Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Nursing Model : Orem’s Self-Care Deficit Theory

Disusun oleh :
Kelompok 1
Irma Febiyanty I1B016001
Intan Latifah I1B016002
Layla Nurbani I1B016003
Muhammad Asyam Salman I1B016004
Ratna Sari I1B016005
Usfatun Chasanah I1B016006
Aniq Lutfiyah I1B016007
Venia Dhamayanti I1B016008
Ines Nataliah Silalahi I1B016010
Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas 1
Semester V

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kita dapat mengenal ilmu dan pengetahuan. Berkat ilmu itu
juga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Nursing Model :
Orem’s Self-Care Deficit Theory” ini dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Komunitas , dimana sumber materi diambil dari buku-buku
yang relevan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan
disampaikan.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Purwokerto, 28 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 Sejarah dan Biografi Dorothea E. Orem .......................................................... 3
2.2 Teori yang Dikemukakan oleh Dorothea E. Orem meliputi : Teori Self Care,
Teori Self Care Deficit, Teori Nursing System ........................................................... 4
2.3 Model Keperawatan Dorothea E. Orem Secara Umum .................................. 6
2.4 Perbedaan Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatan....................... 6
2.5 Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem ........................................ 8
2.6 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ................................... 9
2.7 Aplikasi Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ...................................... 10
2.8 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ...................................... 13
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
profesional, bersifat holistik dan konferhensive yang ditunjukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam keadaan sehat
maupun sakit melalui kiat- kiat keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang
perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan
diterima oleh klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu mengembangkan ilmu
dan praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model
konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien.
Perawat dalam melaksanakan praktiknya harus mengacu pada konsep
dan teory keperawatan yang sudah ada. Konsep, teori dan model
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun kerangka kerja
praktik keperawatan (Aligood, 2015). Berbagai model konseptual
keperawatan yang telah dikembangkan sebagai middle range theory yang
dapat dijadikan acuan menyusun kerangka kerja praktik keperawatan
komunitas salah satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem.

1.2 Tujuan

a. Mahasiswa mengetahui Sejarah dan Biografi Dorothea E. Orem


b. Mahasiswa mengetahui Teori yang Dikemukakan oleh Dorothea E.
Orem meliputi : Teori Self Care, Teori Self Care Deficit, Teori
Nursing System
c. Mahasiswa mengetahui Model Keperawatan Dorothea E. Orem
secara umum
d. Mahasiswa mengetahui Perbedaan Teori Dorothea E. Orem dan
Proses Keperawatan

1
e. Mahasiswa mengetahui Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E.
Orem
f. Mahasiswa mengetahui Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea
E. Orem
g. Mahasiswa mengetahui Aplikasi Keperawatan Menurut Dorothea E.
Orem
h. Mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E.
Orem

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Biografi Dorothea E. Orem

Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori


keperawatan terkemuka di Amerika, lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun
1914. Dia memulai karir keperawatan di Providence Hospital School of
Nursing di Washington DC. Di sekolah tersebut dia menerima diploma
keperawatan di awal 1930-an. Orem menerima gelar Sarjana (BS) dalam
Pendidikan Keperawatan dari Catholic University of America (CUA) pada
tahun 1939, dan dia menerima gelar Master (MS) dalam Pendidikan
Keperawatan dari universitas yang sama pada tahun 1946.

Pengalaman keperawatan awal Orem dimulai di perawatan ruang


operasi, perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada unit
penyakit dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas malam di
ruang gawat darurat, serta mengajar ilmu biologi. Orem pernah menjabat
Direktur Sekolah Perawat dan Kepala Departemen Keperawatan di
Providance Hospital, Detroit, dari tahun 1940 sampai 1949. Setelah
meninggalkan Detroid, dia menghabiskan 8 tahun (1949-1957) di India
bekerja di Divisi Rumah Sakit dan Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan
Negara Bagian Indiana. Orem bertujuan untuk meningkatkan kualitas
keperawatan di rumah sakit umum di seluruh negara bagian Amerika. Selama
kurun waktu tersebut, Orem mengembangkan pemahamannya tentang praktik
keperawatan (Orem , 1956).

Pada tahun 1957, Orem pindah ke Wangshinton, DC, untuk


mengambil posisi sebagai konsultan kurikulum di Kantor Pendidikan,
Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat.
Dari tahun 1958 sampai 1960, dia bekerja pada sebuah proyek pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan perawat praktisi. Proyek itu merangsang
keingintahuan untuk menjawab pertanyaan : Apakah masalah pokok
keperawatan itu ? Sebagai upaya menjawabnya, Orem menulis buku dengan
judul “Guides for Developing Curricula for the Education of Practical
Nurses” (Orem, 1959).

Pada akhir tahun tersebut, Orem menjadi asisten profesor pendidikan


keperawatan di CUA. Pematangan konsep kadang dilakukan sendirian dan
kadang bersama orang lain. Para anggota Komite Model Keperawatan di
CUA dan Grup Peningkatan Keperawatan, yang kemudian menjadi Grup
Konferensi Pengembangan Keperawatan (NDCG), semua berkontribusi

3
untuk pengembangan teori. Orem memberikan kepemimpinan intelektual
dalam seluruh upaya kolaboratif ini.

Pada tahun 1970, Orem meninggalkan CUA dan memulai perusahaan


konsultan sendiri. Buku Orem yang diterbitkan pertama kali adalah Nursing
: Concept of Practice (Orem, 1971). Dia adalah editor untuk NDCG ketika
mereka mempersiapkan dan kemudian merevisi Concept Formalization in
Nursing : Process and Product (NDCG, 1973, 1979). Pada tahun 2004, cetak
ulang dari edisi kedua diproduksi dan didisribusikan oleh Intenational Orem
Society for Nursing Science and Scholarship (I0S). Edisi berikutnya Nursing:
Concept of Practice diterbitkan pada tahun 1980, 1985, 1991, 1995, dan 2001.
Orem pensiun pada tahun 1984 dan terus bekerja, kadang sendirian dan
kadang dengan rekan-rekannya dalam mengembangkan Teori Keperawatan
Defisit Perwatan Diri (SCDNT).

Georgetown University menganugerahkan gelar kehormatan Doctor


of Science kepada Orem pada tahun 1976. Dia menerima pengghargaan
Ikatan Alumni CUA utuk Teori Keperawatan pada tahun 1980. Gelar
kehormatan lain yang diterima termasuk Honorary Doctor of Science ,
Incarnate Word College, 1980, Doctor of Humane Letters, Illinois Wesleyan
University 1988, Linda Richards Award, Liga Nasional untuk Keperawatan
1991, dan Honorary Fellow dari American Academy of Nursing, 1992. Dia
dianugrehai Doctor of Nursing Honoris Causa dari University of Missouri
pada tahun 1998.

Pada usia 92 tahun, kehidupan Dorothea Orem berakhir setelah


menjalani masa terbaring di tempat tidur. Dia meninggal hari Jumat, 22 Juni
2007, di kediamannya di Skidaway Island, Georgia. Para penolongnya saat
itu adalah temannya seumur hidup yaitu Walene Shields dari Savannah, dan
sepupunya Martin Conover dari Minneapolis, Minnesota. Persembahan oleh
rekan-rekan dekat Orem yang ditampilkan dalam jurnal resmi IOS, Self-Care,
Dependent-Care Nursing (SCDCN) .

2.2 Teori yang Dikemukakan oleh Dorothea E. Orem meliputi :


Teori Self Care, Teori Self Care Deficit, Teori Nursing System

Kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri


serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam proses keperawatan orem
mengembangkan 3 bentuk teory : self care, teory self care difisit, and
nursing system.

4
1. Teory Self Care
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat,
oleh pasien itu sendiri atau kedua- duanya. System keperawatan di
desain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melatih dan meningkatkan self agency seseorang yang mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self care. Sistem keperawatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien yakni wholly
compensatory system (system bantuan penuh atau ketergantungan
total), partially compensatory system (sistem bantuan sebagian atau
ketergantungan sebagian) dan supportife educative system
(Renpenning & Taylor, 2003: Alligood & Tomy, 2010)

2. Teori Self Care Defisit


Self care defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum dimana perencanaan keperawatan diberikan pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self care nya secara terus
menerus. Orem Memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang
lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain (Renpenning & Taylor, 2003: Christensen and
Kenney.2009)

3. Teori Self Care


Merupakan hubungan antara therapeuntic self care demands dengan
kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self care
agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands
sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya
kebutuhan perawat (nurshing agency) melalui sistem keperawatan
(Alligood & Tomay.2010)

4. Teori Nursing Sytem


Teori sistem keperawatan mengusulkan bahwa keperawatan adalah
tindakan manusia, sistem keperawatan adalah sistem tindakan yang
dibentuk (dirancang dan diproduksi) oleh perawat melalui pelaksanaan
agen keperawatan mereka untuk orang-orang dengan keterbatasan
kesehatan yag diturunkan atau kesehatan yang terkait dalam perawatan
diri atau ketergantungan perawatan. Agen keperawatan meliputi konsep
tindakan kesengajaan, termasuk intensionalitas, dan pelaksanaan dari
diagnosis, resep dan regulasi. Sistem keperawatan dapat dihasilkan
untukindividu, untuk orang-orang yang merupakan unit ketergantungan
perawawatn, untuk kelompok yang anggotanya memiliki tuntutan

5
perawatan diri terapeutik dengan komponen yang sama untuk
keterlibatan dalam perawatan diri atau ketergantungan perawatan, dan
untuk keluarga atau unit-unit multi-person yang lain.

2.3 Model Keperawatan Dorothea E. Orem Secara Umum

Model perawatan diri sendiri / self care terdiri dari aktivitas dimana
seorang individu melakukan sesuatu untuk dirinya dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan (Harnilawati,
2013). Kebutuhan dasar menurut Orem:

1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air dan makanan


2. Pemeliharaan proses eliminasi
3. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
4. Pemeliharaan antara kesendirian dengan interaksi sosial
5. Pencegahan risiko pada kehidupan manusia dan keadaan sehat
manusia
6. Perkembangan dalam kelompok sosial dengan potensi, pengetahuan
dan keinginan (Harnilawati, 2013)

Ada tiga macam kebutuhan self care:

1. Universal Self Care untuk kebutuhan fisiologis dan psikososial


2. Developmental Self Care untuk pemenuhan perkembangannya
3. Health Deviation Self Care yang dibutuhkan saat individu mengalami
penyimpangan dari keadaan sehat.

Kategori bantuan self care adalah:

1. Wholly compensatory yaitu bantuan secara keseluruhan bagi klien


2. Partially compensatory yaitu sebagian yang dibutuhkan klien
3. Supportive educative yaitu dukungan pendidikan kesehatan

2.4 Perbedaan Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatan

Teori sistem keperawatan


Orem memberikan indentifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan
sebagai berikut :

a) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)

6
Sistem ini merupakan suatu tindakan keperawatan dengan
memberikan bantuan secara penuh pada pasien karena
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri sehingga memerlukan bantuan dalam pergerakan
pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contohnya adalah pemberian bantuan pada pasien koma atau
mengalami penurunan kesadaran.

b) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)


Sistem ini merupakan sistem pemberian perawatan diri sendiri secara
sebagian dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan
secara minimal. Contohnya adalah perawatan pada pasien post operasi
abdomen saat pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
perawatan luka.

c) Sistem suportif dan edukatif


Pada sistem ini, bantuan diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan
perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.
Contohnya pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memerlukan informasi paad pengaturan kelahiran.

