Anda di halaman 1dari 17

TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA OREM

Disusun Oleh :

Miftahul Rauzah (2312201010012)

Dosen Pembimbing :
Dr. Hilman Syarif, M.Kep., Sp.Kep.M.B.

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya telah memberikan
nikmat iman dan Islam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita sebagai
generasi penerusnya hingga akhir zaman. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yang
berjudul “Teknologi Informasi dalam Keperawatan” yaitu untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang teknologi informasi yang akan diperoleh tenaga medis terutama bagi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan
makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banda Aceh, September 2023

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................. 2
Daftar Isi.................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN.................................................. 3
BAB III HASIL LITERATUR REVIEW............................................... Error!
Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................... 9
BAB V PENUTUP.................................................................................. Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan dalam melakukan pelayanan kesehatan bersifat
humanistic, berlandaskan ilmu keperawatan, dan berorientasi terhadap kebaikan klien,
keluarga, masyarakat yang berpedoman pada etika profesi keperawatan. Pelayanan
keperawatan dapat dikatakan berkualitas apabila dilandaskan pada pengembangan
teori dan model konseptual keperawatan, pengembangan riset keperawatan, dan
diimplementasikan dalam praktek keperawatan.
Teori adalah kumpulan konsep atau definisi dari suatu peristiwa yang
dihubungkan sehingga dihasilkan sesuatu yang mudah dipahami berupa pernyataan,
kata-kata, penjelasan, perkiraan terhadap suatu fenomena. Teori keperawatan ialah
sekumpulan pernyataan yang yang berhungan dengan ilmu keperawatan dan
merupakan body of knowledge untuk mendukung praktik keperawatan. Sedangkan
menurut Barnum (1990), teori keperawatan ialah usah untuk menguraikan dan
menjelaskan mengenai keperawatan.
Self care dapat membantu orang tumbuh dalam kelompok sosial yang mirip
dengan diri mereka sendiri, memahami keterbatasan mereka, dan berbagi keinginan
untuk menjadi orang normal. (Januarista & Suriawanto, 2019). Self care adalah
sesuatu yang dilakukan setiap orang untuk mengelola diabetesnya, termasuk
mendapatkan pengobatan dan menghindari komplikasi. Self care yang tepat dapat
membantu penderita diabetes melitus menghindari komplikasi akut atau kronis,
terutama jika mereka mengikuti praktik perawatan diri yang baik.(Hartono et al.,
2019).
Dalam penelitian didapatkan bahwa dalam konteks diabetes mellitus,self
efficacy relevan untuk meningkatkan perilaku self care .Kemampuan melakukan self
care tersebut terekomendasi menyediakan sarana untuk menilai self efficacy (Goodall
et al., 2020). Rendahnya self efficacy berdampak terhadap rendahnya tingkat
perawatan diri atau self care,sehingga menyebabkan glikemik (HbAc) tidak terkontrol
dengan baik (Widyanata, 2018).
Asumsi bahwa orang membuat penilaian tentang kemampuan seseorang dan
kemudian terlibat dalam Self care untuk mencapai sesuatu seperti yang diharapkan
didasarkan pada teori self-efficacy. Tingkat self- efficacy seseorang memengaruhi
seberapa banyak usaha yang mereka lakukan dalam perilaku mereka. (Mederos et al.,
2021)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biografi dari tokoh Dorothea Orem?
2. Bagaimanakah penjelasan teori Dorothea Orem?
3. Bagaimanakah konsep teori Keperawatan Dorothea Orem?
4. Apa Tujuan dari keperawatan teori Orem?
5. Bagaimanakah asumsi dasar paradigma keperawatan teori Dorothea Orem
6. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan teori Dorothea Orem ?

C. Tujuan
1. Mengetahui biografi dari tokoh Dorothea Orem
2. Memahami dan dapat menjelasan teori Dorothea Orem
3. Mengetahui konsep teori keperawatan Dorothea Orem
4. Mengetahui Tujuan Keperawatan teori Orem
5. Mengetahui asumsi dasar paradigma keperawatan teori Dorothea Orem
6. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Dorothea

D. Manfaat
Makalah ini merupakan kajian ilmiah dan ilmu pengetahuan sehingga bisa menjadi
literatur dalam penulisan ilmiah selanjutnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea Orem

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore,Maryland.

Dorothea E. Orempendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di


Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939
pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika
selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas
pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan,
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan
diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun
1971).
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu ;Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya diSavannah,


USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kahilangan
seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang
sangat luas di bidang keperawatan. Dalam bidang keperawatandapat dikatakan bahwa
ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang
terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan dalam bidang
Keperawatan. Dorothea E. Orem melihat bahwa perawatan propesional mendapat
bantuan pengambil alihan tugas sebahagian atau pun keseluruhan atau perawatan diri
atau perawatan.

B. Pengertian Keperawatan Menurut Orem


1. Menurutnya teori keperawatan adalah :
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus
diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang
kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan
kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan
diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk
memenuhi aktivitas Self Care mereka.

2. Deskripsi Konsep Sentral Orem


a. Manusia :
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik dan
sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan
asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:
1) Udara
2) Air
3) Makanan
4) Eliminasi
5) Kegiatan dan istirahat
6) Interaksi social
7) Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
b. Masyarakat/lingkungan :
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan
interaktif
c. Kesehatan :
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk
menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya.
Kesejahteraan merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual,
gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi
berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan,
keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
d. Keperawatan :
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan
sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka,
orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab
terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat
atau mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan
untuk
menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan
sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena
memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi
secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

C. Konsep Teori Keperawatan Dorothea Orem


1. Definisi Kosep Teosri Keperawatan Dorothea Orem
Self care adalah teori keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea E Orem,
yaitu suatu pelaksanaan kegiatan yang didasarkan atas kesadaran diri dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan sesuai dengan keadaan
baik sehat maupun keadaan sakit. Sementara itu peneliti lain Wijayanti (2020),
berpendapat bahwa upaya kemandirian yang dilakukan oleh pasien DM disebut
dengan self care DM yang merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk
mengontrol DM dalam pencegahan komplikasi.
Supportive educative system merupakan kegiatan untuk membantu individu
dalam meningkatkan kemampuan (perilakunya) dalam pemantauan glukosa darah
mandiri, nutrisi, aktivitas fisik dan pengobatan. Peneliti Sari & Herlina, (2019),
berpendapat Pada perawatan kaki, supportive educative system diberikan dalam
bentuk memandu, mengarahkan dan mengajarkan dalam pendidikan kesehatan
bagi diabetisi beresiko ulkus kaki diabetes. Perubahan hasil dari supportive
educative system dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan,
yang diikuti dengan adanya kesadaran melakukan hal positif terhadap kesehatan
yang akhirnya dapat diterapkan dalam pencegahan komplikasi DM.
Self Care merupakan teori keperawatan yang dikembangkan oleh Dorothea
Orem (1971). Orem mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan
kebutuhan klien terhadap perawatan diri sendiri. Perawatan diri sendiri (self care)
dibutuhkan oleh setiap individu maupun manusia, baik laki-laki maupun
perempuan, anak-anak maupun dewasa. Saat self care tidak dapat terpenuhi maka
akan mengakibatkan terjadinya kesakitan ataupun kematian.
Self care DM merupakan program tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh
penderita DM dalam kehidupannya sehari-hari. Tujuan melakukan tindakan self
care untuk mengontrol glukosa darah. Tindakan yang dapat mengontrol glukosa
darah, meliputi pengaturan pola makan (diit), latihan fisik (olahraga), perawatan
kaki, penggunaaan obat diabetes dan monitoring gula darah (Kurniawati, 2011).
Dhorothea E. Orem membagi konsep teori keperawatan self care menjadi 3 (tiga)
teroi yang saling berhubungan (Mardiyaningsih, 2018) :
a. Theory self care
Menurut Orem (2010) Kegiatan self care individu terdiri dari perawatan diri.
Untuk memahami konsep perawatan diri, penting untuk terlebih dahulu
memahami maknanya. memahami konsep self care tersebut yaitu self care
agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik
(Muhlisin & Irdawati, 2017) :
1) Self care agency
Self care agency merupakan kemampuan pada manusia atau kekuatan
untuk melakukan self care.
2) Basic conditioning factor
Self care sangat berpengaruh pada basic conditiooning factor yaitu
usia, jenis kelamin, tahap perkembangan, kesehatan, orientasi sosial
budaya, sistem perawatan kesehatan (modalitas untuk diagnosis dan
manajemen), struktur keluarga, gaya hidup, lingkungan, dan sumber
daya yang tersedia
3) Self care therapeutic
Self care therapeutik adalah semacam inisiatif perawatan diri yang
dikembangkan untuk mengatasi tuntutan perawatan diri melalui
penggunaan teknik yang terbukti gigih terhadap aktivitas yang akan
dilakukan.
b. Theory self care deficit
Menurut gagasan self care, ketika seseorang tidak dapat mengurus dirinya
sendiri, orang lain harus turun tangan untuk membantu. (Habibah et al.,
2019).
Inti dari teori ini ialah perawat dapat menggambarkan kapan perawat
diperlukan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan orang tua, pengasuh).
Terdapat keterbatasan dalam melakukan self care secara efektif :

Teori self care deficit diterapkan bila ;


a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk masa
yang akan datang.
c. Theory nursing system.
Nursing system hubungan interpersonal yang dibangun dari perawat
berdasarkan pasien yang membutuhkan perawatan diri.Menurut Orem
terdapat 3 (tiga) klasifikasi (Aris, 2020).
a. The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawata secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi
gerakan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja
dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal
seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien ini memiliki
kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan
perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.
c. The supportive – Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
Metode bantuan :
Perawat membantu klien denagn mengguanakn sistem dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Menagarahkan klien
4) Mensuport klien
5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang.

D. Tujuan Keperawatan pada Model Orem


Tujuan keperawatan pada model Orem”s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga/ komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
4. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s yang
diterapkan.

Pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:

1. Aspek interpersonal: hubungan didalam keluarga


2. Aspek sosial: hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis: mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan
dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

E. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pada diri dan
perawatan diri. Namun demikian, seseorang dianggap paling ekslusif dalam
kontek ini sedangkan kompleksitas perawatan manusia dan tindakan manusia
tidak dipertimbangkan. Dalam hal ini, model tersebut berada dalam kategori yang
didefinisikan sebagai paradigma total, bahwa manusia dianggap sebagai sejumlah
kebutuhan perawatan diri.
2. Lingkungan
Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. Namun, hal ini terutama
dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya
perawatan diri.
3. Sehat dan Sakit
Ide ini juga terdapat dalam model tersebut, namun dibahas dalam kaitannya
dengan perawatan diri. Alasannya bahwa jika individu dalam keadaan sehat
mereka dapat memenuhi sendiri deficit perawatan diri yang mereka alami.
Sebaliknya jika mereka sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari status agens
perawtan diri menjadi status pasien atau penerima asuhan. Penyamaan sehat
dengan perawatan diri dalam hal ini berarti sehat sakit tidak dibahas dalam konsep
yang berbeda. Akan timbul masalah disini jika orang yang sehat tidak dapat
melakukan perawatan untuk dirinya sendiri.
4. Keperawatan
Model ini membahas dengan cara yang jelas dan sistematik sifat dari keperawatan
dan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan. Harus diketahui
bahwa hal tersebut ditampilkan dalam bentuk pendekatan mekanistik berdasarkan
pendekatan supportif-edukatif, kompensasi partial, dan kompensasi total.
Pendekatan tersebut merupakan pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanaka.

F. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem


Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan.
Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan,
tindakan klinis, administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.
a. Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing
system, dan self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan
dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
b. Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat
statis, namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu
berubah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari konsep atau teori keperawatan sebagaimana telah
disampaikan, maka disimpulkan bahwa perawat harus dapat memahami apa yang
harus dikerjakan secara akurat dan tepat sehingga klien memperoleh hak-hak secara
tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan konsep/teori keperawatan
yang sesuai karakteristik pada kalien untuk memberikan asuhan keperawatan yang
relevan.
Konsep atau teori keperawatn self care mempunyai makna bahwa semua
manusia mempunyai kebutuhan self care dan klien mempunyai hak-hak untuk
memperolehnya dengan sendiri kecueli jika pasien tidak mampu.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai