Anda di halaman 1dari 26

KONSEP ETIKA DALAM PRAKTIK ASUHAN

KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Ema Meryantika PO.71.20.1.20.067
2. Annisa Meilinda PO.71.20.1.20.076
3. Maharani Puspita Sari PO.71.20.1.20.056
4. Ana Wahya Septiana PO.71.20.1.20.070
5. Khairunnisa PO.71.20.1.20.086
6. Shakira Carita PO.71.20.1.20.072
7. Sri Ayu Hastari PO.71.20.1.20.049
8. Serlin Trias Mika PO.71.20.1.20.068
9. Rahma Nuranjani PO.71.20.1.20.052
10. Yuriko Salsabila PO.71.20.1.20.085
11. Indri Yuliana Sari PO.71.20.1.20.081

Tingkat 1B

Dosen Pengampuh :
Maliha Amin, SKM, M.Kes.

JURUSAN D-III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan kesehatan kepada kita sekalian, hanya kepada-Nya kita berlindung dan
memohon pertolongan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Uswatun Hasanah kita Nabi
Besar Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya sepanjang masa.
Alhamdulillah telah terselesaikannya tugas makalah kami pada mata kuliah Etika
Keperawatan dan Hukum Kesehatan dengan judul “ Konsep Etika Dalam Praktik
Asuhan Keperawatan ”

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini. Semoga dengan adanya tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua,
Amin ya rabbal’alamin.

Palembang, 05 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. i

Daftar Isi …………………………………………………………………………….... ii

Bab I Pendahuluan

1. 1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1


1. 2. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 5
1. 3. Tujuan ………………………………………………………………………… 5
1. 4. Metode ………………………………………………………………………… 5

Bab II Pembahasan

2.1. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………….. 6


2.2. Konsep Etika …………………………………………………………………. 7
2.3. Prinsip – prinsip Etika Kesehatan ………………………………………….. 8
2.4. Etika Keperawatan Menurut Para Ahli ……………………………………. 10
2.5. Hubungan Etika Kesehatan dan Hukum Kesehatan ……………………… 11
2.6. Perbedaan Etika dan Hukum ……………………………………………….. 11
2.7. Kode Etika Keperawatan ……………………………………………………. 12

Bab III Penutup


3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………........... 17
3.2. Saran …………………………………………………………………………. 17

Daftar Pustaka …………………………………………………………………........... 18


Soal – Soal …………………………………………………………………………….. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Etika mempunyai arti sebagai: “ilmu pengetahuan tentang asas-asas


akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 –
mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti: 1) ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), 2)
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, 3) nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Moral adalah suatu kegiatan/perilaku yang mengarahkan manusia
untuk memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan
kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung
jawabkan. Menurut Webster’s “The discipline dealing with what is good and
bad and with moral duty and obligation, ethics offers conceptual tools to
evaluate and guide moral decision making”. Beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan susila, falsafah
hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal yang
diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan
hukum atau undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan
bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral
satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar perilakunya. Maka
etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana
perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan.
Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori
keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila
membicarakan praktek keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan
dan hubungan pasien dan perawat.

1
Fenomena keperawatan merupakan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia (bio, psiko, sosial dan spiritual), mulai dari tingkat individu
untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat sistem
organ fungsional sampai dengan subseluler (Ann Mariner, 2003). Asuhan
keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien (Ann Mariner,
2003).dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan praktek
keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan
perawat. Fenomena keperawatan merupakan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia (bio, psiko, sosial dan spiritual), mulai dari tingkat individu
untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat sistem
organ fungsional sampai dengan subseluler (Ann Mariner, 2003). Asuhan
keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien (Ann Mariner, 2003).
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan
atau paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas
menentukan pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh: klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan
keperawatan yang diberikan. Kebenaran merupakan hal yang fundamental
dalam membangun hubungan saling percaya dengan pasien.Perawat sering
tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit
parah.
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama merupakan suatu prinsip
moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya, individu mendapat
tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan adalah mereka yang sederajat
harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan
secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka.
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan
merugikan/membahayakan dari tindakan yang dilakukan, melakukan hal-hal
yang baik untuk orang lain. Prinsip ini sering sulit diterapkan dalam praktek
keperawatan.

2
Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang
merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat
bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien. Setiap
perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan
benar.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi
tanggung jawab menjaga janji,mempertahankan konfidensi dan memberikan
perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip
ketataatan. Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan
keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik, memberikan
kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional. Bila perawat sudah
berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari
janji tersebut.

Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip bahwa perawat


menghargai semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa
pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang berhubungan dengan
informasi pasien tidak untuk disebarluaskan secara tidak tepat (Aiken, 2003).
Di samping beberapa hak dan kewajiban perawat, perawat juga harus
mengenal hak- hak pasien sebagai obyek dalam praktek keperawatan. Sebagai
hak dasar sebagai manusia maka penerima asuhan keperawatan juga harus
dilindungi hak-haknya, sesuai perkembangan dan tuntutan dalam praktek
keperawatan saat ini pasien juga lebih meminta untuk menentukan sendiri dan
mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit; persetujuan, kerahasiaan, dan hak
pasien untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan diri
sendiri. Hal-hal inilah yang perlu dihargai dan diperhatikan oleh profesi
keperawat dalam menjalankan kewajibannya.

3
Puskesmas Waimital adalah salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Seram Bagian Barat dengan jumlah petugas Kesehatan sebanyak
45 orang dan jumlah penduduk di Kecamatan Kairatu sebanyak 1.302 jiwa
pada tahun 2013 sedangkan jumlah keseluruhan perawat yang terdapat pada
Kabupaten Seram Bagian Barat sebanyak 286 orang (pengurus PPNI
Propinsi) pada Puskesmas Waimital sendiri jumlah perawat yang ada
sebanyak 16 orang terdiri dari SPK berjumlah 6 orang, D3 berjumlah 6 orang ,
S1 berjumlah 2 orang, S2 berjumlah 1 orang.
Hasil wawancara yang di lakukan oleh peneliti pada bulan Agustus
2013 terhadap pengetahuan Perawat dalam penerapan prinsip-prinsip etika
keperawatan pada puskesmas Waimital mengatakan bahwa dalam penerapan
prinsip-prinsip keperawatan belum semuanya dapat di terapkan dengan baik
seperti yang di sampaikan salah satu perawat yang latar belakang pendidikan
D3 mengatakan bahwa, dirinya tidak bisa melakukan suatu tindakan sendiri
atau berani mengambil keputusan sendiri tanpa sepengetahuan kepala
puskesmas yang menjadi pimpinannya. Hal ini juga pada saat melakukan
tugas pelayanan pada Puskesmas juga belum berlaku adil dalam melayani
pasien dalam hal ini keluarga, sahabat atau kerabat lebih di utamakan di
bandingkan dengan yang lain. Ia belum juga melaksanakannya dengan baik
karena dilatarbelakangi oleh aktifitas yang banyak sehingga tidak menepati
janjinya terhadap pasien. Salah satu contoh pada saat pasien diberitahu untuk
melakukan pemeriksaan di puskesmas bersamaan dengan hari itu juga sedang
melaksanakan tugas lainnya sehingga apa yang telah disepakati bersama
dibatalkan kembali. Sedangkan perawat lainnya dengan latar belakang SPK
juga mengatakan demikian, belum sepenuhnya penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dapat di terapkan dengan baik salah satunya dalam mengambil
keputusan perlu adanya kesepakatan bersama dengan pimpinan Puskesmas.

4
Pada pasien yang ditemukan pada saat melakukan pemeriksaan pada
Puskesmas Waimital juga mengatakan belum semua penerapan prinsip-prinsip
etika keperawatan yang di terapkan pada pasien belum semua dapat dilakukan
dengan baik salah satu contohnya, perawat belum bisa menepati janjinya
dengan baik kepada pasien yang datang melakukan pemeriksaan kesehatan
pada Puskesmas Waimital, alasannya karena di sibukan dengan tugas dan
tanggung jawab lain yang lebih penting.

1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian ini yaitu: “Apakah ada hubungan tingkat pendidikan
perawat tentang etika keperawatan dengan prinsip-prinsip etika keperawatan
di puskemas Waimital Kabupaten Seram Bagian Barat ?”

1. 3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tingkat pendidikan
terhadap prinsip- prinsip etika (otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak
merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan, kkuntabilitas) keperawatan
pada Puskesmas Waimital Kabupaten Seram bagian Barat.

1. 4. Metode
Penelitian cross sectional ini dilaksanakan di Puskesmas Waimital
Kabupaten Seram Bagian Barat, mulai dari bulan september 2013 sampai
dengan Oktober 2013. Populasi penelitian adalah seluruh perawat yang
bekerja pada puskesmas Waimital Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan
besar populasi 16 orang, dan seluruh anggota menjadi subyek penelitian (total
sampling). Data tentang tingkat pendidikan dan penerapan prinsip-prinsip
etika keperawatan dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Selanjutnya data
yang telah terkumpul dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.TINJAUAN PUSTAKA

Sesuai dengan hasil yang telah di teliti dapat menunjukan bahwa penerapan
prinsip - prinsip etika di pengaruhi oleh pendidikan perawat semakin baik, maka
semakin baik pula penerapan prinsip-prinsip etika. Sedangkan penerapan prinsip-
prinsip etika yangberdasar pada otonom yaitu, apakah individu mampu berfikir logis
dan mampu mengambil keputusan sendiri atau tidak. Dari 16 responden yang ada,
hanya 81,25% yang telah menerapkan prinsip otonom dengan baik. Prinsip berbuat
baik berpatokan pada perlakuan yang baik dari seorang perawat kepada klien. Belum
semua perawat mampu melakukan prinsip ini, hanya 81,5% yang telah melakukan
prinsip ini dengan baik.

Prinsip keadilan merupakan salah satu prinsip yang menuntut perawat berbuat
baik dalam tugas dan tanggung jawabnya, dalam hal ini 68,75% perawat telah
melaksanakan prinsip ini dengan baik. Penerapan prinsip tidak merugikan berarti
perawat diharuskan melakukan tugas dan tanggung jawab secara berhati-hati sehingga
tidak menimbulkan kerugian atau hal yang fatal bagi orang lain. Diketahui bahwa
65,5% perawat telah melaksanakan prinsip ini dengan baik. Prinsip kejujuran
merupakan suatu prinsip yang harus dilakukan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien. Dalam hal ini 68,75%
perawat telah melaksanakan prinsip ini dengan baik. Prinsip menepati janji
dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain,
dalam hal ini 75% perawat telah melaksanakan prinsip ini dengan baik. Prinsip
kerahasiaan merupakan informasi tentang klien yang harus dijaga juga privasi klien.
Terlihat bahwa 56,25% telah melaksanakan prinsip ini dengan baik. Prinsip
accountability merupakan prinsip keperawatan yang dalam hal ini tindakan perawat
profesional dapat dinilai dalam situasi apapun tanpa kecuali. Dalam hal ini, 87,5%
perawat telah melaksanakan prinsip ini dengan baik.

Menurut Arquiza (1997 dalam Malau 2008) perawat mempunyai rasa


menghormati terhadap keberadaan manusia maka akan memandang klien sebagai
individu dan unik dan menganggap bahwa klien berhak mendapat perlakuan sesuai
dengan martabatnya sebagai manusia sehingga perawat melakukan asuhan
keperawatan dengan menerapkan prinsip etik.

6
Menurut penelitian yang di lakukan oleh Niken (2006) hasil penelitian
menunjukkan bahwa 43 responden (86%) memiliki tingkat pendidikan tentang prinsip
etika adalah baik dan 50 responden (100%) memiliki persepsi caring dalam kriteria
cukup hal ini di karenakan Masalah etika yang dihadapi perawat dalam praktik
keperawatan telah menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan
perawat dan persepsi caring mengarahkan pada kompetensi secara umum dalam
aplikasi pendidikan sehingga dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Mengetahui
sejauh mana hubungan pendidikan perawat tentang prinsip etika terhadap persepsi
caring pada pasien intra operatif di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Kariadi
Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat


pendidikan dengan penerapan prinsip-prinsip etika keperawatan, namun secara
deskriptif tampak bahwa semakin tinggi pendidikan, maka semakin baik penerapan
prinsip-prinsip etika keperawatan. 10

2.2.KONSEP ETIKA
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan
pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai
makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.
Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan
dengan etika, terdapat dua jenis etika sebagai berikut:
• Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.

7
• Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika Normatif merupakan norma-
norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika, etika dapat diklasifikasikan
menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus


membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan
baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupanbersama. Definisi tersebut
tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif
dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif,
dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku
manusia.
2.3.PRINSIP-PRINSIP ETIKA KESEHATAN
Prinsip utama yang digunakan dalam etika antara lain:
• Prinsip nonmaleficence (tidak merugikan)
Maksud prinsip ini adalah tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada pasien. Prinsip nonmaleficence berarti bahwa tenaga kesehatan
dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan harus senantiasa dengan niat
untuk membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya.
• Beneficience(kebaikan)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat melakukan yang terbaik bagi
klien, tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien.Contoh: klien
yang mengalami kelemahan fisik secara umum tidak boleh dipaksakan untuk
berjalan ke ruang pemeriksaan. Sebaiknya klien didorong menggunakan kursi
roda.

8
• Confidentiality(kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus
dijaga privasinya.Segala sesuatuyang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien.Tidak ada
seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh
pasien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari. Pada prinsip confidentiality berarti tenaga
kesehatan wajib merahasiakan segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien
kepadanya, yaitu berupa informasi mengenai penyakitnya dan tindakan yang
telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika pasien mengizinkan atau atas
perintah undang-undang untuk kepentingan pembuktian dalam persidangan.
• Justice(keadilan)
Prinsip ini menjelaskan bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien
sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya pada saat perawat dihadapkan pada
pasien total care, maka perawat harus memandikan dengan prosedur yang sama
tanpa membeda-bedakan klien. Tetapi ketika pasien tersebut sudah mampu
mandi sendiri maka perawat tidak perlu memandikannya lagi.Prinsip keadilan
dibutuhkan untuk perlakuan yang sama dan adil terhadap orang lainyang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tenaga kesehatan bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Prinsip justice berarti
bahwa setiap orang berhak atas perlakuan yang sama dalam upaya pelayanan
kesehatan tanpa mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan
sosial ekonomi. Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi
bukan dalam hal pengobatan dan atau perawatan.
• Fidelity(Kesetiaan)
Prinsip ini menekankan pada kesetiaan perawat pada komitmennya,
menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap klien/keluarga.Kasus yang
sering dihadapi misalnya perawat telah menyepakati bersama klien untuk
mendampingi klien pada saattindakan maka perawat harus siap untuk
memenuhinya.
9
• Prinsip Otonomi (Autonomy)
Prinsip ini menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk menentukan
sendiri atau mengatur diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia yang
mempunyai harga diri dan martabat. Contoh: Klien berhak menolak tindakan
invasif yang dilakukan oleh perawat. Perawat tidak boleh memaksakan kehendak
untuk melakukannya atas pertimbangan bahwa klien memiliki hak otonomi dan
otoritas bagi dirinya.Perawat berkewajiban untuk memberikan penjelasan yang
sejelas-sejelasnya bagi klien dalam berbagai rencana tindakan dari segi manfaat
tindakan, urgensi dsb sehingga diharapkan klien dapat mengambil keputusan
bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas dasar kesadaran dan pemahaman.
• Prinsip Kejujuran (Veracity)
Prinsip ini menekankan bahwa perawat harus mengatakan yang
sebenarnya dan tidak membohongi klien.Kebenaran merupakan dasar dalam
membina hubungan saling percaya.Contoh: klien yang menderitaHIV/AIDS
menanyakan tentang diagnosa penyakitnya. Perawat perlu memberitahukan apa
adanya meskipun perawat tetap mempertimbangkan kondisi kesiapan mental
klien untuk diberitahukan diagnosanya.
• Prinsip mencegahpembunuhan (Avoiding Killing)
Perawat menghargai kehidupan manusia dengan tidak
membunuh.Sumber pertimbangan adalah moral agama/kepercayaan dan
kultur/norma-norma tertentu. Contoh: ketika seorang suami menginginkan
tindakan euthanasia bagi istrinya atas pertimbangan ketiadaan biaya sementara
istrinya diyakininya tidak mungkin sembuh, perawat perlu mempertimbangkan
untuk tidak melakukan tindakan euthanasia atas pertimbangan kultur/norma
bangsa Indonesia yang agamais dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, selain dasar
UU RI memang belum ada tentang legalitas tindakan euthanasia.

2.4.ETIKA KEPERAWATAN MENURUT PARA AHLI

a. menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku”


atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.

10
b. Dra. Hj. Mimin Emi Suhaem.( 2002), penggunaan istilah etika sekarang ini
banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku.

c. Drs. O.P. SIMORANGKIR : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2.5.HUBUNGAN ETIKA KESEHATAN DAN HUKUM KESEHATAN


Hubungan etika kesehatan dan hukum kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Etika dan hukum saling melengkapi.


2. Hukum membutuhkan etika/moral sebagai kekuatan jiwanya.
3. Hukum sebagian besar intinya merupakan kristalisasi dari nilai moral.
4. Pelaksanaan hukum harus disertai dengan pelaksanaan norma etika/moral.
5. Etika/moral memerlukan hukum sehingga memiliki kekuatan yang lebih
formalnya
6. Norma moral perlu dilembagakan dalam hukum sehingga lebih kuat
mengikatnya
7. Undang-undang/hukum tanpa moral tidak ada artinya.

2.6.PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM


Perbedaan antara etika kesehatan dan hukum kesehatan adalah:

• Etika kesehatan hanya berlaku dilingkungan masing-masing profesi


kesehatan,sedangkan hukum kesehatan berlaku untuk umum
• Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan anggota masing-masing
profesi, sedangkan hukum kesehatan disusun oleh pemerintah baik legislatif
maupun eksekutif.
• Etika kesehatan tidak semuanya tertulis,sedangkan hukum kesehatan tarcantum
atau tertulis secara rinci dalam kitab undang-undang atau lembaran negara.
• Sanksi terhadap pelanggar etika kesehatan berupa tuntunan dan biasanya berasal
dari organisasi profesi,sedangkan sanksi pelanggaran hukum kesehatan berupa
tuntutan yang berujung pada pidana atau hukuman.

11
• Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh majelis kehormatan etika profesi
dari masing-masing organisasi profesi,sedangkan pelanggaran hukum kesehatan
diselesaikan lewat pengadilan.
• Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik,sedangkan
pelanggaran hukum kesehatan memerlukan pembuktian dengan bukti fisik.

2.7.Kode Etik Keperawatan


➢ PengertianKode Etik Keperawatan

Menurut Wijono D (1999) kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan
erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari
segi etika memerlukan tolok ukur.Menurut PPNI (2003) Kode Etik Perawat adalah
suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan
tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional
yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk
membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan.

Dengan adanya kode etik, diharapkan para profesional perawat dapat


memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pasien. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Kode etik keperawatan disusun oleh organisasi
profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

➢ TujuanKode Etik Keperawatan

Kode etik keperawatan bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap


keputusan yang menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model
moralitas yang konsekuen dan absolut.

Menurut Hasyim, dkk pada dasarnya tujuan kode etik keperawatan adalah
upaya agar perawat dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya dapat menghargai
dan menghormati martabat manusia.

12
Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan
secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek
keperawatan.
➢ Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI)
➢ Perawat dan Klien

Seorang perawat akan menghadapi pasien dari berbagai suku dan ras serta
dengan segala keunikannya. Ada pasien kulit hitam, pasien kulit putih, beragama
Kristen, Islam, tua, muda , kaya, miskin, wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak
segala keunikan pasien yang bisa ditemui saat perawat merawat pasiennya. Perawat
tidak bisa memilih hanya mau merawat pasien yang muda saja, atau yang kaya saja,
atau yang bersih saja, atau yang pendiam saja.Perawat harus selalu siap sedia melayani
pasien dengan segala keunikannya.

Hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam menjaga hubungan antara perawat dan klien
adalah:

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargaibharkat dan


martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial. Artinya perawat tidak pandang bulu dalam
melayani pasiennya.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
hidup beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
13
➢ Perawat dan Praktik

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang perawat terhadap
praktik keperawatan.

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui


belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional.

➢ Perawat dan Masyarakat

Perawat bisa menjadi pemrakarsa untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat yang


mendukung upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya:
memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan, pelaksanaan Posyandu Lansia,
Pelaksanaan Posyandu Balita, melakukan Pelatihan Kader kesehatan dan
sebagainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan hubungan antara
perawat dengan masyarakat:perawat mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

➢ Perawat dan Teman sejawat

Hal-hal yang harus diperhatikan perawat dalam menjaga hubungan dengan teman
sejawat yaitu:

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun


dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.

14
➢ Perawat dan Profesi

Perawat harus didikan yang lebih tinggi.Perawat harus selalu update dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang
keperawatan.Perawat juga harus selalu berupaya untuk mengembangkan profesi
dengan berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.Perawat
mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.

1. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi


keperawatan.
2. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.

➢ Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses, 1973)

ICN (International Council of Nurses) merupakan organisasi profesional


wanita pertama di dunia, didirikan pada tanggal 1 Juli 1899, yang dimotori oleh
Mrs Bedford Fenwick.ICN merupakan federasi perhimpunan perawat internasional
di seluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para
perawat di seluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh
dunia untuk membicarakan berbagai masalah tentang keperawatan, menjunjung
tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan
pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik profesi keperawatan. KodeKode
etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal.Keperawatan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Rumusan kode etik keperawatan yang dirumuskan oleh ICN adalah:

1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia dan


keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi, atau hakikat
masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai etik, atau
tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan kepada
seseorang

15
5. Perawat membina kompetensi keperawatan
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang yang akan
diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina keadaan
tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas keperawatan yang
tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu pengetahuan
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari informasi
yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalammeningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh kebutuhan
kesehatan masyarakat.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua perawat. Tipe-tipe etika
etika keperawatan dibagi menjadi tiga, yaitu: Bioetik, Clinical Ethics / Etik Klinik,
dan Nursing Ethics / Etik Keperawatan. Metode pendekatan dalam etika
keperawatan adalah: otoritas, consensus hominum, pendekatan intuisi atau self-
evidence, dan metode argumentasi.
Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Tujuan dari kode etik: mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan. Kode Etik
Keperawatan Indonesia terdiri dari 5 pokok etik yaitu: 1) perawat & klien; 2)
perawat & praktek; 3) perawat dan masyarakat; 4) perawat dan teman sejawat; 5)
perawat dan profesi.

B. SARAN
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami dan
mengetahui konsep dari etika keperawat agar dapat mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatn nantinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aiken. 2003. Etika dan Informasi. Yogyakarta: UGM Press

Ann Mariner. 2003. Asuhan Keperawatan. Jakarta: Gramedia

Arikunto S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC

Catalona. 2001. Dilema Etika keperawatan Kesehatan. Jakarta: Gamedia

Depkes RI. 2005. Perawat Profesional. Jakarta: Rajawali Press

Djiwandono S. 2007. Teknik Analisa Data. Jakarta: Gramedia

Frans Magnis Suseno. 2005. Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.

Yogyakarta: Kanisius

Harley. 2003. Peranan Dasar Seorang Perawat. Jakarta: Rajawali Press

John Stone. 2007. Fungsi dan Prinsip Etika. Jakarta: Gunung Agung

Kusmanto. 2003. Profesi Kehidupan Perawat. Jakarta: Gramedia Maunah, Binti. 2009.
Ilmu pendidikan. Yogyakarta

Nasir Ridwan. 2005. Mencari Tipologi Formal Pendidikan Ideal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Nila Ismani. 2005. Etika dan Peraturan. Jakarta: Gramedia

Notoadmodjo. 2006. Pengetahuan dan Perilaku. Jakarta: Binarupa Aksara

Robert Priharjo. 2006. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius

Soeprihanto, John. 2000. Penilaian Kinerja Pengembangan KaryawanYogyakarta: BPFE


Pemerintah RI. 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Winkel. 2005. Pengetahuan Dalam Domain Kognitif. Jakarta: Gramedia

18
SOAL – SOAL

1. ilmu tentang kesusilaan yang mengatur bagaimana sepatutnya manusia hidup di


dalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan tingkah
laku yang benar, yaitu baik dan buruk atau kewajiban dan tanggung jawab. Apakah
pengertian diatas
A. Nilai
B. Etiket
C. Agama
D. Etika
E. Norma
2. Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang berarti adalah
A. Sopan santun
B. Kepercayaan
C. Keyakinan
D. Adat istiadat
E. Moral
3. Teori dalam etika keperawatan yang berprinsip pada aksi atau tindakan adalah
A. Teolologi
B. Deontologi
C. Arsitologi
D. Arteologi
E. Densitologi

4. Studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut


masalah biologi dan pengobatan disebut
A. Holistik
B. Bioetik
C. Clinicals Ethics / etik klinik
D. Nursing Ethics / etik keperawatan
E. Nursing Science
5. Metode pendekatan dalam etika keperawatan yang menyatakan bahwa dasar setiap
tindakan atau keputusan berdasarkan pada kewenangan pribadi disebut dengan
A. Metode argumentasi
B. Pendekatan intuisi
C. Consensus hominum
D. Self-evidence
E. Otoritas

19
6. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur
A. Perilaku moral dalam keperawatan
B. Tanggung jawab keperawatan
C. Kerja keras keperawatan
D. Tolak ukur pelayanan
E. Semua salah
7. Ketika klien berusia lanjut menolak untuk mengenakan tongkat atau alat bantu lain
sewaktu berjalan karena ia ingin berjalan dengan bebas. Pertanyaan di atas yang
termasuk permasalahan dasar etika yaitu....
A. Kebebasan versus penanganan dan pencegahaan bahaya
B. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan coba – coba
C. Berkata jujur versus berkata bohong
D. Kuantitas hidup versus kualitas hidup
E. Semua Benar
8. Ada 2 macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya perilaku manusia yaitu...
A. Etika umum dan khusus
B. Etika individual dan sosial
C. Etika susila dan sosial
D. Etika deskriptif dan normatif
E. Etika sopan dan santun
9. Yang merupakan pengertian etika menurut Berten dalam Satjipto Rahardjo adalah
A. Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Arti ini disebut sebagai sistem nilai dalam hidup manusia
perseorangan atau hidup bermasyarakat, misalnya etika orang jawa, bugis,
dan orang minang
B. Etika tidak dipakai dalam arti kumpulan asas atau nillai moral. Yang
dimaksud di sini kode etik, misalnya kode etik advokat indonesia, kode etik
notaris indonesia, dan lain-lain
C. Etika tidak dipakau dalam arti ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Arti
etika disini sama dengan filsafah moral
D. Etika tidak dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral. Yang
dimaksud disini kode etik, misalnya kode etik advokat indonesia, notaris
indonesia, dan lain-lain
E. Semua benar
10. Berikut adalah teori yang melandasi beretika dalam dunia maya, kecuali
A. Utilitarisme
B. Deontologi
C. Teori kewajiban
D. Teori hak
E. Teori keutamaan
20

Anda mungkin juga menyukai