Anda di halaman 1dari 28

Kardiologi :

Agustus 2018
Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar

ARITMIA
o
Afifah Nur R
1054204
Pembimbing : dr. Sumarni, Sp.JP
Pendahuluan
Aritimia (atau disritmia) adalah gangguan urutan
irama, atau gangguan kecepatan dari proses
depolarisasi, repolarisasi, atau kedua-duanya
pada jantung.

Keadaan ini dapat disertai dengan atau tanpa


penyakit jantung, dapat juga dengan atau tanpa
gejala klinis
Klasifikasi Aritmia
Gangguan pembentukan
impuls
Gangguan penghantaran
impuls
Gangguan Pembentukan
Impuls
 Gangguan pembentukan impuls:
 Sinus bradikardi
 Sinus takikardi
 Sinus aritmia
 Sinus arrest
Aritmia pada Irama Sinus

 Irama Sinus Normal

QRS
Frekuensi Irama Gelombang P Interval PR

Sebelum tiap QRS, 0.12 -


60 - 100 Regular < 0.12
Serupa 0.20
Sinus Bradikardi
 Irama sinus yang frekuensinya kurang dari 60 kali per menit.

 Ini akibat penurunan laju depolarisasi atrium setelah perlambatan


nodus sinus.

QRS
Frekuensi Irama Gelombang P Interval PR

Sebelum tiap QRS, 0.12 -


< 60 Regular < 0.12
Serupa 0.20
Sinus Takikardi
 Irama sinus yang frekuensinya 100-150 kali per menit.

 Ini disebabkan karena terpicunya NSA sehingga memproduksi impuls listrik


lebih cepat dari normal. Disebut sinus takikardi bila terjadi pada pasien yang
dalam kondisi istirahat, bukan setelah beraktivitas berat.

QRS
Frekuensi Irama Gelombang P Interval PR

Sebelum tiap QRS, 0.12 -


> 100 Regular < 0.12
Serupa 0.20
Sinus Aritmia
 Irama sinus yang ireguler.
 Gambaran yang muncul pada EKG adalah jarak dari R ke R
berikutnya yang berbeda-beda. Jika menjadi lebih cepat dan
lebih lambat dipengaruhi nafas, maka disebut aritmia
respiratoir.

QRS
Frekuensi Irama Gelombang P Interval PR

Sebelum tiap QRS, 0.12 -


Variasi Iregular < 0.12
Serupa 0.20
Sinus Arrest/Paused
 Hilangnya gelombang sinus beberapa saat.

 Ini terjadi karena NSA gagal memproduksi impuls listrik


selama beberapa saat.

 Gambaran yang muncul pada EKG adalah hilangnya PQRS


selama beberapa saat, minimal 1 siklus.
Aritmia pada Irama Atrial

 Atrial Ekstra Sistol


 Atrial Takikardi
 Supraventrikular Takikardi
 Atrial Flutter
 Atrial Fibrilasi
Atrial Ekstra Sistol
 Gelombang atrial yang tiba-tiba muncul pada
gelombang sinus.

 Muncul karena pacemaker atrium tiba-tiba lebih


kuat dari NSA dalam memproduksi impuls listrik
atau tiba-tiba pacemakernya berpindah ke
atrium.
Atrial Takikardi
 Atrial takikardi adalah irama atrium.

 Biasanya ini sulit dibedakan dengan Sinus Takikardi. Namun,


ada kesepakatan bahwa bila frekuesinya 150-250, maka
disebut Atrial Takikardi. Ini terjadi karena pacemakernya
adalah pacemaker atrium.
Supraventrikular
Takikardi
Karena frekuensinya sangat cepat dan P sering
tertutup, maka sulit menentukan apakah ini irama
sinus, atrial atau junctional.Oleh karena itu lebih
mudah menyebutnyaSupraventrikular Takikardi.
Frekuensinya lebih dari 150x per menit.
Atrial Flutter
 Gambaran yang muncul saat suatu tempat di atrium
memulai banyak impuls listrik dengan frekuensi yang
cepat sehingga gelombang P normal tidak terjadi.
Sebagai ganti dari P, muncullah gelombang getar
seperti gergaji.
Atrial Fibrilasi
 Gambaran yang muncul saat iritabilitas sel-sel jantung
dalam atrium meningkat, sehingga mencoba banyak
bagian yang mencoba mengeluarkan impuls. Namun
karena tidak kuat dan tidak dihantarkan sempurna,
maka yang muncul adalah gambaran getaran.
Ritmenya Ireguler.
Gangguan Penghantaran
Impuls
Berdasarkan Derajat Blok :
AV Block Derajat I

AV Block Derajat II

 Mobitz I ( wanckebach)

 Mobitz II

AV Block Derajat III : blok total


(jantung masih berdenyut)
 AV Block Derajat I

 Disebabkan karena gangguan/kerusakan pada Nodus AV, sehingga

impuls listrik menjadi terlambat sampai di area ventrikel. Akibatnya,

depolarisasi ventrikel juga terlambat.

 Gambar yang muncul pada EKG adalah interval PR yang melebar

(>0,22 detik), dan interval PR tersebut kurang lebih sama di setiap

gelombang.
 AV Block Derajat II, Tipe Mobitz I
 Disebabkan karena gangguan/kerusakan pada Nodus AV,
sehingga impuls listrik menjadi terlambat sampai di area
ventrikel. Akibatnya, depolarisasi ventrikel juga terlambat.
Hambatan ini makin lama-makin besar, sampai saat tertentu
impuls dari atrium benar-benar terblok sehingga ventrikel
tidak terdepolarisasi.

 Gambaran yang muncul pada EKG adalah interval PR yang


melebar, dan interval PR tersebut semakin melebar pada
gelombang-gelombang berikutnya, disusul dengan drop beat.
 AV Block Derajat II, Tipe Mobitz II

 Disebabkan karena gangguan/kerusakan pada Nodus AV, sehingga

impuls listrik menjadi terlambat sampai di area ventrikel secara

intermitten (sebentar-sebentar). Akibatnya, depolarisasi ventrikel juga

terlambat. Ini terjadi secara mendadak.

 Gambar yang muncul pada EKG adalah muncul gelombang P tanpa

diikuti QRS secara tiba-tiba.


 AV Block Derajat II (Blok Total)
 Disebabkan karena gangguan/kerusakan pada Nodus AV, sehingga
impuls listrik dari NSA sama sekali tidak mengalir ke ventrikel.
Karena ventrikel tidak dialiri listrik dari NSA, maka ventrikel
berdepolarisasi dengan peacemakernya.

 Karena atrium berdepolarisasi sendiri, dan ventrikel berdepolarisasi

sendiri, maka gambaran yang muncul dalam EKG adalah tidak

terkoneksinya P dan QRS. P memiliki pola sendiri, demikian juga

QRS. Ciri khasnya adalah adanya T yang terdapat P di atasnya.


Pembagian klinis
 Takiaritmia
frekuensi ventrikular > 100 x/menit
berdasarkan focus
 Supraventrikuler
 ventrikuler
 Bradiaritmia
Frekuensi ventrikular < 60x /menit
 Bradi takiaritmia
Timbulnya takiaritmia dan bradi aritmia secara
bergantian.
Gejala aritmia
 Palpitasi

 Rasa tidak enak di dada (chest discomfort)

 Angina

 Lemas

 Sesak

 Pingsan

 Kejang (hipoksia otak)


Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan nadi dan detak jantung

• Menentukan ada/tidaknya aritmia (tidak bisa


menentukan jenis aritmia)

• Pemeriksaan vital sign  derajat kegawatan aritmia

• Pemeriksaan thoraks  tidak spesifik


Pemeriksaan ECG
Diagnosa pasti jenis pemeriksaan:
 Konvensial EKG 12 lead

 Monitoring EKG

 Holter monitor

 Exercise Stress test ( treatmill test)

 Electrophysiology study ( kateterisasi)


Kegawatan Aritmia

 Derajat kegawatan aritmia tergantung:


1. Jenis aritmia yang gawat
takiaritmia = > 100 x/menit
bradiaritmia = < 60 x/menit
2. Kelainan dasar jantung
keadaan miocard yang jelek  memperburuk
prognosa
aritmia, mis: IMA, miocarditis, kardiomiopati.
3. Adanya kelainan di luar jantung
a. gangguan elektrolit
b. gangguan asam basa
c. infeksi berat.
Obat Anti - Aritmia
Klasifikasi Vaughan Williams
• Kelas 1: Golongan Penyekat Na
– Ia : Quinidin, Procainamid, Disopyramid
– Ib : Lidocain, Mexiletin, Phenitoin
– Ic : Propafenon, Flecainamid.
• Kelas II: Gol Penyekat Beta: Propanolol, Bisoprolol
• Kelas III: Gol. Obat yang memperpanjang Pot. Aksi dan
Repolarisasi ( Paling Aman): Amiodaron, Sotalol,
Bretilium
• Kelas IV:Gol.Ca – Antagonis: Verapamil, Diltiazem

Anda mungkin juga menyukai