Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penulisan makalah ini sebagai jawaban argumentatif dari sebuah kasus di unit
gawat darurat rumah sakit jiwa dengan permasalahan pasien yang mencederai diri
sendiri dengan menyilet nadinya, dimana pasien tidak mau ditinggalkan oleh
keluarganya pada saat dilakukan pelayanan kesehatan di unit gawat darurat
demikian juga keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien
karena kawatir pasien tidak bisa tenang, sedangkan dokter unit gawat darurat
meminta perawat untuk membawa keluarga ke luar ruangan. Pada kondisi ini
perawat dihadapkan pada dua pilihan mengikuti dokter atau keinginan pasien dan
keluarga.

Pengalaman di ruang unit gawat darurat merupakan pengalaman baru bagi klien, ini
menuntut penyesuaian bagi klien secara psikologis. Di ruang unit gawat darurat
orang yang dekat bagi klien adalah keluarganya, keluarga bisa memberikan
ketenangan bagi klien dan mengurangi rasa keterasingan dalam proses adaptasi di
ruang unit gawat darurat rumah sakit jiwa. Sesuai dengan konsep teori adaptasi
Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan
istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia
sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan
luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien
kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan
kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu
proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan.

Menyikapi fenomena yang terjadi pada pasien dan keluarganya yang meminta
menunggui di dalam ruangan ini kami bersikap bahwa keluarga pasien boleh
menunggu di dalam ruangan sesuai dengan teori keperawatan humanistik
(Humanistic Nursing Theory) oleh Paterson and Zderat dalam Elisasiregar (2012)
bahwa manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan.
Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam
waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka
terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu
sekarang dan masa depan. Disini pasien boleh memilih apa yang akan dilakukan
untuk dirinya, demi perbaikan masa depannya, walaupun keadaan semacam ini
kurang sesuai dengan penerapan standar operating prosedur di rumah sakit jika
pada saat melakukan tindakan.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana sikap perawat dalam menghadapi klien yang meminta ditunggu


keluarganya di unit gawat darurat sesuai dengan paradigma keperawatan?

1.3 Tujuan

1 Memahami paradigam keperawatan

2 Penerapan paradigma keperawatan dalam menangani kasus

1.4 Manfaat

Memberikan pegangan kepada perawat dalam menghadapi kasus dengan mengacu


pada paradigma keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.


Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma
memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit dalam siklus kehidupan manusia.

Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
fenomena yang ada dalam keperawatan .

2.2 Komponen Paradigma Keperawatan

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu
tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan
kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari
perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma
keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara
individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural.Paradigma memiliki fungsi
antara lain:
1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik
dan organisasi profesi.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar
kita.

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori –
teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:
manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

1. 1. Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya

Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan
keadaan internalnya (homeoatatis).

Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi.

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai


sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.

Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh


lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon
terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif
maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya,
tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi
rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .

Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat
yang menerima asuhan keperawatan. Keluarga merupakan sekelompok individu
yang berhubungan erat secara teru menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Beberapa alasan keluarga sebagai focus dalam
pelayanan keperawatan diantaranya adalah keluarga merupaka suatu kelompok
yang dapat menimbulkan, mencegah memperbaiki, mengabaikan masalah dalam
kelompoknya sendiri serta merupaka perantara yang efektif dalam melakukan upaya
kesehatan.(Baylon Maglaya, 1974)

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien.

Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk


menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu


memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang
unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara
pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup keluarga
yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang .

Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada


masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan
lansia).

1. 2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,


keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi,
keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan.

Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual
dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi
perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial.
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan serta
kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti
perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.

1. 3. Konsep kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang
mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses
penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang berada
diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain variabel
lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan
adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang
berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada
pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor
yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah
secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat
optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita
berada dalam area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak
ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).

1. 4. Konsep Lingkungan

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb)
yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial,
status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi,
sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2 yaitu

a. Lingkungan dalam terdiri dari:

– Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan


udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan
yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus
diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

– Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu
membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

– Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi


lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh
terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

2.3 Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila


lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia
perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan
dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang
rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Paradigma Keperawatan

1. 1. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman (System Model)

Manusia :

Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang
secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional.

5 variabel subsistem manusia adalah :

1) Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia

2) Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia

3) Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan


mempengaruhi aktivitas manusia

4) Spiritual : kepercayaan

5) Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan


perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya

Lingkungan :

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal
maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat.
Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang
dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem.

Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :

 Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-masnig


individu
 Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri individu
 Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai
lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan
merupak simbol sistem secara keseluruhan
Kesehatan :

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana


terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien.
Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak
energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah
kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).

Keperawatan :

Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang


konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai
respon individu saat menghadapi suatu stressor.

Keperawatan didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu,


keluarga dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
(tercapainya stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui
serangkaian tindakan keperawatan).

1. 2. Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson (Behavioral


System Model)

Manusia :

Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem
biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem,
sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral system (sistem perilaku).

Lingkungan :

Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu


dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
Kesehatan :

Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik,
mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai
stabilitas dan kenyamanan.

Keperawatan :

Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium


dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi,
namun fokus utamanya adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku
ketika dalam keadaan sakit.

1. 3. Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem (Self-Care Deficit


Theory of Nursing)

Manusia :

Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka
membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara
berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan
sosial.

Lingkungan :

Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan


lingkungan.

Keperawatan :

Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi.


Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu
melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai
kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol,
menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi
ketidakmampuan.

Kesehatan :

Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi
dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai
macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan
orang lain.

1. 4. Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy (Adaption


Model)

Manusia :

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai


sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan
yang mempunyai input, control, output, dan proses umpan balik. Proses control
adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih
spesifik manusia di definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas
kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara adaptasi
yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.

Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang
hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan
perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam
istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output.

Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input
atau stimulus termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan baliknya
dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai
tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi
dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan.

Proses control manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping
yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.
Regulator dan kognator adalah digambarkan sebagai aksi dalam hubunganya
terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi.

Lingkungan – Stimulus :

Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :

1. Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi manusia


2. Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi
memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal.
3. Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi.
Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi
perkembangan dan perilaku manusia

Kesehatan :

Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi


manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan
manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak
terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari
pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang
tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit
tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep
adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan
manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat
meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah
pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan.

Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya


menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik
proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi
termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu
meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan
lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan
pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah
respon. Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan
ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor
menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah
mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan
inefektif.

Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah
kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan
hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi
akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi
peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru
dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada
tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan
suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah
pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan
adaptasi.

Keperawatan :

Roy (1983) menggambarkan keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktek.


Sebagai ilmu, keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan
menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status kesehatan.
Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan pendekatan pengetahuan
untukmenyediakan pelayanan pada orang-orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan
keperawatan sebagai ilmu da praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan
kesehatan sebagai tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif.
Keperawatan meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang
berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan
lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan yang
berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Dalam model tersebut, keperawatan terdiri
dari tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.

Keperawatan adalah berhubungan dengan manusia sebagai satu kesatuan yang


berinteraksi dengan perubahan lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus
internal dan eksternal yang mempengaruhi adaptasi. Ketika stressor yang tidak
biasa atau koping mekanisme yang lemah membuat upaya manusia yang biasa
menjadi koping yang tidak efektif, manusia memerlukan seorang perawat. Ini tidak
harus, bagaimanapun diinterpretasikan umtuk memberi arti bahwa aktivitas
keperawatan tidak hanya diberikan ketika manusia itu sakit. Roy menyetujui,
pendekatan holistic keperawatan dilihat sebagai proses untuk mempertahankan
keadaan baik dan tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Keperawatan terdiri dari dua yaitu : tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan.
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungan.
Jadi peningkatan adaptasi dalam tiap empat cara adaptasi yaitu : (1) fungsi
fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran dan (4) interdependensi. Dorongan
terhadap peningkatan integritas adaptasi dan berkontribusi terhadap kesehatan
manusia, kualitas hidup dan kematian dengan damai. Tujuan keperawatan diraih
ketika stimulus fokal berada dalam suatu area dengan tingkatan adaptasi manusia.
Ketika stimulus fokal tersebut berada pada area tersebut dimana manusia dapat
membuat suatu penyesuaian diri atau respon efektif. Adaptasi membebaskan energi
dari upaya koping yang tidak efektif dan memnugkinkan individu untuk merespon
stimulus yang lain. Kondisi tersebut dapat mencapai peningkatan penyembuhan dan
kesehatan. Jadi peranan penting adaptasi sangat ditekankan pada konsep ini.

Tujuan dari adaptasi adalah membantu perkembangan aktivitas keperawatan yang


digunakan pada proses keperawatan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan ,
tujuan, intervensi dan evaluasi. Adaptasi model keperawatan menetapkan “data apa
yang dikumpulkan, bagaimana mengidentifikasi masalah dan tujuan utama.
Pendekatan apa yang dipakai dan bagaiman mengevaluasi efektifitas proses
keperawatan”.

Unit analisis dari pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan


lingkungan. Proses pengkajian keperawatan adalah interaksi manusia dengan
lingkungan. Proses pengkajian termasuk dalam dua tingkat pengkajian Tingkat
pertama mengumpulkan data tentang perilaku manusia, dalam tiap empat cara
penyesuaian diri. Data-data tersebut dikumpulkan dari data observasi penilaian
respond an komuniokasi dengan individu. Dari data tersebut perawat membuat
keputusan sementara tentang apakah perilaku dapat menyesuaikan diri atau tidak
efektif. Tingkat kedua pengkajian adalah mengumpulkan data tentang fokal,
konstektual dan residual stimuli. Selama tingkat pengkajian ini perawat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang diobservasi pada
pengkajian tingkat pertama. Keterlibatan ini penting untuk menetapkan faktor-faktor
utama yang mempengaruhi perilaku.

1. 5. Paradigma Keperawatan menurut Imogene King (Interacting System


Framework and Middle Range Theory of Goal Attainment)

Manusia :

Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin
tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih
dan menetapkan tujuan, serta membuat keputusan.

Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :

1. Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya


2. Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
3. Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit

Lingkungan :

Lingkungan merupakan latarbelakang interaksi manusia, terdiri atas :

1. Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan


memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
2. Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal. Keperawatan
merupakan bagian dari lingkungan klien.

Kesehatan :

Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan


manusia, dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap adanya stressor
lingkungan baik internal maupun eksternal dengan menggunakan sumber-sumber
optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari.

Keperawatan :

Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat
dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan
kondisi keperawtan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi,
menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.

1. Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan phisic


2. Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
3. Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan kesehatan
agar perannya dapat berfungsi.

1. 6. Paradigma Keperawatan menurut Myra Estrin Levine (The


Conservation Model)

Manusia

 Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan


dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat,
energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
 Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan
dan masa lalu-sadar.
 Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan beradaptasi
dengan lingkungan.
 Individu adalah “holistik”
 Sebuah makhluk sosial terpadu
 “Whole” tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual
 Individu adalahsebuah identitas dan layak.
 Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,
berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

Kesehatan

 Kesehatan menjadi “Whole” bukan hanya bebas dari penyakit atau penyakit.
 Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal
 Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan keyakinan.
 Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
 Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke
kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi menjadi
individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
 Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan
orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah skenario
negatif.

Lingkungan

 Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif


terlibat.
 Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
 Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
 Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal (persepsi,
operasional, dan konseptual).

Keperawatan

 Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk


mempromosikan keutuhan melalui adaptasi
 Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai
tingkat maksimum adaptasi).
 Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip
konservasi.
 Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang
unik dan terpisah dari aktivitas.
 Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab
perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
 Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan
seseorang.

1. 7. Paradigma Keperawatan menurut Martha E Rogers (Unitary Human


Being)
Manusia

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan
lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka.
Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi
secara kreatif dalam perubahan.

Keperawatan

Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu
manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari
manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai
profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan
adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar
dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan
bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam
keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.

Kesehatan

Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya
atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap
menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang
konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan
lingkungannya dalam proses yang mendasar .

Lingkungan,

Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang
diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan
mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan
manusia.

1. 8. Paradigma Keperawatan menurut Paterson and Zderad: Teori


Keperawatan Humanistik (Humanistic Nursing Theory)
Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia
sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan
jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan,
mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan
masa depan. Aplikasi dalam dunia keperawatan adalah jelas bahwa manusia
memerlukan informasi.Mereka membutuhkan pilihan.Individu dan kelompok
membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

Kesehatan

Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari


kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya
penyakit. Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan.
Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada
pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan
emosi mereka.Implikasi terhadap praktek keperawatan membuka jarak yang luas
untuk definisi kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap
orang atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai
hubungan dengan orang yang menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih
penting adalah kebutuhan akan penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam
kehidupan sehari-hari.

Keperawatan

Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesehatan.
Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada
seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini
akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien
tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari
setiapmanusia.

Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori
bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi
manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari
keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek
keperawatan.Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang
mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan
ilmu.Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan
klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori
diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu
yang mereka inginkan.

1. 9. Paradigma menurut Hidegard E. Pepelau (keperawatan


psikodinamik)

Keperawatan

Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,


bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif,
kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah
yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi
keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan
secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.

Individu

Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk


berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

Kesehatan

Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara


tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan
yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.

Lingkungan

Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah


satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan
rutinitas rumah sakit.
2.5 Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan

Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah
memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan
yang ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang
merupakan bentuk pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus
memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dalam paradigma keperawatan, yaitu
manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya,
lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor
yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga
keperawatan harus berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu
manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, perawat juga hendak nya
mengaplikasikan paradigma keperawatan yang tepat yang telah dikemukakan oleh
para ahli disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan
akan tercapai. Sebagai contoh dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap, perawat menggunakan paradigma yang dikemukakan oleh Orem dimana
perawat membagi pasien berdasarkan tingkat kemandirian pasien, sehingga
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan maksimal dan efisien.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus

Seorang pasien datang ke unit gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan
telah mencederai diri sendiri dengan cara menyilet nadinya. Perawat kemudian
meminta agar keluarga menunggu di luarnamun pasien berteriak-teriak agar
keluarganya tidak meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta
kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa
tenang. Dokter meminta saudara untuk membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika
saudara menjadi perawatnya pada saat itu apa yang akan saudara lakukan?

3.2 Penerapan paradigama dalam penyelesaian kasus

Sebagai perawat dalam menyikapi kasus diatas, akan memilih untuk


memperbolehkan keluarga menunggui di dekat pasien agar pasien merasa nyaman
dan aman dengan catatan keluarga bisa kooperatif dengan semua penatalaksanaan
yang akan dilakukan pada pasien.

Keluarga pasien diperbolehkan untuk menunggui di dekat pasien didasarkan pada


paradigma keperawatan yang meliputi:

1. 1. Manusia

Pasien dan keluarga adalah manusia. Menurut Teori keperawatan humanistik oleh
Paterson and Zderad, manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang
mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap
mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus
menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak
membahayakan pasien. Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan
kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem
manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan
balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan
menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan
menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan
mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien
dalam masa perawatan. Jadi sebagai perawat seharusnya tidak mempermasalahkan
jika pasien ingin selalu ditunggui keluarga di ruang rawat manapun dengan
beberapa catatan:

1. Keluarga bersedia kooperatif dengan segala penatalaksanaan pada pasien.


2. Keluarga tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan
pasien.

Menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model), manusia dipandang secara
whole yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan
pada pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi
kondisi psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang melakukan percobaan
bunuh diri mengalami kondisi tekanan psikologis , sehingga dengan menghadirkan
keluarga di dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien.

1. 2. Keperawatan

Martha E. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human


Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang
mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan
keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan
seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk
menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit,
dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek
professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal
tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. Seorang perawat yang menjalankan praktik keperawatan yang profesional,
perawat melayani secara total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis
pasien, jadi semua kebutuhan pasien harus diusahakan untuk dipenuhi selama tidak
mengancam keselamatan.

Menurut Myra Estrin Levine asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi
(untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi). Tugas perawat adalah melakukan
asuhan keperawatan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik
diartikan sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien
yang berupa aman, nyaman, tenang. Menghadirkan keluarga di dekat pasien akan
memberikan rasa aman dan nyaman sehingga mengurangi kecemasan dan
ketakutan saat dirawat di unit gawat darurat maupun ruang rawat lain selama tidak
membahayakan pasien.

1. 3. Kesehatan

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat


keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya,
sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang
dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan
apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi. Ketika energi pasien ke arah kesehatan
adalah dari keluarga, maka keluarga sangat penting dihadirkan di dekat pasien
selama proses perawatan.

1. 4. Lingkungan

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal
maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat.
Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang
dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem. Created environment
(lingkungan yang diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan
berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara
keseluruhan. Ketika lingkungan yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini
akan mendukung kondisi pasien kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien
yang menginginkan keluarga selalu berada di dekatnya merupakan dari created
environment, artinya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien


membutuhkan dukungan keluarga dengan persyaratan keluarga pasien
kooperatif dan tidak membahayakan keselamatan baik pada pasien maupun
tenaga kesehatan.
2. Di area manapun tidak terkecuali di unit gawat darurat setiap melakukan
asuhan keperawatan harus selalu berpedoman pada paradigma keperawatan
dalam hal ini menerapkan teori-teori yang sesuai dengan kasus yang
ditemukan.

4.2 Saran

1. 1. Pemahaman tentang paradigma keperawatan perlu diperdalam bagi


setiap perawat sehingga dalam bekerja senatiasa mengacu pada paradigma
keperawatan.
BAB VI

KONSEP MODEL KEPERAWATAN

1. Pengertian Teori, Konsep Dan Model keperawatan


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol
hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa
ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu
kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep.
Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah
rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
2. Tujuan Teori Dan Model Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin
dicapai diantaranya :
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian
dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan
sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan
dapat terus bertambah dan berkembang.
3. Karakteristik Teori Dan Model Keperawatan
Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik
dasar teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,
konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara
berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks
sesuai dengan situasi praktek keperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan
4. Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan
A. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori
lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
di orientasikan pada yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam
rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung
dengan profesi lain.
B. Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers
Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan
nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini,
Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia
yang dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling
mempengaruhi dan dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap
individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu
kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep
homeodinamik yang terdiri dari :
a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung
dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy : terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan
terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.
C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi
keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian
yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut
pandang konservasi energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat
konservasi di antaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan
integritas social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada
pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.
D. Virginia Henderson (Teori Henderson)
Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi keperawatan).
Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan
sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas
unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat,
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan
secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah
model keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan
kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri,
tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya
pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
1. Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk
meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Membuang kotoran tubuh
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit)
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan
klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam
memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan
pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai
penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia
yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras
saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan
pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski
diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial
atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah
kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
E. Imogene King (Teori King)
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan
pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang
saling berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya
terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu
dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu
hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti
bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai
dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang
manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan
objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan
sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan
berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit
F. Dorothe E. Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga
bentuk teori self care diantaranya :
1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self
care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, keshatan serta kesejahteraan
kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn
diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;
keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala
perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan
diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem
yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien
dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
G. Jean Watson (Teori Watson)
` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal
dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan
Watson ini didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson
ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup)
yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan
kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human
science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan
adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang
dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi
humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan vidsi mereka
serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan
berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang
untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
H. Sister Calista Roy (Teori Roy)
Model Adaptasi Roy
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi
keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan
praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh
untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons
terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan
individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut
memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan,
sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen
adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling
ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang
saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik
(Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan
dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai
kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep
diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang
terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal
dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem
regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau
respons tidak efektif.
3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi
pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua
interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti
yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus
tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka
akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat
diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif
atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat
meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,
pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika
2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya
Medika
3. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses & Praktik. Jakarta: EGC.
4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
5. Paterson, Josephin & Zderad, Loretta, Humanistic Nursing Theory dalam
Elisasiregar, 2012. Internet 10 Oktober 2013
6. Wahit, 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas, Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: Salemba
7. http://kokofoto.blogspot.co.id/2013/10/teori-konsep-model-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai