Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

TEORI KONSEP MANUSIA DAN KEBUTUHAN DASAR


MENURUT MARTHA E. ROGERS

Disusun oleh :

Nadila Kartika Hapsari (P1337420520029)


Alvian Andri Wijayanto (P1337420520030)
Enggar Saraswati (P1337420520031)
Haniifah Nuur Aisyah (P1337420520033)
Siti Zubaidah (P1337420520034)
Sinta Oktaviani (P1337420520035)
Wulan Suci (P1337420520036)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan berkah dan

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Keperawatan

Dasar dengan judul “Teori Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasar Menurut Martha E.

Rogers”, sesuai dengan waktu yang diberikan. Kami menyadari atas kesulitan yang kami

hadapi dalam mengerjakan makalah tersebut. Kesulitan yang kami hadapi dapat kami atasi

dengan adanya kerjasama yang baik antar anggota kelompok. Serta kesadaran kami akan

pentingnya menyelesaikan tugas bersama-sama dengan pembagian yang adil.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami

dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat, kami

juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka kami

memohon kritik dan saran pembaca sehingga kedepannya kami dapat lebih baik dalam

membuat makalah. Demikian, kami mohon maaf bila terdapat kekurangan dan kesalahan,

kami ucapkan terimakasih.

Magelang, 18 Januari 2021

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Teori adalah salah satu pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau

fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep yang digunakan

untuk menjelaskan, menganalisa dan membayangkan suatu kejadian. Teori keperawatan

dalah suatu pandangan atau pedoman yang diterapkan dalam keperawatan baik untuk

pendidikan maupun ptakteknya. Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa

aspek keperawatan untuk mencapai tujuan menggambarkan, menjelaskan,

memperkirakan, dan pelaksaanaan asuhan keperawatan ( Meleis, 2006). Teori

keperawatan membuat perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebua cara

untuk mengolah data dan sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi

informasi. Teori Rogers memiliki tujuan keperawatan yaitu mengelola dan

mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan serta rehabilitasi

penyait dan klien yang cacat melalui “ Ilmu Kemanusiaan Keperawatan” (Rogers

1970 & 1990). Menurut Marta Rogers (1970) menganggap individu sebagai energi

lingkungan yang berada dalam jagat raya. Individu secara keseluruhan berinteraksi

secara terus menerus dengan lingkungan mempunyai integritas pribadi dan karakter

(Rogers, 1970 &1990).

Teori teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam

memperbaiki praktek keperawatan, melalui riset keperawatan dan praktik

keperawatan memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat

memperkokoh teori keperawatan. Teori keperawatan yang disusun secara jelas dapat

meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan


mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.

Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar

kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melaukan asuhan keperawatan.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi Martha Elizabeth Rogers?

2. Bagaimana definisi teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers?

3. Bagaimana konsep utama Martha Elizabeth Rogers?

4. Bagaimana asumsi dasar keperawatan Martha Elizabeth Rogers?

5. Bagaimana aplikasi teori keperawatan Martha elizabeth Rogers?

C. Tujuan

1. Mengetahui biografi Martha Elizabeth Rogers.

2. Menjelaskan definisi teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.

3. Mengetaahui konsep utama Martha Elizabeth Rogers.

4. Mengetahui asumsi dasar Martha Elizabeth Rogers.

5. Mengetahui aplikasi teori keperawatan Matha Elizabeth Rogers.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Martha E Rogers

Martha Elizabeth Rogers lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau

memulai karir sarjananya ketika beliaumasuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada

tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1936.

Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari

George Peabody Collage di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mendapat

gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan

Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan

keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali

melanjutkansekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh gelar

MPH tahun 1952 dan Sc.Dtahun 1954.

Beliau di tetapkan menjad iKepala Bagian Keperawatan di New York University pada

tahun 1954. Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Profesor dan Kepala Bagian

Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalampelayanan.Pada tahun 1979 beliau

pensiun dengan hormatdengan memakai gelar Profesornya dan terus aktif mengembangkan

dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994. Dalam teorinya, Martha

Rogers (1970), mempertimbang kan manusia (kesatuanmanusia) sebagai sumber energy yang

menyatu dengan alam semesta. Manusia beradadalam interaksi yang terus-

menerusdenganlingkungan (Lutjens, 1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan

utuh memiliki integritas diri dan menunjukan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan

dari beberapa bagian (Roders 1970). Manusia yang utuh merupakan “Empatsum berdimensi

energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukan
kesatuan dan yang tidakdapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer Toey,

1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energy, keterbukaan,

keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakanuntuk

menentukan prinsip mengena bagaimana berkembang.

B. Definisi teori Martha E Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan

memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis

secara umumdengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.

Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubunganny

adengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwaaktivitas yang di dasari

prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers

merupakan aktifitas yang beraka pada dasarilmupengetahuanabstrak, pemikiranintelektual,

danhatinurani. Rogers menekankanbahwakeperawatanadalahdisiplinilmu yang

dalamaktifitasnyamengedepankanaplikasiketerampilan,danteknologi.

Aktivitaskeperawatanmeliputipengkajian, intervensi,

danpelayananrehabilitatifsenantiasaberdasarpadakonseppemahamanmanusiaatauindividuseut

uhnya.

C. Konsep utama Martha E Roges

Dalam teori Martha E. Rogers yaitu Unitary Human Being, beliau mengemukakan

bahwa manusia merupakan individu holostik yaitu individu yang saling bertimbal balik

dengan individu lain dan lingkungan sekitarnya. Dalam teori tersebut juga menyangkut 4

konsep dalam paradigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan

keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Dalam memberikan perawatan harus dapat menyesuaikan dengan keempat konsep tersebut,
yaitu situasi dan kondisi individu yang dirawat serta keadaan lingkungan disekitarnya. Dasar

dari teori Martha E. Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta

(antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi).

Teori ini berfokus pada proes kehidupan manusia secara utuh. Sesuai dengan arti dari

keperawatan sendiri yaitu ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam

dan perkembangan manusia secara langsung (Tomey & Alligood, 1998) Teori ini juga

menyatakan bahwa proses kehidupan manusia yang terdiri dari lahan energi, sistem terbuka,

pola dan pandimensional. Tujuan dari teori ini untuk memahami perubahan manusia serta

potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan manusia yang lebih baik.Martha E.

Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang

manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan

selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat

diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut

merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan,

emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi

negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku

yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu

lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

D. Asumsi teori Martha E. Rogers

Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari

lima bagian, yaitu :

1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.Manusia adalah system yang

utuh yaitu merupakan keseluruhan dari proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan

lainnya berbeda di beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya.


2. Mutual exchange of matter and energy. Manusia dan lingkungan selalu berubah secara

kontinyu termasuk energi keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar

energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai

faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari

semua hal.

3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat. Bahwa proses kehidupan

manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang

waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau

menjadi seperti yang diharapkan semula.

4. Pattern and organization identify the human field. Pola dan organisasi mengidentifikasi

perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.

5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation and emotion.

Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan, bertutur bahasa,

sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu

berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

 Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori

Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari:

a. Energy Fields (Bidang Energi). Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan

non kehidupan, seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak

terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat

dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.

b. Universe of Open System (Sistem terbuka). Konsep ini menganggap bahwa bangunan

energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola). Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan

bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi

suatu indikasi sakit atau penyakit.

d. Pandimensionality (Empat kedimensian). Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber

dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang

menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian

pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non linier tanpa

atribut, atau mengenai ruang tanpa batas. Menurut Martha E. Roger ilmu tentang

keperawatan berhubungan langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan

untuk menjelaskan dan memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan

perkembangan. Untuk memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan

konsep manusia seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di

kemukakannya. Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan

terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.

 Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses

kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers

terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut :

1. Keperawatan

Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia

sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara

keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang

menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan

humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki

kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan
cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani

orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan

mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).

2. Kesehatan

Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau

individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan

pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai

suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar

(Fitzpatrick dan Whall, 1986).

3. Lingkungan,

Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi

dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala

sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)

4. Manusia

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-

beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling

mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan

manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis,

2007).
E. Aplikasi Teori Keperawatan Martha E. Rogers

1. Kegunaan Prinsip Martha E. Rogers dalam Aplikasi Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-

prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan

arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik

keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan

lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk

mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan

(Rogers, 1992).

Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan

perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau

seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian

dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam

proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992),

mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara

yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien.

Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap

semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan

kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan

dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,

informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.

Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang

mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan

dan mendapat respon dari data yang ada.


Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan

mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip

helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan

untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan

cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak

statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman

masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan

mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien

seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian

secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian dari

seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status

mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian

dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki

kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.

Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan

itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi,

dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk

mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup

hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa

keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih

besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan

yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi

sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin

tidak tepat (Smith, 1988). Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat
memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan

implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan

yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu

dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia.

Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya

diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan

daya imajinasi dan kreatifitas.

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung

atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan

manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke

tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat

yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy

membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk

mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan

partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai

dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-

langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

2. Kelemahan Martha E. Rogers Tentang Homeodinamik

Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada

keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan

untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang diberikan dan prinsip-

prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk

dioperasionalkan untuk menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi

pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan hubungan ke tingkat empiris
untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi

operasional diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk

pemilihan instrumen yang memadai akan mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy,

1974).

Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan

menilai manusia dalam totalitas mereka tidak ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan

menggunakan atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak mungkin.

Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat

kesuksesan mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan

prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya adalah totalitas terbatas. (George, Julia

B.1995:241)

3. Menggunakan Prinsip-prinsip Martha E, Rogers Sebagai Pendekatan Aplikatif dalam

Pemberian Asuhan Keperawatan.

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-

prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan

arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.

Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan

lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri

berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan

dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan

ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.

Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan,

dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman,

interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan

yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung

atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan

manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke

tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat

yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy

membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk

mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan

partisipasi aktif dari klien, kesehatan tidak dapat tercapai dengan mempromosikan

homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan

dinamika dan keragaman dalam individu. (Christensen,1995).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Martha ERogersmanusiamerupakansatukesatuan yang

utuhsertamemilikisifatdankarakter yang berbeda.

Manusiaselaluberinteraksidenganlimgkungandanmemengaruhisatusama lain. Dalam

proseskehidupannya, manusiadiciptakandengankarakteristikdankeunikannyamasing- masing.

Dengan kata lain, setiapindividuberbedaantar yang lainnya. Kita jugadapatmengacupadateori

Martha E Rogersuntukacuantindakan proses keperawatan.

B. Saran

Secaraumum, pembacadiharapkanmampumenelaahdanmempelajarisetiapkonsepdan

model keperawatan yang sudahberkembangdanmampumembandingkanteoridan model

praktik yang sesuaidenganilmukeperawatanitusendiri,sehinggatidakbertentangandenganetika,

norma, danbudaya.
DAFTAR PUSTAKA

http://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-martha-elizabeth-

roger_7058.html

https://www.kompasiana.com/sriyulian -r

Anda mungkin juga menyukai