Anda di halaman 1dari 20

TUGAS : ETIKA KEPERAWATAN

OLEH : NAHARIA S.Pd, S Kep, Ns, M Kes

ETIKA KEPERAWATAN

OLEH:

ROSMAWATI

POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN D-III KEPERAWATAN

KELAS RPL

SEMESTER GANJIL. TA. 2017 - 2018


KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “Etika Keperawatan”. Makalah ini terdapat beberapa pembahasan diantaranya,
penjelasan tentang konsep etik, kode etik, tujuan dan fungsi etika keperawatan, prinsip-prinsip
etik, dan hukum kesehatan.

Penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan pengarahan serta bimbingan dari
dosen pembimbing dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Sehingga
pada akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini, oleh
karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan
bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Makassar, Oktober 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan masyarakat masih
banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang berkompeten di bidang
pelayanan kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia pelayanan kesehatan selain
dokter. Menjadi perawat profesional membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.

Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai perawat, perawat dituntut memahami dan
menerapkan kode etik keperawatan serta hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan
masyarakat secara keseluruhan. Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia. Tugas
ini sangatlah mulia sehingga dalam menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa dilepaskan dari
kode etik keperawatan dan hukum kesehatan di manapun perawat itu berada dan bekerja.

Seiring dengan kemajuan zaman, ilmu teknologi, dan informasi yang semakin canggih. Membuat
masyarakat menjadi lebih kritis. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang semakin
maju membuat derajat kesehatan masyarakat menjadi tinggi. Perkembangan ini diikuti dengan
perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan petugas kesehatan
menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap, dan kemampuannya dalam
menjalankan profesi kesehatan. Ketika masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan atau
apabila seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan yang merugikan pasien, tidak menutup
kemungkinan untuk di meja hijaukan.

Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan tersebut, menjadi hal
yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik dan
hukum kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu
dibutuhkan suatu pedoman yang baik dan benar-benar terpercaya tentang sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode etik dan
hukum kesehatan.
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat sebuah makalah
dengan judul “Konsep Etik dan Hukum Kesehatan”.

 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?


2. Apa tujuan dari etika keperawatan?
3. Apa fungsi dari etika keperawatan?
4. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?
5. Apa saja prinsip-prinsip etik?
6. Apa saja kode etik keperawatan Indonesia?
7. Bagaimana penyelesaian dilema etik keperawatan?
8. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum tersebut?

 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dari etika keperawatan.


2. Untuk memahami tujuan dari etika keperawatan.
3. Untuk memahami fungsi dari etika keperawatan.
4. Untuk memahami pengertian kode etik keperawatan.
5. Mampu memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip etik.
6. Mampu memahami dan melaksanakan kode etik keperawatan Indonesia.
7. Mampu memahami dan menyelesaikan masalah dilema etik keperawatan.
8. Mampu memahami hukum kesehatan yang telah ditetapkan.

 Manfaat

Menambah wawasan dan pengetahuan lebih mendalam mengenai konsep etik dan hukum
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Etik

 Pengertian Etika Keperawatan

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan, model perilaku atau standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Konsep etika dapat dipahami sebagai peraturan atau norma yang digunakan sebagai
dasar acuan perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Etika keperawatan menjadi acuan dasar
bagi perawat dalam menjalankan profesinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang
memiliki standar dan kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah
ditetapkan, dapat dinilai dengan baik atau buruk perilaku seseorang.

 Tujuan Etika Keperawatan

Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika keperawatan sebagai
berikut :

1. Merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan pasien


2. Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat
3. Melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya
4. Menyinergikan institusi pendidikan yang menekuni keperawatan dengan produk lulusan
yang dihasilkan
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna tenaga keperawatan tentang
pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.
6. Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dan
prinsip etik keperawatan dalam praktik serta dalam situasi nyata.
 Fungsi Etika Keperawatan
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola
asuhan keperawatan
2. Mendorong perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam
kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu
dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan
3. Mendorong para perawat agar dapat berperan secara aktif dalam mendidik dan
melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit,
tetapi di luar rumah sakit
4. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus-menerus
untuk meningkatkan kemampuan profesional, integritas, dan loyalitasnya bagi
masyarakat luas.

Intinya fungsi etika keperawatan adalah agar para perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada masyarakat
dalam pelayanan kesehatan.

 Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik adalah salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan
peningkatan standar profesi. Kode etik keperawatan dapat juga diartikan seperangkat sistem
norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota
organisasi profesi keperawatan. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode etik
keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai
standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
 Pinsip-Prinsip Etika
1. Otonomi (autonomy)

Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang bahwa dia mampu berpikir logis dan
dapat membuat keputusan sendiri.

