Disusun Oleh :
Gina Khairaatun Hisaan (PO.71.20.1.20.017)
Viera Santriani (PO.71.20.1.20.018)
Nissa Amalia Putri (PO.71.20.1.20.029)
Riani (PO.71.20.1.20.032)
Ricca Marsela Rosalina (PO.71.20.1.20.034)
Asty Eka Daryani (PO.71.20.1.20.041)
Tingkat/ Kelas : II / II A
Dosen Pengampu :
Ns. Sumitro Adi Putra S. Kep., M. Kes
1. Identitas
Klien
Nama : Tn. J
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Lombok
Penanggung
Nama : Ny. M
Genogram
53 50
17
22 19
Keterangan Genogram
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
kecil.
hingga belakang
tusuk.
kebagian genitalia
hilang timbul
3.1.2 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini
masuk rumah sakit terutama saat buang air kecil. Saat dilakukan
sakit.
tuntas.
3.2.2 Pernah dirawat
3.2.5.1 Merokok
6.2 Nutrisi/metabolik
Klien mengatakan ada gangguan pada buang air kecil (BAK) 1 hari
sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada masalah pada buang air besar
6.4 Oksigenasi
terutama pada malam hari dimana klien biasa tidur 8 jam setiap harinnya
tetapi pada saat sakit klien mengatakan susah untuk memulai tidur
seperti semula.
(composmentis).
Distribusi rambut pasien nampak lebat, Tidak ada lesi, kulit kepala
bersih, warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak
Bentuk kepala pasien simetris antara kiri dan kanan dan tidak tampak
ada lesi serta tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran pada
7.4.1 Inspeksi :
(+)
Pengembangan dinding dada simetris kiri-kanan /(+),
pernapasan.
7.4.2 Palpasi :
7.4.3 Perkusi :
cairan
7.4.4 Auskultasi :
7.5.1 Inspeksi :
7.5.2 Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5
mid klavikula kiri, CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugular
7.5.3 Perkusi :
Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri.
7.5.4 Auskultasi :
7.6.1 Inspeksi
7.6.2 Auskultasi
7.6.3 Perkusi
7.6.4 Palpasi
Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar (-)
7.7.1 Inspeksi
7.7.2 Palpasi
Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area
7.7.3 Perkusi
7.10.1 Inspeksi :
Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan
7.10.2 Palpasi
Klien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan klien tidak mengalami
Tabel 3.3
Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Data Subyektif : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri pada perut mengandung kapur)
bagian bawah tembus hingga ↓
belakang dan menjalar ke bagian Proses kristalisasi dan agresi
genitalia substansi
Data Obyektif : ↓
Tekanan darah : 150/90 mmHg Pengendapan batu
Skala nyeri 6 (sedang) ↓
Klien nampak meringis Pembentukan Batu Saluran
memegang perut bagian bawah Kemih
dan pinggang. ↓
Ada nyeri tekan pada perut Respon Obstruksi
bagian bawah dan pada area Penekanan pada saraf
pinggang. ↓
Ada nyeri ketok pada pinggang Penekanan pada saraf
bagian belakang ↓
Mengaktifkan mediator kimia
(Histamin dan bradikinin)
↓
Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di hipotalamus
↓
Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)
↓
Nyeri Akut
SUMBER :
E. IMPLEMENTASI
Hari ke-2
No. Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
/Jam Keperawatan
1. Kamis Nyeri akut Observasi :
26/7/2018 berhubungan
10.00 dengan respon 1. Memonitor tanda-tanda vital
obstruksi batu Tekanan darah: 150/90 mmHg
(D.0077) Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Pernapasan : 23 x/menit
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. Mengidentifikasi respons
nyeri nonverbal
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi)
2. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misal suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2 Kamis Gangguan Observasi
26/7/2018 eliminasi urin 1. Memonitor eliminasi urine
10.00 berhubungan seperti frekuensi, konsistensi,
dengan aroma, volume dan warna
pembentukan Terapeutik
batu saluran 1. Mencatat waktu-waktu dan
kemih (D.0040) haluaran berkemih
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
2. Mengajarkan mengenali
tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berkemih
3. Menganjurkan minum yang
cukup
3. Kamis Ansietas Observasi
26/7/2018 berhubungan 1. Mengidentifikasi saat tingkat
10.00 dengan perubahan ansietas berubah
status kesehatan (mis.kondisi, waktu, stresor)
( D.0080 ) 2. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Menciptakan suasana yang
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
1. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Hari ke-3
No. Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
/Jam Keperawatan
1. Jum'at Nyeri akut Observasi :
27/7/2018 berhubungan
10.40 dengan respon 1. Memonitor tanda-tanda vital
obstruksi batu Tekanan darah: 150/90 mmHg
(D.0077) Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Pernapasan : 23 x/menit
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. Mengidentifikasi respons
nyeri nonverbal
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi)
2. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jum'at Gangguan Observasi
27/7/2018 eliminasi urin 1. Memonitor eliminasi urine
10.40 berhubungan seperti frekuensi, konsistensi,
dengan aroma, volume dan warna
pembentukan Terapeutik
batu saluran 1. Mencatat waktu-waktu dan
kemih (D.0040) haluaran berkemih
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
2. Mengajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
3. Menganjurkan minum yang
cukup
3. Jum'at Ansietas Observasi
27/7/2018 berhubungan 1. Mengidentifikasi saat tingkat
10.40 dengan perubahan ansietas berubah (mis.kondisi,
status kesehatan waktu, stresor)
( D.0080 ) 2. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Menciptakan suasana yang
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
1. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
F. EVALUASI
Hari ke-1
No. Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
/Jam Keperawatan
1. Kamis Nyeri akut S:
26/7/2018 berhubungan Klien mengatakan perutnya
10.00 dengan respon masih sakit tembus hingga
obstruksi batu belakang terutama saat ia
(D.0077) BAK, nyerinya hilang
timbul dan rasanya seperti
tertusuk-tusuk
O:
Tekanan darah: 160/90
mmHg
Skala nyeri 5
Klien nampak meringis
memegang perut bagian
bawah
dan pinggang.
A:
Masalah nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
Observasi tanda-tanda
vital.
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang).
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi.
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
2. Kamis Gangguan S:
26/7/2018 eliminasi urin Klien mengatakan BAK
10.00 berhubungan masih terasa sakit, masih
dengan butuh waktu cukup lama
pembentukan batu untuk menuntaskan BAK-
nya dan urine masih
saluran kemih
berwarna kuning keruh
(D.0040) O:
Klien nampak cukup lama
saat masuk WC, warna
urine kuning keruh
A:
Masalah gangguan
eliminasi urin belum
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
Pantau eliminasi urine,
meliputi frekuensi,
konsistensi, bau, volume,
dan warna jika perlu
Ajarkan pasien untuk
minum 200 ml cairan pada
saat makan, di antara
waktu makan, dan di awal
petang
Berikan privasi untuk
eliminasi
Berikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung
kemih (10 menit)
Ajarkan pasien tentang
tanda dan gejala infeksi
saluran kemih yang harus
dilaporkan (misalnya
demam, menggigil, nyeri
pinggang, hematuria, serta
perubahan konsistensi dan
bau urine)
3. Kamis Ansietas S:
26/7/2018 berhubungan dengan Klien mengatakan masih
10.00 perubahan status sangat cemas dengan
kesehatan ( D.0080 ) kondisinya, klien juga
mengatakan kawatir bila
harus dioperasi, klien
mengatakan susah untuk
memulai tidur karena
selalu mimikirkan
kondisinya
O:
Klien masih nampak cemas
Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
Tekanan darah: 160/90
mmHg
Klien masuk dalam tingkat
kecemasan sedang.
A:
Masalah ansietas belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dorong keluarga untuk
menemani pasien
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Hari ke-2
No. Hari/Tanggal/ Diagnosa Evaluasi
Jam Keperawatan
1. Jum'at Nyeri akut S:
27/7/2018 berhubungan Klien mengatakan perutnya
10.40 dengan respon masih sakit terutama saat ia
obstruksi batu BAK, nyerinya seperti
(D.0077) tertusuk-tusuk dan menjalar
genitalia
O:
TTD : 150/90 mmHg
Skala nyeri 3
Klien nampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A:
Masalah nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
Observasi tanda-tanda vital.
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang).
Anjurkan tentang teknik
non farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
2. Jum'at Gangguan S:
27/7/2018 eliminasi urin Klien mengatakan saat
10.40 berhubungan BAK masih terasa sakit
dengan tetapi tidak butuh waktu
pembentukan batu lama untuk menyelesaikan
BAK, klien mengatakan
saluran kemih
BAK baru 1 kali sejak pagi
(D.0040) O:
Warna urine kuning.
A:
Masalah gangguan
eliminasi urin belum
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
Pantau eliminasi urine,
meliputi frekuensi,
konsistensi, bau, volume,
dan warna jika perlu
Ajarkan pasien untuk
minum 200 ml cairan pada
saat makan, di antara waktu
makan, dan di awal petang
Berikan privasi untuk
eliminasi
Berikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung
kemih (10 menit)
Ajarkan pasien tentang
tanda dan gejala infeksi
saluran kemih yang harus
dilaporkan (misalnya
demam, menggigil, nyeri
pinggang, hematuria, serta
perubahan konsistensi dan
bau urine)
3. Jum'at Ansietas S:
27/7/2018 berhubungan dengan Klien mengatakan masih
10.40 perubahan status cemas dengan kondisinya,
kesehatan ( D.0080 ) masih sulit untuk memulai
tidur karna memikirkan
penyakitnya dan masih ada
perasaan kawatir bila
kondisi kembali memburuk
O:
Klien masih sering bertanya
mengenai kondisinya
TTD : 150/90 mmHg
A:
Masalah ansietas belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dorong keluarga untuk
menemani pasien
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Hari ke-3
No. Hari/tanggal/ Diagnosa Evaluasi
Jam Keperawatan
1. Sabtu Nyeri akut S:
28/7/2018 berhubungan Klien mengatakan perutnya
11.00 dengan respon sudah tidak terlalu sakit
obstruksi batu terutama saat ia BAK,
(D.0077) O:
Tekanan darah: 150/90
mmHg
Skala nyeri 3
Klien nampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A:
Masalah nyeri teratasi
P:
Intervensi dihentikan
2. Sabtu Gangguan S:
28/7/2018 eliminasi urin Klien mengatakan pagi ini
11.00 berhubungan BAK baru 1 kali, warna
dengan urine kuning, klien
pembentukan batu mengatakan saat BAK
masih terasa nyeri
saluran kemih
O:
(D.0040)
Warna urine kuning
A:
Masalah gangguan
eliminasi urine teratasi
P:
Intervensi dihentikan
3. Sabtu Ansietas S:
28/7/2018 berhubungan dengan Klien mengatakan masih
11.00 perubahan status cemas apabila kondisinya
kesehatan ( D.0080 ) kembali memburuk
O:
Klien nampak banyak
tersenyum
Tekanan darah: 140/90
mmHg
A:
Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentika
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari pengkajian,
penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi, yaitu :
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian pada Tn. J tanggal 25 Juli pukul 11.00 WITA dengan
batu saluran kemih diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan manifestasi
klinis dari penyakit batu saluran kemih yaitu nyeri pada daerah pinggang tembus
hingga belakang, nyeri dapat berupa nyeri tekan atau nyeri ketok pada daerah
arkus kosta, warna urine kuning keruh dan batu nampak pada pemeriksaan
pencitraan
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan diagnosa
keperawatan pada Tn.J dengan batu saluran kemih yang sesuai dengan teori yaitu
nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal, ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan, sedangkan diagnosa gangguan
eliminasi urine berhubungan dengan pembentukan batu saluran kemih tidak
terdapat pada teori.
3. Rencana Keperawatan
Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada kesenjangan
rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnose yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori. Tidak
semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam melakukan
tindakan ebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses pengobatan dan
penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan perubahan
yang dialami pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan untuk
kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health education
mengenai menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik relaksasi
napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan ketika merasa cemas dan
menganjurkan klien untuk selalu meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada
klien untuk selalu mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga
untuk selalu menemani klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai
dengan instruksi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa
saran, antara lain :
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang
memadai berkaitan dengan pasien batu saluran kemih.
2. Bagi perawat
2.1 Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai dengan
kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan data yang
diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi sesuai yang
diharapkan sebelumnya.
2.2 Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada
pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga mampu
mengurangi tingkat stres hospitalisasi.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan asuhan
keperawatan baik itu yang terkait penyakit vesikolitiasis maupun penyakit-
penyakit lainnya.
4. Bagi klien dan keluarga klien
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien dengan
perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses keperawatan
yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.
5. Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar lebih
memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
data yang diperoleh pada saat pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
BLUD RSU Bahteramas. 2015. Profil BLUD RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2015. Kendari (Tidak dipublikasikan).
Buntaram dkk, 2014. Hubungan Angka Kejadian Batu Saluran Kemih Pada
Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Al-Islam Tahun 2014. Universitas Islam
Bandung ( Tidak di publikasikan)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Muslim, Rifki. 2007. Batu Saluran Kemih Suatu Problem Gaya Hidup dan Pola
Makan serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato Pengukuhan.
Diucapkan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Bedah Fak.
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, 3 Maret 2007.
Nurlina. 2008. Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran kemih pada laki-laki.
(Studi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan Agung
Semarang. Semarang
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan dewasa).
Yogyakarta : Nuha Medika
Rais. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah “Vesikolitiasis” Pada Tn. A di Ruang
Asoka BLUD RSU Bahteramas Provinsi sulawesi Tenggara 2015. Kendari.
Avicenna
Saputra. 2014. Organ system: Visual Nursing, Genitourinaria. Tangerang selatan : Binarupa
Aksara Publisher
Saputra dan Dwisang Evi. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Paramedis.
Tangerang selatan : Binarupa Aksara Publisher
Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
STIK Avicenna. 2016. Buku Panduan Seminar Keperawatan Program Studi Ners.
Kendari : SULTRA
Suharyanto & Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Transinfo Media.
Wardani F.A.M, 2014. Hubungan Batu Saluran Kemih dengan Penyakit Ginjal Kronik Di
Rumah Sakit An-Nur Yogyakarta Periode Tahun 2012- 2013. Yogyakarta (Tidak
Di Publikasikan).
Wijayaningsi. S. K. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media