oleh:
Kelompok 2 Ruang Mawar
Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep., Sp.Kep.J Ns. Dicky Endrian Kurniawan, M.Kep
NIP. 19811028 200604 2 002 NRP. 760016846
Menyetujui,
Wakil Dekan I
Kelompok 2
Ruang : Mawar
Rumah Sakit : Tingkat III Baladhika Husada Jember
oleh :
Kelompok 2
Gambar 3. Lambung
Sumber: Sloane, 2012
Usus Besar, kolon adalah bagan antara usus halus dan rectum, guna
menyerap air dan mineral tertentu. Usus ini adalah tempat untuk penyerapan
air dan mineral yang tidak terserap usus halus, pencernaan mikrobiotis oleh
E coli, menghasilkan gas, dan sintesis vitamin K.
Gambar 6. Rektum & Anus
Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmaterikimia.com%2F10-organ-penyusun-sistem-
pencernaan-manusia-dan- fungsinya
%2F&psig=AovVaw0ez3QG6KhmJddFD7q6sYls&ust=1678095557023000&source=images&cd=vfe&ved=0C
BAQjRxqFwoTCKDi0p6_xP0CFQAAAAAdAAAAABAa
C. Epidemiologi
Kanker payudara saat ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling
banyak di derita oleh perempuan dengan prevalensi yang sangat tinggi di seluruh
negara di dunia (American Cancer Society, 2015). Hal ini dikarenakan belum
ditemukan terapi untuk membunuh sel kanker tersebut dari tubuh manusia.
Kejadian kanker meningkat dari tahun ke tahun dan terjadi hampir di seluruh
dunia. Kanker menduduki urutan ke dua penyakit terbesar di dunia. Data jumlah
penderita kanker di seluruh dunia mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian
8,2 juta setiap tahunnya (WHO, 2018). Data Global Cancer Observatory 2018
dari World Health Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling
banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, yakni 58.256 kasus atau
16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia
cukup tinggi. Data yang dipaparkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI (2016) mengungkapkan bahwa angka
kejadian tertinggi untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu 1,4 per 1000
penduduk pada tahun 2013 meningkat menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada
tahun 2018 (Kemenkes RI, 2020). Terjadinya peningkatan kasus ini perlu adanya
upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara.
Nutrisi merupakan bagian yang penting pada tata laksana kanker, baik pada
pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi, pada keadaan remisi
maupun untuk mencegah kekambuhan. Status nutrisi pada pasien kanker diketahui
berhubungan dengan respon terapi, prognosis dan kualitas hidup. Malnutrisi dan
kaheksia sering terjadi pada penderita kanker (24% pada stadium dini dan > 80%
pada stadium lanjut). Insiden malnutrisi tersebut bervariasi tergantung pada asal
kanker, misalnya pada pasien dengan kanker pankreas dan gaster mengalami
malnutrisi sampai 85%, 66% pada kanker paru, dan 35% pada kanker payudara
(Rahmawati dan Taroeno, 2019).
D. Etiologi Defisit Nutrisi pada Pasien Ca Mammmae
E. Manifestasi Klinis
Tanda yang dapat terjadi pada Ca Mammae mempunyai ciri fisik yang
cukup khas seperti, tumorjinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk elips,
dan bulat. Sedangkan gejala yang muncul pada pasien penderita Ca Mammae
yaitu munculnya nyeri, keluarnya puting susu,mengeras asimetik, iversi, berat
badan menurun sebagai petunjuk adanya metastase, dan puting eritemme
(Nurarif & Kusuma, 2015).
F. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi
zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan
dapat menyebabkan kanker payudara. Kanker payudara berasal dari jaringan
epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, awalnya terjadi hiperplasia
sel-sel dengan perkembangan sel atipik. Sel ini akan berlanjut menjadi
carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu
tujuh tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang
cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu
kira-kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastasis. Sel kanker
akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk dikendalikan. Kanker payudara
bermetastasis dengan menyebar langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah.
Menurut Yodang (2018) menyatakan mual merupakan salah satu gejala
yang paling dikeluhkan pada pasien kanker. Black & Hawks (2014)
memaparkan bahwa mayoritas pasien kanker yang menjalani kemoterapi
mengalami efek samping mual muntah. Mual muntah yang berlangsung lama
dapat berdampak pada status nutrisi. Status nutrisi yang terganggu dapat
menimbulkan kakeksia dengan karakteristik seperti kehilangan berat badan,
lemak tubuh bahkan otot yang berat hingga 2 berpengaruh terhadap kualitas
hidup pasien kanker.
G. Clinical Pathway
Sumber: Nurarif & Kusuma, 2015
G. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis kanker payudara antara lain ultrasonografi (USG),
mammografi, magnetic resonance imaging (MRI), fine needle aspiration
(FNA), serta biopsi patologi anatomi.
a. USG
Pemeriksaan awal yang sering digunakan untuk menilai kelenjar payudara
adalah USG. Prinsip kerja USG ini menggunakan gelombang ultrasonik.
USG dapat digunakan pada penilaian awal sistem organ karena gelombang
ultrasonik dianggap efektif dalam membedakan macam-macam sturuktur
jaringan tanpa radiasi. Selain itu, USG membutuhkan relatif lebih sedikit
biaya dibandingkan pemeriksaan lainnya, seperti MRI. Oleh karena itu,
USG merupakan alat imaging yang aman, simpel, bersifat noninvasif, dan
banyak tersedia di rumah sakit.
b. Mammografi, adalah metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan
sinar-X dosis rendah. Dalam pemeriksaan ini, payudara akan ditekan oleh
dua plat untuk meratakan dan menyebarkan jaringan payudara. Prosedur
ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat penting untuk
menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging), merupakan alat deteksi kanker yang
lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI memiliki nilai positif palsu
yang lebih tinggi. Maksudnya, sering muncul gambaran kelainan payudara
yang ternyata bukan kanker.
d. Biopsi, merupakan pemeriksaan untuk menilai adanya kanker payudara
pada seseorang. Biopsi dapat membedakan antara tumor jinak dan ganas
secara signifikan melalui gambaran sitologi yang didapat di bawah
mikroskop. Gambaran pada biopsi dapat menunjukan asal dan jenis dari
sel yang didapat. Ada tiga macam biopsi yang bisa dilakukan, yakni biopsi
dengan jarum halus atau disebut Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB),
biopsi dengan membuat irisan kecil di kulit payudara dan mengambil
sedikit
jaringan tumor atau Core Biopsi, dan biopsi dengan melakukan bedah atau
Biopsi Bedah.
e. Pemeriksaan Laboratorium
- Status protein; albumin, prealbumin, tranferin, retinol binding protein,
imbang nitrogen 24 jam
- Sistem imun; hitung limfosit total penyembuhan kebutuhan nutrisi sering
meningkat
H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis menurut Kemenkes RI dalam Panduan
Penatalaksanaan Kanker Payudara yang diterapkan di Indonesia sesuai stadium
kanker payudara, yaitu:
1. Kanker payudara stadium 0 (TIS/T0, N0M0)
Terapi definitif pada T0 bergantung pada pemeriksaan histopatologi. Lokasi
didasarkan pada hasil pemeriksaan radiologik.
2. Kanker payudara stadium dini/operabel (Stadium I dan II)
Dilakukan tindakan operasi:
a) Breast Conserving Therapy (BCT), tumor tidak boleh lebih dari 3 cm
b) Kemoterapi adjuvant
c) Radiasi
3. Kanker payudara locally advanced (lokal lanjut)
a) Operabel (III A)
1) Mastektomi simpel dan radiasi dengan kemoterapi adjuvant
dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi target.
2) Mastektomi radikal modifikasi dan radiasi dengan kemoterapi adjuvant
dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi target.
3) Kemoradiasi preoperasi dilanjutkan dengan atau tanpa BCT atau
mastektomi simpel, dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi target.
b) Inoperabel (III B)
1) Radiasi preoperasi dengan/tanpa operasi, kemoterapi, hormonal terapi
2) Kemoterapi preoperasi/neoadjuvant, dengan/tanpa operasi, kemoterapi,
radiasi, terapi hormonal, dengan/tanpa terapi target
3) Kemoradiasi preoperasi/neoadjuvant, dengan/tanpa operasi,
dengan/tanpa kemoterapi, dengan/tanpa terapi target.
4. Kanker payudara stadium lanjut
a) Sifat terapi paliatif
b) Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan terapi hormonal)
c) Terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila diperlukan
Hospice home care
I. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Identitas
meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur (50
tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical record.
2. Keluhan utama
adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat penyakit (perjalanan
penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktor etiologi/ resiko.
3. Konsep diri
mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan cancer mammae.
4. Pemeriksaan klinis
mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh factor
hormonantara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah menstruasi
± 1 minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang sama tinggi.
5. Inspeksi
a. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan)
b. Kelainan papilla: Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain.
6. Palpasi
a. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil
b. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
c. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
d. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh
e. Stadium kanker (system TNM UICC)
7. Mamografi payudara
a. Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan
payudara yang dikompresi. Mammografi dikerjakan pada wanita usia
diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat maka
hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun. Tanda
primer yang dapat dilihat berupa densitas yang meninggi pada tumor, batas
tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses infiltrasi ke jaringan
sekitarnya atau batas yang tidak jelas (komet sign), gambaran translusen
disekitar tumor, gambaran stelata, ukuran klinis tumor lebih besar dari
radiologis. Sedangkan tanda sekundernya adalah retraksi kulit atau
penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi putting,
kelenjar getah bening aksila (+), keadaan daerah tumor dan jaringan
fibroglandular tidak teratur, dan kepadatan jaringan sub areolar yang
berbentuk utas.
b. USG Payudara: Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa
kistik. Gambaran USG pada benjolan yang harus dicurigai ganas di
antaranya Permukaan tidak rata, Taller than wider, Tepi hiperekoik, Echo
interna heterogen, Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke
dalam tumor membentuk sudut 90 derajat.
c. Biopsi payudara: memberikan diagnosa definitive terhadap massa
d. Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase
e. CT Scan dan MRI : untuk mendeteksi penyakit pada payudara
khususnya massa yang lebih besar, tumor kecil, payudara mengeras dan
sulit diperiksa dengan mammografi
f. Ultrasonografi : membantu dalam membedakan antara massa padat.
Ultrasonografi Memeriksa berdasarkan pemantulan gelombang suara,
hanya dapat membedakan lesi / tumor yang solid dan kistik dan ukuran lesi
dapat lebih akurat. Alat yang digunakan sebaiknya berfrekuensi 7,5 mHZ
hingga 10 mHZ bahkan lebih dari 10 mHZ.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan penyakit CA. Mammae yaitu
1. Defisit Nutrisi D.0019
Kategori : Fisiologi
Sub kategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
2. Nyeri Akut D.0077
Kategori : Psikologis
Sub kategori : Nyeri dan Keamanan
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurangdari 3 bulan.
3. Keletihan
D.0057 Kategori : Fisiologi
Sub kategori : Aktivitas dan Istirahat
Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang
tidak pulih dengan istirahat
3. Perencanaan/Nursing Care Plan
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Defisit Nutrisi Setelah Status Nutrisi 1. Pemantauan nutrisi
dilakukan No. Indikator Awal Tujuan (I.03123)
asuhan 1 2 3 4 5
a. Observasi
keperawatan 1. Porsi makan
diharapkan yang dihabiskan 🗸 - Identifikasi faktor yang
status kebutuhan 2. Nafsu makan mempengaruhi asupan
nutrisi dapat 🗸 gizi ( misal ketersediaan
meningkat ASI, gangguan menelan,
Keterangan: gangguan menghisap )
- Identifikasi perubahan
1= Menurun
beratbadan
2 = Cukup menurun
- Monitor asupan oral
3 = Sedang
- Monitor hasil laboratorium
4 = Cukup
b. Terapeutik
Meningkat 5 =
Meningkat - Timbang berat badan
- Ukur antropometrik
c. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedurpemantauan
- informasikan
hasilpemantauan
2. Nyeri Akut Setelah Kontrol Nyeri L.08063 1. Manajemen Nyeri
dilakukan No. Indikator Awal Tujuan (I.08238)
asuhan 1 2 3 4 5 a. Identifikasi lokasi,
keperawat- an 1. Melaporkan karakteristik, durasi,
diharapkan Nyeri terkontrol 🗸 frekuensi, kualitas,
nyeri kronis 2. Kemampuan intensitas nyeri
yang dialami mengenali 🗸 lokasi,karakteristik,
pasien dapat penyebab nyeri durasi, frekuensi,
menurun 3. Kemampuan kualitas, dan
menggunakan 🗸 intensitas nyeri
teknik non- b. Identifikasi skala nyeri
farmakologi c. Identifikasi faktor
Keterangan: yang memperberat dan
1 = Meningkat memperingannyeri
2 = Cukup meningkat d. Berikan teknik non
3 = Sedang farmakologi
4 = Cukup menurun e. Ajarkan tknik non
5 = Menurun farmakologi
untuk mengurangi
nyeri
3. Keletihan Setelah Tingkat keletihan 1. Manajemen
dilakukan nutrisi (I.03119)
L.05046
No. Indikator Awal Tujuan
asuhan
1 2 3 4 5 a. Observasi
keperawatan
1. Tenaga - Identifikasi status nutrisi
diharapkan 🗸
keletihan - Identifikasi alergi
2. Kemampuan
teratasi 🗸 danintoleransi makanan
melakukan
- Identifikasi makanan
yangdisukai
aktivitas rutin - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
b. Terapeutik
Keterangan: - Lakukan oral
1= Menurun hygiencesebelum makan
2 = Cukup menurun - Berikan makan tinggi
3 = Sedang proteindan kalori
4 = Cukup - Berikan makanan tinggi
Meningkat 5 = seratuntuk mencegah
Meningkat konstipasi
c. Edukasi
- Ajarkan diet
yangdiprogramkan
d. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
J. Penatalaksanaan berdasarkan Evidence-Based Practice in Nursing
Evidence based Nursing Lavender
Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Skor nyeri pre
kelompok aromaterapi 17.60 ± 3,05 dan post 8,40 ± 4,74 (p
value <0,001). Independent t test menunjukkan nilai p value
0,001 (< 0,05). Sehingga studi ini menunjukkan aromaterapi
lavender inhalasi yang diterapkan secara berkesinambungan
selama tiga minggu berturut-turut mampu menurunkan
nausea dan vomiting pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN KLIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi klien
dengan melakukan validasi kien.
2. Berikan penjelasan pada klien tentang tindakan
yang akan dilakukan dan jelaskan alasan tindakan
dilakukan serta lakukan kontrak waktu dengan
klien
3. Minta pengunjung lain untuk meninggalkan
ruangan, beri privasi pada klien.
4. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman
5. Pastikan klien siap untuk dilakukan
pemberian aromaterapi lavdener untuk
mengurangi mual dan muntah
Judul SOP:
Pemberian
FKEP
UNIVERSITAS JEMBER
Madu dan Jahe
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN: NO HALAMAN:
REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Madu dan Jahe memiliki manfaat untuk
mengurangi mual muntah karena jahe memiliki
kandungan minyak atsiri yaitu gingerol dan madu
juga mengandung piridoksin, kedua zat tersebut
sebagai anti chemoreseptor yang dapat memblok
atau menghentikan zat serotonin, dopamine,
astiklon, histamin dan neurokinin yang dapat
mengaktifkan
pusat muntah
2. TUJUAN Untuk mengurangi mual dan muntah, mengurangi
kejang otot, mengatasi masalah gangguan
pencernaan dan gas dalam usus, mengontrol atau
mencegah infeksi bakteri, melancarkan peredaran
darah, melancarkan keluarnya keringat dan juga
untuk
meredakan batuk
3. INDIKASI Metode ini efektif untuk klien yang mengalami
mual dan muntah
4. KONTRAINDIKASI -
3. PERSIAPAN KLIEN 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda dan
identifikasi klien dengan melakukan validasi
kien.
2. Berikan penjelasan pada klien tentang tindakan
yang akan dilakukan dan jelaskan alasan
tindakan dilakukan serta lakukan kontrak
waktu dengan klien
3. Minta pengunjung lain untuk meninggalkan
ruangan, beri privasi pada klien.
4. Atur posisi klien sehingga merasa aman dan
nyaman
5. Pastikan klien siap untuk dilakukan
pemberian madu dan jahe untuk mengurangi
mual dan muntah
4. PERSIAPAN ALAT 1. 1 buah gelas
2. Sendok
3. ½ ruas jahe
4. Air 200 ml
5. 1 sendok makan madu
6. Panci berukuran kecil
7. Lingkungan atau ruangan yang tenang aman
dan nyaman
8. Tempat tidur atau kursi yang aman dan
nyaman
5 CARA BEKERJA 1. Memberikan salam terapeutik dan
memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarga
a. 1 buah gelas
b. Sendok
c. ½ ruas jahe
d. Air 200 ml
e. 1 sendok makan madu
f. Panci berukuran kecil
4. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
5. Menciptakan lingkungan yang nyaman
6. Menjelaskan cara pembuatan dan
pemberian madu dan jahe:
Cara pembuatan
Potter, P. A.& Perry, A. G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. Jakarta: EGC
Rahayu, S dan A.M. Harnanto. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Herdman, TH. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-2020.
Edisi 11. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK., Dochterman, JM., Wagner, CM. 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC). Edisi keenam. Indonesia: Elsevier.
Marischa, Silvia, Dian Isti Anggraini, Giska Tri Putri. 2017. Malntrisi pada Pasien
Kanker.Medula. 7 (4): 107-111
WHO. (2018). Breast cancer: Early diagnosis and screening. World Health
Organization.
LAPORAN KASUS
OLEH :
Kelompok 2
Kelompok 2
Tempat Pengkajian : Ruang Mawar RS DKT Jember
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2023
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. S No. RM : 123***
Umur : 65 Tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis : Perempuan Status Perkawinan : Menikah
Kelamin
Agama : Protestan Tanggal & Jam MRS : 28/2/2023 & 09.02
Pendidikan: Tidak terkaji Tanggal & Jam : 1/3/2023 & 21.00
Alamat : Ambulu, Jember Pengkajian
Sumber Informasi :Klien dan Keluarga
klien
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik:
Ca mamae
2. Keluhan Utama:
Klien merasakan mual.
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien memiliki riwayat penyakit kanker payudara pada bagian payudara
sebelah kiri, klien telah menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali, pada
tanggal
28 Februari 2023 pukul 09.25 WIB klien masuk rumah sakit untuk
menjalani operasi ca mamae, setelah operasi klien mengeluhkan mual dan
telah muntah cairan lendir bening sebanyak 1 kali, selain itu klien juga
mengeluhkan nyeri pada bagian payudara kiri. Klien merasakan nyeri
dengan nyeri bertambah parah ketika digerakkan, klien mengatakan jika
nyeri yang dirasakan terasa seperti ditusuk-tusuk.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien memiliki riwayat penyakit kanker payudara dan maag.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Klien alergi terhadap minyak kayu putih
c. Imunisasi :
Klien mengatakan telah melakukan vaksinasi covid-19 lengkap hingga
vaksin COVID-19 Booster 2.
d. Kebiasaan:
Klien setiap hari makan sebanyak 2-3 kali dengan porsi sedang, pasien
juga mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Pasien tidak memiliki
kebiasaan merokok.
e. Obat-obatan yang digunakan:
Klien dan keluarga klien mengatakan bahwa telah mengonsumsi obat-
obatan yang telah diberikan oleh dokter untuk mengobati kanker
payudara yang dialami Ny. S.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
6. Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Cerai
: Pasien
: Tinggal serumah
: Meninggal
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi & pemeliharaan kesehatan:
Klien mengatakan bahwa semenjak mengidap kanker, klien berinisiatif
untuk melakukan kontrol dengan dokter dan secara rutin menjalani
kemoterapi, hingga saat ini klien telah menjalani kemoterapi sebanyak 3
kali.
Intrepetasi :
Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan klien baik.
2. Pola nutrisi/ metabolic:
Antropometry
BB : 58 kg
TB : 146 cm
BMI : 27,2 (IMT normal = 18,5-25,0)
Intrepetasi :
IMT klien termasuk dalam kategori obesitas 1
Biomedical sign
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Hb 10,8 gr/Dl* L : 12,4-17,7 gr/dL
P : 11,4-15,1 gr/Dl
Leukosit 10.300 /Ul L : 4,3-10,3 /ul
P : 4,3-11,3 /ul
Trombosit 275.000 /Ul 150.000-450.000
HCT 31.1 %* L : 39-42% P : 40-
47%
Eritrosit 3.58 juta /ul* L : 4.5-5.5 juta/uL
P : 4.0-5.0 juta/Ul
Intrepetasi :
Hb, HCT, dan eritrosit dalam hasil yang tidak normal, hemoglobin, dan
eritrosit rendah menandakan bahwa sel darah merah kurang didalam tubuh.
Clinical Sign :
Sklera ikterik (+), konjungtiva anemis, CRT>3 detik
3. Pola eliminasi:
BAK Sebelum sakit Saat di Rumah Sakit
Intrepetasi :
Pola eliminasi BAK normal, namun saat di rumah sakit klien dibantu oleh
keluarga jika menuju ke kamar mandi
Intrepetasi :
Pola eliminasi BAB masih diintrepetasikan normal, karena masih belum
BAB selama 2 hari.
4. Pola aktivitas & Latihan:
5. Sebelum MRS : Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasa
Saat MRS : Pasien terbatas dalam melakukan aktivitas karena lemas
dan nyeri pada bagian payudara sebelah kiri
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Makan/minum V
Toileting V
Berpakaian V
Ambulasi/ROM V
Intrepetasi :
Klien mengalami gangguan pola istirahat dan tidur.
7. Pola kognitif & perceptual
Fungsi kognitif dan memori :
Klien dapat berbicara dengan jelas, mampu memahami kata-kata dengan
baik, memiliki ingatan yang cukup baik.
Fungsi dan keadaan indera :
Mata, telinga, hidung, peraba dan pengecap dalam keadaan baik
Interpretasi :
Pola kognitif dan perceptual pasien dalam keadaan baik
8. Pola persepsi diri:
Gambaran diri :
Klien menerima kondisi dirinya sekarang saat sakit, meskipun ada rasa berat
hati di benaknya dan Ny. S berharap bisa cepat sembuh.
Ideal diri :
Ideal diri klien tidak terganggu dan memiliki keyakinan untuk sehat kembali
seperti sedia kala sebelum sakit.
Harga diri :
Klien merasa kurang percaya diri dengan bentuk tubuhnya sekarang,
akibat dari penyakit, kemoterapi, dan operasi yang telah dijalani
Peran Diri :
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa secara maksimal dalam
memenuhi peran sebagai istri dan ibu.
Identitas Diri :
Klien tidak memiliki gangguan identitas diri, pasien masih merasa
memiliki orientasi yang baik terhadap dirinya sendiri.
Interpretasi :
Pasien memiliki gangguan pada pola persepsi diri, dimana Ny. S tidak
percaya diri dengan bentuk tubuhnya saat ini dan tidak bisa menjalankan
perannya dengan baik seperti sebelum beliau sakit.
9. Pola seksualitas & reproduksi:
Pola seksualitas
Klien telah menikah
Fungsi reproduksi
Klien saat ini telah mengalami menopouse, dan memiliki 1 anak laki-laki.
Intrepetasi :
Pola seksualitas dan fungsi reproduksi dalam keadaan baik
10. Pola peran & hubungan:
Hubungan klien dengan keluarga, tetangga, dan teman terjalin dengan
baik. Intrepetasi :
Klien memiliki pola peran dan hubungan yang baik
11. Pola manajemen koping-stress:
Klien ketika mengalami masalah bercerita kepada suami, anak laki-lakinya,
dan menantunya.
Intrepetasi :
Pola manajemen koping stres klien baik
12. Sistem nilai & keyakinan:
Klien beragama protestan, klien selalu berdoa untuk kesembuhannya
Intrepetasi :
Tidak terdapat masalah pada sistem nilai dan keyakinan.
5 5
2. Cefotaxime Antibiotik untuk 3x1gram/24 Intravena I: Antibiotik profilaksis sebelum Nyeri atau benkak di Pemberian
mengobati jam (IV) tindakan pembedahan area yang obat dengan
berbagai macam disuntik. Diare. Mual prinsip 6
penyakit infeksi KI: Kontraindikasi cefotaxime adalah atau muntah benar
bakteri pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas
terhadap cefotaxime atau golongan
cephalosporin lainnya.
3. Ondansetron Obat yang 3x8mg/24 Intravena I: Mual dan muntah akibat Sakit kepala, pusing, Pemberian
digunakan untuk jam (IV) kemoterapi dan radioterapi, mengantuk, kelelahan, obat dengan
mencegah serta pencegahan mual dan muntah pasca atau sembelit prinsip 6
mengobati mual operasi. benar
dan muntah
yang bisa KI: Kontraindikasi ondansetron mutlak
disebabkan oleh adalah riwayat hipersensitivitas
efek terhadap obat dan penggunaannya
samping
kemoterapi, bersama obat apomorphin dan
radioterapi, atau dronedarone.
operasi.
4. Ketorolac Ketorolac 3x3gr/24 Intravena I: Meringankan rasa sakit Radang lambung rasa Pemberian
adalah obat jam (IV) perih atau sakit pada obat dengan
untuk meredakan KI: Penderita hipersensitif terhadap uluhati (gastritis) alias prinsip 6
nyeri sedang kandungan metamizole atau bahan aktif sakit maag, benar
hingga berat. lainnya. Hiperhidrosis (keringat
Obat ini sering berlebih), Retensi
digunakan cairan dan garam
setelah operasi dalam tubuh.
atau prosedur
medis yang bisa
menyebabkan
nyeri.
5. Omeprazole Omeprazole 2x4gr/24 Intravena I: tukak lambung dan tukak duodenum, Sakit perut atau perut Pemberian
adalah obat jam (IV) tukak lambung dan duodenum yang kembung. Mual atau obat dengan
untuk mengatasi terkait dengan AINS, lesi lambung dan muntah. Diare. Sembelit prinsip 6
asam lambung duodenum, regimen eradikasi H benar
berlebih dan
KI: Kontraindikasi omeprazole adalah
keluhan yang
mengikutinya. pada pasien dengan hipersensitivitas
terhadap omeprazole dan obat golongan
penghambat pompa proton lain.
VI. Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
No Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal (rujukan)
2-3-2023 Nilai Satuan
1. Hb 10,8 12,4-17,7 (L) g/dL
11,4-15,1 (P)
2. Hct 31,3 40-47 (P) %
38-42 (L)
3. Leukosit 10,300 4,3-10,3 (L) mikro liter
4,3-11,3 (P)
4. Trombosit 275.000 150000-450000 mikro liter
5. MCV 86,9 80-100 Fl
6. MCH 30,2 26-36 gr/dL
7. MCHC 32,9 32-37 gr/Dl
8. RDW 34,7 12-15 %
9. LED - L: 0-15 P: 0-20 Mm/jam
10. Eritrosit 3,58 Juta/ mikro
liter
Jember, 1 Maret 2023
Pengambil Data
Ϗ
(Karina Puspa)
B. ANALISIS DATA
No Hari/ Data Penunjang Etiologi Masalah Paraf
Tanggal/ dan
Jam Nama
1. Rabu, 1 DS: pasien puasa Nausea β
Maret sebelum dan
Pasien mengeluh setelah operasi Bachrul
2023
merasa mual dan dan efek
samping obat
muntah pasca
bius general
operasi wide anaesthesia
20.00
excision.
DO:
Peningkatan
Pasien pasca jumlah asam
bedah wide lambung akibat
puasa dan
excision dan
stimulasi zona
terpasang pemicu
drainase kemoreseptor
(Chemoreceptor
Trigger
Zone/CTZ) pada
sistem saraf
pusat akibat efek
samping obat
general
anaesthesia
Sensasi mual
dan muntah
akibat
peningkatan
asam lambung
dan Post
Operative
Nausea and
Vomitting
Nausea
- Tampak bekas
luka post OP
pada area Nyeri akut
mamae sebelah
kiri, terpasang
drain, kondisi
luka bersih.
- Pasien tampak
meringis
kesakitan ketika
area di sekitar
luka
digerakkan.
3. Rabu, 1 DS: Luka pasca Risiko β
Maret bedah Infeksi
N/A Bachrul
2023
20.00 DO: Risiko pajanan
patogen dari
Terdapat luka
lingkungan
post operasi wide
excision pada
mammae
Risiko infeksi
sinistra,
terpasang
drainase.
F.
Hari/ Evaluasi Formatif/ Hasil/ Respon Paraf dan
Dx Implementasi Nama
Tanggal/ Jam Pasien
Rabu, 1 Maret 1 1. Memonitor mual 1. Pasien mengatakan mual disertai
2023 2. Memberikan teknik nonfarmakologis muntah lendir dan pasien ϗ
21.00-22.00 untuk mengatasi mual (aromaterapi mengeluhkan pusing
Karina
lavender) 2. Pasien kooperatif dan mengatakan
3. Berkolaborasi dalam pemberian menyukai aromaterapi lavender
antiemetik (ondansentron 3x40 mg) 3. Pasien mengikuti arahan yang
diberikan
Kamis, 2 Maret 1 1. Monitor mual 1. Pasien mengatakan masih merasa
2023 2. Berkolaborasi dalam pemberian
antiemetik (ondansentron 3x40 mg)
mual
2. Pasien kooperatif dalam pemberian
Ϯ
05.00-06.00
3. Berkolaborasi dalam pemberian obat injeksi perbolus Rizka
golongan PPI (omeprazole 2x40mg) 3. Pasien kooperatif dalam pemberian
4. Memberikan teknik nonfarmakologis injeksi perbolus
untuk mengatasi mual (aromaterapi 4. Pasien mengatakan masih merasa
lavender) mual tapi lebih nyaman ketika
5. Memberikan teknik nonfarmakologis menghirup aromaterapi lavender
untuk mengatasi mual (minuman 5. Pasien menghabiskan ¾ minuman
jahe madu hangat) jahe madu yang diberikan dan
mengatakan perutnya hangat dan
enak saat minum jahe madu hangat
2 1. Monitor TTV 1. TD : 110/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR
2. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, : 16x/mnt
durasi, frekuensi, dan intensitas nyeri 2. Pasien mengatakan nyeri pada area
3. Berkolaborasi dalam pemberian post operasi wide excision, skala
nyeri
5
analgesik (ketorolac 3x30 mg) 3. Pasien koorperatif dalam pemberian
injeksi IV
Kamis, 2 Maret 1 1. Memonitor mual 1. Pasien mengatakan mual sudah
2023 2. Memberikan makanan dalam jumlah
kecil
berkurang
2. Pasien menghabiskan 2 kue dan 2
€
08.00
sendok makan nasi Elyza
2 1. Memonitor nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri pada post
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur operasi wide excision
2. Pasien mengikuti arahan yang
diberikan
3 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi 1. Balutan pasien nampak kering dan
2. Menganjurkan meningkatkan asupan tidak ada rembesan pada post
cairan dan nutrisi operasi wide excision
3. Menganjurkan menjaga kebersihan 2. Pasien mengatakan masih mual
pada area balutan luka 3. Pasien memahami anjuran yang
4. Injeksi antibiotik perbolus (cefotaxim diberikan
3x1 gram) 4. Pasien kooperatif saat diberikan
tindakan
Kamis, 2 Maret 1 1. Memonitor mual 1. Pasien mengatakan mual sudah
2023 2. Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (aromaterapi
berkurang
2. Pasien kooperatif dan senang
Д
13.00
menghirup aromaterapi lavender Azifah
lavender)
saat merasa mual
2 1. Memonitor nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri dibagian
2. Berkolaborasi dalam pemberian luka post op, skala nyeri 5
analgesik (ketorolac 3x30 mg) 2. Pasien kooperatif ketika diberikan
obat perbolus
Kamis, 2 Maret 1 1. Memonitor mual 1. Pasien mengatakan sudah tidak mual
2023 2. Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (minuman
2. Pasien menghabiskan minuman jahe
madu yang diberikan (200ml)
₪
16.00
jahe 3. Pasien menghabiskan 1 porsi makan
madu hangat)
3. Memberikan edukasi diet yang diberikan Vindika
(menganjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak)
Kamis, 2 Maret 2 1. Memonitor nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri di bagian
2023 2. Memonitor TTV luka post op, skala nyeri 3
2. TD : 121/63, N : 86x/mnt, S : 36,4°C
₳
18.30
Anisa
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
- Kolaborasi pemberian antiemetik
2. Kamis, 2 Maret 1 S:
2023 -
-
Pasien mengatakan masih merasa mual dan tidak muntah
Pasien mengatakan perutnya hangat dan enak saat minum jahe
Ϯ
06.30
madu hangat Rizka
O:
- Pasien terlihat lebih tenang selesai menghirup aromaterapi
lavender
- Pasien menghabiskan ¾ minuman jahe madu hangat yang
diberikan
A : Masalah mual masih ada
skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Memberikan makanan dalam jumlah kecil
2 S : Pasien mengatakan nyeri pada area post operasi wide excision, skala
nyeri 5
O : TD : 110/80 mmHg, N : 80x/mnt, RR : 16x/mnt
A : Masalah nyeri masih ada
Skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Keluhan nyeri 3 √
2. Meringis 3 √
3. Frekuensi napas 5 √
4 Gelisah 5 √
5 Frekuensi nadi 5 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Kamis, 2 Maret 1 S : Pasien mengatakan mual sudah berkurang
2023 O : Pasien menghabiskan 2 kue dan 2 sendok makan nasi
A : masalah mual belum teratasi
€
08.30
skor sekarang Elyza
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
3. Perasaan ingin muntah 2 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
- Kolaborasi pemberian antiemetik
2 S : Pasien mengatakan nyeri pada area post operasi wide excision, skala
nyeri 5
O : Keluhan utama cukup
A : Masalah nyeri masih ada
Skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Keluhan nyeri 3 √
2. Meringis 3 √
3. Frekuensi napas 5 √
4 Gelisah 5 √
5 Frekuensi nadi 5 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian analgesik
3 S : Pasien mengatakan masih mual
O : Balutan pasien nampak kering dan tidak ada rembesan pada post
operasi wide excision
A : Masalah risiko infeksi tidak menjadi masalah aktual
Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Kebersihan badan 3 √
2. Kemampuan 3 √
melakukan strategi
kontrol risiko
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup Menurun
3 : Sedang
4 : Cukup Meningkat
5 : Meningkat
P : Hentikan intervensi
4. Kamis, 2 Maret 1 S : Pasien mengatakan mual sudah berkurang
2023 O : Pasien kooperatif Д
13.30 A : masalah mual belum teratasi
Azifah
skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
- Berikan edukasi diet
2 S : Pasien mengatakan nyeri pada area post operasi wide excision, skala
nyeri 5
O : Keluhan utama cukup
A : Masalah nyeri masih ada
Skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Keluhan nyeri 3 √
2. Meringis 3 √
3. Frekuensi napas 5 √
4 Gelisah 5 √
5 Frekuensi nadi 5 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Monitor nyeri
5 Kamis, 2 Maret 1 S : Pasien mengatakan mual tidak mual
2023 O : pasien menghabiskan 1 porsi makan yang diberikan ₪
16.30 A : masalah mual belum teratasi
Vindika
skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
3. Perasaan ingin muntah 2 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
- Kolaborasi pemberian antiemetik
6 Kamis, 2 Maret 2 S : Pasien mengatakan nyeri pada area post operasi wide excision, skala
2023 nyeri 3
O : Keluhan utama cukup
₳
19.00
TD : 121/63, N : 86x/mnt, S : 36,4°C Anisa
A : Masalah nyeri masih ada
Skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Keluhan nyeri 3 √
2. Meringis 3 √
3. Frekuensi napas 5 √
4 Gelisah 5 √
5 Frekuensi nadi 5 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Monitor nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Kolaborasi pemberian analgesik
7 Kamis, 2 Maret 1 S : Pasien mengatakan mual tidak mual
2023 O : pasien kooperatif saat diberikan tindakan ℘
21.30 A : masalah mual teratasi
Atik
skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor mual
- Persiapan KRS
- Anjurkan pemberian teknik nonfarmakologis ketika merasa mual
8. Jumat, 3 Maret 2 S : Pasien mengatakan nyeri pada area post operasi wide excision, skala
2023 nyeri 3
O : Keluhan utama cukup
ᵦ
TD : 135/90, N : 95x/menit Bachrul
A : Masalah nyeri masih ada
Skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Keluhan nyeri 3 √
2. Meringis 3 √
3. Frekuensi napas 5 √
4 Gelisah 5 √
5 Frekuensi nadi 5 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor nyeri
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian analgesik
9. Jum’at, 3 Maret 1 S : Pasien mengatakan mual tidak mual
2023 O : Pasien keluar rumah sakit µ
A : masalah mual teratasi
Cristina
skor sekarang
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Nafsu makan 2 √
2. Keluhan mual 1 √
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup Membaik
5 : Membaik
P : Hentikan intervensi