2. Berbuat baik (beneficience)

Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu yang baik. Dapat
mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang, prinsip ini dalam pelayanan kesehatan
terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa? Karena saat kita sudah niat untuk melakukan suatu
kebaikan tetapi terhalang oleh otonomi (kemandirian kita), jika kita tidak memiliki pengetahuan
atau pedoman yang benar dalam melakukan sesuatu kita bisa mendapat keburukan/kesalahan
dalam perbuatan kita tersebut.

3. Keadilan (justice)

Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip keadilan dibutuhkan
demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.

4. Tidak merugikan (non-maleficience)

Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan bahaya/cedera fisik
ataupun psikologis pada pasien.

5. Kejujuran (veracity)

Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan dirinya selama
menjalani keperawatan tetapi informasi itu harus akurat dan objektif. Terkadang, ada saatnya
pembatasan kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
pasien demi pemulihannya.
6. Menepati Janji (fidelity)

Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita harus menepati janji dan setia
pada komitmen awal. Menepati janji berhubungan juga dengan ketaatan, kesetiaan, dan tanggung
jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan kesehatan.

7. Kerahasiaan (confidentiality)

Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut dokumen catatan kesehatan
pasien harus benar-benar dijaga sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika pasien mengizinkan
dengan bukti persetujuan.

8. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan seorang yang pofesional harus dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

 Hukum Kesehatan

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-


undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak lain yang
mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau
peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal,
regional, nasional dan internasional.

Dengan demikian, dalam keperawatan hukum berfungsi sebagai berikut :

1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang
sah dalam asuhan keperawatan pasien
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga profesional kesehatan lain
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri
4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain
6. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
diselenggarakannya “World Congress on Medical Law” di Belgia tahun 1967. “ Di Indonesia,
perkembangan hukum kesehatan dimulai dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum
Kedokteran FK-UI dan rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982. Kelompok studi
hukum kedokteran ini akhirnya pada tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan Hukum
Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April
1987. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen atau kelompok-kelompok profesi
kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya, yakni : Hukum Kedokteran, Hukum
Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum Rumah Sakit, Hukum
Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu:

1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu :

1. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009 tentang
Kesehatan
2. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat
4. UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran
5. UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit
6. Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi
7. UU No. 38/2014 tentang Keperawatan

2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan Kesehatan antara
lain:
1. Hukum Pidana

Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 359 KUHP
tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau sarana
kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien mengalami
cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan yang
dilakukannya.

1. Hukum Perdata.

Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 1365
KUHPerd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh
pasien akibat adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien

1. Hukum Administrasi

Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan
kerugian pada pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara pelayanan
kesehatan tersebut

3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional

1. Konvensi
2. Yurisprudensi
3. Hukum Kebiasaan
4. Hukum Otonomi
4. Perda tentang kesehatan
5. Kode etik profesi
 Kode Etik Keperawatan Indonesia

PPNI sebagai satu-satunya organisasi profesi perawat di Indonesia, menetapkan kode etik profesi
bagi para anggotanya. Kode etik ini disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Seorang
perawat harus selalu berpegang teguh terhadap kode etik profesinya. Berikut ini adalah kode etik
keperawatan yang dikeluarkan oleh DPP PPNI :

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien/pasien

 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman kepada


tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga, dan masyarakat.
 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan, senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat .
 Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga, dan masyarakat,
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan. Tanggungjawab terhadap tugas .
 Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, khususnya
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai
kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan,
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
 Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang (melakukan hal) yangbertentangan dengan norma kemanusiaan.
 Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang di anut, serta kedudukan social.
 Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan .

3. Tanggung jawab terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya


 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesamaperawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamannyakepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalamannya
kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dari profesi lain dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan

 Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-


sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
 Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
 Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara
 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
 Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

 Penyelesaian Dilema Etik Keperawatan

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik ini susah untuk menentukan yang
benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Etik itu memiliki tipe-tipe yaitu :

1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut
masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang
muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theology. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanan kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan

1. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.

Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
1. Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

Etik juga memiki teori yaitu :

1. Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat tindakan Contoh
: Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

1. Deontologi

Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional
dan bukan emosional. Tetapi ada enam pendekatan yang dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:

1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan


2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:

(1) semua orang melakukannya,


(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan

(3) kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya.

Salah satu model pemecahan masalah dilema etik (Megan, 1989) terdapat lima langkah yaitu :

1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil

Salah satu cara yang lainnya menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde
(Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk
menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan
terdapat permasalahan etis.

 Hak dan Kewajiban pasien dalam pelayanan Kesehatan

Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk perawatan


tercantum pada UU Kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu :
Pasal 14 mengungkapkan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan kesehatan
optimal. Pasal 53 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak atas informasi, rahasia
kedokteran, dan hak opini kedua. Pasal 55 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak
mendapatkan ganti rugi karena kesalahan dan kelalaian petugas kesehatan.
Secara rinci, hak dan kewajiban pasien adalah sebagai berikut :

a. HAK PASIEN :
1. Mendapatkan pelayanan kesehatan optimal /sebaik-baiknya sesuai dengan standar
profesi kedokteran.
2. Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan medis
yang akan dilakukan dokter/ suster.
3. Hak memilih dokter dan rumah sakit yang akan merawat sang pasien.
4. Hak atas rahasia kedokteran / data penyakit, status, diagnosis dll.
5. Hak untuk memberi persetujuan / menolak atas tindakan medis yang akan
dilakukan pada pasien.
6. Hak untuk menghentikan pengobatan.
7. Hak untuk mencari pendapat kedua / pendapat dari dokter lain / Rumah Sakit lain.
8. Hak atas isi rekaman medis / data medis.
9. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.
10. Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang dikenakan /
dokumen pembayaran / bon /bill.
11. Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan yang tidak
mengikuti standar operasi profesi kesehatan.
b. KEWAJIBAN PASIEN
1. Memberi keterangan yang jujur tentang penyakit dan perjalanan penyakit kepada
petugas kesehatan.
2. Mematuhi nasihat dokter dan perawat
3. Harus ikut menjaga kesehatan dirinya.
4. Memenuhi imbalan jasa pelayanan.
Sedangkan menurut Surat edaran DirJen Yan Medik No:
YM.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah
Sakit, th.1997; UU.Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
dan Pernyataan/SK PB. IDI, sebagai berikut : Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang
dimiliki manusia sebagai pasien, yaitu :
1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit. Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
3. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan
4. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
5. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
6. Hak atas ”privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku
7. Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medik yg akan dilakukan thd dirinya.
8. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
9. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
10. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribad dan atau masalah
lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
11. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu
ketertiban & ketenangan umum/pasien lainya.
12. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit
13. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit
terhadap dirinya
14. Hak transparansi biaya pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran)
15. Hak akses /’inzage’ kepada rekam medis/ hak atas kandungan ISI rekam medis
miliknya

c. KEWAJIBAN PASIEN
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
kepada dokter yang merawat
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatanya.
3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban
memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:

1. Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki standar dan kriteria
tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah ditetapkan, dapat dinilai
dengan baik atau buruk perilaku seseorang.
2. Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan
pasien, menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika
menerima pelayanan dari seorang perawat, melindungi seorang perawat yang
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.
3. Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu melaksanakan peran
dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
4. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
5. Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.
6. Kode etik keperawatan Indonesia yang dikeluarkan DPP PPNI yaitu tanggung jawab
perawat terhadap pasien, tanggung jawab perawat terhadap tugas, tanggung jawab
terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya, tanggung jawab terhadap profesi
keperawatan, tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.
7. Penyelesaian dilema etik keperawatan adalah suatu cara untuk berdiskusi atau mencari
solusi dari masalah dilema etik keperawatan tetapi dilema etik ini susah untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia
tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Kode Etik
Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia
dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode etik keperawatan menjadi pedoman
para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai standar profesi keperawatan
yang akan melindungi perawat dan pasien.
8. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu,
kelompok atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak
dan kewajiban tenaga kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan di pihak lain yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian
terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan di
bidang kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal, regional, nasional dan internasional.

 Saran

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:

1. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa keperawatan


lebih memahami tentang konsep etik dan hukum kesehatan.
2. Mahasiswa dan perawat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Hadi. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta:

Citra pustaka.

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wulan, Kencana dan M.Hastuti. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya

Amelia, Nindy. 2013. Prinsip Etika Keperawatan. Jogjakarta: D-Medika

Rifiani, Nisya dan Hartanti Sulihandari. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan.

Jakarta: Dunia Cerdas

k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses 16 Maret 2016. Diposkan 16
Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan

Ampera. 2011. Hukum Kesehatan. Blogspot. Diakses 16 Maret 2016. Diposkan 08 Juni 2011.
http://drampera.blogspot.co.id/2011/06/hukum-kesehatan.html

Grace Fracilia. 2013. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan. Blogspot. Diakses 17 Maret 2016.
Diposkan 03 Oktober 2013. http://gracefracilia.blogspot.co.id/2013/10/prinsip-prinsip-etika-
keperawatan.html

Wardah Chece. 2014. Konsep Dasar Etika. Blogspot. Diakses 16 Maret 2016. Diposkan 10
Januari 2014. http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/01/konsep-dasar-etika.html

http://www.inna-ppni.or.id (diakses Rabu, 16/03/2016)

Anda mungkin juga menyukai