Anda di halaman 1dari 7

KELOMOPOK 5

EKA LOLA
EMELINA
FAUZAN HAMID
HILDA YATI
HENY APRILIANTI
 Komunikasi merupakan sarana efektif yang
sehari-hari kita gunakan untuk bertukar
pikiran, berpendapat, serta mempengaruhi
cara pikir orang lain, tak terkecuali dalam
dunia kesehatan. Tenaga kesehatan,
misalnya perawat, dokter, maupun tenaga
medis lainnya memerlukan komunikasi
yang baik agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai bagi
kliennya. Oleh karena itu, kehadiran
perawat dan interaksinya bisa dikatakan
menjadi sebuah ‘obat’ bagi pasien tersebut.
 Salah satu pasien yang dihadapi perawat
di rumah sakit adalah anak. Anak ialah
pribadi yang unik. Untuk itu diperlukan
pendekatan khusus oleh perawat pada
pasien anak untuk memberi pengertian dan
mengubah perilakunya yang cenderung
manja dan rewel. Ketika dirawat di rumah
sakit terkadang anak merasakan stress
karena adanya perubahan status
kesehatan, prosedur perawatan yang
harus dijalani, perubahan lingkungan, serta
keterbatasan mekanisme koping.
 Umumnya ketika anak sedang sakit
orang tua sering mengalami kepanikan.
Dalam hal ini perawat harus meyakinkan
dan memberi pengarahan pada orang
tua pasien anak. Perawat mendorong
orang tua pasien untuk bercerita dan
membuat suasana menjadi terasa
nyaman terlebih dulu. Selanjutnya
pembicaraan baru masuk pada
pertanyaan inti secara perlahan.
 ketika akan melakukan intervensi
keperawatan, perawat sebaiknya menyapa
pasien anak dengan nama/panggilan yang
disukainya. Dalam interaksinya perawat
harus bisa menjadi kawan bagi anak
dengan menunjukkan raut muka bersahaja,
sikap hangat, mengerti kebutuhan serta
perasaan anak. Hal ini dimaksudkan agar
anak tidak cemas dan takut, sehingga
cepat tercapai kesembuhan.
Diperlukan cara yang berbeda dalam menerapkan
komunikasi terapeutik pada pasien anak. Cara-cara
tersebut di antaranya adalah:
 1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan
lambat agar anak dapat mengerti hal yang dikatakan perawat.
 2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton
antara terapi medis dengan hal yang disukai anak (misal:
bermain).
 3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi badan
ketika berinteraksi dengan pasien anak agar anak merasa
nyaman.
 4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat
mengaturnya. Ketika mendapat respon kurang baik maka
perawat harus mengurangi kontak mata, dan saat anak sudah
bisa mengontrol perilakunya perawat kembali melakukan
kontak mata pada anak.
 5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk
melakukan sentuhan agar anak merasa nyaman dan dekat
dengan perawat, namun perlu diingat bahwa perawat harus
meminta izin terlebih dulu.
 Perawat perlu untuk menjalin hubungan
terapeutik yang baik pada anak. Hubungan
terapeutik yang baik antara perawat dan
pasien anak dapat memperlancar
pemberian terapi medis. Selain itu, perawat
dapat memberikan pendidikan kesehatan
pada anak agar ia dapat mengerti cara
meningkatkan kesehatannya. Dalam
komunikasi terapeutik pada anak
diperlukan cara dan teknik tertentu agar
tujuan dari komunikasi itu tercapai, yaitu
kesembuhan pasien anak.

Anda mungkin juga menyukai