Anda di halaman 1dari 12

KASUS YANG BERKAITAN DENGAN

PELANGGARAN KODE ETIK


KEPERAWATAN INDONESIA
KELOMPOK 5 SETYAKI 1
1.) SITI ZUBAIDAH
2.) SINTA OKTAVIANI
3.) WULAN SUCI
4.) FITA UMAIROTUN N.
5.) LISA RAHMAWATI
6.) IIN WELAS PRASTYANI
7.) DIMAS AGUNG PRAYOGA
8.) ARI KHOIRIYATUNNIA
9.) WIWIT NAKHIYAH
MASALAH LEGAL DALAM ETIKA
KEPERAWATAN
Bentuk Kelalaian Perawat Dalam Melakukan
Tindakan Askep :
 Tidak melakukan pekerjaan maupun tindakan sesuai
yang diharapkan. Misalnya : Pasien terbakar karena
cairan enema yang disiapkan terlalu panas.
 Tidak melakukan tugas dengan hati-hati. Misalnya ;
Pasien terjatuh dan cedera karena perawat tidak
memperhatikan penghalang tempat tidur klien.
Contoh Peelanggaran Kode Etik Perawat :
 Tindakan aborsi atau menggugurkan kandungan
 Euthanasia adalah keinginan pasien untuk mati
dengan bantuan tenaga medis, karena nyawa
pasien tersebut akan mati beberapa waktu
kemudian.
 Diskriminasi pasien HIV yaitu membedakan
pasien terkena HIV
 Diskriminasi SARA yaitu membedakan pasien
dari segi status, budaya, ras, dan agama
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan
Medik Perawat :

Tingkat pengetahuan
Tingkat pendapatan
Lama kerja
Karakteristik pasien
CONTOH KASUS
Lakukan Pelecehan Seksual, Perawat Terancam
Sanksi Etika

Video viral yang menayangkan isak tangis korban


pelecehan seksual oleh salah seorang perawat di sebuah
Rumah Sakit National Hospital, Surabaya menjadi buah
bibir masyarakat baru-baru ini. Dalam video tersebut
tampak pelaku pelecehan meminta maaf kepada
korban yang sedang tidak berdaya di hadapan perawat
lain dan keluarga korban. Sempat kabur, Polisi akhirnya
berhasil membekuk pelaku di sebuah Hotel.
• Pasca viralnya video pencabulan oleh perawat tersebut,
bermunculan berbagai pengakuan korban-korban lain yang
pernah merasakan kejadian yang sama di rumah sakit. Hal
ini tentu menjadi catatan penting bagi pihak semua pihak,
terutama rumah sakit, organisasi profesi baik perawat
maupun dokter, serta pemerintah untuk mengkaji kembali
penerapan sistem yang membuka celah terjadinya peristiwa
yang sama.

• Ketua Komunitas Konsumen Indonesia (KKI), David


Tobing, berpendapat peristiwa pelecehan oleh perawat
kepada seorang ibu di Surabaya merupakan pelanggaran
sumpah perawat, kode etik perawat sekaligus pelanggaran
hukum pidana. Ia mendesak pihak Rumah Sakit untuk
melakukan evaluasi, seperti apakah perawat laki-laki perlu
dilibatkan dalam proses persalinan atau pasca persalinan.
Rohman mengatakan, setelah mengetahui video
pasien perempuan yang merasa dilecehkan
perawat viral, pihaknya memerintahkan MKEK
(Majelis Kehormatan dan Etik Keperawatan)
untuk mencari informasi kepada PPNI provinsi
melalui MKEK provinsi.

"Sanksi terhadap pelanggaran tersebut akan


merujuk pada pedoman yang ada. Jika sanksi
berat, dapat berupa pencabutan keanggotaan dan
usulan untuk pencabutan izin praktik kepada
pemda setempat," kata Rohman.
Menurutnya, perilaku perawat tersebut
bertentangan dengan kode etik perawat yang
selama ini dipegang teguh oleh semua perawat
Indonesia. Kode etik juga memberikan panduan
bagi perawat dalam menjalankan peran
profesionalnya agar terhindar dari tindakan yang
dapat dikategorikan pelanggaran kode etik.

 "Di dalamnya, diatur hubungan antara perawat


dan klien, perawat dan praktik, perawat dan
masyarakat, perawat dan teman sejawat, serta
perawat dengan profesinya," tutur Rohman
Rohman menjelaskan, dalam konteks hubungan perawat dan
klien, butir pertama dalam kode etik tersebut dengan jelas
menyatakan bahwa perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan harus menghargai harkat dan martabat
manusia. Selain itu perawat juga harus menjaga keunikan
klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut, serta kedudukan sosial.

"Merujuk pada poin tersebut, maka tidak sepatutnya


perilaku tidak etis itu dilakukan oleh perawat. Peristiwa ini
hendaknya menjadi keprihatinan semua pihak terkait, untuk
memastikan sosialisasi dan internalisasi kode etik semakin
ditingkatkan lagi," pungkas Rohman.
Menurut David, rumah sakit hendaknya terus
melakukan pembenahan, baik terkait kesalahan dalam
penerapan sistem, terkait masih ada atau tidaknya
sistem yang belum berjalan sebagaimana mestinya,
bahkan jika masih belum diaturnya suatu sistem terkait
permasalahan tertentu di lingkungan rumah sakit.
 
“Dalam kasus RS National Hospital, rumah sakit harus
terus melakukan evaluasi dan pembinaan etik
perawatnya, yakni melalui Komite Keperawatan Rumah
Sakit maupun Komisariat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI),” ujar David kepada hukumonline,
Sumber :
 HukumOnline. Com,
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5a719412b
73b5/ini-sanksi-bagi-perawat-yang-melakukan-
pelecehan-seksual-terhadap-pasien/

 Kumparan. Com,
https://kumparan.com/kumparannews/perawat-yang-
lakukan-pelecehan-ke-pasien-di-surabaya-disidang-etik

Anda mungkin juga menyukai