Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Model Konseptual Keperawatan Komunitas

(Dorothea Orem dan Imogene M. King)

OLEH

Kelompok 3

Muhammad Hidayat

Tiara Asisa

Nita Ulfayanti

Nurazizah Peberianti

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah dengan judul “Model Konseptual
Keperawatan Komunitas (Dorothea Orem dan Imogene M. King)” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada baginda kita Muhammad SAW. dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Hadis-hadis
Ekonomi Islam. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT. dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia biasa. Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Bone, 13 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Konseptual Keperawatan Menurut Dorothea Orem.......................3
1. Asumsi Model Konsep Dorothea Orem .............................................3
2. Teori Keperawatan Orem ...................................................................4
3. Tiga Kategori Self Care ......................................................................6
4. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea E.Orem .........................7
B. Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King...................9
1. Asumsi Model Konsep Imogene M. King ..........................................9
2. Model Konsep Keperawatan Imogene M. King .................................10
3. Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King .........................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual
yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dalam
proses berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan
pengembangan ilmu keperawatan, bersamaan dengan perkembangan itu lahir
berbagai konsep dan teori model keperawatan yang dikemukakan oleh banyak
pakar ilmu keperawatan. Perlu pemahaman yang kompleks untuk mempelajari
konsep-konsep dan teori tersebut (Efendi & Makhfudli, 2009).
“A model is an idea that explains by using symbolic and physical
visualization” (sebuah model adalah ide yang menjelaskan dengan
menggunakan visualisasi symbol dan fisik). Model-model simbolik dapat
berupa kata-kata lisan (verbal), skematis, atau kuantitatif. Model ini tidak
punya bentuk fisik yang dikenal, model konseptual.
Model konseptual adalah serangkaian konsep yang berhubungan dengan
menggambarkan secara simbolik dan menyampaikan gambaran mental sebuah
fenomena. Model konseptual keperawatan mengidentifikasi konsep dan
menggambarkan hubungannya terhadap fenomena yang perhatiannya berfokus
pada disiplin.
Dari beberapa model konsep, dua diantaranya adalah model “self care”
yang diperkenalkan oleh  Dorothea E. Orem pada tahun 1971 yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kesehatan dan kesejahteraan dengan
cara memandirikan pasien, keluarga dan masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan sehari hari. Dan Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan
oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan
teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang

1
meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang (Pujiastutik & Sumaningrum, 2019).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana model konseptual keperawatan menurut Dorothea Orem?
2. Bagaimana model konseptual keperawatan menurut Dorothea Orem dan
Imogene M. King?
3. Bagaimana paradigma keperawatan menurut Dorothea Orem?
4. Bagaimana paradigma keperawatan menurut Imogene M. King?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan menurut Dorothea
Orem.
2. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan menurut Dorothea
Orem dan Imogene M. King.
3. Untuk mengetahui paradigma keperawatan menurut Dorothea Orem.
4. Untuk mengetahui paradigma keperawatan menurut Dorothea Orem.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Konseptual Keperawatan Menurut Dorothea Orem (1971)


Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care
sebagai pandangan tentang konsep keperawatan yaitu keinginan pasien untuk
merawat dirinya sendiri. Pengetahuan imi muncul dari pengetahuan Orem
pada sifat- sifat situasi praktik keperawatan. Menurut Orem self care
merupakan kemampuan individu untuk memprakarsai dinnya dalam
melakukan perawatan diri sendiri dalam rangka mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan (Triyono, 2019).
1. Asumsi Model Konsep Dorothea Orem
Teori Orem di asumsikan dari lima asumsi yang mendasar sebagai teori
umum ilmu keperawatan yaitu:
a. Manusia memerlukan masukan-masukan berkelanjutan secara sengaja
bagi diri mereka danlingkungannya agar bisa hidup dan berfungsi
alami.
b. Human agent memiliki kekuatan untuk dilatih dalam membentuk
perawatan bagi dirinya dan juga yang lain dalam upaya mengenali
kebutuhan dan bagaimana membuat masukan yang dibutuhkan.
c. Pengalaman manusia terkait dengan tindakan keperawatan bagi diri
sendiri dan orang lain melibatkan pengaturan fungsi masukan-
masukan.
d. Human agent dilatih untuk menemukan, mengembangkan,dan
meneruskan ke berbagai jalan untuk mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan dan membuat masukan untuk dirinya dan orang lain.
e. Berbagai kelompok berhubungan dan bertanggungjawab menjaga
anggota kelompok yang kurangan pengalaman untuk dapat
memberikan masukan.

3
2. Teori Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan
ke dalam tiga teori yaitu;
a. Self Care
Menggambarkan atau menjelaskan tentang perawatan diri sendiri
dalam suatu kontribusi berkelanjutan pada orang dewasa bagi
eksistensi, kesehatan dan kesejahteraannya. Dapat pula diartikan
sebagai latihan aktifitas yang individunya dalam memulai dan
menampilkan kepentingan mereka dalam mempertahankan
hidup.kesehatan dan kesejahteraan (Susanty et al., 2022).
Orem mengemukakan tiga kategori/ persyaratan self care yaitu:
persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan
keschatan.
Penekanan teori self care secara umum:
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya
b. Self Care Deficit
Self Care Deficit adalah suatu kondisi manakala seseorang
mengalami ketidakmampuan atau ketidakpedulian pada dirinya sendiri.
Ketidak mampuan klien imi memerlukan agen keperawatan yang

4
mempunyai kemampuan khusus untuk memberikan perawatan yang
akan menggantikan kerugian atau memberikan bantuan dalam
mengatasi penurunan kesehatan.
Terkait hal tersebut dikenal adanya agen keperawatan yang
mempunyai kemampuan khusus yang memungkinkan mereka
memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau bantuan
dalam mengatasi turunan keschatan atau perawatan mandiri. Agen
keperawatan (Nursing agency) yaitu karakteristik orang yang mampu
memenuhi status perawatan dalam kelompok-kelompok sosial. Ada
tambahan tiga istilah yang berhubungan dengan "Self care agency"
yaitu "agent", "self care agent" "dependent care agent", "Agent" adalah
orang yang mengambil tindakan. "Self care agent" adalah penyedia
perawatan mandiri. "Dependent care agent" adalah penyelenggara
perawatan (misalnya keluarga).
c. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system
ditentukan/ direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas “Self Care" (Lestari &
Ramadhaniyati, 2018).
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System:
1) The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan keperawtan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi,
serta adanya manipulasi gerakan.
2) The Partly compensantory system
Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara
sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan
secara minimal seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien

5
ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi
butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka.
3) The supportive-Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
Metode bantuan:
Perawat membantu klien denagn mengguanakn system dan melalui
lima metode bantuan yang meliputi:
a) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b) Mengajarkan klien
c) Menagarahkan klien
d) Mensuport klien
e) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang
3. Tiga Kategori Self Care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus
kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial,
dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan,
dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
b. Developmental self care requisite
Kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan
proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama
variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan
kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap

6
perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses
perkembangan sepanjang siklus hidup.
c. Health deviation self care requisite
Kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,
kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara,
struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya,
diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan
integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan self care (Nofalia & Nurhadi, 2018).
4. Paradigma Keperawatan Menurut Dorothea Orem
a. Manusia
Orem mengemukakan pandangannya tentang manusia dalam kaitannya
dengan teori self care, sebagai berikut:
1) Individu sebagai kesatuan unit yang menjalankan fungsi biologis,
simbolik dan sosial dengan melakukan aktifitas self care untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
2) Setiap individu memerlukan self care dan mempunyai hak untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri selama masih mungkin dan pada
dasarnya kebutuhan self care merupakan tanggung jawab individu
untuk memenuhinya.
3) Pada keadaan nomal dan maturitas yang cukup individu bertindak
sebagai agen self care untuk dirinya. Pada bayi, orang tua
bertindak sebagai agen self care dan pada individu yang sakit atau
cacat, maka keluarga dan perawat menjadi agen self care bagi
mereka.
4) Individu mempunyai kemampuan untuk berkembang dan belajar
dalam memenuhi kebutuhan self care-nya. Hal ini dipengaruhi
olch usia (kematangan) kapasitas mental, sosial, budaya
masyarakat dan status emosi individu.
5) Manusia berbeda dari makhluk lainnya dalam kapasitasnya untuk
merefleksikan dirinya dan lingkungannya, mampu mensimbolisasi

