Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA

PASIEN IGD

Ditujukan untuk pemenuhan tugas SL Komunikasi Keperawatan II

Dosen pengampu:

Ns. Herlina, Mkep., Sp.Kom

Dibuat oleh:

Kinanti Resti Fany (1911112232)

Kelas:

A 2019 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KASUS
Pada suatu ketika ada seorang perempuan yang sedang pergi ke toko untuk membeli sepatu.
Perempuan itu naik sepeda motor pergi ke toko sepatu. Saat di perjalanan, terjadi kecelakaan
terserempet mobil dan jatuh dari atas motor. Lalu ada seorang bapak dan ibu yang
menolongnya dan menelfon rumah sakit untuk membawanya dengan ambulans. Perempuan
tersebut pun dibawa kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit penolong langsung meminta
perawat untuk segera di tangani.

A. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan: -
2. Tujuan khusus tindakan: Untuk mengetahui keluhan pasien
3. Tindakan keperawatan: Memeriksa keadaan fisik dan TTV pasien

B. Strategi Komunikasi dalam Tindakan Keperawatan


a. Orientasi
1. Salam terapeutik
-
2. Evaluasi/Validasi
Penolong : “Sus, saya membawa pasien kecelakaan dijalan, tolong segera
ditangani!”
Perawat I : (Perawat membawa pasien keruangan IGD) “Baik pak,
penanggungjawab yang membawa korban kemari siapa ya?”
Penolong : “Saya sus.”
Perawat I : “Baik, pak. Kami akan menghubungi wali pasien, bapak boleh
menunggu disini ya pak.”
Penolong : “Baik sus. Terima kasih.”
3. Kontrak: topik, waktu, dan tempat
Lakukan kontrak dengan wali pasien yang telah hadir dirumah sakit setelah
dihubungi.
Perawat II : “Mari bu, silahkan duduk disini.”
Ibu korban : “Iya mbak.”
Perawat II : “Ibu, ini saya mau mengisi data anak ibu, tolong dibantu ya bu.”
Ibu korban : “Baik mbak.”
Perawat II : “Boleh diberitahu bu nama anaknya siapa, tanggal dan tahun lahir
kapan, umurnya berapa, dan alamatnya dimana?”
Ibu korban : “Nama anak saya Karina, lahir 15 juni 1998. Umurnya 22 tahun.
Alamat jln. Kartini Ngawi. “
Perawat II : “Apakah ibu memiliki kartu BPJS?”
Ibu korban : “Umum saja mbak, saya tidak memiliki BPJS”
Perawat II : “Sebelumnya pernah berobat disini apa belum bu?”
Ibu korban : “Belum mbak.”
Perawat II : “Baik bu. Kami akan melakukan pemeriksaan selama 15 menit di
IGD terlebih dahulu ya bu.”
Ibu korban : “Baik mbak, terima kasih banyak.”
Perawat II : “Sama-sama ibu.”
b. Kerja: langkah-langkah tindakan keperawatan
1. Identifikasi rasa sakit yang dirasakan oleh pasien:
Perawat I : “Permisi mbak, bagaimana perasaan mbak sekarang?”
Pasien : “Saya merasa pusing dan mual, sus.”
Perawat I : “Baik. Kalau begitu saya akan memeriksa tanda vital mbak sebentar
ya.”
Pasien : “Baik, sus.”
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien:
Perawat I : “Baik mbak. Sekarang saya akan memeriksa tanda-tanda vitalnya.
Pertama saya akan memeriksa tekanan darah mbak, setelah itu saya akan lanjut
memeriksa denyut nadi mbak. Lalu saya lanjut dengan memeriksa suhu tubuh dan
pernapasannya ya.”
Pasien : “Baik sus. Mohon dipercepat ya sus.” (Pasien meringis)
Perawat I : ‘Iya, mbak. Akan saya usahakan mempercepat pemeriksaannya.”
Perawat melakukan TTV, kemudian perawat melaporkan hasilnya kepada dokter
bahwa pasien merasakan mual dan pusing, juga terdapat hematom dikepala pasien.
Setelah itu dokter memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan hecting dan
melakukan observasi pada hematom yang berada dikepala pasien.
Perawat I : “Mbak, saya akan melakukan tindakan untuk menghentikan
perdarahan dikepala mbak, yaitu dengan menjahit luka mbak. Tahan sebentar ya
mbak, saya bersihkan dulu luka mbak. Setelah itu saya akan menggunakan bius lokal
disekitar luka mbak. Bagaimana mbak?”
Pasien : “Baik sus, tidak apa-apa.”
c. Terminasi
Setelah melakukan tindakan, perawat berkomunikasi dengan orang tua pasien.

Perawat I : ”Bu, luka anak ibu sudah di tangani. Tapi kita kami masih akan melihat dulu
keadaan anak ibu untuk satu jam kedepan. Jika mualnya tidak hilang juga dan
bengkaknya yang di kepala tambah besar, anak ibu harus di rawat inap. Tapi
jika tidak terjadi pembengkakan di kepala, anak ibu boleh di bawa pulang.”
Ibu korban : “Baik sus. Terima kasih banyak ya sus.”
Perawat I : “Iya ibu, sama-sama.”

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Setelah sampai 1 jam perawat kembali memeriksa keadaan pasien.
Subjektif:
Perawat I : “Permisi mbak, apakah mbak masih merasakan mual dan pusing?”
Pasien : “Sudah agak mendingan sus, tapi masih sedikit pusing.”
Objektif: Pasien terlihat lebih tenang dan tidak ada ringisan lagi.
2. Rencana tindak lanjut pasien
Perawat I : “Baik, mbak sudah boleh pulang karena rasa mual dan pusingnya
sudah berkurang dan tidak terjadi pembengkakan di kepala mbak. Nanti minum obat
yang diberikan dokter ya. Luka jahitannya jangan sampai kena air ya mbak. “
Pasien : “Baik sus.”
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu, dan tempat)
Perawat I :“Kalau sudah 3 hari dan obat sudah habis, kontrol kembali ke
rumah sakit ya mbak. Obatnya bisa diambil di apotek rumah sakit.”
Pasien : “Baik, sus. Terima kasih banyak ya sus.”
Perawat I : “Iya mbak, sama-sama. Semoga lekas sembuh ya mbak.”

Setelah itu orangtua pasien memgambil obat ke apotek dan pulang kerumahnya.

Anda mungkin juga menyukai