Teori Orem dan proses keperawatan


Menurut orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh
perawat untuk menunjukkan proses profesional teknologi dari tindakan
keperawatan beserta proses perencanaan dan evaluasi. Perbandingan antara
proses keperawatan orem dengan proses keperawatan.
Orem (1991), menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu :

Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan


Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan
interpretasi membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan
manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan
pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan
kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya.”
(Orem, 1991, hal. 270).

Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan


perawatan diri.
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan
data yang valid tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari

7
perawat dan pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur
kebutuhan terapi perawatan diri, melindungi pengembangan kemampuan
perawatan diri. (Orem, 1991).

Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and


Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan
pasien secara terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan
diri yang telah ditentukan dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan
perawatan diri. Di tahap ini, tindakan perawat adalah menghasilkan dan
mengatur system keperawatan. (Orem, 1991).

2.5 Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem

Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem


Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan
keperawatan. Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional
pada area pendidikan, tindakan klinis, administrasi, riset, dan sistem
informasi keperawatan.

 Kekuatan Teori Orem


1. Aplikasinya dapat digunakan untuk pelaksanaan praktek
keperawatan sebagai pekerja klinik baru.
2. Konsep self-care, nursing system, dan self-care deficit mudah
dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan
dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
3. Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik
keperawatan.
4. Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang
kurikulum keperawatan keperawatan praktik, administrasi
keperawatan pendidikan, dan penelitian keperawatan.
5. Menentukan saat keperawatan diperlukan.
6. Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan
konsep promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

8
 Kelemahan dari model Orem adalah
1. Orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam
kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah.
2. Penempatan pasien dalam sistem mencakup kapasitas individu
untuk gerakan fisik.
3. Sistem dipandang sebagai satu kesatuan, sementara Orem
mendefinisikan sistem sebagai suatu keseluruhan.
4. Teorinya berorientasi pada penyakit.

2.6 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem


Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba
mengorganisasikan atau menerangkan suatu proses. Paradigma
keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan diberbagai tatanan
kesehatan. Paradigma keperawatan menurut Orem :

1. Manusia
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana
mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri
sendiri, secara berkelanjutan. Orem juga memandang manusia sebagai
suatu kesatuan yang berfungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan kebutuhan
manusia seperti udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan, dan istirahat,
interaksi sosial, pencegahan terhadap bahaya kehidupan dan
kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.

2. Lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk system integrasi dan
interaktif. Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi
lingkungan serta perkembangan lingkungan.

3. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan
dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan
keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi

9
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan
meminimalisasi efek dari penyakit/kondisi yang kronis atau kondisi
ketidakmampuan. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan
dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan
perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang
memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia
dan lingkungannya.

4. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi
saling terintegrasi dengan baik. Suatu keadaan yang dicirikan oleh
keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara
fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal dan
sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi
persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan
suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan
untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi
berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan,
keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

2.7 Aplikasi Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem


Model konseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk keperawatan
keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah
kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait
dengan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu : mengenal masalah,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan
yang dapat menunjang kesehatan dan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan secara tepat.

Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:

1. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi


masalah kesehatan para anggotanya.
2. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi:
pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam
keluarga, kebudayaan dan gaya hidup.
3. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan.
4. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.

10
5. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan
kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan
kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga
akan meningkat pula.

Penerapan teori self-care Dorothea Orem didasarkan pada tiga teori yang
berfokus pada peran manusia dalam menyeimbangkan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri. Peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai
kemandirian dan kesehatan yang optimal (Tomey & Aligood, 2010).

Sebagai contoh perawatan anggota keluarga yang mengidap Diabetes


Mellitus. Pengelolaan DM merupakan pengelolaan penyakit yang melibatkan
kerjasama multidisiplin ilmu, pasien dan keluarga dalam mengendalikan gula
darah dengan melakukan latihan fisik, asupan nutrisi yang terencana, kontrol
glikemik (farmakologi), dan edukasi untuk meningkatkan self-care
management. Penerapan self-care theory pada pasien DM bertujuan untuk
mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana pasien harus
memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam
memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkungan kehidupan (Chrisstensen & Kenney, 2009; Ernawati, 2013)

Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem


dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat
dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
mencapai kesejahteraan. Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai
sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat
sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut
teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa
dengan Diabetes Mellitus terkontrol untuk tetap mempertahankan
kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan,
budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun
factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien
tinggal.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat


kontinyu atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai
kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan
teori Orem yaitu:

11
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal),
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya
dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta
menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan
tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan
selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan
pemantauan kadar glukosa darah.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri


pengembangan), Klien dengan DM mengalami perubahan fungsi
perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada
klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan dalam berkemih,
rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya tinggi).

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri


penyimpangan kesehatan), Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat
menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi,
perubahan sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien
dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi
dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan
pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan
pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien
dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem
peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu
untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
klasifikasi kemampuan klien yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah
mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai
bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal.
Penegakan diagnose keperawatan dalam teori ini disesuaikan dengan
therapeutic self-care demand yang merupakan uraian dari pengkajian
universal self-care requisites, developmental self-care requisites, dan health
deviation self-care requisite.

12
2.8 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem

ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT OREM

1. Pengkajian

Penerapan pengkajian dengan menggunakan Self Care Theory dari


Dorothea E Orem, dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan
perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah menurunkan
tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit. oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan. Pengkajian menurut orem difokuskan pada: Universal self care
requisite, Developmental self care requisite, Health deviation self care,
nursing system dan nursing Agency.

Kebutuhan perawatan diri universal (Universal self care requisite)


adalah Hal yang umum bagi seluruh manusia meliputi pemenuhan kebutuhan
yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan udara (tanpa menggunakan alat bantu)


2. Pemenuhan kebutuhan air atau minum tanpa adanya gangguan
3. Pemenuhan kebutuhan makanan tanpa gangguan
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan kebersihan permukaan
5. tubuh atau bagian bagian tubuh
6. Pemenuhan kebutuhan akifitas dan istrahat
7. Pemenuhan kebutuhan menyendiri dan interaksi sosial
8. Pemenuhan pencegahan dari bahaya pada kehidupan manusia
9. Peningkatan perkembangan dalam kelompok sosial sesuai
10. dengan potensi, keterbatasan dan keinginan manusia pada
umumnya

Kebutuhan Perkembangan Perawatan Diri (Development self care


requisite) adalah Kebutuhan yang dihubungkan pada proses perkembangan
dapat dipengaruhi oleh kondisi dan kejadian tertentu sehingga dapat berupa
tahapan-tahapan yang berbeda pada setiap individu, seperti perubahan
kondisi tubuh dan status sosial. Kebutuhan yang diperlukan misalnya sekolah.

Kebutuhan Perawatan Diri Pada Kondisi Adanya Penyimpangan


Kesehatan (Health Deviation Self Care Requisite) dikaitkan dengan
penyimpangan dalam aspek struktur dan fungsi manusia. Seseorang yang
sakit, terluka mengalami kondisi patologis tertentu, kecacatan atau
ketidakmampuan seseorang atau seseorang yang menjalani pengobatan tetap
membutuhkan perawatan. kebutuhan yang diperlukan misalnya pencarian
bantuan kesehatan.

13
Agen keperawatan (nursing agency) adalah karakteristik seseorang
yang mampu memenuhi status perawatan dalam kelompok-kelompok sosial.
Agen keperawatan (nursing agency) merupakan keterampilan dan
pengalaman hidup yang perawat dapatkan beberapa tahun melalui pendidikan
dan praktek yang digunakan secara efektif dalam proses penyembuhan klien.

Sistem keperawatan (nursing system) menggambarkan dan


menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan dipertahankan
oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara produktif.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Orem, penegakan diagnosa mengacu pada, diagnosa keperawatan


yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih
berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke
masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar.

3. Intervensi keperawatan

Menurut Orem intervensi Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat


diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self care
yang sebenarnya sudah diketahui. Teori Orem mengidentifikasi beberapa
metode bantuan, yaitu: Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan
langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan,
Membimbing dan mengarahkan, Memberi dukungan fisik dan psikologis,
Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung
perkembangan individu, Pendidikan, Berespon terhadap permintaan,
keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan,
Kolaburasi, pelimpahan wewenang, melibatkan anggota masyarakat,
lingkungan.

Tahap dalam menyusun asuhan keperawatan menurut orem

1. Diganostic operations

Diagnostic operations merupakan proses untuk menentukan masalah


dan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan ditentukan berkaitan
dengan self care demand. Penentuan self care demand dilakukan dengan dasar
pengkajian pada basic conditioning factor yang dilanjutkan universal,
developmental, dan deviation self care.

2. Prescriptive operation

14
Prescriptive operation merupakan tahapan untuk menentukan jenis
bantuan yang akan diberikan dalam melakukan intervensi keperawatan. Fase
prescriptive merupakan fase menentukan untuk metode pemberian bantuan
yang tepat dengan mempertimbangkan basic conditioning factor.

3. Control Operation

Control operation merupakan tahapan evaluasi dalam asuhan


keperawatan. Evaluasi dilakukan pada fase control, dimana efektivitas
regulatory operation dan outcome klien di estimasi.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori keperawatan merupakan sebuah petunjuk
praktik dalam memenuhi kebutuhan manusia sehingga tercapai
kesejahteraan/kesehatan manusia. Antara satu teori dengan teori yang
lainnya tidaklah bertentangan, melainkan saling berkaitan. Dorothea
Elizabeth Orem mengemukakan teori Self-Care yang mencoba
memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari
tiap klien yang terganggu dengan kondisi sakitnya. Model konseptual
Teori Orem mengembangkan 3 teori Self-Care yang berkaitan meliputi
Self-care, Teory Self-Care Deficit, dan Nursing System. Kekuatan dari
teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat
kemampuan Self-Care yang dimiliki keluarga tersebut. Sedangkan
kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan teknologi keperawatan
yang baik sehingga pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan
holistik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afelya, Iswanti Titi. (2014). Penerapan Teori Self Care Dorothea Orem Pada
Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Multiple
Ulkus, Ckd St V, Dan Hipoglikemia Berulang Di Rsupn Cipto
Mangunkusumo. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 13 (1) 85-91.

Andriyanti, liya. (2017). Journal of Nursing and Public Health. APLIKASI


TEORI DOROTHY OREM DALAM PEMBERIAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY Y DENGAN KASUS INFEKSI POST,
5(2), 54–59.

Aligood, M. R & Tomey, M. A,. (2010). Nursing Theorists and Their Work
Edition (7th ed). St. Louis,USA: Mosby Inc.

Alligood, Martha Raile.(2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka.


Edisi Indonesia Ke-8 Volume 1. Jakarta : ELSEVIER.

Chrisstensen, P.J & Kenney J.W. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi


Model Konseptual. Alih Bahasa Yuningsih, Y & Asih Y. Jakarta: EGC.

Ernawati. (2013). Diabetes Melitus dan Penanganannya: Penerapan Model


Self Care Orem Pada Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus.

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawei


Selatan: Pustaka As Salam.

Kozier, etc. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta :


EGC.

Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.


Jakarta : EGC.

Riasmini, Ni Made. dkk (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu,


Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA,
ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Ropyanto, Chandra Bagus. (2014). Prosiding Konferensi Nasional II PPNI


Jawa Tengah 2014. ANALISIS PENERAPAN TEORI SELF CARE
OREM PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL, 1-5

17
Tiana, E. (2012). Makalah Konsep Teori Dorothea E. Orem. Program Studi
S1 Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Kabupaten Jombang.
20 desember 2012.

18

Anda mungkin juga menyukai