Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

PERTEMUAN 2

Disusun Oleh Kelompok 4:

SRI FALYA RIFQAH 2113363027


FRISKA AGUSTINA 2113363010
PUTRI TITALIA 2113363020
AGUSTINUS PASARIBU 2113363022
ALYA RAHMI ANDRIANI 2113363002
ABDUL HAFIZ RAMADHAN 2113363001
VERONICA AGUSTINA 2113363029

DOSEN PENGAMPU:

PUPUT MELATI HUTAURUK, SKM., MKM

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Etika Dalam Asa Otonomi Keperawatan"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang cara
mengatasi permasalahan etika dalam pelayanan profesi rekam medis bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Puput Melati Hutauruk, SKM., MKM.
selaku Dosen Mata Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 3 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

 A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 3

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….. 5

 A. Simpulan ……………………………………………………………….. 5

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 6


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu
atau komunitas. Aturan bertindak ini ditentukan oleh setiap kelompok masyarakat,
dan biasanya bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi, serta tidak tertulis.
Sedangkan hukum adalah aturan berperilaku masyarakat dalam suatu masyarakat
atau negara yang ditentukan atau dibuat oleh para pemegang otoritas atau
pemerintah negara, dan tertulis. Baik etika maupun hukum dalam suatu
masyarakat mempunyai tujuan yang sama, yakni terciptanya kehidupan
masyarakat yang tertib, aman, dan damai. Oleh sebab itu, semua anggota
masyarakat harus mematuhi etika dan hukum ini. Apabila tidak, maka bagi para
pelanggar kedua aturan perilaku ini memperoleh sanksi yang berbeda. Bagi
pelanggar etika sanksinya adalah “moral”, sedangkan bagi pelanggar hukum,
sanksinya adalah hukuman (pidana atau perdata).

Petugas kesehatan dalam melayani masyarakat, juga akan terikat pada etika dan
hukum, atau etika dan hukum kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode etik profesi) dan
juga tunduk pada ketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Apabila petugas kesehatan melanggar kode etik profesi, maka akan
memperoleh sanksi “etika” dari organisasi profesinya. Dan mungkin juga apabia
melanggar ketentuan peraturan atau perundang-undangan, juga akan memperoleh
sanksi hukum (pidana atau perdata). Seiring dengan kemajuan zaman, serta
kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi atau kesejagatan membuat
akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkan timbulnya berbagai
permasalahan etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tatanilai
masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan,

1
termasuk memberi penilaian terhadap pelayanan yang diberikan petugas
kesehatan. Perkembangan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang semakin maju telah
membawa manfaat yang besar untuk terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Perkembangan ini juga diikuti dengan perkembangan hukum di
bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan, petugas kesehatan menghadapi
masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap dan kemampuannya
dalam menjalankan profesi kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Aspek etika keperawatan merupakan hal penting bagi perawat di pelayanan.


Banyaknya kasus pelanggaran etik yang terjadi di Indonesia seperti bayi melepuh karena
ditinggal perawat, salah suntik, pasien jatuh, pembiaran pasien sehinga terlambat
mendapatkan penanganan merupakan hal-hal yang masih saja terjadi dalam perawatan
pasien. Hal tersebut bisa saja terjadi karena perawat kurang memperhatikan prinsip etika
dalam asuhan keperawatan. Penelitian oleh Haddad dan Eiger (2018) menunjukkan
banyaknya keluhan pasien karena ketidak pedulian perawat. Etika keperawatan adalah
pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan keperawatan agar segala tindakan yang
diambilnya tetap memperhatikan kebaikan klien. Etika keperawatan mengandung unsur-
unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien,
dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung.

Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu yaitu;


1. otonomi (menghormati hak pasien),
2. non malficience (tidak merugikan pasien),
3. beneficience (melakukan yang terbaik bagi pasien),
4. justice (bersikap adil kepada semua pasien),
5. veracity (jujur kepada pasien dan keluarga),
6. fidelity (selalu menepati janji kepada pasien dan keluarga), dan
7. confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien).

Etika keperawatan dan etika kesehatan sampai saat ini menjadi isu yang menarik untuk
dibahas karena setiap hari perawat berhadapan dengan masalah etik. Secara umum beberapa
aspek prinsip etik yang sering dilanggar secara tidak sadar oleh beberapa perawat adalah
aspek otonomi, perawat terkadang tidak meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan
karena dianggap pasien telah pasrah kepada petugas kesehatan terhadap kesembuhannya.
Pada banyak kasus terlihat bahwa pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai dengan
kode etik keperawatan yang telah ditetapkan. Perawat ingin dikatakan profesional
tetapi dalam proses pelaksanaan masih belum sesuai dan melanggar dari kode etik yang telah
ditetapkan.
3
Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian
bagi pasien. Kerugian tersebut dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya
emosional seperti perasaan ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian dan akhirnya tujuan
pelayanan yang berupa patient safety tidak akan pernah terwujud. Selain itu, akan
menyebabkan ketidakpuasan pasien yang akhirnya berdampak buruk pada citra perawat dan
pendapatan rumah sakit, pasien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka
tidak akan berobat kembali ke tempat tersebut karena merasa sudah tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan.

Dampak lain yang muncul pada perawat adalah perawat dipandang tidak sopan
dan buruknya image perawat oleh pasien, sehingga pasien kurang percaya dan meragukan
keahlian perawat. Perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan menerapkannya dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien akan menimbulkan kepuasan kepada pasien,
mempertahankan hubungan antar perawat, pasien dengan petugas kesehatan lainnya,
sehingga klien merasa yakin terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien merasa
lebih aman dan merasa pelayanan kesehatan yang diberikan berkualitas.

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping pasien dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan seharusnya memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan
senantiasa menjunjung kode etik keperawatan serta menerapkan prinsip-prinsip
etik keperawatan selama memberikan pelayanan. Kode etik keperawatan merupakan salah
satu pegangan kita sebagai perawat untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik
yang terjadi. Penerapan etik keperawatan memang tidak lepas dari pribadi perawat itu sendiri
dan faktor lain yang bisa berpengaruh antara lain perilaku caring dari seorang
perawat. Caring adalah sikap peduli pada pasien dengan sepenuh hati ingin membantu
pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka. Dengan menerapkan perilaku caring
diharapkan penerapan prinsip etik akan meningkat dan perawat terhindar dari tindakan
malpraktik.

4
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Etika adalah aturan bertindak atau berperilaku dalam suatu masyarakat tertentu atau
komunitas. Aturan bertindak ini ditentukan oleh setiap kelompok masyarakat, dan biasanya
bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi, serta tidak tertulis.

Etika keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan


hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien,
dan pengunjung.

Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu yaitu;


1. otonomi (menghormati hak pasien),
2. non malficience (tidak merugikan pasien),
3. beneficience (melakukan yang terbaik bagi pasien),
4. justice (bersikap adil kepada semua pasien),
5. veracity (jujur kepada pasien dan keluarga),
6. fidelity (selalu menepati janji kepada pasien dan keluarga), dan
7. confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien).

5
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2000. Etika. Seri Filsafat Atma Jaya: 15. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
PustakaUtama.

Denhardt, Kathryn G. 1988. The ethics of Public Service. Westport, Connecticut:


GreenwoodPress.

Unair.ac.id. 2021. Pentingnya Menerapkan Prinsip Etika Pada Keperawatan. Dibuka pada 3
Mei 2023 dari https://news.unair.ac.id/2021/05/20/pentingnya-menerapkan-prinsip-
etik-pada-tindakan-keperawatan/?lang=id

Anda mungkin juga menyukai