bebas serta kualitas manusia penting lainnya adalah dasar bagi SCDNT. Posisi ini,
yang mencerminkan filosofi realisme moderat, dapat dilihat di seluruh karya Orem. Orem (1997)
mengidentifikasi lima pandangan luas manusia yang diperlukan untuk mengembangkan
pemahaman tentang konstruksi konseptual dari SCDNT dan untuk memahami interpersonal dan
sosial. aspek sistem keperawatan ini adalah pandangan orang, agen, pengguna simbol,
organisme, dan objek. Pandangan manusia sebagai pribadi mencerminkan posisi filosofis
realisme moderat; inilah posisi ini mengenai sifat manusia yang mendasar bagi karya Orem, ia
menyatakan bahwa mengambil pandangan tertentu untuk beberapa tujuan praktis tidak
meniadakan posisi bahwa manusia adalah makhluk kesatuan. Pandangan orang -sebagai agen
adalah pusat SCDNT.

Perawatan-diri, yang mengacu pada tindakan-tindakan di mana seseorang terlibat untuk


tujuan mempromosikan dan mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan,
dikonseptualisasikan sebagai bentuk kesengajaan. Kondisi yang menunjukkan perlunya bantuan
keperawatan adalah ketidakmampuan orang untuk memberikan secara terus-menerus jumlah dan
kualitas perawatan diri yang diperlukan karena situasi kesehatan pribadi. Ini adalah objek atau
fokus yang tepat yang menentukan domain dan batas keperawatan, baik sebagai bidang
pengetahuan dan sebagai bidang praktik. Spesifikasi objek keperawatan yang tepat menandai
awal dari pekerjaan teoretis Orem. Upaya Orem, yang bekerja secara independen maupun
dengan kolega, menghasilkan pengembangan dan penyempurnaan SCDNT. Terdiri dari sejumlah
elemen konseptual dan teori yang menentukan hubungan antara konsep-konsep ini, SCDNT
adalah teori umum, yang secara deskriptif menjelaskan keperawatan dalam semua jenis situasi
praktik. Awalnya tiga teori spesifik diartikulasikan, teori sistem keperawatan, teori defisit
perawatan-diri, dan teori perawatan-diri. Teori tambahan, teori perawatan dependen, telah
diartikulasikan.Teori ini dianggap sejajar dengan teori perawatan diri dan berfungsi untuk
menggambarkan pengembangan SCDNT yang sedang berlangsung Selain pengalamannya dalam
situasi praktik keperawatan, Orem berpengalaman dalam literatur dan pemikiran keperawatan
kontemporer. Hubungannya dengan perawat selama bertahun-tahun memberikan banyak
pengalaman belajar, dan dia memandang pekerjaannya dengan mahasiswa pascasarjana dan dia
kerja kolaboratif dengan kolega sebagai upaya berharga. Orem mengutip banyak pekerjaan
perawat lain dalam hal kontribusi mereka untuk menyusui, termasuk, tetapi tidak terbatas pada,
Abdellah, Henderson, Johnson, King. Levine, Nightingale, Orlanda, Peplau, Riehl, Rogers, Roy,
Travelbee, dan Wiedenbach Orem tidak asing dengan sastra dalam literatur keperawatan. Dalam
pembahasannya tentang berbagai topik terkait keperawatan. Orem mengutip penulis dari
sejumlah disiplin ilmu lain. Pengaruh para sarjana seperti Allport (1955), Arnold (1960a,
1960b), Barnard (1962), Fromm (1962), Harre (1970), Macmurray (1957, 1961), Maritain
(1959), Parsons (1949, 1951 ) Plattel (1965), dan Wallace (1979, 1996) dapat dilihat dalam
gagasan dan posisi Orem. Keakraban dengan sumber-sumber ini membantu mempromosikan
pemahaman komprehensif tentang karya Orem. Yang mendasar bagi SCDNT Orem adalah
sistem filosofis realisme moderat. Banfield (1998, 2008, 2011)

C. Konsep Umum dan Pengembangan Teori


Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan pada bagian pendidikan
Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek
pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk
membuat suatu pertanyaan : “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann
keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri
sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya “Self Care”.
Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem
bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk
suatu Comite

Model Keperawatan (Nursing Model Commitee) Tahun 1968 bagian dari Nursing Model
Commitee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development
Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu
kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin keperawatan. Orem
Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971
dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu,
sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga,
kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory
Keperawatan dan pada edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar
terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat.

Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu :

1) Self Care,
2) Self care defisit dan
3) nursing system.

Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency,
kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu
konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat self care teori
mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif
dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya.

1. Teori Self Care

Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, self
care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah
performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka
dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan
efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan
erat kaitannya dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia
atau kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care
dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan,
status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik,
penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan
sumber.

Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self acre demand) adalah merupakan totalitas dari
tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan
menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite.

Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite :

a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat, solitude dan
interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.

b. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang meningkatkan
proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan
kehilangan rambut.

c. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan akibat terjadinya perubahan


struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu
penyakit atau injury.

2. Teori Self Care Deficit

Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini
keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau
terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan
merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan.

Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care:
a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.

b. Memberikan petunjuk dan pengarahan.

c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis.

d. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal.

e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua
metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan diantara konsep
yang telah dikemukakannya.

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jika kebutuhan lebih banyak dari kemampuan,
maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada
saat memberikan pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan.

Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:

1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu, keluarga,
kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.

2. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.

3. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan
dibantu perawat.
4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam bentuk keperawatan.

5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari klien, atau


perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang
dibutuhkan atau yang akan diterima.

2. Teory Nursing System Nursing

System didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien
melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care
therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut
yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang
dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care
terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency.

Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:

a. Wholly Compensatory system


Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima self care
secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-
alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat
melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan
tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak
mampu membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.

b. Partly compensatory nursing system

Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain dan
perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self
care.

c. Supportive educative system

Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau external self
care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan
supportivedevelopmental system.

D. Penggunaan Temuan Empiris


Sebagai ilmu praktis, pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk menginformasikan
praktik keperawatan. Orem (2001) menyatakan bahwa, “keperawatan adalah upaya praktis yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan keperawatan teoritis khusus dengan
kemampuan yang dikembangkan untuk menempatkan pengetahuan ini bekerja dalam situasi
konkret praktik keperawatan” (p. 161). Ketentuan asuhan keperawatan terjadi dalam situasi
konkret. Ketika perawat memasuki situasi praktik keperawatan, mereka menggunakan
pengetahuan mereka tentang ilmu keperawatan untuk ditugaskan yang berarti cirri-ciri situasi,
untuk membuat peilaian tentang apa yang bisa dan harus dilakukan, dan untuk merancang dan
menerapkan system asuhan keperawatan. Dari perspektif SCDNT, hasil perawatan yang
diinginkan termasuk memenuhi permintaan perawatan diri terapeutik pasien dan/atau mengatur
dan mengembangkan agen perawatan diri pasien.

Elemen konseptual dan teori spesifik SCDNT adalah abstraksi tentang fitur umum untuk
semua situasi praktik keperawatan. SCDNT dikembangkan dan disempurnakan melalui
penggunaan proses intelektual yang berfokus pada situasi praktik keperawatan. Misalnya, Orem
merenungkan pengalaman praktik keperawatan untuk mengidentifikasi objek yang tepat untuk
berbelanja. Dalam pekerjaan mereka yang berkaitan dengan SCDNT, Kelompok Konferensi
Pengembangan Keperawatan (1979) terlibat dalam analisis kasus keperawatan dan dalam proses
penalaran analogis. Dalam penghormatan kepada Orem, Allison (2008 berbicara tentang
Keperawatan Development Conference Group, mengatakan bahwa “para perawat ini datang
bersama karena mereka tertarik dan bersedia berkomitmen untuk memerisa situasi keperawatan
untuk memformalkan cara memikirkan keperawatan yang mereka rasa tidak sesuai dengan
keperawatan dan akan berkontribusi pada keperawatan pengetahuan” (hal. 50). Sejak SCDNT
pertama kali dipublikasikan, bukti empiris yang luas telah berkontribusi untuk pengembangan
pengetahuan teoritis. Banyak dari ini dimasukkan ke dalam penyempurnaan berkelanjutan
tentang teori; Namun, dasar-dasar teori tetap tidak berubah. Teori perawatan tergantung
merupakan kemajuan besar dalam hal pengembangan SCDNT. “Kebutuhan yang meningkat di
masyarakat untuk perawatan tergantung menunjukkan pentingnya bagi perawat memahami
perawatan tergantung dan hubungan mereka dengan agen perawatan dependen” (Orem, 2001, p.
286).

E. Paradigma Keperawatan Menurut Orem


Menjelaskan masing-masing dari komponen paradigma keperawatan yaitu manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan.

1. Manusia

Manusia merupakan makhluk yang berbeda dari makhluk hidup lainnya, hal ini disebabkan oleh
kapasitasnya dalam: 1) Mencerminkan keadaan diri dan lingkungannya, 2) Menandakan
pengalaman mereka, 3) Memakai simbol yang mereka ciptakan (ide dan kata-kata) dalam
berfikir, komunikasi dan dalam memperjuangkan sesuatu yang menguntungkan diri mereka dan
orang lain (Orem,1991, hal. 180).

Gabungan dari fisiologi tubuh manusia termasuk aspek fisik, mental, hubungan antarmanusia
dan aspek social. Orem mempercayai bahwa individu memiliki kecenderungan untuk belajar dan
berkembang. Faktor yang mempengaruhi kecenderungan belajar termasuk umur, kapasitas
mental, budaya, social dan status emosional dari individu. Jika seseorang tidak dapat
mempelajari langkah perawatan diri, yang lainnya harus dapat merawat dan membuktikannya.

2. Kesehatan

Orem mendefinisikan tentang kesehatan sebagai status fisik, mental dan kehidupan sosial,
tidak hanya mengenai kelemahan fisik atau penyakit. Dia menyatakan bahwa, “Fisik, mental,
hubungan interpersonal dan hubungan sosial merupakan aspek dari kesehatan yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari individu”. Orem juga mempersembahkan dasar kesehatan pada
konsep perawatan diri preventif. Perawatan kesehatan termasuk peningkatan dan pemeliharaan
dari kesehatan (primary prevention), perawatan dari penyakit/luka (secondary prevention), dan
komplikasi dari pencegahan (tertiary prevention).

3. Lingkungan
Kondisi lingkungan dibagi dua, yaitu lingkungan eksternal fisik dan lingkungan
psikososial. Pengembangan lingkungan dilakukan dengan meningkatkan pengembangan individu
melalui motivasi untuk membangun tujuan yang tepat dan mengatur perilaku untuk meraih
tujuan tersebut. Lingkungan dapat berpengaruh positif maupun negative terhadap kemampuan
seseorang untuk melakukan self care.

4. Keperawatan

Menurut Orem, keperawatan adalah jenis pelayanan kesehatan spesifik yang berdasarkan
pada nilai. Pada komunitas, orang menganggap keperawatan sebagai pelayanan yang penting dan
diperlukan.

Orem menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan konsep
keperawatan antara lain, seni dan kebijaksanaan keperawatan, keperawatan sebagai layanan,
fungsi teori keperawatan dan teknologi keperawatan.

F. Aplikasi Teori

Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai individu
yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup,
memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.

Klien dewasa dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera / kesehatan yang optimal
dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu,
perawat menurut teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan
Diabetes Mellitus terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam
mencapai sejahtera.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal dan
eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status
perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun factor luar meliputi dukungan keluarga
dan budaya masyarakat dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien
membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal), kebutuhan yang
umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang
seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan
interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan
tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain
melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan), klien dengan
DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya.
Perubahan fisik pada klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan dalam berkemih,
rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya,
infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi).

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan),
kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom
hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi,
perubahan sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien dengan DM terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki.
Klien DM akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat
mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien dengan DM
menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu
mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan
sebelumnya.

Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai bekerja
untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual
klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Model konsep Menurut Dorothea E. Orem setiap individu dituntut untuk
mampu melakukan perawatan diri (self care) secara Mandiri untuk memenuhi kebutuhan
dasar agar dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan
dan menanggulangi akibat-akibatnya, tetapi pelaksanaan perawatan diri berdasarkan tingkat
kemampuan setiap individu seperti faktor usia atau perkembangan, contohnya bayi dan lansia
termasuk kelompok individu yang tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri sedangkan
dewasa yang masih memiliki kemampuan dapat melakukan perawatan secara mandiri.
B. Saran
Seorang pasien harus juga mampu menjadi perawat bagi dirinya sendiri ketika telah
mendapat edukasi dari seorang perawat untuk merawat dirinya.
Daftar Pustaka

1.Ackley, B.J., & Ladwig, G.B. (2002). Nursing diagnosis handbook: A guide to planning
care (5th ed). Missouri: Mosby.

2.file:///C:/Users/ASUS/Downloads/263-444-1-PB.pdf

3.https://www.coursehero.com/file/50763233/TEORI-KEPERAWATAN-oremdocx/

4.https://artikelpendidikanrpp.blogspot.com/2017/12/makalah-dorothea-e-orem-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai