Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN

Mata Kuliah :
FALSAFAH
Dosen Pengampu :
Ns. Yufitriana Amir.S.Kep.MSc.PhD
Disusun Oleh :
Ghina Luthfia Masita Aqla Dzakia
(1911124449) (1911112379)
Gita Permata Mulya Miftahul Ilmi
(1911113979) (1911111849)
Hasballah Muhammad Rayhan
(1911110658) Maulana Muslim
(1911111768)
Husni Fauziah
(1911112151) Mutiara Sepjuita Audia
(1911110175)
Ikke Gustianti
(1911110436) Melda Lestari
(1911110664)
Jihan Masyhurah
(1911111744) Melvanriz Fahlevi
(1911111798)
Jusar Muhammad Rusdi
(1911112028) Melius
Khansa Afifah Indri Nada Intaniza
Amelia (1911110625) (1911110695)
Kinanti Resti Fany Nida Rahmatul Adhani
(1911112232) (1911111752)
Laila Rahmadani
(1911110522)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
limpahannya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Teori Keperawatan
Review Neuman, Levine dan Nightingale" yang menurut kami dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita untuk mempelajari pengetahuan tentang teori keperawatan.

Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada" Bu. Ns.Yufitriana


Amir.S.Kep.MSc.PhD"

Sebagai dosen pembimbing kami dalam mengerjakan tugas makalah ini.Dan keduanya
kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang turut serta mengerjakan tugas ini.

Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan mohon pemakluman
bilamana isi makalah ini kurang lengkap dan ada tulisan-tulisan yang kurang tepat.Oleh karena
itu kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca.

Dengan ini kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Allah SWT memberkahi
makalah ini sehingga memberikan manfaat kepada kita sakalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pekanbaru , 27 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. iii
1.3 Tujuan .................................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Neuman……………………………………………………………………………
2.2 Teori Levine…………………………………………………………………………
2.3 Teori Nightingle……………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek


keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomenana
yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori
keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadaf penomena
keperawatan yang ada dan mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktik
keperawatan itu sendiri.

Teori keperawatan berkembang sabagai bagian yang tidak terpisahkan dari


perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filisofi,
faradigma serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga
masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktik keperawatan. Akan
tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama
yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan
dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
selama rentang kehidupan.

Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar


kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori
keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sains
keperawatan, dalam makalh ini akan dibahas tentang teori-teori orem, levine, dan nightngale.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa itu teori Neuman?
2) Apa itu teori Levine?
3) Apa itu teori Nightingale?

1.3 Tujuan Masalah


1) Mahasiswa dapat mengetahui teori dari Neuman.
2) Mahasiswa dapat mengetahui teori dari Levine.
3) Mahasiswa dapat mengetahui teori dari Nightingale.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Neuman


A. Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell, Ohio, pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani
dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit
Chronic Renal Failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah
kelahiran membuat beliau bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar belakang
kehidupan pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap
orang-orang yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan sepanjang karirnya setelah
lulus sekolah, ia bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan
sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan
membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di keperawatan mempercepat
masuknya Neuman ke sekolah keperawatan.

Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing


yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio, pada
tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di
California. Pada tahun 1957, beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di
University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada
tahun 1966, beliau mendapat gelar Master di bidang kesehatan mental, konsultan
kesehatan masyarakat di University of California, dan menyelesaikan program
doktoralnya di jurusan psikologi di Pacific Western University (Tomey dan Alligood,
2006). Pada tahun yang sama, Neuman juga bekerja sebagai konsultan kesehatan
mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak sekali
pengalaman yang telah beliau dapat, diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa,
konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model Whole Person Approach, serta
beliau telah membuat sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem
tersebut dalam masalah keperawatan.

Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya dalam


kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental komunitas pada
perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan suatu metode
pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi kesehatan mental
pada akhir 1960-an, sebelum dia membuat model system. Neuman mengajarkan dan
mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam bentuk buku yang berjudul
Consultation and Community Organization in Community Mental Health Nursing
(Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
B. Konsep Utama
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditunjukkan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas. Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi
garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan
pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan
pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan,
rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan
dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan
kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan
dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Model ini
bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh
dan saling ketergantungan (interdependensi)

C. Asumsi-Asumsi
Dikutip dari Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Vol 1, Betty
Neuman merupakan seorang perawat kesehatan komunitas dan psikologis klinis,
mengembangkan suatu model yang berdasarkan pada hubungan individu terhadap
stress, reaksi terhadap stress tersebut, dan factor rekonstruksi yang bersifat dinamis,
rekontruksi adalah kondisi adaptasi terhadap stressor.
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka yang terdiri atas struktur
dasar atau inti pusat energy (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan
spiritual). Garis pertahanan mewakili factor internal yang membantu klien bertahan
dan melawan suatu stressor, salah satu contohnya adalah peningkatan jumlah hitung
sel darah putih untuk melawan infeksi.
Neuman mengelompokan stressor sebagai: stressor intrapersonal, yakni
stressor yang terjadi dalam diri individu (mis, infeksi), stressor interpersonal yaitu
stressor yang terjadi antar individu (mis, harapan peran yang tidak realistis), dan
stressor ekstrapersonal, yaitu stressor yang terjadi diluar individu tersebut (mis,
masalah keluarga). Rekasi individu terhadap suatu stressor bergantung pada kekuatan
lapisan perlawanan. Saat lapisan pelawanan gagal, reaksi yang muncul bergantung
pada kekuatan lapisan pertahanan. Sebagai bagian reaksi, system seorang dapat
menyesuaikan diri terhadap stressor, suatu efek yang disebut rekonstruksi.
Intervensi keperawatan berfokus memeprtahankan dan memelihara satbilitas
system. Intervensi terbagi menjadi tiga tingkat pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan primer, berfokus pada melindungi lapisan lawanan normal dan
memperkuat lapisan perlawanan fleksibel.
b. Pencegahan sekunder, berfokus pada memperkuat lapisan pertahanan lapisan
internal, mengurangi reaksi, dan meningkatkan factor pertahanan.
c. Pencegahan tersier, berfokus pada redabtasi dan stasbilitas serta melindungi
rekonstitusi atau mengembalikan ke kondisi sehat setelah terapi.
Asumsi Betty Nauman dalam memberikan respon terhadap tekanan yaitu:
a. Manusia
Merupakan suatu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spirituakan suatu system terbuka yang selalu mencari
system keseimbangan yang harmoni.
b. Lingkungan
Yaitu meliputi factor eksternal dan internal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar
klien atau system klien.
c. Kesehatan
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat yang
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stressor.
Model keperawatan Betty Nauman dapat diterabkan diberbagai tatanan praktik
keperawatan yang melibatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

D. Paradigma Keperawatan
Dikutip dari Tomey and Alligood, 2006; Jarosova, 2014, berikut ini adalah
paradigma keperawatan menurut teori Neuman :
a. Manusia
Manusia dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari faktor-faktor
fisiologis,psikologis,sosial budaya,spiritual dan perkembangan. Setiap manusia
memiliki konstitusi pribadi dan individual atau stuktur dasar yang membuatnya
unik. Neuman menyebut struktur dasar ini sebagai "inti sentral". Lapisan
pelindung pertama dari inti sentral membuat garis resisten. Lapisan pelindung
yang kedua dibentuk oleh dua bidang kekuatan lainnya, garis pertama fleksibel
dan garis pertahanan normal. Garis pertahanan fleksibel merupakan lapisan
pelindung tambahan yang muncul jika stresor memecah garis pertahanan
pertama yaitu garis pertahanan normal.
b. Lingkungan
Lingkungan mendapat peran utama dalam model Neuman bersama-sama
komponen internal dan eksternal yang secara kontinu mempengaruhi orang
tersebut. pada saat yang sama lingkungan dipengaruhi oleh orang tersebut yang
menghasilkan Interaksi yang berperan penting dalam model keperawatan
neuman.
c. Sehat dan sakit
Sehat adalah keadaan ketika seluruh variabel individu selaras dengan individu
tersebut secara total, sementara sehat mencerminkan tingkat kesejahteraan.
tingkat kesejahteraan yang maksimal dicapai jika seseorang dapat memuaskan
kebutuhannya. sakit adalah tingkat hal tersebut tidak mungkin dilakukan.
d. Keperawatan
Keperawatan sebagai profesi merupakan variabel dan reaksi individu terhadap
stres.keperawatan berfokus pada individu sebagai satu kesatuan, pertujuan
untuk mencapai dan mempertahankan kestabilan pasien. aktivitas keperawatan
dapat dibagi menjadi intervensi primer, sekunder, dan tersier.

E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


Dikutip dari Tomey dan Alligood, (2014). Nursing theorists and their work.
(8th ed.). Mosby : Philadelphia, penggunaan Model Sistem Neuman untuk praktik
keperawatan memfasilitasi tujuan yang terarah, terpadu dengan pendekatan holistik
untuk perawatan klien, namun model ini juga tsesuai untuk penggunaan multidisiplin
dalam mencegah fragmentasi pada perawatan klien. Model tersebut menggambarkan
sistem klien dan klasifikasi stresor yang dapat dipahami dan digunakan oleh semua
anggota tim perawatan kesehatan (Mirenda, 1986).
Format Proses Keperawatan Neuman terdiri dari tiga langkah: (1) diagnosis
keperawatan, (2) tujuan keperawatan, dan (3) hasil keperawatan. (Ketika digunakan
oleh disiplin lain, istilah keperawatan diubah sesuai.) Diagnosis berarti mendapatkan
basis data yang luas dan komprehensif dari varian kesehatan yang dapat ditentukan.
Tujuan ditetapkan oleh negosiasi antara klien dan perawat untuk perubahan
preskriptif yang diinginkan untuk memperbaiki kesehatan. Hasil ditetapkan oleh
intervensi keperawatan yang diberikan. Evaluasi kemudian digunakan untuk
memastikan bahwa hasil yang diinginkan telah tercapai atau untuk merumuskan
kembali tujuan atau hasil.
Luasnya model Neuman telah menghasilkan penerapan dan adaptasinya dalam
berbagai pengaturan praktik keperawatan, termasuk rumah sakit, panti jompo, pusat
rehabilitasi, hospis, unit kesehatan mental, pusat persalinan, dan layanan berbasis
masyarakat . Banyak contoh yang dikutip dalam buku-buku Neuman (1982, 1989,
1995, 2002b, 2011). Pendekatan menyeluruh model ini membuatnya dapat
diterapkan untuk klien yang mengalami stresor kompleks yang memengaruhi banyak
variabel klien seperti kanker hati stadium akhir (Hsuan, 2009). Model ini telah
digunakan untuk memandu praktik keperawatan di negara-negara di seluruh dunia.
Sebagai contoh, digunakan di Belanda untuk memandu Emergis, program
komprehensif kesehatan mental yang menyediakan perawatan psikiatris untuk anak-
anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua, perawatan kecanduan dan layanan sosial
(Merks, van Tilburg, & Lowry, 2011; Munck & Merks, 2002).
Model Neuman menyediakan perspektif sistem untuk digunakan individual dan
keluarga, untuk praktik berbasis komunitas dengan kelompok, dan dalam perawatan
kesehatan masyarakat, karena prinsip holistiknya membantu perawat untuk mencapai
perawatan berkualitas tinggi melalui praktik berbasis bukti (Ume-Nwagbo, Dewan,
& Lowry, 2006). Anderson, McFarland, dan Helton (1986) menggunakan model
untuk penilaian kebutuhan kesehatan masyarakat di mana mereka mengidentifikasi
kekerasan terhadap perempuan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama.
Model ini telah digunakan untuk memandu praktik keperawatan anak (Spurr, Bally,
Ogenchuk, et al., 2011) dan sebagai kerangka kerja untuk praktik keperawatan
psikiatri canggih (Groesbeck, 2011).
Demikian juga, model ini fungsional dalam pengaturan perawatan akut.
Sebagai contoh, Allegiance Health di Michigan mengadopsi Neuman Systems Model
untuk diimplementasikan sebagai model konseptual keperawatan di institusi mereka.
Sebagai bagian dari proses implementasi, berbagai dokumen direvisi atau dibuat
untuk mencerminkan asuhan keperawatan menggunakan konsep model, seperti
penggunaan "six Neuman Systems Model questions" yang dimasukkan ke dalam
penilaian penerimaan (Burnett & Crisanti, 2011 ).
Model ini bekerja dengan baik untuk penggunaan multidisiplin. Sebagai contoh,
model ini digunakan untuk memandu pendekatan tim untuk perawatan holistik untuk
orang dewasa yang lebih tua fraktur pinggul (Kain, 2000). Model ini juga telah
terbukti berguna dalam manajemen kasus berbasis rumah sakit di beberapa rumah
sakit Kansas, dengan pengembangan tim manajemen kasus yang melibatkan pekerja
sosial dan staf keperawatan (Wetta-Hall, Berry, Ablah, et al., 2004). Penelitian lebih
lanjut terus memvalidasi penerapannya di dalam dan di luar keperawatan.

F. Kekuatan
Diambil dari Teori keperawatan dan Praktik keperawatan. 2005, bahwa teori
Neuman memiliki kekuatan, yaitu :
a. Dapat beradaptasi dengan baik untuk mempelajari bidang yang diminati
diseluruh hambatan budaya.
b. Digunakan secara luas untuk menyediakan kerangka kerja konseptual untuk
proyek penelitian
c. Memiliki 3 model untuk pengetahuan dan penelitian keperawatan

G. Kelemahan
Dikutip dari Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar : Fundamental Keperawatan,
bahwa teori Neuman memiliki kelemahan, yaitu :
a. Model Neuman dapat digunakan oleh semua profesi, sehingga untuk profesi
keperawatan kurang spesifik.
b. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasa belum ada perbedaan yang jelas.
c. Model neuman tidak membahas secara detail tentang perawat-klien, padahal
hubungan perawat-klien merupakan domain penting dalam Asuhan
keperawatan.
H. Perbed aan teori Neuman dengan teori yang lainnya
1. Neuman menggunakan diagram yang jelas,diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
memperjelas dan menyediakan perawat denagn tantangan tantangan untuk
mempertimbangkan.
2. Model ini lebih flexible,bisa digunakan pada area keperawatan,pendidikan dan
pelatihan keperawatan.
3. Model ini dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan.

2.2 Teori Levine


A. Biografi Levine
Myra esterin levina (1920-1996) lahir di chichigo, illinois. Ia adalah anak
tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangnkan minat dalam bidang
keperawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal)
dan memerlukan perawatan (george, 2002). Levine lulus dari cook county school
of nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar bachilor science of nursing (BSN)
dari university of chichago pada tahun 1949. Setelah lulus, levine bekerja sebagai
perawat sipil untuk US army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi
keperawatan. Setelah mendapatkan gelar master scienci of nursing (MSN0 di
wayne state university pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai
lembaga seperti university of illinois di chichago dan tel aviv university di israel.

Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “ an


introduction to clinical nursing” yang dipubikasikan berulang kali pada tahun
1969, 1973, dan 1989. Ia juga menerima gelar dokter kehormatan dari loyola
university pada tahun 1992 (tomey dan alligood, 2006).

Levine meninggal pada tanggal 20 maret 1996 diusianya yang ke 75


tahun. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam keperawatan medikal bedah dan
berusaha untuk mengajarkan mahasiswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan
pendidikan yang menurutnya Sangant prosudural dan kembali fokus
padapemecahan masalah secara aktif dengan perawatan pasien (george, 2002).

Levine adalah seorang pemimpin aktiv didalam asosiasi perawat amerika


dan asisiasi perawat illinois. Seorang penyuara dinamik, dia menjadi pembawa
acara pada program, tempat kerja, seminar panel, dan seorang penulis bebakat
mengenai ilmu keperawatan dan pendidikan. Walaupun dia tidak pernah berminat
untuk mengembangkan teorinya, akan tetapi dia menyajikan suatu struktural
pengajaran tentang medical-surgical dan suatu stimulus untuk
pengembangan teori.

Levine memiliki berbagai macam karir. Pengalamanya didalam ilmu


keperawatan seperti menjadi staf keperawatan , administrasi dan tenaga pengajar,
intruksi teknis dan pengarah dalam jasa keperawatan.

B. Konsep Utama
Dikutip dari Perawatan saat ini. (N.d.). Perawatan teori: empat Levine prinsip -
prinsip konservasi, selama bertahun-tahun perawat (seperti Myra Levine) telah
mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari
disiplin keperawatan. Seperti dia Konversi Model, semua berbagai teori empat
konsep pusat atau utama: orang, lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari
waktu ke waktu,
a. Orang
Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan
dan integritas dan satu ``yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan
masa lalu-sadar.’’ Keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup
``individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial ‘’ (Levine,
1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam
persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari
sistem.
b. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkungan terbagi menjadi 2
bagian yaitu lingkungan internal dan eksternal :
1) Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi
dari individu dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal.
Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang
menyerupai homeorhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap
tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk
energi.
2) Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional,
dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka
dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang
berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan
operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi
dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa
yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk
radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual adalah
bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol,
konsep, penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan
berfikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan
tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari
pengalaman hidup.

c. Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti
persatuan dan kesatuan dan ``merupakan adaptasi keutuhan dan sukses’’.
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal
4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai ``.... yang jalan
kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk.
Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya
sendiri ... ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke
hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnyaa, dan
individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingannya sendiri tanpa
kendala. ``di sisi lain, penyakit adalah tidak diatur dan tidak disiplin berubah
dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi.’’
d. Perawatan
Perawatan melibatkan terlibat dalam ``interaksi manusia’’ (Levine, 1973,
hal.1). ``perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalam manusia dimana
saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis tandanya
selamanya pada setiap pasien’’ (Levine, 1977, hal.845). tujuan keperawatan
adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan).

C. Asumsi-Asumsi
Dikutip dari Hidayat AA. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan dan
Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan, teori tentang model
konservasi ini dibagi dalam 4 (empat) asumsi utama yaitu :
a. Manusia
Manusia digambarkan sebagai individu yang holistik yang terus-menerus
berusaha untuk mempertahankan keutuhan dan integritas sebagai makhluk
yang berfikir, berorientasi pada masa depan, dan masa lalu. Manusia memliki
kepekaan identitas dan harga diri. Berdasarkan Levine (1989), proses
kehidupan adalah proses perubahan.
b. Keperawatan
Keperawatan adalah interaksi manusia (Levine, 1973). Perawat masuk ke
dalam satu kemitraan dengan pasien dan berbagi pengalaman dengan setiap
pasien (Levine, 1977). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan
adaptasi dan mempertahankan keutuhan baik individu maupun masyarakat.
Keperawatan adalah untuk mempromosikan kesehatan, menyadari bahwa
setiap individu memiliki respon yang unik sebagai individu dan anggota
kelompok. Integritas individu, yaitu keutuhan individu (bio, psiko, sosial, dan
spiritual) dan merupakan tanggung jawab perawat untuk membantu pasien
mempertahankan dan mencari realisasinya. Tujuan keperawatan dicapai
melalui penggunaan prinsip-prinsip konservasi : energi, struktur, personal, dan
sosial.
c. Sehat sakit
Kesehatan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
fungsi secara normal (Levine, 1969). Kesehatan bukan hanya tidak adanya
kondisi patologis. Kesehatan juga diartikan sebagai terjaganya keutuhan tubuh
dan keberhasilan adaptasi. Perubahan status kesehatan tidak hanya perubahan
fungsi fisiologis (konservasi integritas struktural) tetapi dapat juga terjadi
gangguan pada beberapa prinsip konservasi yang lain.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah, di mana kita terus-menerus dan secara aktif terlibat dalam
menjalani kehidupan. Levine juga memandang bahwa setiap individu memiliki
lingkungan sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Lingkungan internal
meliputi fisiolosis dan pathofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level
persepsi, opersional dan konseptual.
Levine menggunakan definisi Bates (1967) dalam Tomey & Alligood (2006)
dalam mendefinisikan lingkungan eksternal yang terdiri dari tiga level, yaitu :
i. Perseptual
Lingkungan perseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal dimana
individu berespon terhadap sumber sensori seperti cahaya, suara,
sentuhan, suhu, perubahan kimia yang dibau atau yang dirasa.
ii. Operasional
Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
berinteraksi dengan kehidupan yang mungkin secara fisik mempengaruhi
individu, tetapi tidak disadari oleh manusia karena merupakan bagian
dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan kehidupan
seperti semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata
lain, elemen-elemen ini mempengaruhi manusia secara fisik tetapi tidak
bisa dirasakan.
iii. Konseptual
Lingkungan konseptual merupakan lingkungan eksternal yang terdiri dari
bahasa, ide, simbol, spiritual, keyakinan dan tradisi, budaya dan etnis,
pola psikologis individu yang diperoleh dari pengalaman hidup.

D. Paradigma Keperawatan
Dikutip dari Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Konsep, Proses & Praktik, berikut ini adalah paradigma keperawatan menurut teori
Levine :
1. Manusia
Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan
dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat,
energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan
dan masa lalu-sadar.
Seorang holistik yang memiliki batasbatas yang terbuka dan beradaptasi
dengan lingkungan. Individu adalah "holistik" Sebuah makhluk sosial
terpadu ”Whole” tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan
aspek psychosocio-budaya dan spiritual. Individu adalah sebuah identitas
dan layak. Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa,
percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2. Kesehatan
Kesehatan menjadi ('Whole” bukan hanya bebas dari penyakit atau
penyakit. Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup
normal. Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan
keyakinan. Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi. Bukan
hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke kegiatan
sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi menjadi
individu, mempunyai hubungan tanpa kendala. Kesehatan dapat ditentukan
secara sosial (melalui interaksi mereka dengan orang lain yang signifikan).
Kegagalan dalam melakukannya adalah skenario negatif.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif
terlibat. Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu. ini
berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi,
operasional, dan konseptual).
4. Keperawatan
Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk
mempromosikan keutuhan melalui adaptasi. Asuhan keperawatan adalah
baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum
adaptasi). Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat
prinsip konservasi. Keperawatan menyadari bahwa setiap individu
membutuhkan cluster yang unik dan terpisah dari aktivitas. Integritas
individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab perawat
untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya. Daerah
utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan Asuhan
keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat
maksimum adaptasi). Promosi keperawatan konservasi melalui
penggunaan empat prinsip konservasi. Keperawatan menyadari bahwa
setiap individu membutuhkan cluster yang unik dan terpisah dari
aktivitas. Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah
tanggung jawab perawat untuk membantu dia untuk membela dan
mencari relization nya. Daerah utama perhatian bagi perawat dalam
pemeliharaan keutuhan seseorang.

E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


Dikutip dari Deswita. 2012. Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan
Keperawatan untuk Pemenuhan Oksigenasi di Rumah Sakit, Ners Jurnal
Keperawatan, Vol. 8 No 2, proses keperawatan Levine menggunakan pemikiran yang
kritis. Adapun proses asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, trophicognosis,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Penjelasan proses asuhan keperawatan
tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian meliputi pengumpulan data yang didapatkan melalui observasi dan
wawancara kepada klien dan keluarga serta data sekunder yang berasal dari
catatan status klien di ruang rawat rumah sakit. Pengkajian keperawatan
dilalukan secara menyeluruh, namun difokuskan kepada masalah utama klien
dan masalah lain yang mungkin terkait dengan masalah utama.
b. Trophicognosis
Trophicognosis adalah menetapkan diagnosis keperawatan, memberikan makna
terhadap data-data yang menyimpang. Penilaian yang dibuat berdasarkan
kebutuhan dasar klien yang memerlukan tindakan perawatan berdasarkan
manifestasi klinis yang ditemukan pada klien.
c. Hipotesis
Hipotesis meliputi perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Perencanaan adalah
perawat mengusulkan hipotesis tentang masalah dan solusinya yang menjadi
rencana keperawatan. Tujuannya adalah untuk memelihara atau
mempertahankan keutuhan dan mengkatkan adaptasi.
d. Intervensi
Intervensi dilakukan untuk menguji hipotesis. Intervensi disusun berdasarkan
prinsip-prinsip konservasi, dapat diterima bersama. Tujuannya adalah untuk
memelihara atau mempertahankan keutuhan dan meningkatkan adaptasi.
e. Evaluasi
Evaluasi berupa obsevasi respon organismik terhadap intervensi. Hal ini
menilai apakah hipotesis didukung atau tidak didukung. Jika hipotesis yang
sudah direncanakan tidak menunjang proses penyembuhan dan perbaikan
kondisi klien, maka rencana dapat direvisi sehinggan hipotesis baru
disesuaikan dengan kondisi klien.

F. Kekuatan
Dikutip dari, bahwa teori Levine memiliki kekuatan, yaitu :
1. Teori Levine dapat digunakan dalam semua setting keperawatan, misalnya
emergency dan ruang operasi, pasien perawatan kritis, perawatan primer,
perawatan jangka panjang dan juga komunitas.
2. Bersifat pragmatis yang mana dapat diterapkan pada sebagian besar situasi
keperawatan

G. Kelemahan
Ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip conservational model
diterapkan yaitu:
a. Pada konseversi energi levine tujuanya adalah untuk menghindari pengunan
energy yang berlebihan tidak berlaku pada pasien mania, ADHD (Attention-
deficit hyperactivy disorder)pada anak anak atau mereka dengan gerekan
terbatas seperti klien lumpuh.
b. Pada konseversi integritas struktual fokusnya adalah untuk melestarikan
struktur anotomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan stuktur anotomi tubuh
serta untuk mencegah kerusakan anotomi memiliki keterbatasan.
c. Pada konseversi inegritas struktual keterbatasan di sini akan berpusat pada
klien yang secera psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami
dan menyerap pengetahuan pengetahuan pasien koma
d. Pada konseversavi intergritas sosial keterbatasab khusus untuk ini,adalah ketika
klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak anak
pasien psikritis yang tidak mampu berintraksi.

H. Perbedaan teori Levine dengan teori lainnya


1. Pada teori ini terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan pasien
mempunyai partner non perawat yang turut membantu.
2. Model teori levine merupakan keperawatan praktis dengan konservasi model
dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien.

2.3 Teori Nightingale


A. Biografi Nightingale
Sosok Florence Nightingale sebagai perintis ilmu keperawatan modern.
Florence juga dikenal sebagai penggagas standardisasi dalam dunia keperawatan.
Ia pernah menulis buku Notes on Nursing yang berisi catatan lengkap ilmu
keperawatan. Bahkan buku tersebut menjadi buku panduan di sekolah
keperawatan dunia.

Lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820, Florence berasal dari
keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, William Nightingale merupakan
saudagar tanah yang kaya di London.Meski memiliki harta yang berlimpah,
Florence tidak suka menghamburkan uang layaknya anak bangsawan lain. Ia tetap
rendah hati dan senang membantu masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.Sejak
remaja, Florence telah memiliki keinginan untuk menjadi perawat Pada tahun
1846, Ia berlibur ke Jerman dan bertemu dengan biarawati Lutheran yang
bertugas di sebuah rumah sakit milik Pendeta. Ia kagum kepada para biarawati
yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu banyak orang. Mulai saat
itu, keinginan untuk menjadi perawat mulai tumbuh di dalam dirinya.Keinginanya
menjadi perawat ditentang keras oleh keluarga Ketika niat Florence untuk
menjadi perawat sudah kuat, ia justru mendapat tentangan keras dari keluarganya.
Saat itu, profesi perawat dipandang hina. Rumah sakit dianggap tempat yang
kotor. Florence tak kehabisan akal untuk membujuk kedua orang tuanya. Ia
akhirnya diizinkan untuk belajar ilmu keperawatan di Jerman.Karier Florence
sebagai perawat dimulai di Prancis Setelah beberapa tahun menempuh pendidikan
keperawatan, Florence akhirnya memulai karier sebagai perawat di salah satu
rumah sakit di Prancis. Ia juga sempat mengabdi di Institute of the Care of Sick
Gentlewomen di London.Pada tahun 1853, terjadi perang Krimea di Inggris.
Florence melihat perang tersebut menelan banyak korban jiwa, namun sedikit
tenaga medis yang tersedia. Bahkan di antara tenaga medis tersebut tidak ada
yang berjanis kelamin perempuan. Melihat hal tersebut, hati Florence terketuk. Ia
akhirnya menulis surat kepada Menteri Penerangan Sidney untuk mengajukan diri
sebagai relawan medis pada perang Krimea.Florence membenahi standar
kebersihan rumah sakit Pada masa terjadinya perang Krimea, Florence meneliti
para korban perang. Ia akhirnya menemukan sebuah fakta bahwa banyaknya
korban jiwa bukan disebabkan karena peluru tembakan, melainkan karena rumah
sakit tempat pasien dirawat kurang dijaga kebersihanya. Kurangnya kehigenisan
tersebut menyebabkan luka pada tubuh pasien mudah dimasuki bakteri dan
kuman.

Florence akhirnya buka suara soal kebersihan rumah sakit. Ia menyuruh


para pegawai untuk melakukan pembersihan rumah sakit, mulai dari mengganti
sprei kasur pasien, mencuci tangan sebelum menangani pasien, dan sirkulasi
udara yang baik. Florence mendapat julukan "The lady with Lamp" .Saat menjadi
relawan perang Krimea, ia dikenal sering mengecek keadaan pasiennya saat
malam hari dengan membawa lampu minyak sebagai penerangan. Ia pun
mendapat julukan "The Lady with Lamp".Mendirikan sekolah keperawatan
Nightingale

Selama perang Krimea berlangsung, Florence banyak melakukan


perubahan pada sistem di rumah sakit. Mulai dari tidak memilah pasien
berdasarkan ras atau keyakinan, membuat beberapa peraturan rumah sakit,
menetapkan kebersihan rumah sakit, dan masih banyak lagi.
Florence menjadi terkenal di mana-mana karena telah berjasa besar pada
keperawatan di Inggris. Pada tahun 1860, Ia akhirnya membuat Sekolah
Keperawatan Nightingale di London. Ia juga sempat menulis buku keperawatan
yang berjudul Notes on Nursing.

Berkat jasanya di dunia keperawatan, Florence mendapat penghargaan


The Order of Merit sebelum ia meninggal dunia pada tahun 1910.

B. Konsep Utama
Dikutip dari Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.pengantar konsep dasar
keperawatan, Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah
sebagai fokus asuhan keperawatan, danperawat tidak perlu memahami seluruhproses
penyakit. Model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan
dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan atau tindakan keperawatan
lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri
tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspinisi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah
kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada
pasien, sehingga perlu diperhatikan.

C. Asumsi-Asumsi
Dikutip dari Triwibowo, C. 2012. Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini,
konsep Home Care Berdasarkan Teori Keperawatan (Florence Nightingale Dan
Martha E. Rogers ), diambil dari Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang
mendukung home care antara lain:

Teori Lingkungan (Florence Nightingale)


Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan sehingga akhirnya dikembangan secara luas, paradigma perawat dalam
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersiham lingkungan adalah kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses keperawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang
dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik,
lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik (Physical Enviroment)
Lingkungan menurut Nightingale adalah merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan
kesehatan individu yang meliputi:
1) Udara bersih
2) Air yang bersih
3) Pemeliharaan yang efisien
4) Kebersihan, serta
5) Penerangan atau pencahayaan
Lingkungan fisik merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan
dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupasehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikankeleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh
dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. Nightingale lebih menekankan
pada lingkungan fisik dari pada lingkungansosial dan psikologis.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelasmelalui pernyataannya bahwa
jika ingin meramalkan masalah kesehatan,maka yang harus dilakukan adalah
mengkaji keadaan rumah, kondisi, dancara hidup seseorang daripada mengkaji
fisik atau tubuhnya.
b. Lingkungan Psikologi (Physicology environment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapatmenyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien.Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya.Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas
manualdapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien
dalammempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungansecara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atauterputus-
putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungnya dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik
dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan sosial(social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik,kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawatharus
menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus
secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukan pasien pada
umumnya. Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan
sosialdugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien
yaitulingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkunganrumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

D. Paradigma Keperawatan
a. Manusia
Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit. Ketiga
komponen tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan. Manusia
memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut melipupi kebutuhan bio-psiko,sosio,spiritual, kultural
(Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners, 2012). Manusia mencari dan
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran
utama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan pandangan Nightingale mengenai manusia. Nightingale melihat
manusia sama seperti seorang klien. Konsep manusia menurut Nightingale,
yaitu hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).
Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan pada
lingkungan sekitar pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence, yaitu
lingkungan fisik yang meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini dikarenakan
situasi Nightingale yang berada pada situasi perang. Konsep manusia dalam
keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat dalam pemberian asuhan
keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan keperawatan. Manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan hal ini dapat mempengaruhi
status kesehatannya.
Nightingale telah menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran-
pemikiran hebatnya. Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia
merupakan individu yang berbeda. Nightingale berfokus pada tujuan dalam
meningkatkan kesembuhan klien, yaitu lebih bertindak produktif dan
memberikan asuhan keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang
menganjurkan perawat untuk bertanya pendapat klien mengenai
asuhan/pelayanan keperawatan yang diberikan sudah sesuai dengan kondisi
klien atau belum. Nightingale menekankan bahwa perawat mengontrol dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan internal dan eksternal klien. Hal ini
secara langsung mengharuskan perawat untuk mampu mengendalikan
keinginan pribadi dan perilaku masing-masing individu. Nightingale
menekankan untuk dapat menghargai setiap orang dari berbagai latar belakang
dan tidak menghakimi orang lain.
b. Sehat-Sakit
Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi,
dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta
modal utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan
hidup manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat
masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh
lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak
seimbangan pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-
komponen biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu.
Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan
menggunakan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup
(Alligood dan Tomey, 2010). Nightingale juga mendefinisikan kesehatan
sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki
hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang
dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga
individu dapat kembali sehat (Asmadi, 2008). Sakit adalah keadaan yang
disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap
susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
Nightingale melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
(reparative process) (Kusnanto, 2004). Konsep sehat-sakit Nightingale
berfokus pada perbaikan untuk sehat. Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah
perawatan sebagai wujud tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan.
Manfaat teori ini ialah menjadi suatu pijakan bagi pengembangan teori
keperawatan sesudahnya, dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak
tatanan keperawatan, mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi
keperawatan (Asmadi, 2008).
c. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan
tempatnya berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.Terdapat
hubungan berkelanjutan antara klien dan lingkungan. Hubungan tersebut dapat
berupa pengaruh positif dan negative pada tingkat kesehatan manusia dan
kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua faktor-faktor di rumah,
tempat kerja, atau komunitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan klien dan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
Dengan meyakini pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat
berhubungan dengan status kesehatan klien. Didalamnya terdapat banyak
komponen lingkungan yang penting yang berpengaruh pada kesehatan, seperti
udara segar, air bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya,
dll. Dengan aspek komponen lingkungan yang paling diutamakan oleh
Nightingale ketika melakukan perawatan terhadap klien yaitu ventilasi yang
cukup bagi klien.
Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale tentang
lingkungan berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa
perawata tidak perlu mengatahui semua tentnag proses penyakit yang
merupakan awal usaha untuk membedakan antara keperawatan dengan
kedokteran, seperti penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi,
ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860)
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas
kepentingan sendiri, menggunakan pendekatan holistic, bentuk pelayanannya
bersifat humanistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
berpegang pada standar asuhan keperawatan serta menggunakan kode etik
keperawatan sebagai tuntutan utama melaksanakan asuhan keperawatan. Teori
Nightingale dan kaitannya dengan keperawatan, Nightingale merupakan
pelopor model awal keperawatan

E. Aplikasi Model dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


Dikutip dari Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan
Keperawatan dan Aplikasi Kasus yang Relevan, Florence Nightingale memfokuskan
beberapa komponen dalam merawat pasien yang diterapkan dalam keperawatan saat
ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan
pasien.
a. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat
harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar
tanpa harus membuatnya kedinginan.
b. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada
pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap
terjaga kebersihannya.
c. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
d. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan.
Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia
berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat
kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
e. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya
matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi rmanfaat yang besar
bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-
jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat
Kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

F. Kekuatan
Dikutip dari Potter & Perry. 2010. Fundamentals of Nursing Buku 1 Edisi 7,
bahwa teori Nightingale memiliki kekuatan, yaitu :
3. Observasi bukan untuk mengumpulkan barbagai data saja, melainkan untuk
membantu keamanan hidup
4. Tidak melihat keperawatan sebagai batasan administrasi medikasi dan
pengobatan saja, tetapi lebih sebagai penyedia udara, pencahayaan dan lainnya.
5. Keperawatan lebih berpikir tentang klien dan lingkungannya

G. Kelemahan
Dikutip dari Kozier, Barbara. dkk. 2011. Fundamental Keperawatan dan
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2019. pengantar konsep dasar keperawatan, bahwa teori
Nightingale memiliki kelemahan, yaitu :
a. Nightingale mengganggap bahwa kondisi sanitasi di rumah sakit pada
pertengahan tahun 1800-an sangat buruk dan wanita yang bekerja di sumah
sakit sering tidak dapat diandalkan,tidak berpendidikan,dan tidak kompeten
untuk merawat orang yang sakit.
b. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang.
c. Teori Florence sempat ditantang oleh keluarganya karena pada masa itu di
inggris,perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat
yang jorok.
d. Florence hanya memfokuskan perhatikan pada lingkungan sekitar dan
kenyamanan pasien tidak terfokus ke penyakit utamanya.

H. Perbedaan teori Nightingale dengan teori lainnya


1. Model teori Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenaangan dan nutrisi
adekuat.
2. Pengkajian atau obeservasi yang dilakukan model teori Nightingale bukan demi
berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
3. Merupakan model teori yang modern.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan
kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Empat
komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori Betty Neuman yaitu manusia,
kesehatan, keperawatan dan lingkungan.

Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiriyang
meletakan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui model konsep dan teori keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasa rmanusia pada klien serta pentingnya pengaruh
lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.Selain itu Florence
Nightingale juga membuat standar pada pendidikan keperawatanserta standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efisien. Florence Nightingale memandang pasien dalam konteks keseluruhan lingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial..

Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan, dan nutrisi yang kuat. Pengkajian atau observasi (pengamatan) bukan demi berbagai informasi
atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

3.2 Saran
Perawat disarankan untuk lebih mengetahui perkembangan ilmu keperawatan, mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman dan perawat disarankan untuk bersikap profesional dalam memberikan perawatan
terhadap pasien. Juga disarankan untuk memberikan masukan kepada makalah kelompok
kami agar lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538)

Kozier,Barbara.dkk. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran.

Hidayat, A. Aziz Alimul.2019. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Sartono. 2011. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi

Kasus yang Relevan.

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.pengantar konsep dasar keperawatan.Jakarta:salemba medika


Deswita. 2012. Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan Keperawatan untuk

Pemenuhan Oksigenasi di Rumah Sakit, Ners Jurnal Keperawatan, Vol. 8 No 2, dalam

http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/article/view/74/69, diakses 21 September 19


2019.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses & Praktik.
Jakarta: EGC

Hidayat AA. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Perawatan saat ini. (N.d.). Perawatan teori: Empat Levine Prinsip-Prinsip Konservasi. Diperoleh
dari http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htm
Tomey dan Alligood, (2014). Nursing theorists and their work. (8th ed.). Mosby,
Philadelphia tomey and alligood,2006;jarosova,2014.

Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 7 Volume 1. Pengalih Bahasa:

Pamilih Eko Karyuni. Editor Bahasa Indonesia: Dwiwi Diarti. Jakarta: EGC, 2010

Barbara Kozier, Glenoraerb, Audrey Berman, Shirleej. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter & Perry.2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai