Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN EDEMA ANASARKA +


ANEMIA + KWARSHIORKOR DI RUANG ASTER RSD dr. SOEBANDI
JEMBER

Oleh :
Kelompok Aster
Bina Salsabila NIM 222311101108
Yosy Ella Sari NIM 222311101112
Anisa Diah Purnama S. NIM 222311101113
Fernanda Reza Pratama NIM 222311101116
Aulia Nindita Sari NIM 222311101123
Cindy Erma Narulita NIM 222311101127
Fida Nafisah Anggraeny NIM 222311101129
Mardlotilah K. A. NIM 222311101131
Vindika Winda A. P. NIM 222311101134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Tempat Pengkajian : Ruang Aster, RSD dr. Soebandi Jember
Ruangan : Ruang Aster
Tanggal / Jam MRS : 6 Juni 2023, Jam 20.00 WIB
Diagnosa Medis : Edema Anasarka, Anemia, Kwarshiorkor
No. Rekam Medis : 378XXX
Tanggal / Jam Pengkajian : 7 Juni 2023, Jam 10.00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN DAN ORANG TUA


1. Identitas Klien
Nama : An. A
Tanggal Lahir : 7 April 2022
Usia : 1 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. F Nama Ibu : Ny. D
Umur : 24 tahun Umur : 22 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia, Jawa Bahasa : Indonesia, Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Alamat : Curah Nongko Alamat : Curah Nongko
B. KELUHAN UTAMA
Bengkak di seluruh tubuh
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga mengatakan bahwa, pasien sudah panas sekitar 14 hari sebelum masuk
rumah sakit disertai kembung dan lemas kemudian keluarga membawa pasien ke
salah satu bidan di daerah curahnongko sesampainya di sana bidan mengatakan
bahwa pasien mengalami tipes, kemudian bidan memberikan obat untuk di minum
di rumah. 4 hari berlalu setelah obat yang diberikan oleh bidan habis, keluhan
panas muncul kembali. Keluarga berinisiatif untuk membawa pasien ke dokter,
sesampainya di sana dokterpun mendiagnosa pasien mengalami tipes. Setelah di
beri obat oleh dokter keluhan sudah perlahan menghilang, akan tetapi setelah
obatnya habis 5 hari sebelum masuk rumah sakit perutnya kembali kembung,
keluhan tersebut membuat pasien kesulitan untuk memulai tidur sehari semalam
disertai dengan bengkak di kaki kanan, kemudian keluarga mengatakan bahwa
pasien sempat tertidur sebentar akan tetapi setelah bangun tidur bengkak menjalar
ke seluruh tubuh, wajah pucat kemudian 4 hari sebelum masuk rumah sakit
keluarga membawa pasien ke salah satu bidan curahnongko. Sesampainya disana
bidan tersebut menyarankan agar pasien di sarankan untuk pergi ke klinik fanda
untuk melakukan cek lab guna mengetahui secara pasti gangguan yang terjadi
pada pasien, setelah hasil keluar pihak klinik mengatakan bahwa terdapat
gangguan pada fungsi ginjal pasien dan hasil komponen darah yang rendah.
Klinik fanda memberikan dua pilihan mau di rawat di klinik fanda sambil
diberikan vitamin atau di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tranfusi darah.
3 hari setelah pasien pulang dari klinik fanda, badan pasien bengkak, perut
kembung dan demam 3 hari sebelum masuk rumah sakit, 2 hari sebelum masuk
ruamh sakit pasien mengalami batuk pilek, pasien lalu di bawa ke IGD RSD dr.
Soebandi Jember pada tanggal 6 Juni 2023 pukul 20.00 WIB dengan KU sedang,
BB 10.4kg, RR 32x/mnt, SpO2 96% room air, N 130x/mnt, S 36,6°C. Pada pukul
22.00 WIB pasien langsung dibawa ke ruang aster untuk mendapat perawatan.
Pada tanggal 7 Juni 2023 pukul 10.00 WIB dilakukan pengkajian dengan hasil
pemeriksaan fisik KU lemah, BB 9.2kg, PB 75.5cm, RR 42x/mnt, N 134x/mnt, S
37,2°C, CRT <2detik, Odeme anasarka, perut cembung.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang Pernah Diderita
Keluarga mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat hospitalisasi,
keluarga juga mengatakan tidak memiliki penyakit lain dan tidak ada kontak
TBC dari keluarga.
2. Riwayat Operasi
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah melakukan operasi.
3. Riwayat Alergi
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap makanan maupun obat.
4. Riwayat Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien mendapatkan imunisasi lengkap
E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
Ibu klien mengatakan bahwa klien adalah anak pertama (G1P1A0). Ibu klien
mengatakan bahwa selama masa kehamilan tidak memiliki penyakit
hipertensi, diabetes mellitus, atau anemia. Ibu klien rutin memeriksa
kandungan di bidan desa maupun posyandu.
2. Intranatal
Proses persalinan dilakukan secara normal di puskesmas rumah klien.
3. Postnatal
Klien lahir secara spontan di puskesmas pada tanggal 7 April 2022 dengan
berat badan sebesar 2,9 kg panjang badan 4,9 cm dan lahir secara normal pada
usia kandungan 9 bulan.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu klien mengatakan bahwa keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit
apapun.
G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Adaptasi
Ibu klien mengatakan bahwa klien mulai bisa membedakan anggota
keluarganya dan orang lain, seperti mengerti mana ayah dan ibu. Saat
berinteraksi bersama ibu atau anggota keluarga lain, klien cenderung lebih
bebas.
2. Motorik Kasar
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menggerakkan tubuh ke depan
dan ke belakang. Klien juga mampu duduk tanpa bantuan dan belajar
merangkak pasien juga mampu berdiri namun masih butuh pegangan.
3. Motorik Halus
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa menyatukan kedua tangan dan
bermain dengan tangannya, mampu meraih dan memegang mainan atau benda
di sekitarnya, serta dapat memindahkan benda dari tangan satu ke tangan
lainnya.
4. Bahasa
Ibu klien mengatakan bahwa klien sudah bisa memanggil orang tuanya dengan
sebutan “buu” dan “paa”, tertawa ketika ada yang mengajak bercanda, reaksi
nonverbal yaitu menggeleng ketika berhadapan dengan hal yang tidak
diinginkan.
H. KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
PENYAKIT
Ibu klien mengatakan bahwa tidak mengetahui terkait dengan kondisi penyakit
anaknya
I. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan
Ibu klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting terutama bagi anaknya. Ibu
klien mengatakan bahwa saat di rumah ketika klien sakit atau keluarganya
yang sakit, biasanya memeriksakan kesehatannya sendiri ke puskesmas
terdekat. Kondisi ekonomi pasien cukup, namun dikarenakan alasan pasien
tidak ingin minum susu maka dari itu ibu memberi minum air gula selama 2
bulan dengan makanan lainnya seperti nasi. Pengetahuan keluarga mengenai
kebutuhan gizi anak belum memadai.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
a. Antropometri
Usia : 1 tahun 2 bulan
TB : 75,5 cm
BB : 9,7 kg (Pasien dengan odem anasarka)
IMT : 17 kg/m2
Z Score

BB/U =

= = - 1.5

= < - 1 SD dalam kategori berat badan normal (BB pasien dengan


edema anasarka)

TB/U =

= = - 3.6

= < - 3 SD dalam kategori sangat pendek

BB/TB =

= = 0.37

= < 0 SD dalam kategori normal (BB pasien dengan edema


anasarka)

IMT/U =

= = +1.16

= < 0 SD dalam kategori berisiko gizi lebih (BB pasien dengan


edema anasarka)
b. Biomedical Sign
Tanggal 6 Juni 2023, 18:42 WIB
HEMATOLOGI
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi
Hematologi Lengkap
1. Hemoglobin 4.8 11.5-13.5 g/dL LL
2. Laju endap darah - 0-25 mm/jam
3. Lekosit 15.6 6.0-17.5 10^3/uL
Hitung Jenis
1. Eosinofil 1 0-3 %
2. Basofil 0 0-1 %
3. Stab 0
4. Segmen 34
5. Limfosit 54 45-76 %
6. Monosit 11 3-6 % H
7. Hematokrit 14.3 33.0-39.0 % L
8. Trombosit 334 150-450 10^3/uL

c. Clinical Sign
Komponen Hasil Pemeriksaan
Penampilan Umum Klien tampak lemas dengan kesadaran
compos mentis, tangan kiri terpasang infus
Rambut Rambut klien menyebar rata
Konjungtiva Anemis
Sklera Berwarna putih, tidak ikterik
Mukosa Bibir Mukosa bibir lembab, tidak kering, warna
merah cery
Turgor Kulit <2 detik, akral hangat
d. Diet Pattern
Pola Makan Sebelum Sakit Saat di RS
Frekuensi Makan 3 – 4 x/hari 2 – 3 x/hari
Porsi Makan Pasien makan minum Susu 8x60cc
3x sehari dengan
minum air gula 3x dan
3x sehari makan nasi
dengan lauk pauk ±6
sendok atau pisang
yang dihaluskan
Diet Tidak mau minum susu Susu F75 8 x 60cc/
riwayat minum air gula hari pasien juga diberi
2 bulan nasi
Nafsu Makan Kurang Berkurang

3. Pola Eliminasi
BAK Sebelum Sakit Saat di RS
Frekuensi 4 – 6 x/hari 3 – 4 x/hari
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning Jernih Kuning Jernih
Bau Tidak bau Amonia
Karakter Cair Cair
Alat Bantu Pampers Pampers
Kemandirian Dibantu keluarga Dibantu keluarga

BAB Sebelum Sakit Saat di RS


Frekuensi 3 – 4 x/hari Belum BAB sejak
masuk rumah sakit (1
hari)
Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
Warna Kuning kecoklatan Tidak terkaji
Bau Khas Tidak terkaji
Karakter Lunak Tidak terkaji
Alat Bantu Pampers Pampers
Kemandirian Dibantu Keluarga Dibantu Keluarga

Balance Cairan
Intake :
Intake Oral : 8 x 60 = 480 cc
Infus D5 ¼ NS : 600 cc
Injeksi Cefotaxim : 250 mg = 1 cc = 3 cc
Air Metabolisme : 8 cc x kg/BB = 77,6 cc
Total : 1160,6
Output
Urine : 500 cc (mengganti pampers 5-6x sehari)
IWL : (30 – usia anak dalam tahun) x kg/BB
= 279,36
Total : 779,36
Balance Cairan : Input – Output
= 1160,6– 779,36
= 381,24 (+)
4. Pola Aktifitas / Bermain
Aktivitas Harian (Activity Daily Living)
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / Minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket : 0 : tergantung total, 1 : dibantu petugas dan alat, 2 : dibantu petugas, 3 :
dibantu alat, 4 : mandiri
Total Nilai : 15
Status Oksigenasi
- RR : 42x/mnt
- SpO2 96% room air
Fungsi Kardiovaskuler
- CRT : <2 detik
- Nadi : 134x/mnt
5. Pola Istirahat dan Tidur
Istirahat dan Tidur Sebelum Sakit Saat di RS
Durasi ± 10 – 11 jam/hari ± 7 jam/hari
Gangguan Tidur Tidak ada Keluarga klien
mengatakan klien
sering terbangun di
karenakan panas dan
perut kembung
Keadaan Bangun Tidur Segar Lemah

6. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori


Klien belum mampu berbicara
- Mata (penghlihatan) : klien dapat melihat dengan jelas dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan
- Telinga (pendengaran) : klien dapat mendengar dengan jelas dan tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
- Hidung (penciuman) : klien dapat mencium bau dengan baik
- Kulit (peraba) : klien dapat merasakan sentuhan halus di bagian tubuhnya
7. Pola Konsep Diri
Klien tampak aman dan nyaman ketika ditemani oleh keluarganya.
8. Pola Hubungan Peran
Klien merupakan anak kandung dari pasangan Tn. F dan Ny. D. Klien
merupakan anak pertama, Tn. F dan Ny. D merawat anaknya dengan sabar dan
kedua saling membantu.
9. Pola Seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan dan berusia 1 tahun 2 bulan. Ibu klien
mengatakan tidak ada masalah dengan genetalia klien.
10. Pola Mekanisme Koping
Keluarga klien mengatakan selalu berdoa untuk kesehatan anaknya.
11. Personal Nilai dan Kepercayaan
Keluarga klien mengatakan klien beragama Islam dan keluarga meyakini
bahwa anaknya akan segera sembuh.
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Keadaan Umum
- Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
- RR : 42x/mnt
- N : 134x/mnt
- S : 37,2°C
- SPO 2 : 96%
2. Kepala
- Inspeksi : kepala simetris, persebaran rambut merata, rambut berwarna
hitam, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak terdapat rambut rontok,
wajah tampak oedem
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Mata
- Inspkesi : sklera putih, konjungtiva anemis, pupil isokor, mata tidak
cowong
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
4. Telinga
- Inspeksi : simetris, bersih dan tak nampak kotoran, tidak ada lesi
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Hidung
- Inspeksi : tidak terdapat sekret, tidak ada lesi, tidak terdapat pernapasan
cuping hidung
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir tampak lembab, bibir merah cerry
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Leher
- Inspeksi : simetris, warna merata, tidak ada jejas atau lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar, posisi letak trakea di tengah dan
tidak ada kelainan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
8. Paru-paru
- Inspeksi : simetris, tidak terdapat retraksi dada, frekuensi napas 42x/menit,
warna kulit merata, ekspansi dada optimal
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : suara paru sonor
- Auskultasi : tidak terdapat suara napas tambahan
9. Jantung
- Inspeksi : tidak terlihat adanya pembesaran jantung, tidak ada jejas atau
lesi, tidak terlihat iktus cordis, tidak terdapat sianosis
- Palpasi : tidak ada massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : suara pekak
- Auskultasi : suara jantung S1 S2 normal
10. Abdomen
- Inspeksi : bentuk perut cembung, mengikuti gerak saat bernapas, warna
kulit merata, tidak ada jejas atau lesi, asites
- Auskultasi : terdengar bising usus dengan frekuensi 15 x/menit
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara timpani
11. Kulit
Warna kulit merata, tidak ada jejas atau lesi, tidak ada kulit mengelupas
12. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
- Inspeksi : klien terpasang infus di tangan sebelah kiri, bengkak seluruh
ekstremitas, pitting edema
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Bawah
- Inspeksi : bentuk normal, simetris, tidak terdapat jejas, bengkak seluruh
ekstremitas, pitting edema
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
13. Genetalia dan Anus
Tidak ada iritasi, tidak ada kulit mengelupas
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 6 Juni 2023, 18:42 WIB
HEMATOLOGI
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi
Hematologi Lengkap
1. Hemoglobin 4.8 11.5-13.5 g/dL LL
2. Laju endap darah - 0-25 mm/jam
3. Lekosit 15.6 6.0-17.5 10^3/uL
Hitung Jenis
1. Eosinofil 1 0-3 %
2. Basofil 0 0-1 %
3. Stab 0
4. Segmen 34
5. Limfosit 54 45-76 %
6. Monosit 11 3-6 % H
7. Hematokrit 14.3 33.0-39.0 % L
8. Trombosit 334 150-450 10^3/uL
FAAL HATI
1. Albumin 2.4 3.4-4.8 g/dL L
GULA DARAH
1. Glukosa sewaktu 104 <200 mg/dL
ELEKTROLIT
1. Natrium 129.6 135-155 mmol/L L
2. Kalium 2.11 3.5-5.0 mmol/L LL
3. Klorida 85.8 90-110 mmol/L L
FAAL GINJAL
1. Kreatinin Serum 0.5 <0.41 mg/dL H
Tanggal 6 Juni 2023, 20:57 WIB
HEMATOLOGI
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi

1. Eritrosit 3.23 3.60 – 5.20 10^6/uL L


2. Retikulosit 0.42 0.8-1.5 % L
3. MCV 57.0 73.00-101.00 fL L
4. MCH 18.9 23.00-31.00 Pg L
5. MCHC 33.2 26.00-34.00 g/dL Normal
Hapusan Darah Tepi
- E : Hipokromik anisopoikilositosis (mikrosit ++, ovasit +, ciar sel +,
fragmentosit +), polikromatofilik sel +, normoblast -
- L : Kesan jumlah meningkat, dominasi limfosit matur, atypical limfosit +,
sel muda -, blast -
- T : Kesan jumlah normal, isositosis
- Kesan : Anemia hipokromik anisopoikilositosis + limfositosis relatif
DD
Anemia defisiensi besi kronis
Anemia pada penyakit kronis
Limfositosis relatif (dd : infeksi bakteri kronis?)
Saran : Pemeriksaan SI, TIBC, UL, Mohon evaluasi klinis
Tanggal 7 Juni 2023, 08:12 WIB
URINE
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi
Urin Lengkap
1. Kuning Agak Kuning
Warna
Keruh Jernih
2. pH 8.0 4.8-7.5 H
3. BJ 1.015
4. Protein Negatif Negatif mg/dL
5. Glukosa Normal Normal mg/dL
6. Urobilin Normal Normal mg/dL
7. Bilirubin Negatif Negatif mg/dL
8. Nitrit Negatif Negatif
9. Keton Negatif Negatif mg/dL
10. Lekosit Negatif Negatif
cells/uL
Makros
11. Blood Makros Negatif Negatif cells/uL
12. Eritrosit 0-2 0-2 cells/uL
13. Lekosit 10-25 0-2 cells/uL H
14. Epitel 2-5 2-5
Squamous
15. Epitel Renal 0-2 0-2
16. Kristal Negatif
17. Silinder Negatif
18. Bakteri Negatif Negatif
19. Yeast Negatif
20. Trikomonast Negatif
21. Lain-lain Negatif
Tanggal 7 Juni 2023, 19:32 WIB
HEMATOLOGI
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi
Hematologi Lengkap
1. Hemoglobin 11.1 11.5-13.5 g/dL L
2. Lekosit 13.6 6.0-17.5 10^3/uL
3. Hematokrit 33.7 33.0-39.0 %
4. Trombosit 268 150-450 10^3/uL
FAAL HATI
1. SGOT 21 10-31 U/L
2. SGPT 39 9-36 U/L H
3. Albumin 2.7 3.4-4.8 g/dL L
Tanggal 7 Juni 2023, 20:34 WIB
LEMAK
No. Komponen Hasil Normal Satuan Metode

1. Kolesterol Total 86 <220 CHOD-PAP


mg/dL
Oto/man
Tanggal 8 Juni 2023, 05:21 WIB
ELEKTROLIT
No. Komponen Hasil Normal Satuan Interpretasi

1. Natrium 133.0 135-155 mmol/L L


2. Kalium 2.76 3.5-5.0 mmol/L L
3. Klorida 90.6 90-110 mmol/L
4. Kalsium 2.04 2.15-2.57 mmol/L L
5. Fosfor 0.95 0.85-1.60 mmol/L
6. Magnesium 0.99 0.77-1.03 mmol/L

2. Pemeriksaan Radiologi
Hasil :
- Cor : Besar dan bentuk normal
- Pulmo : Tak tampak infiltrat
- Trakea tampak di tengah
- Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
- Hemidiafragma kanan kiri tampak baik
- Soft tissue dan tulang-tulang tak tampak kelainan
Kesan :
Cor dan pulmo tak tampak kelainan
Terapi
Tanggal 6 Juni 2023

Jenis Terapi Dosis & Kebutuhan Per/


Injeksi Cefotaxime 3 x 250mg IV
Koreksi Na 5,4 65cc/6 jam IV
Tanggal 7 Juni 2023

Jenis Terapi Dosis & Kebutuhan Per/


Infus D5 1/4 NS 600cc/hari IV
Injeksi Cefotaxime 3 x 250mg IV
Injeksi Furosemide 1x10mg post PRC IV
Tranfusi PRC 100cc IV
Koreksi K 5,3meq/6jam, target K IV
3,5
Tanggal 8 Juni 2023

Jenis Terapi Dosis & Kebutuhan Per/


Infus D5 1/4 NS 600cc/hari IV
Injeksi Cefotaxime 2 x 250mg IV
Injeksi Furosemide 1x10mg post PRC IV
Tranfusi PRC 100cc
Oral Vit.A 200.000 pada hari 1,2 dan Oral
15
Oral Curcuma syrup 2x1/2 sendok takar Oral
Oral Nac 3x 1 tetes Oral
Oral Sanadril 3 x1/2 sendok takar Oral
ANALISA DATA
Tanggal No. Data Fokus Etiologi Masalah
7 Juni 1 DS : Riwayat minum air Hipervolemia
2023 - Keluarga mengatakan gula 2 bulan (D.0022)
badan klien bengkak
sejak 3 hari sebelum Ketidakseimbangan
masuk rumah sakit nutrisi (kurangnya
- Keluarga mengatakan protein dalam
pernapasan klien tubuh)
lebih cepat saat
dimalam hari Kompensasi tubuh
menggunakan
DO : cadangan lemak
- Edema anasarka
- CRT <2detik Asam amino
- Suhu: 37,2°C esensial kurang
- HR 134 x/menit
- RR 42 x/menit Pembentukan
albumin di hepar
menurun

Tekanan osmotik
plasma

Cairan dari
intravaskuler ke
interstisial

Edema

Hipervolemi
7 Juni 2 DS : Riwayat minum air Perfusi Perifer
2023 - Keluarga mengatakan gula 2 bulan Tidak Efektif
badan klien bengkak (D.0009)
sejak 3 hari sebelum Ketidakseimbangan
masuk rumah sakit nutrisi (kurangnya
- Keluarga klien protein dalam
mengatakan klien tubuh)
rewel dan sering
menangis Kompensasi tubuh
DO : menggunakan
- Edema anasarka cadangan lemak
- CRT <2detik
- Suhu: 37,2°C Asam amino
- Akral hangat esensial kurang
- Turgor kulit menurun
- Hb 4,8 g/dL Pembentukan
- HR 134 x/menit albumin di hepar
- RR 42 x/menit menurun

Tekanan osmotik
plasma

Cairan dari
intravaskuler ke
interstisial

Edema

Penurunan aliran
arteri atau vena

Penurunan
konsentrasi
hemoglobin

Perfusi perifer tidak


efektif
7 Juni 3 DS : Riwayat minum air Defisit Nutrisi
2023 - Keluarga mengatakan gula 2 bulan (D.0019)
badan klien bengkak
sejak 3 hari sebelum Ketidakseimbangan
masuk rumah sakit nutrisi (kurangnya
- Keluarga mengatakan protein dalam
nafsu makan klien tubuh)
berkurang
Kompensasi tubuh
DO : menggunakan
- Diagnosa cadangan lemak
Kwarshiorkor
- Klien mendapat susu Asam amino
F75 8x60cc/hari esensial kurang
- Frekuensi BAK
berkurang 3-4x/hari Pembentukan
- Pasien belum BAB albumin di hepar
saat di RS menurun
- Albumin 2.7 g/dL
Defisit Nutrisi
8 Juni 4 DS : Riwayat minum air Risiko
2023 - Keluarga mengatakan gula 2 bulan Ketidakseimbangan
badan klien bengkak Elektrolit (D.0037)
sejak 3 hari sebelum Ketidakseimbangan
masuk rumah sakit nutrisi (kurangnya
- Keluarga mengatakan protein dalam
bahwa dari klinik tubuh)
fanda didapatkan
hasil lab terdapat Kompensasi tubuh
gangguan fungsi menggunakan
ginjal cadangan lemak

DO : Asam amino
Pemeriksaan tanggal 8 esensial kurang
Juni
- Na 133.0 Pembentukan
- Kalium 2.76 albumin di hepar
- Kalsium 2.04 menurun

Tekanan osmotik
plasma

Cairan dari
intravaskuler ke
interstisial

Edema

Risiko
Ketidakseimbangan
Elektrolit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal No.
Diagnosa Keperawatan
Muncul DX
7 Juni 2023 1. Hipervolemia b.d kurangnya asupan protein dalam tubuh d.d
edema anasarka
7 Juni 2023 2. Perfusi perifer tidak efektif b.d edema anasarka d.d hb 4,8
g/dL, turgor kulit menurun
7 Juni 2023 3 Defisit Nutrisi b.d kurangnya asupan protein dalam tubuh d.d
albumin menurun, pasien terdiagnosa kwarshiorkor
7 Juni 2023 4 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit b.d kelebihan volume
cairan dan anemia
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipervolemia b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Manajemen Hipervolemia (I.03114)
kurangnya asupan protein diharapkan keseimbangan cairan meningkat dengan Observasi
dalam tubuh d.d edema kriteria hasil: 1. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
anasarka Keseimbangan Cairan (L.03020) plasma (protein dan albumin menurun)
1. Edema menurun 2. Monitor kecepatan infus
2. Berat badan membaik Terapeutik
3. Asupan cairan meningkat 3. Timbang berat badan pasien
4. Haluaran urin meningkat 4. Batasi asupan cairan dan garam
Edukasi
5. Anjurkan melapor jika haluaran urine,
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam

Pemantauan Cairan (I.03121)


Terapeutik
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor kadar albumin dan protein total
Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Perawatan Sirkulasi (I.14570)
b.d edema anasarka d.d hb 2 x 24 jam, maka diharapkan perfusi Observasi
4,8 g/dL, turgor kulit perifer meningkat dengan kriteria hasil: 1. Periksa sirkulasi perifer
menurun Perfusi Perifer (L.02011) 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
1. Warna kulit tidak pucat bengkak pada ektremitas
2. Hemoglobin meningkat Terapeutik
3. Akral hangat 3. Melakukan pencegahan infeksi
4. Turgor kulit membaik Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian tranfusi darah PRC
100cc untuk meningkatkan hb

Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Manajemen Nutrisi (I.03119)
kurangnya asupan protein diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria Observasi
dalam tubuh d.d albumin hasil: 1. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
menurun, pasien Status Nutrisi (L.03030) 2. Monitor asupan makan
terdiagnosa kwarshiorkor 1. Serum albumin meningkat 3. Monitor berat badan
2. Diare menurun Terapeutik
3. Berat badan membaik 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Nafsu makan baik 5. Berikan suplemen makanan
Edukasi
6. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien
Risiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Manajemen Elektrolit (I.03102)
Elektrolit b.d kelebihan diharapkan keseimbangan elektrolit meningkat Observasi
volume cairan dan anemia dengan kriteria hasil: Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan,
Status Nutrisi (L.03030) monitor kadar elektrolit
1. Serum natrium membaik Terapeutik
2. Serum kalium membaik Berikan cairan, jika perlu
3. Serum Kalsium membaik Kolaborasi
Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit sesuai
indikasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ No.D jam Implementasi Evaluasi Paraf &
tanggal X nama
Selasa/ 7 1 10.00 1. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik S:
Juni plasma (protein dan albumin menurun) 1. keluarga pasien mengatakan pasien
2023 10.00 Hasil: Albumin 2.4 g/dL bengkak sejak 3 hari smrs Cindy
2. Monitor kecepatan infus 2. keluarga juga mengatakan bahwa pasien
Hasil: Infus D51/4NS 600cc perhari akhir-akhir ini sering rewel
10.10 3. Timbang berat badan pasien O:
11.00 Hasil: BB 9,6Kg 3. Pasien rewel
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine, 4. RR 52x/menit
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam 5. N 128x/mnt
Hasil: BAK pasien lancar spontan 6. BAK spontan
6. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi 7. Albumin 2.4g/dL
Hasil: N 128x/mnt, nadi teraba kuat 8. Infus 600cc perhari
7. Monitor frekuensi napas A: Hipervolemia belum teratasi
Hasil: RR 52x/menit P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma (protein dan albumin menurun)
2. Monitor kecepatan infus
3. Timbang berat badan pasien
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine,
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam
6. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
7. Monitor frekuensi napas
2 13.00 1. Periksa sirkulasi perifer S:
Hasil: Turgor menurun, kulit pucat, akral 1. keluarga pasien mengatakan pasien
13.10 hangat, hb 4,8g/dL bengkak sejak 3 hari smrs Cindy
2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau 2. keluarga juga mengatakan bahwa
bengkak pada ektremitas pasien akhir-akhir ini sering rewel
13.20 Hasil: Pasien masih bengkak diseluruh O:
badan, pasien rewel 1. Hb 4,8g/dL
3. Melakukan pencegahan infeksi 2. N 128x/menit
13.30 Hasil: Cuci tangan 6 langkah 3. SpO2 94%
4. Tranfusi PRC 100cc, injeksi lasix 10mg 4. Pasien masih bengkak diseluruh badan,
post tranfusi pasien rewel
13.30 5. Nadi 128 x/mnt
A: Perfusi perifer tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer
2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ektremitas
3. Melakukan pencegahan infeksi
4. Rencana cek lab darah lengkap post
tranfusi
3 14.00 1. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis S:
nutrien 1. Keluarga pasien mengatakan, pasien mau
Hasil: Pasien diberi susu F75 6x 120cc untuk minum susu sedikit namun sering Cindy
2. Monitor asupan makan O:
3. Monitor berat badan Pasien mau minum susu
Hasil: 9,6Kg BB 9,6Kg
4. Berikan suplemen makanan Pasien diberi susu F75 6x120cc per hari
Hasil: Curcuma syrup Pasien diberi Curcuma syrup
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk A: Defisit nutrisi belum teratasi
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien P: Lanjutkan Intervensi
4. Identifikasi status nutrisi
5. Monitor asupan makanan
6. Fasilitasi menentukan pedoman diet
7. Ajarkan diet yang di programkan susu
F75 dan Nasi
4 14.00 1. Monitor kadar elektrolit S:
Hasil: Na 129.6, Kalium 2.11, Klorida 85.8 - Keluarga mengatakan badan klien bengkak
2. Berikan cairan, jika perlu sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Infus D51/4NS 600cc perhari O:
Na 129.6, Kalium 2.11, Klorida 85.8
Post koreksi Natrium 5,4 62cc/6jam
A: Risiko ketidakseimbangan elektrolit
belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor kadar elektrolit post koreksi
2. Koreksi Kalium 5,3 meq target K 3,5
Rabu/ 8 1 10.00 1. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik S:
Juni plasma (protein dan albumin menurun) 3. keluarga pasien mengatakan bengkak
2023 10.00 Hasil: Albumin 2.7 g/dL sudah berkurang Cindy
2. Monitor kecepatan infus 4. keluarga juga mengatakan bahwa pasien
Hasil: Infus D51/4NS 600cc perhari akhir-akhir ini sering rewel
10.10 3. Timbang berat badan pasien O:
11.00 Hasil: BB 9,7Kg 5. Pasien rewel
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine, 6. RR 32x/menit
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam 7. N 122x/mnt
Hasil: BAK pasien lancar spontan 8. BAK spontan
6. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi 9. Albumin 2.7g/dL
Hasil: N 136x/mnt, nadi teraba kuat 10. Infus 600cc perhari
7. Monitor frekuensi napas A: Hipervolemia belum teratasi
Hasil: RR 32x/menit P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor kecepatan infus
3. Timbang berat badan pasien
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine,
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam
6. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
7. Monitor frekuensi napas
2 12.00 5. Periksa sirkulasi perifer S:
Hasil: Turgor menurun, kulit pucat, akral 11. keluarga pasien mengatakan bengkak
hangat, hb 11,1g/dL pasien sudah berkurang Cindy
6. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau 12. keluarga juga mengatakan bahwa
bengkak pada ektremitas pasien akhir-akhir ini sering rewel
Hasil: Pasien masih bengkak diseluruh O:
badan, pasien rewel 13. Hb 11,1g/dL
7. Melakukan pencegahan infeksi 14. SpO2 97%
Hasil: Cuci tangan 6 langkah 15. Pasien masih bengkak diseluruh badan,
8. Cek post tranfusi PRC pasien rewel
16. Nadi 136 x/mnt
A: Perfusi perifer tidak efektif teratasi
P: Pertahankan Intervensi
5. Periksa sirkulasi perifer
6. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ektremitas
7. Melakukan pencegahan infeksi
3 13.00 1. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis S:
nutrien 1. Keluarga pasien mengatakan, pasien mau
Hasil: Pasien diberi susu F75 6x 120cc untuk minum susu sedikit namun sering Cindy
2. Monitor asupan makan O:
3. Monitor berat badan Pasien tampak mau minum susu
Hasil: 9,7Kg BB 9,7Kg
4. Berikan suplemen makanan Pasien diberi susu F75 6x120cc per hari
Hasil: Curcuma syrup Pasien diberi Curcuma syrup
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk A: Defisit nutrisi belum teratasi
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien P: Lanjutkan Intervensi
6. Lab setelah koreksi kalium 3. Monitor asupan makanan
Hasil: Kalium 2,76 4. Fasilitasi menentukan pedoman diet
5. Ajarkan diet yang di programkan

4 3. Monitor kadar elektrolit S:


Hasil: Na 133.0, Kalium 2.76, Kalsium 2.04 - Keluarga mengatakan badan klien bengkak
4. Berikan cairan, jika perlu sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Infus D51/4NS 600cc perhari - Keluarga mengatakan bahwa dari klinik
Koreksi Kalium 3cc KCL 3% drip fanda didapatkan hasil lab terdapat
gangguan fungsi ginjal
O:
Na 133.0, Kalium 2.76, Kalsium 2.04
Koreksi Kalium 3cc KCL 3% drip
A: Risiko ketidakseimbangan elektrolit
belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
6. Monitor kadar elektrolit post koreksi
7. Cek elektrolit post koreksi kalium

Kamis, 9 1 10.00 1. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik S:


Juni plasma (protein dan albumin menurun) 17. keluarga pasien mengatakan bengkak
2023 10.00 Hasil: Albumin 2.7 g/dL sudah berkurang
2. Monitor kecepatan infus 18. keluarga juga mengatakan bahwa pasien
Hasil: Infus D51/4NS 600cc perhari akhir-akhir ini sering rewel
10.10 3. Timbang berat badan pasien O:
11.00 Hasil: BB 9,7Kg 19. Pasien rewel
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine, 20. RR 30x/menit
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam 21. N 120x/mnt
Hasil: BAK pasien lancar spontan 22. BAK spontan
6. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi 23. Albumin 2.7g/dL
Hasil: N 136x/mnt, nadi teraba kuat 24. Infus 600cc perhari
7. Monitor frekuensi napas A: Hipervolemia teratasi sebagian
Hasil: RR 32x/menit P: Hentikan Intervensi
(Pasien KRS)
2 12.00 9. Periksa sirkulasi perifer S:
Hasil: Turgor menurun, kulit pucat, akral 25. keluarga pasien mengatakan bengkak
hangat, hb 11,1g/dL pasien sudah berkurang
10. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau 26. keluarga juga mengatakan bahwa
bengkak pada ektremitas pasien akhir-akhir ini sering rewel
Hasil: Pasien masih bengkak diseluruh O:
badan, pasien rewel 27. Hb 11,1g/dL
11. Melakukan pencegahan infeksi 28. SpO2 99%
Hasil: Cuci tangan 6 langkah 29. Pasien masih bengkak diseluruh badan,
pasien rewel
30. Nadi 136 x/mnt
A: Perfusi perifer tidak efektif teratasi
P: Hentikan Intervensi
(Pasien KRS)
3 13.00 7. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis S:
nutrien 2. Keluarga pasien mengatakan, pasien mau
Hasil: Pasien diberi susu F75 6x 120cc untuk minum susu sedikit namun sering
8. Monitor asupan makan O:
9. Monitor berat badan Pasien tampak mau minum susu
Hasil: 9,7Kg BB 9,7Kg
10. Berikan suplemen makanan Pasien diberi susu F75 6x120cc per hari
Hasil: Curcuma syrup Pasien diberi Curcuma syrup
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk A: Defisit nutrisi teratasi sebagian
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien P: Lanjutkan Intervensi
8. Edukasi diet yang di programkan,
pemberian susu F75 dilanjutkan ke
susu F100
4 5. Monitor kadar elektrolit post koreksi S:
Hasil: Na 133.0, Kalium 2.76, Kalsium 2.04 - Keluarga mengatakan badan klien bengkak
6. Berikan cairan, jika perlu sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Infus D51/4NS 600cc perhari O:
Elektrolit post koreksi Na 133.0, Kalium 2.76,
Kalsium 2.04
A: Risiko ketidakseimbangan elektrolit
teratasi sebagian
P: Hentikan Intervensi
(Pasien KRS)
EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Tangg Profesi Hasil Assesment penatalaksanaan Instruksi PPA Review
al/ Jam pasien dan
Verifikasi
PPJP/DP
JP
7 Juni Mahasisw S:
2023 a profesi 1. Keluarga pasien mengatakan bengkak
20.00 ners sudah berkurang
2. keluarga juga mengatakan bahwa
pasien akhir-akhir ini sering rewel
3.
4. Keluarga pasien mengatakan, pasien
mau untuk minum susu sedikit namun
sering
O:
1. RR 52x/menit
2. N 128x/mnt
3. S 37,1℃
4. SpO2 94%
5. BAK spontan
6. Albumin 2.4g/dL
7. Infus 600cc perhari
8. Hb 4,8g/dL
9. Pasien masih bengkak diseluruh
badan, pasien rewel
10. Pasien tampak mau minum susu
11. BB 9,6Kg
12. Pasien diberi susu F75 6x120cc per
hari
13. Pasien diberi Curcuma syrup
A:
1. Hipervolemia belum teratasi
2. Perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
3. Defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Monitor tanda peningkatan tekanan
onkotik plasma (protein dan albumin
menurun)
2. Monitor kecepatan infus
3. Timbang berat badan pasien
4. Anjurkan melapor jika haluaran urine,
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam
5. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
6. Monitor frekuensi napas
7. Periksa sirkulasi perifer
8. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ektremitas
9. Melakukan pencegahan infeksi
10. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
PRC 100cc untuk meningkatkan hb,
kemudian cek lab ulang
11. Identifikasi status nutrisi
12. Monitor asupan makanan
13. Fasilitasi menentukan pedoman diet
14. Ajarkan diet yang di programkan
15. Cek lab darah kembali setelah koreksi
kalium
Tangg Profesi Hasil Assesment penatalaksanaan Instruksi PPA Review
al/ Jam pasien dan
Verifikasi
PPJP/DP
JP
8 Juni Mahasisw S:
2023 a profesi 3. Keluarga pasien mengatakan pasien
20.00 ners bengkak sejak 3 hari smrs
5. keluarga juga mengatakan bahwa
pasien akhir-akhir ini sering rewel
6. Keluarga pasien mengatakan, pasien
mau untuk minum susu sedikit namun
sering
O:
1. RR 32x/menit
2. N 122x/mnt
3. S 37,2℃
4. SpO2 97%
5. BAK spontan
6. Albumin 2.7g/dL
7. Infus 600cc perhari
8. Hb 11,1g/dL
9. Pasien masih bengkak diseluruh
badan, pasien rewel
10. Pasien tampak mau minum susu
11. BB 9,7Kg
12. Pasien diberi susu F75 6x120cc per
hari
13. Pasien diberi Curcuma syrup
A:
1. Hipervolemia belum teratasi
2. Perfusi perifer tidak efektif teratasi
3. Defisit nutrisi teratasi sebagian
4. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
16. Monitor tanda peningkatan tekanan
onkotik plasma (protein dan albumin
menurun)
17. Monitor kecepatan infus
18. Timbang berat badan pasien
19. Anjurkan melapor jika haluaran urine,
0,5mL/kg/jam (<4.85 cc) dalam 6 jam
20. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
21. Monitor frekuensi napas
22. Periksa sirkulasi perifer
23. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ektremitas
24. Melakukan pencegahan infeksi
25. Identifikasi status nutrisi
26. Monitor asupan makanan
27. Fasilitasi menentukan pedoman diet
28. Ajarkan diet yang di programkan
Tangg Profesi Hasil Assesment penatalaksanaan Instruksi PPA Review
al/ Jam pasien dan
Verifikasi
PPJP/DP
JP
9 Juni Mahasisw S:
2023 a profesi 4. Keluarga pasien mengatakan pasien
09.00 ners bengkak sejak 3 hari smrs
7. keluarga juga mengatakan bahwa
pasien akhir-akhir ini sering rewel
8. Keluarga pasien mengatakan, pasien
mau untuk minum susu sedikit namun
sering
O:
1. Pasien rewel
2. RR 30x/menit
3. N 120x/mnt
4. S 36,9℃
5. SpO2 99%
6. BAK spontan
7. Albumin 2.7g/dL
8. Infus 600cc perhari
9. Hb 11,1g/dL
10. Pasien masih bengkak diseluruh
badan, pasien rewel
11. Nadi 136 x/mnt
12. Pasien tampak mau minum susu
13. BB 9,7Kg
14. Pasien diberi susu F75 6x120cc per
hari
15. Pasien diberi Curcuma syrup
16. Elektrolit post koreksi Na 133.0,
Kalium 2.76, Kalsium 2.04
A:
5. Hipervolemia belum teratasi
6. Defisit nutrisi teratasi sebagian
7. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
teratasi sebagian
P: Hentikan intervensi
(Pasien KRS)
ANALISIS JURNAL
Judul Artikel Pengaruh Pemberian F75 Terhadap Kenaikan Berat
Badan Balita Dengan Gizi Kurang di Desa Tambak
Cemandi Kecamatan Sedati Sidoarjo
Penulis Nyna Puspita, Indria Nuraini, Setiawandari
Nama Jurnal / Jurnal Kebidanan / Volume IX/ No. 1/ November 2017
Volume / Nomor /
Tahun
Latar Belakang Gizi buruk merupakan suatu kondisi kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya kurang dari standar. Gizi buruk masih
menjadi masalah yang belum terselesaikan dan banyak
dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita). Masalah
gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Masalah gizi pada balita yang cukup besar dan
mendapatkan prioritas penanganan adalah pada proporsi
tertinggi pada kelompok umur 12 – 23 bulan dengan
8,2% untuk kategori sangat kurus (Riskesda, 2013). Di
jawa timur masih terdapat 19,1% angka kejadian Gizi
kurang ataupun Gizi Buruk. Jumlah Balita di Desa
Tambak Cemandi Sedati Sidoarjo ± 60 – 70 balita
dengan Usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun.
Berdasarkan hasil pengkajian data awal didapatkan
bahwa dari 10 balita yang ditemukan 5 balita dengan
Gizi Kurang. Salah satu hambatan belum turunnya
angka kejadian Gizi kurang ataupun Gizi Buruk adalah
pola asuh yang salah yang dilakukan oleh orang tua.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
Gizi Kurang/buruk merupakan faktor yang saling
berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung,
yaitu status sosial ekonomi, sanitasi lingkungan,
pendidikan orang tua dan perilaku orang tua dalam
mengasuh anak. Salah satu cara mengatasi Gizi buruk
dapat dilakukan melalui suatu pendekatan kepada
masyakat dengan pemberian diet untuk meningkatkan
berat badan penderita Gizi kurang dan Gizi Buruk pada
balita yaitu diet Formula WHO dengan dosis F75
(Depkes, 2007).
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Pemberian F75 terhadap kenaikan berat badan balita
dengan gizi kurang. Variabel Independen dalam
penelitian ini adalah F75, sedangkan Variabel Dependen
adalah kenaikan berat badan balita.
Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah Eksperimen. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Posyandu Desa Tambak
Cemandi Kecamatan mulai bulan April – September
2017. Populasi Penelitian ini adalah keseluruhan balita
dengan Gizi Kurang di Desa Tambak Cemandi,
Kecamatan Sedati Sidoarjo sebanyak 20 responden
dengan Tehnik Sampling Total Sampling. Analisis data
pada penelitian ini yaitu dilakukan analisis dengan
Paired T Test.
Pembahasan Berdasarkan Hasil Penelitian didapatkan bahwa terdapat
Pengaruh Pemberian F75 terhadap Kenaikan Berat
Badan Balita dengan Gizi Kurang. Formula 75
diberikan dengan tujuan mengejar ketinggalan Berat
Badan yang pernah dialami, mencapai berat badan
normal sesuai dengan panjang badan serta agar tahap
perkembangan kepandaian dan motoriknya sesuai
umurnya. Kandungan Gizi Formula 75 yaitu 750 kal
kalori, 9 gr Protein, 13 gr laktosa, 36 mmol kalium, 6
mmol natrium, 4,3 mmol magnesium, 20 mg seng, dan
2,5 mg tembaga (Managemen Gizi Buruk, 2005) dan
Formula 75 merupakan makanan cair yang mengandung
tinggi kalori, protein dan cukup vitamin-mineral serta
mudah untuk diserap. Variable Perancu (Confounding)
dalam penelitian ini (Umur Ibu, Pendidikan, Pekerjaan,
Paritas, Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, dan Perilaku
Sehari-hari) memberikan Kontribusi terhadap Kenaikan
Berat Badan Balita Gizi Kurang di Desa Tambak
Cemandi Sedati Sidoarjo. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan maka
semakin baik tingkat ketahanan pangan keluarga,
semakin baik pola pengasuhan anak dan keluarga maka
semakin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada.
(Waryana, 2010). Menurut Soetjiningsih, jika
pendidikan orang tua baik maka akan lebih mudah
dalam menerima informasi dari luar.
Hasil Berdasarkan landasan teori dan didukung hasil
Pengkajian data, maka dapat disimpulkan bahwa ada
Pengaruh Pemberian F75 terhadap Kenaikan Berat
Badan Balita dengan Gizi Kurang
Implikasi Intervensi pemberian susu F75 sudah sering di terapkan
Keperawatan terutama pada lokasi-lokasi perawatan seperti rumah
sakit. Pada kasus kelompok kami dengan pasien
diagnosa kwarshiorkor dan tergolong pada kategori gizi
buruk, diberikan intervensi susu F75 6x120cc/hari
selama ±3hari dan didapatkan hasil penambahan berat
badan 0.075 gr.

Anda mungkin juga menyukai