PENDAHULUAN
15
Materi esensial yang dimaksud ialah konsep caring. Konsep caring dapat
diaplikasikan kepada semua orang termasuk teman, kakak tingkat, dan
tentunya pasien. Konsep caring memegang peranan penting dalam praktik
keperawatan karena merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan tujuan
melakukan perawatan. Dengan konsep caring, terbangun hubungan yang baik
dan solid antara perawat dengan klien. Hubungan yang baik dan solid akan
memudahkan perawat mengkomunikasikan segala hal yang berkaitan dengan
proses kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2009).
Konsep caring ditunjang oleh konsep keluarga karena keduanya
sebenarnya berkaitan. Perawat dapat menerapkan kedua konsep tersebut untuk
menunjang keberhasilan misinya dalam melakukan perawatan. Konsep
keluarga akan membantu perawat memahami tidak hanya pasiennya, namun
juga keluarga pasien sebagai kesatuan yang holistik. Perpaduan konsep caring
dan konsep keluarga membantu perawat menghadirkan dirinya dalam proporsi
yang sesuai dan memenuhi kewajibannya sebagai perawat profesional (Potter
& Perry, 2009).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah “Memahami Konsep Caring, Konsep
Keluarga, Serta Aplikasi Konsep Caring Mahasiswa dengan Mahasiswa”,
adalah :
1. Mengetahui dan memahami konsep caring serta konsep keluarga
2. Memahami aplikasi konsep caring dalam hubungan mahasiswa dan
mahasiswa senior
15
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah Memahami
Konsep Caring, Konsep Keluarga, Serta Aplikasi Konsep Caring
Mahasiswa dengan Mahasiswa”, sebagai berikut :
1. Memberikan informasi, pengetahuan, dan wawasan kepada mahasiswa
Ilmu Keperawatan mengenai konsep caring dan konsep keluarga
sehingga mahasiswa terkait dalam memahami perannya dengan baik
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa Ilmu Keperawatan mengenai
cara atau bentuk penerapan konsep caring kepada orang lain termasuk
kepada mahasiswa senior
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
2.1.2 Persepsi Klien Tentang Caring
a. Kehadiran
Kehadiran sebagai perilaku Caring dalam praktik keperawatan adalah
pertemuan antara perawat dengan klien untuk lebih mendekatkan diri dan
untuk menyampaikan manfaat dari Caring. Menurut Fareed (1996) dan
Pederson (1993) jenis kehadiran merupakan sesuatu yang ditawarkan
perawat kepada klien dengan maksud untuk mendapatkan dukungan,
kenyamannan, atau dorongan, mengurangi intensitas perasaan yang tidak
diinginkan, atau untuk menenangkan hari (Perry's, 2005).
b. Sentuhan Kasih Sayang
Sentuhan kasih sayang sebagai perilaku Caring dalam praktik keperawatan
adalah salah satu cara pendekatan yang menenangkan di mana perawat
15
dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian,
semangat, dan dukungan (Perry's, 2005).
c. Mendengarkan Klien
Mendengarkan klien sebagai perilaku Caring dalam praktik keperawatan
merupakan kunci utama untuk memahami klien, mengerti apa yang
diinginkan klien, dan apa yang dibutuhkan klien. Klien akan menceritakan
apa yang klien rasakan dan perawat mendengarkannya, itu akan
mengurangi beban atau tekanan karena penyakitnya.
d. Memahami Klien
Memahami klien adalah salah satu proses yang dikemukakan oleh
Swanson (1991). Pemahaman dalam proses untuk memahami klien
bertujuan supaya perawat dapat mengetahui kondisi klinis klien.
15
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang terikat
karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan kelangsungan hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
15
tahap perkembangan keluarga berdasarkan tahap kehidupan keluarga
dibagi menjadi delapan tahap, yaitu :
3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak
pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun.
Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu,
pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya
dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
15
menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan
mempertahankan filosofi hidup.
15
2. Keluarga Besar (Extended family atau Consanguine family atau
joint family) adalah keluarga yang tidak hanya terdiri dari
keluarga inti saja melainkan termasuk juga dengan orang-orang
yang ada hubungan darah seperti kakek, nenek, bibi, pamam,
keponakan, dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial family) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perpisahan seperti perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan tinggal bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi
tanpa pernikahan tetapi membentuk sebuah keluarga.
7.
2.2.4 Struktur dan Fungsi Keluarga
2.2.4.1 Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) adalah:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi di dalam keluarga dapat terjadi karena jujur,
terbuka, melibatkan emosi konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim harus
memberikan pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkain perilaku yang
diharapkan sesuai dengan situasi sosial yang sedang terjadi.
Sehingga pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal.
3. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu
untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku
orang lain.
15
4. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem dari gagasan, sikap keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
15
belajar besosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosisalisasi. Keberhasilan perkembangan individu dapat
dicapai interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosisalisasi. Anggota keluarga dapat belajar
disiplin, belajar norma-norma budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
1. Pemberi informasi
2. Penyuluh
15
perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada perorangan
dalam keluarga ataupun kelompok dalam masyarakat.
3. Pendidik
4. Motivator
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
Keunikan keluarga mendorong perawat melakukan caring dengan pendekatan dan
cara yang berbeda-beda tergantung dengan kliennya (Potter & Perry, 2009).
Baik konsep caring maupun konsep keluarga harus dipahami secara
keseluruhan untuk menunjang keberlangsungan perawatan yang baik. Perawat
melakukan caring kepada klien berarti melayani keluarga sebagai keseluruhan dan
melayani individu dalam struktur keluarga. Penerapan kedua konsep ini akan
menunjukkan hasil yang berbeda dari perawat yang hanya melakukan
pekerjaannya karena formalitas semata (Anna & Ferry, 2012).
Konsep caring dapat diaplikasikan kepada semua orang seperti teman
dengan teman dan perawat dengan pasien. Namun, memiliki titik berat yang
berbeda. Caring antara teman dengan teman merupakan hal yang baik dan
sebaiknya dilakukan. Sedangkan, caring antara perawat dengan pasiennya
merupakan suatu keharusan karena power terletak pada perawat yang
bersangkutan (Potter & Perry, 2009).
Pengaplikasian konsep caring antara teman dengan teman, dalam hal ini
mahasiswa dengan mahasiswa senior dapat dilakukan dengan beberapa bentuk.
Bentuk caring yang terpenting dalam konteks ini yaitu, memberikan rasa hormat
yang tulus dan konsisten. Menghormati mahasiswa senior merupakan anjuran agar
terjalin hubungan yang baik antara keduanya. Hubungan yang baik juga akan
memberi kebermanfaatan pada mahasiswa.
Pengaplikasian caring kepada mahasiswa senior dapat juga dilakukan
dengan cara menghargai mahasiswa senior. Menghargai mahasiswa senior berarti
bahwa mahasiswa junior mengakui keberadaannya dan mengakui bahwa
mahasiswa senior memiliki pengalaman lebih. Dengan mengakui keberadaan dan
pengalaman mahasiswa senior, mahasiswa junior menjadi lebih sopan dan tidak
sombong.
Bertegur sapa dan tersenyum kepada mahasiswa senior juga akan
menunjang hubungan yang baik. Sikap selalu peka dan peduli sehingga tidak
segan-segan membantu mahasiswa senior juga merupakan bentuk aplikasi konsep
caring. Kepedulian kepada mahasiswa senior menunjukkan rasa respect sehingga
mahasiswa senior pun merasa nyaman dan dihargai.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Caring merupakan bagian terpenting dalam praktik keperawatan,
karena caring menggunakan pendekatan yang dinamis
2. Caring berbeda dengan curing dalam hal perilaku pelayanan kesehatan
dan titik berat acuan perlakuan terhadap klien
3. Perawat mempunyai peran dan andil yang cukup besar dalam
pembangunan suatu negara melalui pembinaan kesehatan keluarga,
4.2 Saran
1. Perbaikan-perbaikan perlu segera dilakukan khususnya dalam
manajemen keperawatan sebagai upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, maupun masyarakat.
2. Penerapan caring seorang perawat di Indonesia belum sepenuhnya
terlaksana. Oleh karena itu, penulis berharap adanya pelatihan-pelatihan
kepada perawat yang belum profesional dalam bekerja terutama yang
belum menerapkan konsep caring tersebut.
15