7
apa yang dialami, menggunakan kreasi simbol (ide, kata) dalam
berfikir dan berkomunikasi,membimbing untuk melakukan sesuatu
dan membuatnya berguna untuk dirinya dan orang lain (Sarfika et
al., 2018)
b. Lingkungan
Pandangan Orem berkaitan dengan lingkungan,yaitu:Lingkungan
merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar pasien yang
menpengaruhi dan berinteraksi dengan individu. Lingkungan menurut
Orem terdin dari lingkungan fisik,kimia,biologi dan sosial yang dapat
mempengaruhi individu memenuhi kebutuhan self care secara optimal.
Disamping lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial Orem
mengemukan juga bahwa terdapat lingkungan positif dan lingkungan
negatif. Lingkungan posistif menurutnya,adalah lingkungan yang dapat
menunjang individu memenuhi kebutuhan self care dan lingkungan
negatif yang menghambat pemenuhan kebutuhan.selfcare-nya.
c. Sehat
Orem mengemukakan pandangan bahwa sehat merupakan suatu
keadaan yang ditandai dengan perkembangan struktur tubuh dan fungsi
mental secara terintegrasi dan menyeluruh termasuk aspek fisik,
psikologis, interpersonal dan sosial. Status kesehatan ditunjukan
melalui kemampuan individu mencegah sakit, mempertahankan/
meningkatkan status kesehatan, mengobati penyakit dan mencegah
komplikasi.
Orem juga memandang bahwa sehat merupakan tanggung jawab
individu untuk mencapainya, bila individu dapat memenuhi kebutuhan
self care-nya secara baik dan optimal maka individu tersebut dapat
dikatakan sehat. Sehat merupakan hasil dani pengalaman individu
menghadapi dan mengatasi stimulus yang timbul seperti tuntutan
kebutuhan,dorongan dan keinginan.
d. Keperawatan

8
Keperawatan menurut Orem merupakan rangkaian aktifitas yang
bersifat therapeutik didasari oleh teori keperawatan. Sistem
keperawatan diartikan sebagai produk atau hasil dari aktifitas perawat
sebagai agent self care pasien serta memenuhi kebutuhan self care
secara therapeutik. Didalam sistem keperawatan, perawat memberi
gambaran, merancang dan memfasilitasi kebutuhan self care pasien
dan mencari cara bentuk terapeutik perawat sehingga dapat
mengeliminir self care deficit dari pasien. Adapun tujuan keperawatan
menurut orem, adalah:
1) Mempertahankan kebutuhan self care sesuai kemampuan klien dan
meminimalkan dari self care deficit.
2) Meningkatkan kemampuan pasien dalam pemenuhanselfcare.
3) Membantu orang lain untuk memberikan bantuan self carejika
pasien tidak mampu.
B. Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King (1971)
King mengembangkan model konseptual keperawatan di pertengahan
tahun 60-an dengan gagasan yang mengatakan bahwa manusia adalah system
terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Fokus sentral kerangka kerja
King adalah manusia karena manusia bersifat dinamis yang memiliki persepsi
terhadap objek, orang dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi manusia
dalam berperilaku, interaksi social dan kesehatan. Kerangka kerja konseptual
King mencakup 3 sistem interaksi dengan masing-masing system memiliki
keunikan dalam konsep dan karakteristik kelompok. Sistem ini terdiri dari
system personal, interpersonal dan social (Pujiastutik & Sumaningrum, 2019).
Asumsi yang mendasar pada keperawatan adalah proses melibatkan caring
untuk manusia dengan kesehatan merupakan tujuan utama.
1. Asumsi Model Konsep Imogene M. King
Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan
secara eksplisit maupun implisit (Pujiastutik & Sumaningrum, 2019).
a. Asumsi Eksplisit

9
1) Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
2) Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan
nilai klien serta perawat.
4) Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
5) Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
b. Asumsi Implisit
1) Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
2) Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
3) Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4) Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
2. Model Konsep Keperawatan Imogene M. King
a. Sistem Personal
Menurut King setiap individu adalah sistem personal (sistem
terbuka). Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah persepsi
(perception), diri (self), pertumbuhan dan perkembangan (growth and
development), citra diri (body image), ruang (space), dan waktu (time)
(Efendi & Makhfudli, 2009).
1) Persepsi (perception)
Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan
kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan
hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang,

10
pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dan
subjektif atau personal.
2) Diri (self)
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan
orientasi pada tujuan.
3) Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)
Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku
manusia. Perubahanini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan
dapat diprediksiakan walaupun individu itu bervariasi, dan
sumbangan fungsi genetik, pengalaman yang berarti dan
memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses
diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial
untuk mencapai aktualisasi diri.
4) Citra diri (body image)
King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang
merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
5) Ruang (space)
Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang,
personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung
dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional,
atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi
secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua
arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.
6) Waktu (time)
King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu kejadian dengan
kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap orang
b. Sistem Interpersonal

11
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang
disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang
relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi,
transaksi, peran dan stress (Triyono, 2019).
1) Interaksi
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
2) Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi
yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-
ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu,
personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang
lain.
3) Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.
4) Peran
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima.
Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di
harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial,
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara
2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.
5) Stress

12
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor.
c. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-
praktik dan aturan. Konsep yang relevan dengan sistem sosial adalah
organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan
(Triyono, 2019).
1) Organisasi
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas
yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal
seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.
2) Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan
dengan wewenang.
3) Kekuasaan
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
4) Pembuatan keputusan
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual,

13
personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan
berorientasi pada tujuan.
5) Status
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat
diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang
didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan
kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status
berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara


perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan
pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian
juga oleh sistem asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah
memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam
menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap
lingkungan.
3. Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King
a. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda,
energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam
kerangka konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai
individu disebut sebagai sistem personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta
ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam
satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok
(Pujiastutik & Sumaningrum, 2019) :

14
1) Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat
diperlukan dan dapat digunakan.
2) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah
penyakit.
3) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat diri mereka sendiri.
b. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia
yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian
terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit,
dengan menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
c. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam
masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara
terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku
sosial, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu
sistem terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi,
informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang
diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.
d. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi
dan interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang
persepsi mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola
intervensi keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat
meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan
jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.
Transaksi:
1) Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.

15
2) Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis
maka tujuan tercapai.
3) Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan
tercapai.
4) Jika interaksi perawat dan pasien/klien berjalan baik maka tumbuh
kembang dapat ditingkatkan .
5) Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka
transaksi terjadi.
6) Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
7) Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian
tujuan terjadi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseptual model self care yang dikembangkan oleh Dorothea E.Orem


merupakan salah satu model yang menekankan pada kemampuan individu
untuk memenuhi kebutuhan self care secara mandiri dan selama masih
memungkinkan dan menekankan supaya individu menjadi self care agent bagi
dirinya sendiri. Dimana manusia merupakan kesatuan unit fungsional yang
menjalankan fungsi biologisnya, sedangkan sehat- kesehatan merupakan
kondisi seseorang dapat memenuhi kebutuhan self care-nya dan kondisi sehat
akan mudah dicapai. Apabila individu mempunyai kemampuan dan kesadaran
yang tinggi dalam merawat dirinya sendiri dan mengoptimalkan kesehatannya,
serta memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang dalam aktivitas sehari-
hari maka individu tersebut akan berada dalam kondisi sehat.
Konsep keperawatan menurut King adalah sebagi proses aksi, reaksi, dan
interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama memberikan informasi
tentang persepsi mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses
interaksi antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan situasi dan
kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka menentukan tujuan,
mengeksplorasi maksud, dan menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.
B. Saran
Dalam menerapkan model konsep/teori keperawatan diperlukan suatu
pengetahuan dan keterampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang terapeutik, karena
masing-masing teori mempunyai penekanan-penekanan tersendiri. Perawat
ataupun calon perawat harus mampu mengkaji secara tepat yang mana pasien
yang membutuhkan bantuan perawat mana pasien yang mampu memenuhi
kebutahannya sendiri. Selain itu, perawat ataupun calon perawat mampu
menjalin komunikasi dan interaksi yang baik dengan pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan (1st ed.). Salemba Medika.
Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2018). Falsafah Dan Teori Keperawatan (1st ed.).
Pustaka Pejajar.
Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Modul Pembelajaran Komunitas. Icme Press.
Pujiastutik, Y. E., & Sumaningrum, N. D. (2019). Theory of Goal Attainment
(Imogene M. King). JURNAL NERS DAN KEBIDANAN, 6(Attainment, Goal
King, Imo), 268–275. https://doi.org/10.26699/jnk.v6i3.ART.p268-275
Sarfika, R., Maisa, E. A., & Freska, W. (2018). BUKU AJAR KEPERAWATAN
DASAR 2 (1st ed.). Andalas University Press.
Susanty, S., Sudayasa, I. P., Saltar, L., Rahmadiyah, D. C., Rosanty, A., & Prio,
A. Z. (2022). Ilmu Dasar Keperawatan Komunitas (1st ed.). CV. Eureka
Media Aksara.
Triyono, H. G. (2019). Buku keperawatan komunitas dan aplikasi penggunaan.
Gosyen Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai