Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Ny. M DENGAN SUSPECT KANKER PANKREAS


DI RUANG SERUNI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh

Viola Alvionita, S.Kep.


NIM 212311101151

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada Pasien Ny. M dengan Suspect Kanker Pankreas di


Ruang Seruni RSD dr. Soebandi Jember, telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal :
Tempat :

Jember, 2022

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

(Ns. Sulis Setyowati, S.Kep.) (Ns. Rismawan Adi Yunanto., S.Kep., M.Kep.)
NIP. 19740708 200604 2 019 NRP. 760018003

Mengetahui,
Kepala Ruangan Seruni RSD dr. Soebandi,

(Ns. Sulis Setyowati, S.Kep.)


NIP. 19740708 200604 2 019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Viola Alvionita


NIM : 212311101151
Tempat Pengkajian : Ruang Melati
Tanggal : 11 Juli 2022

I. Identitas Klien
Nama : Ny. M No. RM : 00000234***
Umur : 56 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam Tanggal MRS : 5 Juli 2022/08.35 WIB
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 11 Juli 2022/08.00 WIB
Alamat : Wuluhan, Jember Sumber Informasi : Klien, adik klien, rekam
medis

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosis medis
Suspect kanker pankreas + kolestasis + ikterus + anemia

2. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian atas

3. Riwayat penyakit sekarang


Klien mengatakan benjolan mulai muncul di perutnya sejak kurang lebih
setahun yang lalu tapi tidak ada rasa sakit. Kemudian, rasa sakit mulai
muncul sekitar 2 bulan yang lalu sampai klien tidak sanggup telentang
dan miring karena sakitnya. Klien dibawa ke RS Perkebunan Jember
Klinik pada 3 Juni 2022, mendapatkan pemeriksaan foto thoraks dan
laboratorium (serum kreatinin), dan dirawat inap selama 3 hari. Pada 21
Juni 2022, klien dibawa kembali ke RS Perkebunan Jember Klinik serta
mendapatkan pemeriksaan foto thoraks dan pemeriksaan USG abdomen.
Hasil USG abdomen menunjukkan kolestasis dengan tumor epigastrium.
Klien melakukan kontrol kembali ke RS Jember Klinik pada 30 Mei
2022, dan disarankan untuk datang ke RSD dr. Soebandi. Klien datang ke
RSD dr. Soebandi pada 5 Juli 2022 pukul 08.53 WIB dengan keluhan
nyeri perut, mual, muntah, pucat, kuning seluruh tubuh, BAK coklat
seperti teh, RR 28 x/mnt, SPO2 96%, N 87 x/mnt, TD 108/65 mmHg,
suhu 37,2oC, dan GCS E4V5M6 serta telah mendapatkan penanganan
berupa manajemen nyeri, pemberian NaCl 0,9% melalui IV line,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. Klien juga
mendapatkan injeksi obat ondansetron 8 mg, omeprazole 40 mg, dan
buscopan 1 ampule pada 09.20 WIB. Setelah itu, klien dirawat di Ruang
Seruni dan telah mendapatkan terapi berupa manajemen nyeri, monitor
skala nyeri, manajemen defekasi, manajemen nutrisi, monitor SPO2,
observasi TTV, bantu ADL, batasi pengunjung, edukasi teknik relaksasi
napas dalam, serta injeksi omeprazole 2 x 40 mg, ondansetron 2 x 8 mg,
metronidazole 3 x 500 mg, levofloxacin 1 x 750 gr, antrain 3 x 1, vitamin
K 3 x 1, gentamicin 2 x 1, ca glukonas 3 x 1; dan ursodeoxycholic acid 3
x 1, sequest 3 x 1, sucralfate 3 x 1 per oral. Pada saat pengkajian, klien
mengeluh nyeri dengan P: menetap dan bertambah saat ditekan, Q:
seperti tertekan, R: perut bagian atas, S: 5, T: terus menerus, serta
mengeluh mual dan lemas.

4. Riwayat penyakit terdahulu


a. Penyakit yang pernah dialami dan hospitalisasi
Klien dan adik klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat
diabetes. Klien menyangkal riwayat penyakit tekanan darah tinggi,
darah rendah, dan hepatitis atau penyakit kuning. Klien mengaku
sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit selain penyakitnya
yang sekarang.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dingin, debu, dan lain-lain)
Klien dan adik klien mengaku bahwa klien memiliki riwayat alergi
terhadap obat, namun lupa nama obatnya apa. Dalam rekam medis
disebutkan bahwa klien memiliki riwayat alergi terhadap obat
analgesik. Klien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap
makanan, dingin, maupun debu.
c. Imunisasi
Klien dan adik klien mengatakan tidak tahu apakah pernah
melakukan imunisasi di masa kecilnya. Klien dan adik klien mengaku
bahwa klien belum pernah melakukan vaksinasi Covid-19 karena
selalu ditolak akibat riwayat diabetes yang dimilikinya.
d. Kebiasaan / pola hidup / life style
PHBS : Istri klien mengatakan bahwa setiap hari melakukan
pekerjaan rumah berupa membersihkan rumah secara rutin
setiap harinya. Klien mengaku setiap hari mandi sebanyak
2 kali sehari secara rutin dan mengaku bukan merupakan
seorang perokok aktif. Namun, almarhum suami klien
merupakan seorang perokok aktif yang sering merokok di
sekitar klien.
Makan : Klien mengatakan bahwa sebelum klien sakit, klien makan
sebanyak 2 – 3 kali dalam sehari dan menghabiskan 1
porsi makanan penuh.
Minum : Klien mengaku bahwa klien minum sangat sedikit dalam
satu hari, kurang lebih sebanyak 2 gelas dalam sehari.
Istirahat : Klien mengatakan bahwa sebelum sakit, klien tidur pukul
9 malam s/d 4 pagi setiap harinya, dan jarang tidur siang.
e. Obat-obatan yang digunakan
Klien dan adik klien mengatakan bahwa dulu klien pernah
mengkonsumsi obat-obatan untuk penyakit diabetes, namun lupa
nama obatnya apa. Klien juga lupa terkait warna dan bentuk obatnya.

5. Riwayat penyakit keluarga


Klien dan adik klien mengaku bahwa dalam keluarga besar tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit kanker, tumor, tekanan darah tinggi,
diabetes, maupun darah rendah. Klien dan adik klien mengatakan tidak
tahu apakah dari ibu, ayah, atau kakek neneknya pernah memiliki riwayat
penyakit karena mereka meninggal sudah sangat lama sekali.

Genogram:

Keterangan:
: Laki-laki : Menikah : Pasien : Meninggal
: Perempuan : Anak kandung : Tinggal serumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi terhadap kesehatan:
Klien mengaku bahwa tidak tahu apa itu kanker pankreas, tidak tahu apa
penyebabnya, dan tidak tahu bagaimana cara perawatannya.
Pemeliharaan kesehatan:
Klien mengaku setiap hari selalu menjaga kebersihan rumah dan
kebersihan diri. Jika terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit,
maka akan langsung dibawa ke dokter terdekat. Namun saat hanya
terdapat sakit yang ringan saja seperti batuk, pilek, maka keluarga hanya
akan membeli obat di warung. Klien mengatakan bahwa almarhum suami
klien merupakan seorang perokok aktif yang sering merokok di sekitar
klien.

Interpretasi pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan


Pola persepsi terhadap kesehatan kurang baik, pola pemeliharaan
kesehatan cukup baik.

2. Pola nutrisi dan metabolik (ABCD)


2.1 Antropometri
Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan semenjak sakit
kurang lebih 1 – 2 kg.
BB : 45 kg
TB : 160 cm
45 kg 45 kg
IMT : = 2,56 m 2 = 17,6 (kurus)
(1,6)2 m

BBI : (160 – 100) – (160 – 100) x 15%


: 60 – 60 x 15%
: 60 – 9 = 51 kg (tidak ideal)
45−51 −6
Penurunan/kenaikan dari BBI : x 100% = 51 x 100% = -11,8%
51
Interpretasi
IMT klien dalam kurus dan terdapat penurunan BB 11,8% dari BBI.

2.2 Biochemical / laboratory test


10 Juli 2022 (14.00 WIB)
Komponen Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Hb 9,1 12,0 – 16,0 gr/dL < Normal
Hematokrit 27,1 36 – 46% < Normal
Natrium 135,8 135 – 155 mmol/L Normal
Kalium 3,81 3,5 – 5,0 mmol/L Normal
Klorida 108,8 90 – 110 mmol/L Normal
Kalsium 2,02 2,15 – 2,57 mmol/L < Normal

Interpretasi
Hb, hematokrit, dan kalsium klien di bawah nilai normal.

2.3 Clinical sign


Komponen Hasil pemeriksaan
Penampilan umum Klien tampak lemas dan kuning seluruh tubuh
Rambut Rambut tidak kering
Konjungtiva Konjungtiva anemis
Sklera Sklera ikterik
Mukosa bibir Mukosa lembab
Turgor kulit Turgor < 2 detik
Lain-lain Nyeri perut bagian atas

Interpretasi
Tanda-tanda klinis klien kurang baik.

2.4 Diet Pattern


Sebelum masuk RS (frekuensi, waktu, jenis, komposisi, dan lain-lain):
Klien mengatakan bahwa sebelum klien sakit, klien makan sebanyak
2 – 3 kali dalam sehari dan menghabiskan 1 porsi makanan penuh.
Semenjak sakit dan nyeri kurang lebih 2 bulan lalu, klien mengalami
mual dan penurunan nafsu makan sehingga klien jarang makan.
Klien mengaku setiap porsinya selalu ada nasi, sayur, dan lauk.
Klien juga mengaku bahwa klien minum sangat sedikit dalam satu
hari, kurang lebih sebanyak 2 gelas dalam sehari.

Setelah masuk RS (frekuensi, waktu, jenis, komposisi, dan lain-lain):


Klien mengatakan bahwa selama di rumah sakit, klien hanya makan
sedikit karena merasa mual dan tidak nafsu makan. Klien mengaku
bahwa setiap makan hanya sekitar 1 – 2 sendok dari rumah sakit,
serta makan buah dan jeli dari rumah sakit dalam 24 jam. Klien dan
juga mengaku bahwa klien hanya minum sebanyak satu setengah
gelas air aqua dalam 24 jam.

Interpretasi pola nutrisi dan metabolik


Pola nutrisi dan metabolik klien kurang baik.

3. Pola eliminasi
BAK
Frekuensi : Tidak terkaji (klien menggunakan kateter)
Jumlah : 1.500 mL/24 jam
Warna : Coklat seperti teh
Bau : Amoniak (khas urine)
Karakter : Cair
Berat jenis : Tidak terkaji
Alat bantu : Kateter urine
Kemandirian : Dengan bantuan kateter urine
Lain : Tidak ada tambahan lain.

BAB
Frekuensi : 1 kali dalam 24 jam
Jumlah : ± 10 gram
Warna : Coklat
Bau : Tidak sedap (khas feses)
Karakter : Lunak
Berat jenis : Tidak terkaji
Alat bantu : Tidak ada
Kemandirian : Klien BAB di kamar mandi dengan dibantu keluarga saat
berjalan
Lain : Klien mengaku bahwa dalam 24 jam klien hanya BAB
sekali dan fesesnya hanya sebesar bola bekel.

Balans cairan
Makan : 20 mL/24 jam BAK : 1.300 mL/24 jam
Minum : 360 mL/24 jam
Metabolisme : 5 mL x 45 kg BAB : 10 mL/24 jam
: 225 mL/24 jam IWL : 15 x 45 kg
Infus : 1.500 mL/24 jam : 675 mL/24 jam
Obat : 352 mL/24 jam
INPUT : 2.457 mL OUTPUT : 2.485 mL
Balans Cairan = 2.053 mL – 1.985 mL = +68 mL

Interpretasi pola eliminasi


Pola eliminasi klien cukup baik.

4. Pola aktivitas dan latihan


Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
Skor Total 12
Keterangan:
0 : Tergantung total
1 : Dibantu orang lain, dengan alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Tidak dibantu orang lain, menggunakan alat
4 : Mandiri
Kekuatan otot Rentang gerak sendi

5 5 5 5

5 5 5 5

Pengkajian risiko jatuh Skor Kajian


Riwayat jatuh: Apakah Ya 25
pasien pernah jatuh dalam Tidak 0 0
3 bulan terakhir?
Diagnosa sekunder: Ya 15
Apakah pasien memiliki Tidak 0 15
lebih dari satu penyakit?
Alat bantu jalan Bed rest / dibantu 0
perawat
Kruk / tongkat / walker 15 0
Berpegangan pada 30
benda-benda di sekitar
Terapi intravena Ya 20
20
Tidak 0
Gaya berjalan / cara Normal / bed rest / 0
berpindah immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
Lemah (tidak 10 10
bertenaga)
Gangguan tidak normal 20
(pincang/diseret)
Status mental Sadar akan kemampuan 0
diri sendiri 0
Sering lupa akan 15
keterbatasan yang akan
dimiliki
Total skor Morse Fall Scale (MFS): 45 (risiko tinggi)

Status oksigenasi
Sianosis : Tidak ada
Capillary refill time (CRT) : CRT < 2 detik
Oksimetri : 97%
Lain-lain : RR 22 x/mnt, irama napas reguler, bernapas
spontan, auskultasi vesikular.

Fungsi kardiovaskular
Bunyi jantung : S1 S2 tunggal
Bunyi tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
Aterosklerosis : Klien tidak terindikasi aterosklerosis
Lain-lain : N 80 x/mnt, JVP ( - )

Terapi oksigen
Terapi oksigen : Tidak
Jenis : Tidak ada
Jumlah : Tidak ada
Lain-lain : Klien bernapas spontan

Interpretasi pola aktivitas dan latihan


Pola aktivitas dan latihan klien kurang baik.

5. Pola tidur dan istirahat


Durasi : 7 – 9 jam/hari (± 1 jam setiap kali tidur)
Jenis gangguan tidur : Klien mengatakan klien sering terbangun saat
tidur
Penyebab : Nyeri pada perut dan posisi tidur yang
memperberat nyeri
Keadaan bangun tidur : Klien mengatakan merasa kurang puas saat tidur
Lain-lain : Tidak ada tambahan lainnya.

Interpretasi pola tidur dan istirahat


Pola tidur dan istirahat klien kurang baik.
6. Pola kognitif dan perseptual
Fungsi kognitif dan memori:
Klien dapat mengingat kejadian yang dialaminya di masa lalu dengan
jelas. Klien dapat diajak berbicara dan bekerjasama dengan baik. Klien
juga tidak disorientasi orang, tempat, dan waktu.

Fungsi dan keadaan indra:


Klien mengaku bahwa penglihatannya sedikit buram mungkin karena
gula darahnya. Klien mengaku bahwa penciuman, pendengaran,
perabaan, dan pengecapan masih berfungsi dengan baik.

Interpretasi pola kognitif dan perseptual


Pola kognitif klien baik, pola perseptual klien cukup baik.

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri:
Klien mengatakan dirinya merupakan seorang ibu rumah tangga.

Identitas diri:
Klien merupakan seorang wanita berusia 56 tahun, sudah menikah, sudah
memiliki anak, dan sudah memiliki cucu.

Harga diri:
Klien merasa sedih dan marah jika ada yang menghina dan menyakiti
keluarganya karena klien sangat menyayangi keluarganya.

Ideal diri:
Klien mengaku merasa khawatir dengan kondisi yang dialaminya
sekarang.
Peran diri:
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah,
memasak, dan lain-lain.

Interpretasi pola persepsi diri


Pola persepsi diri klien cukup baik.

8. Pola seksualitas dan reproduksi


Pola seksualitas:
Klien mengatakan bahwa suami klien sudah meninggal pada bulan Mei
2022.

Pola reproduksi:
Klien tidak memberikan informasi terkait fungsi reproduksinya. Tetapi
pada umumnya, wanita berusia 56 tahun sudah memasuki usia
menopause. Klien sudah memiliki dua orang anak dan seorang cucu.

Interpretasi pola seksualitas dan reproduksi


Pola seksualitas dan reproduksi klien cukup baik.

9. Pola peran dan hubungan


Peran:
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah,
memasak, dan lain-lain.

Hubungan:
Klien mengatakan bahwa hubungan klien dengan anak, saudara,
keluarga, dan tetangga berjalan dengan baik. Selain itu, anak-anak dan
adik-adik klien selalu bergantian menemani klien selama di RS.
Interpretasi pola peran dan hubungan
Pola peran dan hubungan klien sangat baik.

10. Pola manajemen koping-stress


Adakah stress situasional:
Ya. Saat ini, klien mengatakan khawatir dengan kondisinya.

Teknik koping yang digunakan:


Klien mengatakan selalu berdoa dalam hati supaya segera diberikan
kesembuhan.

Interpretasi pola manajemen koping-stress


Saat ini, klien mengatakan merasa khawatir dengan kondisinya.

11. Sistem nilai dan keyakinan


Religiousitas:
Adik klien mengatakan bahwa sebelum sakit, klien sangat rajin
beribadah. Namun semenjak dirawat di RS, klien sudah tidak dapat
beribadah lagi.

Spiritualitas:
Klien mengatakan selalu berdoa dalam hati supaya segera diberikan
kesembuhan. Klien mengatakan percaya bahwa apa yang dialaminya
sekarang merupakan ujian dari Tuhan.

Budaya (keluarga dan masyarakat):


Tidak terkaji

Interpretasi sistem nilai dan keyakinan


Sistem nilai dan keyakinan klien cukup baik.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum (status generalis)
Keadaan tampak lemas dan kuning seluruh tubuh, E4V5M6,
komposmentis.
2. Tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 37,70C
3. Keadaan lokal (status lokalis)
Seluruh tubuh klien tampak kuning termasuk sklera. Abdomen klien
tampak cembung dan terdapat nyeri tekan pada perut bagian atas. Klien
mengeluh nyeri dengan P: menetap dan bertambah saat ditekan, Q: seperti
tertekan, R: perut bagian atas, S: 5, T: terus menerus. Klien tampak
melindungi perutnya saat perawat ingin memeriksanya.

Interpretasi
Keadaan umum klien kurang baik dan tanda-tanda vital klien dalam batas
normal.

Pengkajian fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


1. Kepala
I : simetris, distribusi rambut merata, rambut bersih, ketombe ( - ),
rambut berwarna hitam dan terdapat uban, kulit wajah tampak kuning
P : rambut tidak kering, massa ( - ), nyeri tekan ( - )
2. Mata
I : sklera ikterik ( + ), pupil isokor (3/3) dan refleks terhadap cahaya,
pergerakan bola mata normal, konjungtivas anemis ( + ), distribusi
bulu mata merata, warna kulit area mata merata
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - )
3. Telinga
I : simetris, kelainan bentuk ( - ), warna kulit merata, lesi ( - ), jejas ( - ),
edema ( - ), serumen ( - )
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - )
4. Hidung
I : simetris, lesi ( - ), jejas ( - ), warna kulit merata, lendir ( - ), jalan
napas paten, sumbatan ( - ), napas cuping hidung ( - ), edema ( - )
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - )
5. Mulut
I : simetris, mulut bersih, gigi masih lengkap, mukosa lembab, lesi ( - ),
jejas ( - ), edema ( - )
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - )
6. Leher
I : simetris, JVP ( - ), pembesaran KGB ( - ), pembesaran tiroid ( - ),
kaku kuduk ( - ), jejas ( - ), lesi ( - ), edema ( - ), kulit leher tampak
kuning
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - ), teraba nadi carotis
7. Dada
Paru
I : simetris, kelainan bentuk dada ( - ), jejas ( - ), lesi ( - ), retraksi
dinding dada ( - ), warna kulit kuning, edema ( - )
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - ), vocal fremitus simetris
P : sonor, suara napas tambahan ( - )
A : vesikuler di semua lapang paru

Jantung
I : simetris, kelainan bentuk dada ( - ), jejas ( - ), lesi ( - ), warna kulit
kuning, edema ( - )
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - )
P : pekak
A : S1, S2 tunggal
8. Abdomen
I : bentuk perut cembung, jejas ( - ), lesi ( - ), warna kulit kuning
A : bising usus 5 x/mnt
P : teraba massa pada perut bagian atas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan pada perut bagian atas ( + )
P : timpani
9. Urogenital
I : tampak terpasang kateter urine, bulu pubis merata, urin berwarna
seperti teh
P : tidak terkaji
10. Ekstremitas
Atas
I : jari tangan lengkap, kelainan bentuk tulang ( - ), fraktur ( - ), jalur IV
pada punggung tangan kanan, edema ( - ), kemerahan ( - ), warna kulit
kuning dan tampak banyak bekas luka
P : massa ( - ), nyeri tekan pada punggung tangan kanan ( + ), kekuatan
otot 5 5

Bawah
I : jari kaki lengkap, kelainan bentuk tulang ( - ), fraktur ( - ), edema ( - ),
jalur IV ( - ), warna kulit kuning dan tampak banyak bekas luka
P : massa ( - ), nyeri tekan ( - ), kekuatan otot 5 5
11. Kulit dan kuku
I : warna kulit dan kuku tampak kuning seluruh tubuh, tampak banyak
bekas luka di ekstremitas akibat gatal, kuku tangan dan kaki tampak
kering dan pecah-pecah,
P : akral hangat dan kering, turgor < 2 detik, CRT < 3 detik
12. Keadaan lokal (sesuai penyakit)
Seluruh tubuh klien tampak kuning termasuk sklera. Abdomen klien
tampak cembung dan terdapat nyeri tekan pada perut bagian atas.
V. TERAPI
Nama Dosis Jenis Indikasi KontraindikasiMekanisme Efek
Obat/ Samping
Cairan
Infus
B-fluid 1.500 Infus Asupan - Hipersensitivi-B-fluid dapat - Nyeri
(RL) 500 mL/24 tambahan tas terhadap melakukan vaskular
mL jam asam tiamin interaksi - Flebitis
amino, - Pasien dengan dengan obat- - Mual
elektrolit, risiko koma obatan - Muntah
Vitamin hepatik lainnya yang - Rasa
B1, dan air - Disfungsi masih tidak
untuk ginjal serius dikonsumsi nyaman
pasien atau azotemia atau masih pada dada
dengan / - Gagal ginjal digunakan - Pening-
atau: kronis secara katan
- hipnopo- - Asidosis berat bersamaan. level
tensiemia - Metabolisme Adapun alanine
atau elektrolit beberapa amino-
kurang abnormal obat yang transfera-
gizi (hiperkalemia, dapat se (ALT),
karena hiperfosfate- berinteraksi aspartate
asupan mia, dengan B- amino-
oral yang hipermagnese-fluid adalah transfera-
tidak mia, actidose plus se (AST),
adekuat hiperkalsemia sorbitol, dan
- Sebelum - Metabolisme actidose- alkaline
dan asam amino aqua, phospha-
sesudah abnormal dan actidose- tase
operasi penurunan aqua (ALP)
output urin advance, - Syok
karena uropati activated
obstruktif charcoal,
karbon aktif,
dan
antikoagulan.
Levofloxa- 1 x Injeksi - Infeksi Levofloxacin Levofloxacin - Mual,
cin 750 IV saluran kontraindikasi bekerja muntah
mg kemih pada pasien dengan cara - Gangguan
- Pielone- dengan menghambat pencerna-
fritis hipersensitivi- enzim DNA an, seperti
- Pneumo- tas terhadap gyrase (pada heart-
nia levofloxacin bakteri Gram burn,
komuniti atau kuinolon negatif) dan diare, dan
dan golongan Topoisomera sembelit
infeksi lainnya. se IV (pada - Pusing
kulit bakteri Gram - Sakit
komplika- positif) yang kepala
ta merupakan - Gangguan
- Terapi enzim yang tidur
dan diperlukan - Vagina
profilak- untuk gatal dan
sis post- replikasi atau
paparan DNA keluar
antrax bakteri. keputihan
- Prostati- dari
tis kronis vagina
- Sinusitis - Mata
bakterial terasa
akut panas,
- Eksaser- perih, dan
basi akut lebih
bakterial sensitif
pada setelah
kronik pemakai-
bronkitis an
levofloxa-
cin tetes
mata
Omeprazo- 2 x 1 Injeksi - Tukak Omeprazole Cara kerja - Mual
le IV lambung telah dikaitkan omeprazole - Muntah
dan tukak dengan adalah - Diare
duode- kejadian diare dengan - Sakit
num yang menurunkan kepala
- Tukak disebabkan kadar asam - Pusing
lambung oleh yang - Nyeri
dan Clostridium diproduksi abdomen
duode- difficile. Hal ini perut/ - Rasa
num yang diduga lambung. kembung
terkait berhubungan Omeprazole - Sakit
dengan dengan supresi adalah obat punggun
AINS asam lambung yang juga - Lemas
- Lesi yang dapat digunakan - Bercak
lambung meningkatkan untuk kemerah-
dan jumlah bakteri meredakan an pada
duode- saluran cerna. gejala perut kulit
num panas,
- Regimen kesulitan
eradikasi menelan, dan
H. pylori batuk yang
pada tak kunjung
tukak hilang.
peptik
- Refluks
esofagitis
- Sindrom
Zollinger
Ellison
Gentamicin 2 x 1 Injeksi - Infeksi - Riwayat Obat ini - Gatal
IV mata hipersensitivi- bekerja - Kemerah-
- Otitis tas terhadap dengan cara an
eksterna aminoglikosi- mengganggu - Iritasi
- Infeksi da proses pada kulit
saluran - Gangguan produksi yang
kemih fungsi ginjal protein yang diolesi
- Infeksi - Perforasi dibutuhkan obat
kulit membran untuk - Iritasi
timpani membangun telinga
dinding sel - Rasa
bakteri. tersengat
Dengan atau
begitu, terbakar
dinding sel pada
bakteri telinga
menjadi yang
rusak dan diobati
bakteri akan - Kemerah-
mati. an pada
mata,
lapisan
bagian
dalam
mata, atau
kelopak
mata
- Rasa sakit
pada area
yang
disuntik
- Nyeri
sendi
- Sakit
kepala
- Perubah-
an
suasana
hati
- Gangguan
pengliha-
tan
- Mual
- Muntah
- Kehilang-
an selera
makan
- Penurun-
an berat
badan
- Rasa
melayang
seperti
akan
pingsan
Metronida- 3 x 1 Infus - Bakterial - Alergi, atau Obat ini - Pusing
zole vaginosis riwayat alergi bekerja - Sakit
- Trikomo- terhadap dengan cara kepala
niasis nitroimidazole menghenti- - Mual
- Giardiasis lainnya kan - Muntah
- Dracun- - Kehamilan pertumbuhan - Hilang-
culiasis trimester berbagai nya nafsu
- Clostridi- pertama bakteri dan makan
um parasit. - Diare
difficile Antibiotik - Sembelit
colitis ini hanya - Rasa
- Infeksi dapat pahit di
Entamoe- mengobati mulut
ba infeksi - Perubah-
histolyti- bakteri dan an warna
ca parasit, urine
sehingga menjadi
tidak lebih
digunakan gelap
untuk
menangani
infeksi virus,
seperti batuk
pilek biasa
atau flu.
Antraine 3 x 1 Injeksi Menurun- - Hipersensitivi-Antrain - Radang
gr IV kan demam tas (termasuk bekerja lambung,
dan rinitis, asma, dengan cara rasa perih
meredakan urtikaria) menghambat atau sakit
nyeri terhadap prostaglan- pada ulu
seperti metamizole, din. hati
sakit turunan Prostaglan- (gastritis)
kepala, pirazolon din adalah alias sakit
sakit gigi, lainnya, obat zat yang maag
serta nyeri anti inflamasi terdapat - Hiperhi-
akibat non steroid dalam tubuh drosis
peradang- lain, analgesik yang dapat (keringat
an. lainnya. menyebab- berlebih)
- Supresi kan reaksi - Retensi
sumsum peradangan cairan
tulang atau berupa rasa dan
gangguan nyeri dan garam
hematopoietik pembeng- dalam
(misal anemia kakan. Obat tubuh
aplastik, ini tersedia - Reaksi
agranulosito- dalam alergi
sis, bentuk tablet bagi
leukopenia) dan injeksi. mereka
- Defisiensi yang
- Porfiria rentan
- Hipotensi atau
- Kondisi sensitif,
kardiovaskular berupa
tidak stabil gatal pada
- Gangguan hati kulit,
dan ginjal kemerah-
berat an atau
- Anak-anak edema
usia angioneu-
- Wanita hamil rotik
dan menyusui - Mual
- Muntah
- Diare
- Sembelit
- Agranulo-
sitosis
Vitamin K 3 x 1 Injeksi Mengatasi Terdapatnya Di hati, - Pusing
IV gangguan hipersensitivitas vitamin K berat
perdarahan terhadap bekerja seperti
akibat komponen dengan cara terasa
defisiensi penyusun mensistesis akan
vitamin K, sediaan obat protombin pingsan
baik yang vitamin K1. dan faktor - Bibir
diakibatkan pembekuan membiru
oleh darah - Jantung
pemberian lainnya berdetak
antikoagu- melalui cepat atau
lan, aktivasi tidak
maupun protrombin beraturan
akibat dengan - Nyeri
penyakit reaksi dada atau
lain, seperti karboksila- dada
penyakit sugugus glu terasa
hepar pada residu berat
kronis. protein - Ruam
prekursor- kulit atau
nya. Asam biduran
glutamate dengan
yang gatal
mengalami - Bengkak
reaksi pada
karboksilasi wajah dan
akan berubah tenggo-
menjadi rokan
asam - Sesak
karboksiglut napas
amat
gamma.
Ursodeoxy- 3 x 1 Per Mengatasi - Memiliki UDCA - Pruritus
cholic Acid oral batu hipersensitif adalah atau rasa
(UDCA) empedu atau alergi derivat asam gatal
berukuran terhadap empedu yang- Sakit
kecil yang UDCA bekerja kepala
tidak bisa - Menderita dengan cara atau
dioperasi peradangan untuk pusing
dan akut pada menurunkan - Sakit
mencegah saluran jumlah perut
pemben- empedu kolesterol - Mual
tukan batu - Mengalami yang - Diare
empedu oklusi saluran diproduksi - Konstipa-
pada pasien empedu oleh hati dan si
obesitas - Mengalami diserap oleh - Gejala
yang episode kolik saluran flu,
sedang bilier yang pencernaan. seperti
menjalani sering Obat ini juga hidung
penurunan - Memiliki batu digunakan tersumbat
berat badan empedu yang untuk atau
dikapur-kapur mengobati bersin
radio penyakit - Rambut
- Kontraktilitas primary rontok
kantung biliary - Nyeri
empedu cholangitis. punggung
- Kandung
empedu yang
tidak
berfungsi
- Menderita
radang usus
- Kondisi hati
dan usus
mengganggu
resirkulasi
cairan empedu
- Kolestasis
ekstrahepatik
dan
intrahepatik
- Penderita
reseksi kolon
- Penderita
ileitis regional
- Menderita
ulkus
duodenum
- Gangguan
fungsi hati
akut dan
kronis
Sequest 3x1 Per - Menurun- Pasien dengan Sequest - Sembelit
oral kan kadar gangguan bekerja - Ketidak-
kolesterol saluran empedu dengan cara nyamanan
pada total. mengikat perut
pasien asam - Perut
dengan empedu kembung
kadar dalam usus - Mual
kolesterol sehingga - Muntah
yang mengurangi - Diare
tinggi penyerapan - Mulas
dalam kolesterol - Ruam dan
darah oleh darah. iritasi
(hiperko- pada
lesterole- kulit,
mia) dan lidah dan
kadar daerah
trigliserid perianal
a yang - Pendarah-
tinggi an saluran
dalam pencerna-
darah an
(hipertri- - Tinja
gliseride- hitam
mia) - Pendarah-
- Mengu- an wasir
rangi - Serangan
gatal maag
(pruritus) - Nyeri
pada dubur
penyum- atau
batan diverkuli-
(obstruksi tis
parsial) - Mengi
pada atau sesak
saluran napas
empedu - Sakit
punggung
- Nyeri otot
dan sendi
atau
radang
sendi
- Sakit
kepala
- Berat
badan
berkurang
atau
bertam-
bah
Sucralfate 3 x 1 Per Mengatasi - Pasien yang Sucralfate - Konstipa-
oral tukak memiliki merupakan si
lambung, riwayat obat yang - Sakit
ulkus hipersensitivi- bekerja kepala
duodenum, tas terhadap dengan cara - Mulut
atau sukralfat atau berikatan kering
gastritis komponennya dengan - Pusing
kronis. - Penyakit protein - Diare
ginjal kronik positif - Insomnia
dan membentuk - Perut
hemodialisis lapisan kembung
karena mukus. - Mual
peningkatan Lapisan ini - Muntah
risiko secara lokal
toksisitas melindungi
aluminium lambung dari
asam peptik,
pepsin, dan
garam
empedu.

VI. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
Faal Ginjal
No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(13 Juni 2022 22.31 WIB) RS Perkebunan Jember Klinik
1. Kreatinin serum 0,74 0,7 – 1,25 g% Normal
(5 Juli 2022 12.18 WIB)
1. Kreatinin serum 0,9 0,5 – 1,1 mg/dL Normal
2. BUN 25 6 – 20 mg/dL > Normal
3. Urea 53 12 – 43 mg/dL > Normal

Serologi-imunologi
No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(5 Juli 2022 09.51 WIB)
SARS-Cov-2
1. Negatif Negatif Normal
swab antigen
(7 Juli 2022 16.20 WIB)
1. HbsAg
Negatif Negatif Normal
kualitatif
2. Anti HCV
Negatif Negatif Normal
kualitatif

Gula Darah
No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(5 Juli 2022 11.43 WIB)
1. Glukosa stik 272 < 200 mg/dL > Normal
(5 Juli 2022 12.18 WIB)
1. Glukosa stik 272 < 200 mg/dL > Normal
(7 Juli 2022 16.20 WIB)
1. GDS 106 < 200 mg/dL Normal

Hematologi Lengkap (DL)


No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(5 Juli 2022 12.18 WIB)
1. Hemoglobin 6,0 12,0 – 16,0 gr/dL < Normal
2. Leukosit 15,0 4,5 – 11,0 109/L > Normal
Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
3. Hitung jenis -/-/-/84/10/6 Normal
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
4. Hematokrit 18,3 36 – 46% < Normal
5. Trombosit 630 150 – 450 109/L > Normal
(7 Juli 2022 16.20 WIB)
1. Hemoglobin 7,0 12,0 – 16,0 gr/dL < Normal
2. Laju endap - 0 – 25 mm/jam Normal
darah
3. Leukosit 14,3 4,5 – 11,0 109/L > Normal
Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
4. Hitung jenis 1/-/-/85/8/6 Normal
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6
5. Hematokrit 21,1 36 – 46% < Normal
6. Trombosit 537 150 – 450 109/L > Normal
(10 Juli 2022 15.02 WIB)
1. Hemoglobin 9,1 12,0 – 16,0 gr/dL < Normal
2. Leukosit 11,8 4,5 – 11,0 109/L > Normal
3. Hematokrit 27,1 36 – 46% < Normal
4. Trombosit 487 150 – 450 109/L > Normal

Faal Hati
No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(5 Juli 2022 12.18 WIB)
1. Bil direk 17,84 0,2 – 0,4 mg/dL > Normal
2. Bilirubin total 32,19 < 1,2 mg/dL > Normal
3. SGOT 121 10 – 35 U/L > Normal
4. SGPT 80 9 – 43 U/L > Normal
(7 Juli 2022 16.20 WIB)
1. Albumin 2,5 3,4 – 4,8 gr/dL < Normal

Elektrolit
No. Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
(5 Juli 2022 12.18 WIB)
1. Natrium 134,3 135 – 155 mmol/L < Normal
2. Kalium 3,61 3,5 – 5,0 mmol/L Normal
3. Klorida 103,8 90 – 110 mmol/L Normal
(10 Juli 2022 15.02 WIB)
1. Natrium 135,8 135 – 155 mmol/L Normal
2. Kalium 3,81 3,5 – 5,0 mmol/L Normal
3. Klorida 108,8 90 – 110 mmol/L Normal
4. Kalsium 2,02 2,15 – 2,57 mmol/L < Normal
b. Pemeriksaan penunjang
Foto thoraks (3 Juni 2022 RS Perkebunan Jember Klinik)

Interpretasi:
- Cor tak membesar
- Pulmo tak tampak infiltrat
- Trakea tampak di tengah
- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
- Hemidiafragma kanan kiri tampak baik
- Soft tissue dan tulang-tulang tak tampak kelainan
Kesan: Tak tampak kelainan foto thoraks

USG Abdomen (3 Juni 2022 RS Perkebunan Jember Klinik)


Foto thoraks (21 Juni 2022 RS Perkebunan Jember Klinik)

Interpretasi:
- Cor ukuran dan bentuk normal
- Pulmo tak tampak kelainan
- Kedua sinus phrenico costalis tajam
Kesan: Foto thoraks dalam batas normal
USG Abdomen (22 Juni 2022 RS Perkebunan Jember Klinik)

Interpretasi:
- Gall bladder tampak membesar, sludge ( + ), batu ( - ), dinding gall
bladder tak menebal
- Intrahepatal Bile Duct (IHBD) dan Common Bile Duct (CBD) tampak
melebar sampai distal, batu ( - ), massa tumor ( - )
- Tampak massa hypoechoic ukuran ± 45 mm di epigastrium (anterior
pankreas)
- Hepar, besar normal, permukaan rata, tepi tajam, intensitas echo
parenkim homogen, isoechoic, sistem bilier dan vaskuler normal, nodul
/ cyste / abses ( - )
- Pankreas, besar normal, intensitas echo parenkim normal, nodul / cyste /
kalsifikasi ( - )
- Lien, besar normal, intensitas echo parenkim normal, nodul / cyste /
kalsifikasi ( - )
- Ginjal, besar normal, intensitas echo korteks tidak meningkat, calyceal
system tidak melebar, batu ( - )
- Batu buli-buli ( - )
- Uterus dan adneksa dalam batas normal
- Cairan bebas intaabdominal ( - )
- Pembesaran KGB para aorta ( - )
- Effusi pleura ( - )
Kesan: Kolestasis dengan tumor epigastrium
Saran: CT abdomen 3 phase

EKG (5 Juli 2022)


Foto thoraks (5 Juli 2022)

Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) (7 Juli 2022)


Interpretasi:
MRCP:
Teknik: Multiplanar T2, T2FS, Dual FFE
Sub optimal study (low tesla MR)
3D MRCP:
Tampak pelebaran duktus biliaris intrahepatal (diameter kanan kiri ± 0,8
cm), dan ekstrahepatal mencakup common hepatic duct (diameter ± 1,1
cm), cystic suct (diameter ± 1,0 cm) dan common bile duct (diameter ± 1,2
cm).
Hepar:
Ukuran membesar (CC 20 cm), permukaan rata, sinyal parenkim
homogen, tak tampak nodul maupun massa. Tak tampak pelebaran v. porta
dan v. hepatika.
Gall bladder:
Ukuran membesar (8,3 x 3,9 cm), permukaan regular, tidak tampak filling
defect
Pankreas:
Tampak massa pada caput pankreas (ukuran 6,9 x 7,8 x 10,4 cm) hingga
regio ampula vattery yang menyebabkan pelebaran duktus pankreatikus
(diameter 0,8 cm). Pasca injeksi kontras tampak enhacement.
Kesan:
- Massa pada caput pankreas hingga regio ampula vattery yang
menyebabkan dilatasi duktus bilier intrahepatik dan ekstrahepatik,
dilatasi duktus pankreatikus.
- Hidrops GB, tak tampak kolestasis maupun batu GB.
- Hepatomegali.
Jember, 11 Juli 2022
Pengambil Data,


Viola Alvionita
NIM 212311101151
ANALISIS DATA

No. Data Penunjang Etiologi Masalah


1. DS: Kanker pankreas Kode Diagnosis
- Klien mengeluh mual dan tidak D.0032:
nafsu makan. Pembentukan massa Risiko Defisit
- Klien mengatakan bahwa selama Nutrisi
di rumah sakit, klien hanya makan Distensi abdomen
sedikit karena merasa mual dan
tidak nafsu makan. Menekan gaster
- Klien mengaku bahwa setiap
makan hanya sekitar 1 – 2 sendok Peningkatan HCl
dari rumah sakit, serta makan
buah dan jeli dari rumah sakit Mual, muntah
dalam 24 jam.
- Klien dan juga mengaku bahwa Nafsu makan
klien hanya minum sebanyak satu menurun
setengah gelas air aqua dalam 24
jam. Anoreksia
- Klien mengeluh nyeri perut
bagian atas.

DO:
- Albumin 2,5 gr/dL
2. DS: - Anemia Kode Diagnosis
D.0142:
DO: Suplai O2 dan Risiko Infeksi
- Leukosit 11,8 109/L nutrisi dalam darah
- Suhu 37,70C menurun

ATP turun

Energi turun

Energi untuk
membentuk antibodi
turun
3. DS: - Kolestasis Kode Diagnosis
D.0012:
DO: Penurunan aliran Risiko Perdarahan
- Konjungtiva anemis empedu ke usus
- Hb 9,1 gr/dL
- Hematokrit 27,1% Konsentrasi aliran
- Trombosit 487 109/L empedu intralumen
menurun

Defisit vitamin larut


lemak (A, D, E, K)

Defisit vitamin K
(hipoprothrombone-
mia)
4. DS: Kanker pankreas Kode Diagnosis
- Klien mengeluh nyeri, dengan D.0077:
P: menetap dan bertambah saat Pembentukan massa Nyeri Akut
ditekan
Q: seperti tertekan Distensi abdomen
R: perut bagian atas
S: 5 Menekan saraf nyeri
T: terus menerus pada jaringan

DO: Pengeluaran zat-zat


- Abdomen klien tampak cembung kimia (bradikinin,
dan terdapat nyeri tekan pada prostaglandin,
perut bagian atas. histamin)
- Klien tampak melindungi
perutnya saat perawat ingin Diterima oleh
memeriksanya. reseptor nyeri

Diimpuls oleh otak

Muncul persepsi
nyeri

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No. Tanggal Tanggal Keterangan


Diagnosis
Dx Perumusan Pencapaian
1. Risiko Defisit Nutrisi d.d keengganan 11 Juli 2022 11 Juli 2022 Risiko
untuk makan.
2. Risiko Infeksi d.d penurunan 11 Juli 2022 11 Juli 2022 Risiko
hemoglobin.
3. Risiko Perdarahan d.d gangguan fungsi 11 Juli 2022 11 Juli 2022 Risiko
hati.
4. Nyeri Akut b.d agen pencedera 11 Juli 2022 11 Juli 2022 Aktual
fisiologis d.d klien mengeluh nyeri,
bersikap protektif, teraba massa.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Kriteria Hasil Intervensi


Diagnosis (SDKI) Rasional
(SLKI) (SIKI)
Risiko Defisit Status Nutrisi (L.03020): Manajemen Nutrisi (I.03119)
Nutrisi d.d Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keengganan untuk keperawatan selama 1 x 8 1. Monitor status nutrisi. 1. Untuk mengetahui apakah status
makan. jam, diharapkan status nutrisi klien membaik atau memburuk,
nutrisi klien meningkat, serta sebagai indikator apakah kriteria
dengan kriteria hasil: hasil tercapai.
1. Porsi makanan yang
dihabiskan 2. Monitor asupan makanan. 2. Sebagai indikator apakah kriteria hasil
dipertahankan pada tercapai.
skala 2 (cukup menurun) Edukasi:
ditingkatkan ke skala 4 3. Anjurkan klien untuk makan 3. Makan sedikit demi sedikit dapat
(cukup meningkat). sedikit demi sedikit tapi sering. membantu mengisi perut klien tanpa
2. Frekuensi makan menyebabkan mual muntah berlebih.
dipertahankan pada Kolaborasi:
skala 2 (cukup 4. Lanjutkan pemberian cairan B-fluid 4. Membantu memenuhi kebutuhan
memburuk) ditingkatkan 1.500 mL/24 jam. cairan klien melalui cairan parenteral.
ke skala 4 (cukup
membaik). 5. Lanjutkan kolaborasi pemberian 5. Sukralfat atau sucralfate adalah obat
3. Nafsu makan Sucralfate 3 x 1 per oral. untuk mengatasi tukak lambung, ulkus
dipertahankan pada duodenum, atau gastritis kronis.
skala 2 (cukup
memburuk) ditingkatkan 6. Lanjutkan kolaborasi pemberian 6. Omeprazole adalah obat untuk
ke skala 4 (cukup Omeprazole 2 x 1 via injeksi IV. menangani penyakit asam lambung..
membaik). 7. Lanjutkan kolaborasi pemberian 7. Sequest merupakan obat yang
Sequest 3 x 1 per oral. digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol pada pasien
hiperkolesterolemia.

8. Lanjutkan kolaborasi pemberian 8. UDCA adalah obat untuk mengatasi


UDCA 3 x 1 per oral. batu empedu berukuran kecil yang
tidak bisa dioperasi dan mencegah
pembentukan batu empedu.
Risiko Infeksi d.d Tingkat Infeksi (L.14137): Pencegahan Infeksi (I.14539)
penurunan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
hemoglobin. keperawatan selama 1 x 8 1. Monitor tanda dan gejala infeksi. 1. Untuk mengetahui apakah terdapat
jam, diharapkan tingkat infeksi pada klien, serta sebagai
infeksi klien menurun, indikator apakah kriteria hasil tercapai.
dengan kriteria hasil: Terapeutik:
1. Suhu dipertahankan 2. Batasi jumlah pengunjung. 2. Untuk meminimalkan risiko
pada skala 2 (cukup perpindahan kuman dan bakteri
meningkat) ditingkatkan melalui pengunjung, serta memberikan
ke skala 4 (cukup kenyamanan pada klien.
menurun).
2. Kadar leukosit 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah 3. Untuk meminimalkan risiko
dipertahankan pada kontak dengan klien dan perpindahan kuman dan bakteri
skala 2 (cukup lingkungan klien. melalui tangan perawat.
memburuk) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup 4. Pertahankan teknik aseptik. 4. Untuk meminimalkan risiko
membaik). perpindahan kuman dan bakteri
melalui tangan alat-alat yang
menyentuh klien.
Kolaborasi:
5. Lanjutkan kolaborasi pemberian 5. Levofloxacin adalah obat antibiotik
Levofloxacin 1 x 750 mg via yang bermanfaat untuk mengobati
injeksi IV. penyakit akibat infeksi bakteri.

6. Lanjutkan kolaborasi pemberian 6. Gentamicin adalah obat untuk


Gentamicin 2 x 1 via injeksi IV. mengatasi infeksi bakteri ringan
hingga berat pada berbagai bagian
tubuh.

7. Lanjutkan kolaborasi pemberian 7. Metronidazole adalah obat antibiotik


Metronidazole 3 x 1 via infus. untuk mengobati infeksi.
Risiko Perdarahan Tingkat Perdarahan Pencegahan Perdarahan (I.02067)
d.d gangguan fungsi (L.02017): Observasi:
hati. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nilai 1. Sebagai indikator apakah kriteria hasil
keperawatan selama 1 x 8 hematokrit/hemoglobin. tercapai.
jam, diharapkan tingkat
perdarahan klien menurun, Terapeutik:
dengan kriteria hasil: 2. Lakukan pengambilan sampel 2. Sebagai bahan untuk memeriksa nilai
1. Hemoglobin darah. hematokrit/hemoglobin.
dipertahankan pada
skala 2 (cukup 3. Periksa kesesuaian label darah 3. Mencegah pemberian darah yang salah
memburuk) ditingkatkan sebelum memberikan transfusi yang dapat membahayakan klien.
ke skala 4 (cukup darah.
membaik).
2. Hematokrit Kolaborasi:
dipertahankan pada 4. Lanjutkan kolaborasi pemberian 4. Untuk memenuhi kebutuhan darah
skala 2 (cukup transfusi PRC sebanyak 1 kolf. klien dan meningkatkan nilai Hb klien.
memburuk) ditingkatkan 5. Lanjutkan kolaborasi pemberian 5. Vitamin K dapat membantu proses
ke skala 4 (cukup Vitamin K 3 x 1 via injeksi IV. pembekuan darah serta mencegah
membaik). perdarahan dan luka yang sulit
3. Suhu tubuh sembuh.
dipertahankan pada
skala 2 (cukup
memburuk) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup
membaik).
Nyeri Akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066): Manajemen Nyeri (I.08238):
pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi:
d.d klien mengeluh keperawatan selama 1 x 8 1. Monitor nyeri. 1) Untuk mengetahui apakah nyeri klien
nyeri, bersikap jam, diharapkan tingkat menurun atau meningkat, serta sebagai
protektif, teraba nyeri klien menurun, indikator apakah kriteria hasil tercapai.
massa. dengan kriteria hasil: Terapeutik:
1. Keluhan nyeri 2. Ajarkan teknik non-farmakologis, 2) Teknik relaksasi napas dalam dapat
dipertahankan pada seperti teknik relaksasi nafas dalam membantu menurunkan nyeri pada
skala 2 (cukup untuk menurunkan nyeri. klien.
meningkat) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup Kolaborasi:
menurun). 3. Kolaborasi pemberian Antrain 3 x 1 3) Antraine dapat meringankan rasa sakit.
2. Sikap protektif gr via injeksi IV.
dipertahankan pada
skala 2 (cukup
meningkat) ditingkatkan
ke skala 4 (cukup
menurun).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari, Tanggal No. Dx. Jam Implementasi Nama Terang


dan Paraf


Senin, 11 Juli 4 08.05 WIB 1. Mengajarkan klien teknik relaksasi napas dalam, yaitu dengan
2022 menghirup napas dalam melalui hidung, dan menghembuskannya
perlahan melalui mulut.
VIOLA
Respon: Klien kooperatif, tampak lemas, dan hanya merespon dengan
anggukan.

1 08.10 WIB 2. Menganjurkan klien untuk tetap makan sedikit demi sedikit tapi
sering.

VIOLA
Respon: Klien kooperatif, tampak lemas, dan hanya merespon dengan
anggukan.

3 08.30 WIB 3. Memeriksa kesesuaian label darah sebelum memberikan kepada klien. 
Respon: golongan darah klien B+ sudah sesuai, nama sudah sesuai, VIOLA
nomor sudah sesuai.

2 08.31 WIB 4. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan handscrub sebelum


menyentuh klien. 
Respon: Tangan perawat bersih. VIOLA

3 08.32 WIB 5. Berkolaborasi memberikan transfusi PRC 1 kolf.


Respon: Transfusi sedang proses masuk ke dalam tubuh klien melalui

jalur IV, tetesan lancar. VIOLA
2 11.00 WIB 6. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan handscrub sebelum
menyentuh klien.

Respon: Tangan perawat bersih. VIOLA


3 11.01 WIB 7. Mengganti transfusi dengan cairan b-fluid yang telah disediakan di
sebelah klien, dan menjalankan cairan 20 tpm.
Respon: Transfusi sudah masuk, cairan sudah diganti, dan tetesan VIOLA
lancar.

2 12.00 WIB 8. Mencuci tangan 6 langkah menggunakan handscrub sebelum


menyentuh klien.

Respon: Tangan perawat bersih. VIOLA


1,2,3,4 12.01 WIB 9. Mengukur tanda-tanda vital klien, berupa suhu menggunakan
termometer digital, nadi dan SPO2 menggunakan oksimetri, dan RR
dengan menghitung selama 1 menit. VIOLA
Respon: Suhu 37,8oC, N 86 kali/menit, SPO2 96%, RR 24 kali/menit.


1 12.15 WIB 10. Memonitor status nutrisi, yaitu dengan menanyakan jumlah makanan
yang dihabiskan dan nafsu makan.
Respon: Klien mengatakan masih merasa mual dan tidak nafsu makan,
dan belum makan sama sekali makanan dari RS siang ini. Klien juga VIOLA
mengatakan belum minum sejak tadi pagi. Makanan RS tampak masih
utuh.

4 12.20 WIB 11. Memonitor nyeri klien dengan menanyakan langsung kepada klien dan
memeriksa perut klien.

VIOLA
Respon: Klien mengatakan masih merasa nyeri, dengan P: menetap
dan bertambah saat ditekan, Q: seperti tertekan, R: perut bagian atas,
S: 5, T: terus menerus. Klien masih tampak berusaha melindungi
perutnya saat perawat akan memeriksanya.
EVALUASI

Paraf
No.
Tanggal Jam Evaluasi Perawat/
Dx
Mahasiswa


11 14.30 1 DS:
Juli WIB - Klien mengatakan masih merasa mual dan
2022 tidak nafsu makan, dan belum makan sama
sekali makanan dari RS siang ini.
- Klien juga mengatakan belum minum sejak
tadi pagi.

DO: VIOLA
- Makanan RS tampak masih utuh.

A:
- Porsi makanan yang dihabiskan skala 2
(cukup menurun).
- Frekuensi makan skala 2 (cukup
memburuk).
- Nafsu makan skala 2 (cukup memburuk).
Risiko Defisit Nutrisi klien belum teratasi.

P:
1. Lanjutkan intervensi No. 1 Monitor status
nutrisi.
2. Lanjutkan intervensi No. 2 Monitor
asupan makanan.
3. Lanjutkan intervensi No. 3 Anjurkan klien
untuk makan sedikit demi sedikit tapi
sering.
4. Lanjutkan intervensi No. 4 Lanjutkan
pemberian cairan B-fluid 1.500 mL/24
jam.
5. Lanjutkan intervensi No. 5 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Sucralfate 3 x 1 per
oral.
6. Lanjutkan intervensi No. 6 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Omeprazole 2 x 1
via injeksi IV.
7. Lanjutkan intervensi No. 7 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Sequest 3 x 1 per
oral.
8. Lanjutkan intervensi No. 8 Lanjutkan
kolaborasi pemberian UDCA 3 x 1 per
oral.


11 14.31 2 DS: -
Juli WIB
2022 DO:
- Suhu 37,8oC
- Belum ada pemeriksaan leukosit terbaru.

A:
- Suhu skala 2 (cukup meningkat).
- Kadar leukosit skala 2 (cukup memburuk).
Risiko Infeksi klien belum teratasi VIOLA

P:
1. Lanjutkan intervensi No. 1 Monitor tanda
dan gejala infeksi.
2. Lanjutkan intervensi No. 2 Batasi jumlah
pengunjung.
3. Lanjutkan intervensi No. 3 Cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan klien
dan lingkungan klien.
4. Lanjutkan intervensi No. 4 Pertahankan
teknik aseptik.
5. Lanjutkan intervensi No. 5 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Levofloxacin 1 x
750 mg via injeksi IV.
6. Lanjutkan intervensi No. 6 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Gentamicin 2 x 1
via injeksi IV.
7. Lanjutkan intervensi No. 7 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Metronidazole 3 x 1
via infus.


11 14.32 3 DS: -
Juli WIB
2022 DO:
- Suhu 37,8oC
- Transfusi PRC sudah masuk 1 kolf
- Belum ada pemeriksaan hemoglobin dan
hematokrit terbaru.

A:
- Hemoglobin skala 2 (cukup memburuk) VIOLA
- Hematokrit skala 2 (cukup memburuk)
- Suhu tubuh skala 2 (cukup memburuk)
Risiko Perdarahan klien belum teratasi.
P:
1. Lanjutkan intervensi No. 1 Monitor nilai
hematokrit/hemoglobin.
2. Lanjutkan intervensi No. 2 Lakukan
pengambilan sampel darah.
3. Lanjutkan intervensi No. 3 Periksa
kesesuaian label darah sebelum
memberikan transfusi darah.
4. Lanjutkan intervensi No. 4 Lanjutkan
kolaborasi pemberian transfusi PRC
sebanyak 1 kolf.
5. Lanjutkan intervensi No. 5 Lanjutkan
kolaborasi pemberian Vitamin K 3 x 1 via
injeksi IV.


11 14.33 4 DS:
Juli WIB - Klien mengatakan masih merasa nyeri,
2022 dengan:
P: menetap dan bertambah saat ditekan
Q: seperti tertekan
R: perut bagian atas,
S: 5
T: terus menerus
VIOLA
DO:
- Klien masih tampak berusaha melindungi
perutnya saat perawat akan memeriksanya.

A:
- Keluhan nyeri skala 2 (cukup meningkat).
- Sikap protektif skala 2 (cukup meningkat).
Nyeri Akut klien belum teratasi.

P:
1. Lanjutkan intervensi No. 1 Monitor nyeri.
2. Ganti intervensi No. 2 menjadi Anjurkan
klien menerapkan teknik relaksasi nafas
dalam untuk menurunkan nyeri.
3. Lanjutkan intervensi No. 3 Kolaborasi
pemberian Antrain 3 x 1 gr via injeksi IV.

Anda mungkin juga menyukai