Anda di halaman 1dari 40

Asuhan Keperawatan Batu Saluran Kemih

Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun Oleh :
Gina Khairaatun Hisaan (PO.71.20.1.20.017)
Viera Santriani (PO.71.20.1.20.018)
Nissa Amalia Putri (PO.71.20.1.20.029)
Riani (PO.71.20.1.20.032)
Ricca Marsela Rosalina (PO.71.20.1.20.034)
Asty Eka Daryani (PO.71.20.1.20.041)
Tingkat/ Kelas : II / II A
Dosen Pengampu :
Ns. Sumitro Adi Putra S. Kep., M. Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Rekam Medis : 48 05 36
Tgl. Masuk RS : 23 Juli (pukul 14.16 WIB)
Tgl. Pengkajian : 25 Juli (pukul 09.15 WIB)
Sumber Informasi : RM/Pasien/Keluarga
Diagnosa Medis : BSK
A. Pengkajian

1. Identitas

 Klien

 Nama : Tn. J

 Umur : 53 tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Pendidikan : SMP

 Pekerjaan : Petani

 Status Perkawinan : Kawin

 Agama : Islam

 Suku : Lombok

 Alamat : Desa Meranti

 Penanggung

 Nama : Ny. M

 Hubungan dengan pasien : Istri


2. Riwayat Keluarga

 Genogram

53 50

17
22 19

 Keterangan Genogram

= Laki-laki

= perempuan

= Tinggal serumah

= Keluarga yang sakit

= Hubungan keluarga

= Anggota keluarga yang meninggal

17,19,22,50 dan 53 = Umur


3. Status Kesehatan

3.1 Status Kesehatan Saat Ini

3.1.1 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)

3.1.1.1 Keluhan utama saat MRS :

Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada daerah

perut bagian bawah tembus hingga belakang serta menyebar

ke bagian genitalia. Nyeri dirasakan terutama saat buang air

kecil.

3.1.1.2 Keluhan utama saat pengkajian :

Klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah tembus

hingga belakang

P (Propokatif) : Klien mengatakan nyeri bertambah parah

ketika buang air kecil

Q (Quality) : Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-

tusuk.

R (Radiation) : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian

bawah tembus belakang, menyebar

kebagian genitalia

S (Severity) : Skala nyeri yang dirasakan 6 (sedang)

T (Time) : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan

hilang timbul
3.1.2 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini

Pada tanggal 23 Juli klien masuk rumah sakit dengan keluhan

nyeri perut bagian bawah tembus hingga belakang serta

menyebar kebagian genitalia. Nyeri dirasakan 1 hari sebelum

masuk rumah sakit terutama saat buang air kecil. Saat dilakukan

pengkajian tanggal 25 Juli pukul 09.15 WITA klien mengeluh

nyeri pada perut bagian bawah tembus hinga belakang. Klien

juga mengatakan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit-

sedikit dan berwarna kuning keruh tetapi tuntas meskipun terasa

sakit.

3.1.3 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Klien mengatakan tidak melakukan upaya apa-apa untuk

mengatasi sakitnya di rumah. Saat keluhan dirasakan klien

langsung memeriksakannya ke Puskesmas.

3.2 Riwayat Kesehatan Yang Lalu

3.2.1 Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit

Konawe Utara dengan keluhan yang sama sekitar 1 tahun yang

lalu. Klien juga mengatakan pernah berobat 6 bulan sebanyak 4

kali karena penyakit TBC . Pengobatan yang terakhir sampai

tuntas.
3.2.2 Pernah dirawat

Klien mengatakan sudah pernah dirawat di rumah sakit dengan

keluhan yang sama sekitar 1 tahun yang lalu

3.2.3 Riwayat alergi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi baik pada

makanan maupun pada obat-obatan

3.2.4 Riwayat Transfusi

Klien mengatakan ia tidak memiliki riwayat tranfusi


3.2.5 Kebiasaan :

3.2.5.1 Merokok

Klien mengatakan ia sudah lama berhenti merokok

3.2.5.2 Minum Kopi

Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum kopi

3.2.5.3 Penggunaan Alkohol

Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan minum-

minuman yang beralkohol

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit

yang sama seperti yang ia rasakan

5. Diagnosa Medis dan Therapy

5.1 Diagnosa medis : BSK

5.2 Therapy yang diberikan pada tanggal 15 Juli 2018


 Infus RL 20 tpm (Makro drip)

 CiprofIoxacin 500 mg 2x1 tablet

 Ranitidin 150 mg 2x1 tablet

 Natrium Diklofenax 25 mg 2x1 tablet

 Alprazolam 0,5 mg 1x1 tablet

6. Pola Fungsi Kesehatan

6.1 Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia tidak terlalu

memperhatikan kesehatannya tetapi setelah masuk rumah sakit klien

mengatakan ternyata kesehatan sangatlah penting dan saat sakit

sangatlah tidak nyaman.

6.2 Nutrisi/metabolik

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kebiasaan makannya

dimana frekuensi makannya 2-3 x/hari dan porsinya selalu dihabiskan.

Klien mengatakan air yang di konsumsi di rumahnya banyak

mengandung kapur. Klien mengatakan tiap hari minum 2 - 2,5 liter

air/hari sebelum sakit.

6.3 Pola Eliminasi

Klien mengatakan ada gangguan pada buang air kecil (BAK) 1 hari

sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada masalah pada buang air besar

(BAB). Klien mengatakan sering bolak-balik WC (> 10 kali/24 jam)


untuk buang air kecil dan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit-

sedikit dan berwarna kuning keruh serta terasa sakit.

6.4 Oksigenasi

Klien tidak nampak terpasang oksigen

6.5 Pola tidur dan istirahat

Klien mengatakan sebelum sakit klien tidak mengalami susah tidur

terutama pada malam hari dimana klien biasa tidur 8 jam setiap harinnya

tetapi pada saat sakit klien mengatakan susah untuk memulai tidur

dikarenakan memikirkan penyakit yang dialaminnya.

6.6 Pola kognitif-perseptual

Klien sering menanyakan apakah penyakit yang dideritanya bisa

disembuhkan dan klien juga berpersepsi bahwa penyakitnya dapat

disembuhkan dengan jalan lain selain proses pembedahan misalnya

dengan pengobatan tradisional.

6.7 Pola persepsi diri/konsep diri

Klien mengatakan sudah mengetahui informasi tentang penyakitnnya,

tetapi klien merasa cemas memikirkannya. Klien mengatakan yang

terpenting sekarang adalah ia cepat sembuh dan menjalani aktivitasnya

seperti semula.

6.8 Pola seksual dan produksi

Klien mengatakan tidak ada masalah yang dirasakan terkait seksualitas


6.9 Pola peran-hubungan

Klien mengatakan selama sakit tidak pernah lagi menjalankan perannya

sebagai penopang perekonomian keluarga seperti sebelum sakit.

6.10 Pola manajemen koping stress

Klien mengatakan sangat cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini,

klien nampak gelisah dan sering ke meja perawat bertanya mengenai

kondisinya, klien berulang kali bertanya kepada perawat mengenai

tindakan operasi itu seperti apa.

6.11 Pola keyakinan-nilai

Klien mengatakan selama sakit tidak pernah lagi menjalankan ibadahnya

dan ibadahnya menjadi terganggu akibat penyakit yang dialaminya.

7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien lemah dengan tingkat kesadaran sadar sepenuhnya

(composmentis).

Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 150/90 mmHg, Nadi : 89 x/menit, Suhu :

36,7 oC, Pernapasan : 23 x/menit, BB : 62 , TB : 167, IMT : 62/1,67 = 22,23

7.1 Kulit, Rambut, dan Kuku

Distribusi rambut pasien nampak lebat, Tidak ada lesi, kulit kepala

bersih, warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak

ada oedem, warna kuku pink.


7.2 Kepala dan Leher

Bentuk kepala pasien simetris antara kiri dan kanan dan tidak tampak

ada lesi serta tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran pada

kelenjar tiroid dan KGB.

7.3 Mata dan Telinga

Klien tidak mengalami gangguan penglihatan dan tidak memakai kaca

mata, pupil klien nampak isokor, konjungtiva klien tidak nampak

anemis, sclera tidak ikterus, klien tidak mengalami gangguan

pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

7.4 Sistem Pernafasan

Tidak ada batuk dan sesak

7.4.1 Inspeksi :
(+)
Pengembangan dinding dada simetris kiri-kanan /(+),

deformitas tulang dada (-), trakea tidak mengalami deviasi,

frequensi pernapasan normal dan tidak mengunakan otot bantu

pernapasan.

7.4.2 Palpasi :

Tidak ditemukan adanya benjolan dan masa. Taktil fremitus

seirama. Nyeri tekan (-)

7.4.3 Perkusi :

Suara perkusi resonan dan tidak ada tanda-tanda penumpukan

cairan
7.4.4 Auskultasi :

Bunyi napas vesicular pada perifer paru, bunyi napas bronchial

diatas trachea, bunyi broncovesiculer (+) dan tidak ada bunyi

napas tambahan {crackles (-), whezing (-), mengi (-)}.

7.5 Sistem Kardiovaskuler

Klien tidak mengalami nyeri dada dan palpitasi.

7.5.1 Inspeksi :

Tidak nampak ada pembesaran vena jugularis dan bentuk dada

simetris antara kiri dan kanan serta tidak ada sianosis.

7.5.2 Palpasi :

Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5

mid klavikula kiri, CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugular

(jugularis venous pressure/JVP) 7 cmH2O.

7.5.3 Perkusi :

Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri.

7.5.4 Auskultasi :

Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan Bj2 normal

(lub-dub). Bj1 terdengar bertepatan dengan teraba pulsase nadi

pada arteri carotis


7.6 Sistem Gastrointestinal

7.6.1 Inspeksi

Mulut klien nampak bersih dengan mukosa lembab, tidak

terdapat karies gigi.

7.6.2 Auskultasi

Peristaltik usus 15 x/menit.

7.6.3 Perkusi

Suara perkusi timpani, pada perut tidak ada penumpukan cairan.

7.6.4 Palpasi

Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar (-)

7.7 Sistem Urinarius

7.7.1 Inspeksi

Klien tidak menggunakan alat bantu/kateter, klien nampak

meringis memegang perut bagian bawah dan pinggang. Urine

berwarna kuning keruh

7.7.2 Palpasi

Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area

pinggang. Kandung kemih tidak terab

7.7.3 Perkusi

Ada nyeri ketok pada pinggang bagian belakang kanan.

7.8 Sistem Reproduksi Pria

Tidak ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik


7.9 Sistem Saraf

GCS : 15 Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6

7.10 Sistem Muskuloskeletal

7.10.1 Inspeksi :

Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan

bangkit dari posisi duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.

7.10.2 Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, tahan terhadap tekanan, kekuatan otot 5

dimana klien dapat melakukan rentang gerak penuh, dapat

melawan gravitasi dan dapat menahan tahanan penuh.

7.11 Sistem Imun

Klien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan klien tidak mengalami

keletihan/kelemahan. Klien nampak lemah, dikarenakan memikirkan

penyakit yang sedang dialaminnya.

7.12 Sistem Endokrin

Hasil pemeriksaan laboratorium klien tidak mengalami hiperglikemia

dan hipoglikemia serta tidak ada luka gangrene.


B. Analisa Data

Nama Klien : Tn. J Hari / Tgl : Rabu, 25 Juli 2018

No. RM : 48 05 36 Ruang Rawat : Lambu Barakati

Tabel 3.3
Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Data Subyektif : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Nyeri akut
 Klien mengeluh nyeri pada perut mengandung kapur)
bagian bawah tembus hingga ↓
belakang dan menjalar ke bagian Proses kristalisasi dan agresi
genitalia substansi
Data Obyektif : ↓
 Tekanan darah : 150/90 mmHg Pengendapan batu
 Skala nyeri 6 (sedang) ↓
 Klien nampak meringis Pembentukan Batu Saluran
memegang perut bagian bawah Kemih
dan pinggang. ↓
 Ada nyeri tekan pada perut Respon Obstruksi
bagian bawah dan pada area Penekanan pada saraf
pinggang. ↓
 Ada nyeri ketok pada pinggang Penekanan pada saraf
bagian belakang ↓
Mengaktifkan mediator kimia
(Histamin dan bradikinin)

Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di hipotalamus

Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)

Nyeri Akut

Data Subyektif : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Ansietas


 Klien mengatakan sudah mengandung kapur)
mengetahui informasi tentang ↓
penyakitnnya Proses kristalisasi dan agresi
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
 Klien mengatakan sangat cemas substansi
dengan kondisi kesehatannya ↓
saat ini Pengendapan batu
 Klien sering bertanya pada ↓
perawat tentang kondisinya. Pembentukan Batu Saluran
 Klien mengatakan susah untuk Kemih
memulai tidur dikarenakan ↓
memikirkan penyakit yang Perubahan status kesehatan
dialaminnya. ↓
Data Obyektif : Ansietas
 Tekanan darah : 150/90 mmHg
 Klien sering menanyakan apakah
penyakit yang dideritanya bisa
disembuhkan.
 Klien nampak gelisah dan sering
ke meja perawat bertanya
mengenai kondisinya
 Klien berulang kali bertanya
kepada perawat mengenai
tindakan operasi.
Data subyektif : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Gangguan
 Klien mengatakan sering bolak- mengandung kapur) Eliminasi Urin
balik WC (> 10 kali/24 jam) untuk ↓
buang air kecil Proses kristalisasi dan agresi
 Klien mengatakan setiap kali BAK substansi
kencingnya keluar sedikit-sedikit ↓
dan berwarna kuning keruh Pengendapan batu
tetapi tuntas meskipun terasa ↓
sakit. Pembentukan Batu Saluran
Data obyektif : Kemih
 Urine tampak kuning keruh ↓
 Kandung kemih tidak teraba Hambatan aliran urine

Gangguan eliminasi urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu ( D.0077 )
b. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan pembentukan batu saluran
kemih ( D.0040 )
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ( D.0080 )

SUMBER / BUKTI FOTO


D. INTERVENSI

No Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)


Hasil
1. a. Nyeri akut 1. Membantu Observasi:
berhubungan dengan mengevaluasi tempat
 Identifikasi lokasi,
respon obstruksi batu obstruksi dan
karakteristik,
( D.0077 ) kemampuan gerakan
durasi, frekuensi,
kalkulus. Nyeri
kualitas, intensitas
panggul sering
nyeri
menyebar ke
 Identifikasi skala
punggung, lipat paha,
nyeri
genitalia sehubungan
 Identifikasi respon
dengan proksimitas
nyeri non verbal
saraf plektus dan
 Identifikasi faktor
pembuluh darah yang
yang
menyuplai area lain.
memperlambat
Nyeri tiba-tiba dan
dan memperingan
hebat dapat
nyeri
mencetuskan
 Identifikasi
ketakutan, gelisah,
pengetahuhan dan
ansietas berat.
keyakinan tentang
2. Bermanfaat dalam
nyeri
mengenali adanya
 Identifikasi
nyeri ; akan tetapi,
pengaruh budaya
isyarat yang tidak
terhadap respon
sesuai dengan
nyeri
laporan verbal
 Identifikasi
mengindikasikan
pengaruh nyeri
kebutuhan untuk
pada kualitas
evaluasi lebih lanjut.
hidup
3. Lingkungan
tenang akan  Monitor

menurunkan stimulus keberhasilan terapi


nyeri eksternal dan komplementer
menganjurkan pasien yang sudah
untuk beristirahat dan diberikan
pembatasan  Monitor efek
pengunjung akan samping
membantu penggunaan
meningkatkan analgetik
kondisi O2 ruangan
yang akan berkurang Teraupetik :
apabila banyak  Berikan teknik
pengunjung yang nonfarmakologi
berada diruangan dan untuk mengurangi
menjaga privasi rasa nyeri
pasien. (mis.TENS,
4. Mengarahkan hipnosis,
kembali perhatian akupresur, terapi
dan membantu dalam musik,
relaksasi otot. biofeedback,
5. Istirahat akan terapi pijat,
menurunkan aromaterapi,
kebutuhan O2 teknik imajinasii
jaringan perifer terbimbing,
sehingga akan kompres
meningkatkan suplai hangat/dingin,
darah ke jaringan. terapi bermain)
6. Menganalisis  Kontrol
adanya alergi obat lingkungan yang
untuk mencegah memperlambat
komplikasi 7. Jenis rasa nyeri (mis.
obat, dosis obat dan Suhu ruangan,
frekuensi pemberian pencahayaan,
harus sesuai intruksi kebisingan)
untuk mendapatkan  Fasilitasi istirahat
hasil seperti yang tidur
diharapkan  Pertimbangkan
8. Mengumpulkan jenis dan sumber
dan menganalisis nyeri dalam
data tandatanda vital pemilihan strategi
untuk menentukan meredakan nyeri
dan mencegah
komplikasi Edukasi :
 Jelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
kalaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

b. Gangguan Eliminasi 1. Memberikan Observasi :


Urin berhubungan informasi tentang  Identifikasi tanda dan
dengan pembentukan fungsi ginjal dan gejala retensi atau
batu saluran kemih adanya komplikasi, inkontinensia urine
( D.0040 ) contoh infeksi dan  Identifikasi faktor
perdarahan. yang menyebabkan
2. Hidrasi yang retensi atau
cukup meningkatkan inkontinensia urine
pengenceran kemih  Memonitor eliminasi
dan membantu urine (mis.
mendorong Frekuensi,konsistensi,
lewatnya batu aroma, volume, dan
3. Membantu warna)
identivikasi dini jika
Teraupetik :
terjadi infeksi saluran
kemih sehingga dapat  Catat waktu – waktu
ditindaklanjuti dan haluaran
sesegera mungkin berkemih
4. Privasi dalam  Batasi asupan cairan
eliminasi memberi dan haluaran urine
rasa nyamanan bagi  Ambil sempel urine
individu tengah atau kuiter
5. Adanya batu dalam
Edukasi :
saluran kemih
menghambat  Anjurkan tanda dan
haluaran urine gejala infeksi saluran
sehingga kemih
membutuhkan waktu  Anjurkan mengukur
lebih lama dalam asupan cairan dan
pengosongan haluaran urine
kandung kemih  Anjurkan mengambil
spesimen urine
midstream
 Anjurkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
 Ajarkan terapi
modalitas penguatan
otot – otot panggul
atau berkemihan
 Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
 Anjurkan mengurangi
minum menjelang
tidue kalaborasi
 Kalaborasi pemberian
obat supositoria
uretra, jika perlu
c. Ansietas berhubungan 1. Kemampuan Observasi
dengan perubahan
status kesehatan pemecahan masalah 1. Identifikasi saat tingkat
( D.0080 ) pada klien ansietas berubah (misal
ditingkatkan kondisi, waktu, stresor)
lingkungan 2. Identifikasi
mendukung. kemampuan mengambil
2. Klien merasa keputusan
diperhatikan dan 3. Monitor tanda-
dihargai tanda ansietas (verbal dan
3. Mengarahkan non verbal)
kembali perhatian Teraupetik
dan membantu dalam 1. Ciptakan suasana
relaksasi otot. terapeutik untuk
4. Membantu menumbuhkan
mengontrol kepercayaan
kecemasan dengan 2. Temani
farmakologi pasienuntuk mengurangi
5. Untuk mengetahui kecemasan, jika
tingkat kecemasan memungkinkan
yang dialami pasien. 3. Pahami situasi
6. Dapat yang membuat ansietas
menghilangkan 4. Dengarkan dengan
ketegangan terhadap penuh perhatian
kekhawatiran yang 5. Gunakan
tidak diekspresikan. pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
1.Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan
secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan untuk
melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu

SUMBER :
E. IMPLEMENTASI

No. Hari/tanggal Diagnoasa Implementasi


/jam Keperawatan
1. Rabu/ Nyeri akut Observasi :
25/7/2018 berhubungan
11.00 dengan respon 1. Memonitor tanda-tanda vital
obstruksi batu Tekanan darah: 150/90 mmHg
(D.0077) Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Pernapasan : 23 x/menit
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. Mengidentifikasi respons
nyeri nonverbal
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi)
2. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Rabu Gangguan Observasi
25/7/2018 eliminasi urin 1. Memonitor eliminasi urine
11.00 berhubungan seperti frekuensi, konsistensi,
dengan aroma, volume dan warna
pembentukan batu Terapeutik
saluran kemih 1. Mencatat waktu-waktu dan
(D.0040) haluaran berkemih
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
2. Mengajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
3. Menganjurkan minum yang
cukup
3. Rabu Ansietas Observasi
25/7/2018 berhubungan dengan 1. Mengidentifikasi saat tingkat
11.00 perubahan status ansietas berubah (mis.kondisi,
kesehatan ( D.0080 ) waktu, stresor)
2. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Menciptakan suasana yang
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
1. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi

Hari ke-2
No. Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
/Jam Keperawatan
1. Kamis Nyeri akut Observasi :
26/7/2018 berhubungan
10.00 dengan respon 1. Memonitor tanda-tanda vital
obstruksi batu Tekanan darah: 150/90 mmHg
(D.0077) Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Pernapasan : 23 x/menit
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. Mengidentifikasi respons
nyeri nonverbal
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi)
2. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misal suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2 Kamis Gangguan Observasi
26/7/2018 eliminasi urin 1. Memonitor eliminasi urine
10.00 berhubungan seperti frekuensi, konsistensi,
dengan aroma, volume dan warna
pembentukan Terapeutik
batu saluran 1. Mencatat waktu-waktu dan
kemih (D.0040) haluaran berkemih
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
2. Mengajarkan mengenali
tanda berkemih dan waktu
yang tepat untuk berkemih
3. Menganjurkan minum yang
cukup
3. Kamis Ansietas Observasi
26/7/2018 berhubungan 1. Mengidentifikasi saat tingkat
10.00 dengan perubahan ansietas berubah
status kesehatan (mis.kondisi, waktu, stresor)
( D.0080 ) 2. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Menciptakan suasana yang
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
1. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi

Hari ke-3
No. Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi
/Jam Keperawatan
1. Jum'at Nyeri akut Observasi :
27/7/2018 berhubungan
10.40 dengan respon 1. Memonitor tanda-tanda vital
obstruksi batu Tekanan darah: 150/90 mmHg
(D.0077) Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,7 o C
Pernapasan : 23 x/menit
2. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
3. Mengidentifikasi respons
nyeri nonverbal
Terapeutik
1. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi)
2. Memfasilitasi Istirahat dan
tidur
3. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misal
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jum'at Gangguan Observasi
27/7/2018 eliminasi urin 1. Memonitor eliminasi urine
10.40 berhubungan seperti frekuensi, konsistensi,
dengan aroma, volume dan warna
pembentukan Terapeutik
batu saluran 1. Mencatat waktu-waktu dan
kemih (D.0040) haluaran berkemih
Edukasi
1. Mengajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
2. Mengajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
3. Menganjurkan minum yang
cukup
3. Jum'at Ansietas Observasi
27/7/2018 berhubungan 1. Mengidentifikasi saat tingkat
10.40 dengan perubahan ansietas berubah (mis.kondisi,
status kesehatan waktu, stresor)
( D.0080 ) 2. Memonitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
1. Menciptakan suasana yang
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Edukasi
1. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi

F. EVALUASI

Hari ke-1
No. Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi
/Jam Keperawatan
1. Kamis Nyeri akut S:
26/7/2018 berhubungan  Klien mengatakan perutnya
10.00 dengan respon masih sakit tembus hingga
obstruksi batu belakang terutama saat ia
(D.0077) BAK, nyerinya hilang
timbul dan rasanya seperti
tertusuk-tusuk
O:
 Tekanan darah: 160/90
mmHg
 Skala nyeri 5
 Klien nampak meringis
memegang perut bagian
bawah
dan pinggang.

A:
 Masalah nyeri belum
teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
 Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
 Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
 Observasi tanda-tanda
vital.
 Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang).
 Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi.
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
2. Kamis Gangguan S:
26/7/2018 eliminasi urin  Klien mengatakan BAK
10.00 berhubungan masih terasa sakit, masih
dengan butuh waktu cukup lama
pembentukan batu untuk menuntaskan BAK-
nya dan urine masih
saluran kemih
berwarna kuning keruh
(D.0040) O:
 Klien nampak cukup lama
saat masuk WC, warna
urine kuning keruh
A:
 Masalah gangguan
eliminasi urin belum
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
 Pantau eliminasi urine,
meliputi frekuensi,
konsistensi, bau, volume,
dan warna jika perlu
 Ajarkan pasien untuk
minum 200 ml cairan pada
saat makan, di antara
waktu makan, dan di awal
petang
 Berikan privasi untuk
eliminasi
 Berikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung
kemih (10 menit)
 Ajarkan pasien tentang
tanda dan gejala infeksi
saluran kemih yang harus
dilaporkan (misalnya
demam, menggigil, nyeri
pinggang, hematuria, serta
perubahan konsistensi dan
bau urine)
3. Kamis Ansietas S:
26/7/2018 berhubungan dengan  Klien mengatakan masih
10.00 perubahan status sangat cemas dengan
kesehatan ( D.0080 ) kondisinya, klien juga
mengatakan kawatir bila
harus dioperasi, klien
mengatakan susah untuk
memulai tidur karena
selalu mimikirkan
kondisinya
O:
 Klien masih nampak cemas
 Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
 Tekanan darah: 160/90
mmHg
 Klien masuk dalam tingkat
kecemasan sedang.
A:
 Masalah ansietas belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Dorong keluarga untuk
menemani pasien
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi

Hari ke-2
No. Hari/Tanggal/ Diagnosa Evaluasi
Jam Keperawatan
1. Jum'at Nyeri akut S:
27/7/2018 berhubungan  Klien mengatakan perutnya
10.40 dengan respon masih sakit terutama saat ia
obstruksi batu BAK, nyerinya seperti
(D.0077) tertusuk-tusuk dan menjalar
genitalia
O:
 TTD : 150/90 mmHg
 Skala nyeri 3
 Klien nampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A:
 Masalah nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi
frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
 Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
 Observasi tanda-tanda vital.
 Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang).
 Anjurkan tentang teknik
non farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
2. Jum'at Gangguan S:
27/7/2018 eliminasi urin  Klien mengatakan saat
10.40 berhubungan BAK masih terasa sakit
dengan tetapi tidak butuh waktu
pembentukan batu lama untuk menyelesaikan
BAK, klien mengatakan
saluran kemih
BAK baru 1 kali sejak pagi
(D.0040) O:
 Warna urine kuning.
A:
 Masalah gangguan
eliminasi urin belum
teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
 Pantau eliminasi urine,
meliputi frekuensi,
konsistensi, bau, volume,
dan warna jika perlu
 Ajarkan pasien untuk
minum 200 ml cairan pada
saat makan, di antara waktu
makan, dan di awal petang
 Berikan privasi untuk
eliminasi
 Berikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung
kemih (10 menit)
 Ajarkan pasien tentang
tanda dan gejala infeksi
saluran kemih yang harus
dilaporkan (misalnya
demam, menggigil, nyeri
pinggang, hematuria, serta
perubahan konsistensi dan
bau urine)
3. Jum'at Ansietas S:
27/7/2018 berhubungan dengan  Klien mengatakan masih
10.40 perubahan status cemas dengan kondisinya,
kesehatan ( D.0080 ) masih sulit untuk memulai
tidur karna memikirkan
penyakitnya dan masih ada
perasaan kawatir bila
kondisi kembali memburuk
O:
 Klien masih sering bertanya
mengenai kondisinya
 TTD : 150/90 mmHg
A:
 Masalah ansietas belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Dorong keluarga untuk
menemani pasien
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi

Hari ke-3
No. Hari/tanggal/ Diagnosa Evaluasi
Jam Keperawatan
1. Sabtu Nyeri akut S:
28/7/2018 berhubungan  Klien mengatakan perutnya
11.00 dengan respon sudah tidak terlalu sakit
obstruksi batu terutama saat ia BAK,
(D.0077) O:
 Tekanan darah: 150/90
mmHg
 Skala nyeri 3
 Klien nampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A:
 Masalah nyeri teratasi
P:
 Intervensi dihentikan

2. Sabtu Gangguan S:
28/7/2018 eliminasi urin  Klien mengatakan pagi ini
11.00 berhubungan BAK baru 1 kali, warna
dengan urine kuning, klien
pembentukan batu mengatakan saat BAK
masih terasa nyeri
saluran kemih
O:
(D.0040)
 Warna urine kuning
A:
 Masalah gangguan
eliminasi urine teratasi
P:
 Intervensi dihentikan
3. Sabtu Ansietas S:
28/7/2018 berhubungan dengan  Klien mengatakan masih
11.00 perubahan status cemas apabila kondisinya
kesehatan ( D.0080 ) kembali memburuk
O:
 Klien nampak banyak
tersenyum
 Tekanan darah: 140/90
mmHg
A:
 Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentika

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari pengkajian,
penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi, yaitu :
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian pada Tn. J tanggal 25 Juli pukul 11.00 WITA dengan
batu saluran kemih diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan manifestasi
klinis dari penyakit batu saluran kemih yaitu nyeri pada daerah pinggang tembus
hingga belakang, nyeri dapat berupa nyeri tekan atau nyeri ketok pada daerah
arkus kosta, warna urine kuning keruh dan batu nampak pada pemeriksaan
pencitraan
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan diagnosa
keperawatan pada Tn.J dengan batu saluran kemih yang sesuai dengan teori yaitu
nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal, ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan, sedangkan diagnosa gangguan
eliminasi urine berhubungan dengan pembentukan batu saluran kemih tidak
terdapat pada teori.
3. Rencana Keperawatan
Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada kesenjangan
rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnose yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori. Tidak
semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam melakukan
tindakan ebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses pengobatan dan
penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan perubahan
yang dialami pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan untuk
kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health education
mengenai menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik relaksasi
napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan ketika merasa cemas dan
menganjurkan klien untuk selalu meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada
klien untuk selalu mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga
untuk selalu menemani klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai
dengan instruksi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa
saran, antara lain :
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang
memadai berkaitan dengan pasien batu saluran kemih.
2. Bagi perawat
2.1 Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai dengan
kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan data yang
diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi sesuai yang
diharapkan sebelumnya.
2.2 Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada
pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga mampu
mengurangi tingkat stres hospitalisasi.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan asuhan
keperawatan baik itu yang terkait penyakit vesikolitiasis maupun penyakit-
penyakit lainnya.
4. Bagi klien dan keluarga klien
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien dengan
perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses keperawatan
yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.
5. Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar lebih
memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
data yang diperoleh pada saat pengkajian
DAFTAR PUSTAKA

BLUD RSU Bahteramas. 2015. Profil BLUD RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2015. Kendari (Tidak dipublikasikan).

Buntaram dkk, 2014. Hubungan Angka Kejadian Batu Saluran Kemih Pada
Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Al-Islam Tahun 2014. Universitas Islam
Bandung ( Tidak di publikasikan)

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika

Marya. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara

Muslim, Rifki. 2007. Batu Saluran Kemih Suatu Problem Gaya Hidup dan Pola
Makan serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato Pengukuhan.
Diucapkan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Bedah Fak.
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, 3 Maret 2007.

Muttaqin A & Sari K, 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan System Perkemihan.


Jakarta : Salamba Medika.

Nahdi, 2013. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Saluran


Kemih Atas. Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

NANDA International. 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi


2012-2014. Jakarta : EGC

Nurjannah dan Tumanggor Roxsana. 2016. Nursing Interventions Classification


(NIC). Edisi Bahasa Indonesia. Edisi keenam. Yogyakarta. Mocomedia

Nurjannah dan Tumanggor Roxsana. 2016. Nursing Outcomes Classification


(NOC). Edisi Bahasa Indonesia. Edisi kelima. Yogyakarta. Mocomedia

Nurlina. 2008. Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran kemih pada laki-laki.
(Studi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan Agung
Semarang. Semarang

Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan dewasa).
Yogyakarta : Nuha Medika

Rais. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah “Vesikolitiasis” Pada Tn. A di Ruang
Asoka BLUD RSU Bahteramas Provinsi sulawesi Tenggara 2015. Kendari.
Avicenna

Rubenstein, dkk.2007. Lecture Notes. Kedokteran Klinis. Edisi Keenam.


Erlangga. Jakarta

Saputra. 2014. Organ system: Visual Nursing, Genitourinaria. Tangerang selatan : Binarupa
Aksara Publisher

Saputra dan Dwisang Evi. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Paramedis.
Tangerang selatan : Binarupa Aksara Publisher

Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

STIK Avicenna. 2016. Buku Panduan Seminar Keperawatan Program Studi Ners.
Kendari : SULTRA

Suharyanto & Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Perkemihan. Jakarta : Transinfo Media.

Syaifuddin, 2009. Anatomi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan edisi 2.


Jakarta : Salemba Medika

Wardani F.A.M, 2014. Hubungan Batu Saluran Kemih dengan Penyakit Ginjal Kronik Di
Rumah Sakit An-Nur Yogyakarta Periode Tahun 2012- 2013. Yogyakarta (Tidak
Di Publikasikan).

Wijayaningsi. S. K. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil / NOC. Alih bahasa : Esty Wahyuningsih, editor edisi
bahasa Indonesia: Dwi Widiarti. Edisi 9. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai