Disusun oleh :
Kelompok 1
Irma Febiyanty I1B016001
Intan Latifah I1B016002
Layla Nurbani I1B016003
Muhammad Asyam Salman I1B016004
Ratna Sari I1B016005
Usfatun Chasanah I1B016006
Aniq Lutfiyah I1B016007
Venia Dhamayanti I1B016008
Ines Nataliah Silalahi I1B016010
Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas 1
Semester V
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kita dapat mengenal ilmu dan pengetahuan. Berkat ilmu itu
juga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Nursing Model :
Orem’s Self-Care Deficit Theory” ini dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Komunitas , dimana sumber materi diambil dari buku-buku
yang relevan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan
disampaikan.
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 Sejarah dan Biografi Dorothea E. Orem .......................................................... 3
2.2 Teori yang Dikemukakan oleh Dorothea E. Orem meliputi : Teori Self Care,
Teori Self Care Deficit, Teori Nursing System ........................................................... 4
2.3 Model Keperawatan Dorothea E. Orem Secara Umum .................................. 6
2.4 Perbedaan Teori Dorothea E. Orem dan Proses Keperawatan....................... 6
2.5 Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem ........................................ 8
2.6 Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ................................... 9
2.7 Aplikasi Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ...................................... 10
2.8 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem ...................................... 13
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
e. Mahasiswa mengetahui Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E.
Orem
f. Mahasiswa mengetahui Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea
E. Orem
g. Mahasiswa mengetahui Aplikasi Keperawatan Menurut Dorothea E.
Orem
h. Mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E.
Orem
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
untuk pengembangan teori. Orem memberikan kepemimpinan intelektual
dalam seluruh upaya kolaboratif ini.
4
1. Teory Self Care
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat,
oleh pasien itu sendiri atau kedua- duanya. System keperawatan di
desain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melatih dan meningkatkan self agency seseorang yang mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self care. Sistem keperawatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien yakni wholly
compensatory system (system bantuan penuh atau ketergantungan
total), partially compensatory system (sistem bantuan sebagian atau
ketergantungan sebagian) dan supportife educative system
(Renpenning & Taylor, 2003: Alligood & Tomy, 2010)
5
perawatan diri terapeutik dengan komponen yang sama untuk
keterlibatan dalam perawatan diri atau ketergantungan perawatan, dan
untuk keluarga atau unit-unit multi-person yang lain.
Model perawatan diri sendiri / self care terdiri dari aktivitas dimana
seorang individu melakukan sesuatu untuk dirinya dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan (Harnilawati,
2013). Kebutuhan dasar menurut Orem:
6
Sistem ini merupakan suatu tindakan keperawatan dengan
memberikan bantuan secara penuh pada pasien karena
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri sehingga memerlukan bantuan dalam pergerakan
pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Contohnya adalah pemberian bantuan pada pasien koma atau
mengalami penurunan kesadaran.
7
perawat dan pasien dalam hubungan melakukan self care, mengatur
kebutuhan terapi perawatan diri, melindungi pengembangan kemampuan
perawatan diri. (Orem, 1991).
8
Kelemahan dari model Orem adalah
1. Orem berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis, namun dalam
kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah.
2. Penempatan pasien dalam sistem mencakup kapasitas individu
untuk gerakan fisik.
3. Sistem dipandang sebagai satu kesatuan, sementara Orem
mendefinisikan sistem sebagai suatu keseluruhan.
4. Teorinya berorientasi pada penyakit.
1. Manusia
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana
mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri
sendiri, secara berkelanjutan. Orem juga memandang manusia sebagai
suatu kesatuan yang berfungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan kebutuhan
manusia seperti udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan, dan istirahat,
interaksi sosial, pencegahan terhadap bahaya kehidupan dan
kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.
2. Lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk system integrasi dan
interaktif. Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi
lingkungan serta perkembangan lingkungan.
3. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan
dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan
keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi
9
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan
meminimalisasi efek dari penyakit/kondisi yang kronis atau kondisi
ketidakmampuan. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan
dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan
perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang
memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia
dan lingkungannya.
4. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi
saling terintegrasi dengan baik. Suatu keadaan yang dicirikan oleh
keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara
fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal dan
sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi
persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan
suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan
berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan
untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi
berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan,
keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
10
5. Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan
kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan
kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga
akan meningkat pula.
Penerapan teori self-care Dorothea Orem didasarkan pada tiga teori yang
berfokus pada peran manusia dalam menyeimbangkan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri. Peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai
kemandirian dan kesehatan yang optimal (Tomey & Aligood, 2010).
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan,
budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun
factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien
tinggal.
11
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal),
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya
dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta
menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan
tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan
selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan
pemantauan kadar glukosa darah.
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien
dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem
peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu
untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
klasifikasi kemampuan klien yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah
mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai
bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal.
Penegakan diagnose keperawatan dalam teori ini disesuaikan dengan
therapeutic self-care demand yang merupakan uraian dari pengkajian
universal self-care requisites, developmental self-care requisites, dan health
deviation self-care requisite.
12
2.8 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea E. Orem
1. Pengkajian
13
Agen keperawatan (nursing agency) adalah karakteristik seseorang
yang mampu memenuhi status perawatan dalam kelompok-kelompok sosial.
Agen keperawatan (nursing agency) merupakan keterampilan dan
pengalaman hidup yang perawat dapatkan beberapa tahun melalui pendidikan
dan praktek yang digunakan secara efektif dalam proses penyembuhan klien.
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
1. Diganostic operations
2. Prescriptive operation
14
Prescriptive operation merupakan tahapan untuk menentukan jenis
bantuan yang akan diberikan dalam melakukan intervensi keperawatan. Fase
prescriptive merupakan fase menentukan untuk metode pemberian bantuan
yang tepat dengan mempertimbangkan basic conditioning factor.
3. Control Operation
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori keperawatan merupakan sebuah petunjuk
praktik dalam memenuhi kebutuhan manusia sehingga tercapai
kesejahteraan/kesehatan manusia. Antara satu teori dengan teori yang
lainnya tidaklah bertentangan, melainkan saling berkaitan. Dorothea
Elizabeth Orem mengemukakan teori Self-Care yang mencoba
memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari
tiap klien yang terganggu dengan kondisi sakitnya. Model konseptual
Teori Orem mengembangkan 3 teori Self-Care yang berkaitan meliputi
Self-care, Teory Self-Care Deficit, dan Nursing System. Kekuatan dari
teori Orem ini adalah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
dilakukan dengan efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat
kemampuan Self-Care yang dimiliki keluarga tersebut. Sedangkan
kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan teknologi keperawatan
yang baik sehingga pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan
holistik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Afelya, Iswanti Titi. (2014). Penerapan Teori Self Care Dorothea Orem Pada
Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Multiple
Ulkus, Ckd St V, Dan Hipoglikemia Berulang Di Rsupn Cipto
Mangunkusumo. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 13 (1) 85-91.
Aligood, M. R & Tomey, M. A,. (2010). Nursing Theorists and Their Work
Edition (7th ed). St. Louis,USA: Mosby Inc.
17
Tiana, E. (2012). Makalah Konsep Teori Dorothea E. Orem. Program Studi
S1 Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Kabupaten Jombang.
20 desember 2012.
18